Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA

OLEH :

Marsyah Nurlita Sari (202210490311105)


Gasica Dwi Sandy Wiratami (202210490311095)
Alifiyah Lintang Wardani ( 202210490311115)
Annisa Zulfaturahmah ( 202210490311116)
Maretta Putri Hariani ( 202210490311126)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia


masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Pada tahun 2014, terdapat 40.694 kasus Penyakit Akibat Kerja
(PAK) di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011-2014).

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan


masyarakat di Indonesia belum tercatat dengan baik. Jika dilihat angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Penjelasan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan
antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya (Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri di Kawasan
Industri Pulo Gadung Jakarta, 2008)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi penyakit akibat kerja?
2. Apa faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja?
3. Apa penjelasan dari penyakit akibat kerja berikut :
a. Asbestosis
b. Bisnosis
c. Antrakosis
d. Beriliosis
e. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
f. Penyakit Kulit
g. Kerusakan Pendengaran
h. Musculoskeletal Disorders
i. Kanker
j. Neuropsikiatrik

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa definisi penyakit akibat kerja
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja
3. Untuk mengetahui penjelasan dari penyakit akibat kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


dan/atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja didiagnosis dan ditetapkan melalui
tujuh langkah diagnosis yang mencakup penentuan diagnosis klinis, mengidentifikasi
pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja, penentuan hubungan antara pajanan
dengan diagnosis klinis, besarnya pajanan, adakah faktor dari individu yang berperan,
pastikan tidak ada faktor lain yang berpengaruh diluar pekerjaan utama, dan terakhir
adalah penentuan diagnosis okupasi (Nasrul, 2022).

2.2 Faktor-Faktor Penyakit Akibat Kerja

Penyebab penyakit akibat kerja dikelompokkan menjadi 5 golongan :

a. Faktor fisik
Disebabkan oleh suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang
sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik, dan radiasi
pengion, radiasi non pengion.
b. Faktor kimiawi
Disebabkan oleh bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun
yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas,
larutan, awan atau kabut, bahan beracun dan berbahaya/radioaktif.
c. Faktor biologis
Disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur, binatang, dan tanaman.
d. Faktor ergonomic
antara lain seperti posisi janggal, gerakan berulang dll
e. Faktor psikososial
Lingkungan kerja yang mengakibatkan stres psikis, monotomi kerja dan tidak
nyaman, tuntutan pekerjan, hubungan kerja yang kurang baik, dan upah kerja
kurang.

2.3 Penjelasan penyakit


a. Asbetosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu
atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai
macam silikat, namun yang paling utama adalah magnesium silikat. Debu
asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes,
pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
b. Bisnosis
Penyakit bionosis merupakan penyakit dengan gejala respirasi yang
disebabkan oleh pajanan bahan tekstil non sintetik pada saat proses
pembuatannya. Nama lain dari bionosis adalah cooton worker’s lung, brown
lung disease, Monday fever, dan mill faver.
c. Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-
pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak
melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada
tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan
bakar batubara.
d. Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa
logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis.
e. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Chronic ObstruktivPulmonary Diseases (COPD) adalah penyakit paru kronik
yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonreversibel atau reversibel parsial. Hambatan aliran udara pada
COPD berhubungan dengan adanya respon inflamasi paru terhadap partikel
atau gas yang beracun atau berbahaya.
f. Penyakit Kulit
Kulit memiliki peran penting untuk menunjang hidup manusia, salah
satunya sebagai indera peraba manusia. Karena letaknya paling luar,kulit
merupakan bagian yang secara langsung akan menerima rangsangan seperti
sentuhan, rasa sakit dan pengaruh lainnya dari luar, Penyakit dan
gangguan pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
yaitu infeksi mikroorganisme, daya tahan tubuh, reaksi alergi serta lingkungan
dan kesehatan diri yang buruk.
g. Kerusakan Pendengaran
Ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada
salah satu atau kedua telinga. Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan
sebagai yaitu tuli konduktif, tuli sensorineural dan tuli campuran.14
Gangguan pendengaran yang tidak di tangani memiliki efek negatif psikologi
serius pada pekerja yang selalu terpapar bising.
h. Musculoskeletal Disorders
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah keluhan pada bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai
sangat sakit. Musculoskeletal Disorders (MSDs) dapat dipengaruhi beberapa
faktor yang terdiri dari umur, masa kerja, dan sikap kerja.
i. Kanker
Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel sel jaringan tubuh yang berubah menjadi
sel kanker dalam perkembangannya(Lubis, 2009) .
j. Neuropsikiatrik
Neuropsikiatri (neuropsychiatry) adalah cabang kedokteran yang mempelajari
gangguan jiwa yang diakibatkan penyakit dalam sistem saraf. Cabang ilmu ini
telah ada lebih dahulu sebelum ilmu psikiatri dan neurologi yang kini masing-
masing dipraktekkan secara terpisah tetapi memiliki kesamaan dalam
sebagian pendidikannya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Definisi Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh


pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja didiagnosis dan ditetapkan
melalui tujuh langkah diagnosis yang mencakup penentuan diagnosis klinis,
mengidentifikasi pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja, penentuan
hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis, besarnya pajanan, adakah
faktor dari individu yang berperan, pastikan tidak ada faktor lain yang
berpengaruh diluar pekerjaan utama, dan terakhir adalah penentuan diagnosis
okupasi (Nasrul, 2022).

Faktor-Faktor Penyakit Akibat Kerja Penyebab penyakit akibat kerja


dikelompokkan menjadi 5 golongan : Faktor fisik, Faktor kimiawi, Faktor
ergonomic. Selain itu, Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Penyakit ini
biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada
pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti
pengumpa batubara Dikarenakan, letaknya paling luar,kulit merupakan bagian
yang secara langsung akan menerima rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit
dan pengaruh lainnya dari luar, Penyakit dan gangguan pada kulit dapat
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu infeksi mikroorganisme,
daya tahan tubuh, reaksi alergi serta lingkungan dan kesehatan diri yang buruk.

Adapun penyekit penyakit yang disebabkan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Asbestosisk, yaitu penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Penyakit ini sering terjadi pada pabrik
asbes dikerenakan debu.
2. Bionosis, yaitu penyakit dengan gejala respirasi yang disebabkan oleh
pajanan bahan tekstil non sintetik pada saat proses pembuatannya.
3. Antrakosis, yaitu penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
debu batubara. Penyakit ini bisa dijumpai pada tambang batu bara.
4. Beriliosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh udara yang tercemar oleh
debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat,
maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit
saluran pernapasan.
5. Chronic ObstruktivPulmonary Diseases (COPD), yaitu penyakit paru kronik
yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonreversibel atau reversibel parsial.
6. Penyakit dan gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya yaitu infeksi mikroorganisme, daya tahan tubuh, reaksi
alergi serta lingkungan dan kesehatan diri yang buruk.
7. Gangguan pendengaran, sehingga jika tidak di tangani memiliki efek negatif
psikologi serius pada pekerja yang selalu terpapar bising.
8. Musculoskeletal Disorders (MSDs), merupakan keluhan pada bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat
ringan sampai sangat sakit.
9. Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel sel jaringan tubuh yang berubah menjadi
sel kanker dalam perkembangannya.
10. Neuropsikiatri (neuropsychiatry) adalah cabang kedokteran yang
mempelajari gangguan jiwa yang diakibatkan penyakit dalam sistem saraf.
Daftar Pustaka
Darmawan, A. (2013). Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. Jambi Medical
Journal (Jurnal Kedokteran dan Kesehatan), 1.1.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011-2014). Pusat Data dan Informasi


Kesehatan Kerja. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI.

Imanda, I. (2020). Hal-Hal Terkait Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja untuk
Terciptanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Perawat. 2-3.

MZ, Anita Rosana, Wijaya, I. G., & Bimantoro, F. (2020). Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Kulit pada Manusia dengan Metode Dempster Shafer. Journal of
Computer Science and Informatics Engineering (J-Cosine) 4.2, 129-138.

Nasrul, N. W. (2022, Agustus 1). Penyakit Akibat Kerja (PAK). Retrieved from
Kementrian Kesehatan:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/787/penyakit-akibat-kerja-pak

Niven, R., & Pickering, C. (1996). Byssinosis : A Review. Thorax, 632-637.

Riyadina,W., Suhartono, FX., & Tana, L. (2008). Keluhan Nyeri Muskuloskeletal


pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Majalah
Kedokteran Indonesia, 58.

Wahyuni, R. D. (2017). Aspek Imunologi Chronic Obstructive Pulmonary Diseases


(COPD). Medika Tadulako : Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan 4.1, 59-77.

SARI, Erna Novita; HANDAYANI, Lina; SAUFI, Azidanti. Hubungan antara umur dan masa
kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (msds) pada pekerja laundry. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 2017, 13.2: 183-194.

Anda mungkin juga menyukai