Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


KONSEP PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

OLEH :
DEBY SAMELIA
20149011223

DOSEN PENGAMPU :

Raden Surahmat, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG 2020/2021

LAPORAN PENDAHULUAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KONSEP PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

A. Definisi
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja (Perpres No.7 Tahun 2019). Pengertian PAK dalam Perpres
No.7 Tahun 2019 tersebut sama seperti pengertian sebelumnya yang diatur dalam
Permenaker No. Per. 01/Men/1981.
Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena
timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit
buatan manusia (Manmade disease).
Terdapat tiga istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penyakit akibat kerja yaitu
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, penyakit yang disebabkan karena pekerjaan
atau lingkungan kerja, dan penyakit akibat kerja. Ketiga istilah tersebut mempunyai
pengertian yang sama dan masing-masing memiliki dasar hukum dan perundang-undangan
yang menjadi landasannya. Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang penyebabnya adalah
pekerjaan dan atau lingkungan kerja (Suma’mur, 2009).

B. Jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja


Ada beberapa jenis penyakit akibat kerja menurut Simposium Internasional oleh ILO
dalam Anizar (2009), yaitu :
1) Penyakit akibat kerja (occupational disease) Penyakit yang mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjan, yang pada umumnya terdiri dari satu
agen penyebab yang sudah diakui.
2) Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease) Penyakit yang
mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai
etiologi yang kompleks.
3) Penyakit yang mengenai populasi kerja (disease affecting working populations)
Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat
pekerja. Namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk untuk kesehatan.
Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang Timbul Dari Aktivitas
Pekerjaan
Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang Timbul Dari Aktivitas Pekerjaan
Penyakit Akibat Kerja pada klasifikasi jenis I ini sebagai berikut:
Penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia, meliputi:
1. penyakit yang disebabkan oleh berillium dan persenyawaannya;
2. penyakit yang disebabkan oleh cadmium atau persenyawaannya;
3. penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya;
4. penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya;
5. penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya;
6. penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya;
7. penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya;
8. penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya;
9. penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya;
10. penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida;
11. penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon
alifatik atau aromatic;
12. penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya;
13. penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzene atau
homolognya;
14. penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya;
15. penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol, atau keton;
16. penyakit yang disebabkan oleh gas penyebab asfiksia seperti karbon monoksida,
hydrogen sulfida, hidrogen sianida atau derivatnya;
17. penyakit yang disebabkan oleh acrylonitrile;
18. penyakit yang disebabkan oleh nitrogen oksida;
19. penyakit yang disebabkan oleh vanadium atau persenyawaannya;
20. penyakit yang disebabkan oleh antimon atau persenyawaannya;
21. penyakit yang disebabkan oleh hexane;
22. penyakit yang disebabkan oleh asam mineral;
23. penyakit yang disebabkan oleh bahan obat;
24. penyakit yang disebabkan oleh nikel atau persenyawaannya;
25. penyakit yang disebabkan oleh thalium atau persenyawaannya;
26. penyakit yang disebabkan oleh osmium atau persenyawaannya;
27. penyakit yang disebabkan oleh selenium atau persenyawaannya;
28. penyakit yang disebabkan oleh tembaga atau persenyawaannya;
29. penyakit yang disebabkan oleh platinum atau persenyawaannya;
30. penyakit yang disebabkan oleh timah atau persenyawaannya;
31. penyakit yang disebabkan oleh zinc atau persenyawaannya;
32. penyakit yang disebabkan oleh phosgene;
33. penyakit yang disebabkan oleh zat iritan kornea seperti benzoquinone;
34. penyakit yang disebabkan oleh isosianat;
35. penyakit yang disebabkan oleh pestisida;
36. penyakit yang disebabkan oleh sulfur oksida;
37. penyakit yang disebabkan oleh pelarut organik;
38. penyakit yang disebabkan oleh lateks atau produk yang mengandung lateks; dan
39. penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lain di tempat kerja yang tidak
disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan bahan kimia dan
penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat;

Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, meliputi:


1. kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan;
2. penyakit yang disebabkan oleh getaran atau kelainan pada otot, tendon, tulang, sendi,
pembuluh darah tepi atau saraf tepi;
3. penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan atau udara yang didekompresi;
4. penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion;
5. penyakit yang disebabkan oleh radiasioptik, meliputi ultraviolet, radiasi
elektromagnetik (visible light), infra merah, termasuk laser;
6. penyakit yang disebabkan oleh pajanan temperatur ekstrim; dan
7. penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang tidak disebutkan di atas, di
mana ada hubungan langsung antara paparan faktor fisika yang muncul akibat
aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat;

Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit,
meliputi:
1. brucellosis;
2. virus hepatitis;
3. virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (human immunodeficiency
virus);
4. tetanus;
5. tuberkulosis;
6. sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan kontaminasi bakteri atau jamur;
7. anthrax;
8. leptospira; dan
penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi lain di tempat kerja yang tidak disebutkan
di atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor biologi yang muncul
akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.

C. Penyebab Penyakit Akibat Kerja


Berdasarkan uraian Suma’mur (1985), faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit
akibat kerja dibagi dalam 5 golongan, yakni :
1) Golongan fisik
a) Suara yang biasanya menyebabkan pekak atau tuli.
b) Radiasi sinar-sinar Ro atau sinar-sinar radioaktif yang menyebabkan antara lain
c) penyakit susunan darah dan kelainankelainan kulit. Radiasi sinar inframerah bisa
mengakibatkan cataract kepada lensa mata, sedangkan sinar ultraviolet menjadi
sebab conjungtivitas photo electrica.
d) Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke, heat cramps atau hyperpyrexia
sedangkan suhu-suhu yang rendah antara lain menimbulkan frosbite.
e) Tekanan yang tinggi menyebabkan caisson disease.
f) Penerapan lampu yang kurang baik misalnya menyebabkan kelainan kepada indera
penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

2) Golongan kimiawi
a. Debu yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya : silikosis, asbestosis.
b. Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever dermatitis, atau keracunan.
c. Gas misalnya keracunan oleh CO, dan H2S.
d. Larutan yang menyebabkan dermatitis.
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun jamur dan yang
menimbulkan keracunan.

3) Golongan Infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella pada pekerja-
pekerja penyamak kulit.
4) Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap
badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan dan lain-lain yang semuanya
menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.

5) Golongan mental psikologis, hal ini terlihat semisal pada hubungan kerja yang tidak
baik, atau misalnya keadaan membosankan monoton. Faktor penyebab penyakit akibat
kerja ini dapat bekerja sendiri maupun secara sinergistis.

D. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


Pencegahan terhadap penyakit akibat kerja seawal mungkin adalah kebijakan paling
utama. Sebagaimana pencegahan terhadap kecelakaan kerja, maka pencegahan penyakit
akibat kerja diperlukan peraturan perundang-undangan, standarisasi, pengawasan,
penelitian, pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan semua sektor kehidupan. Pencegahan
mempunyai 2 (dua) aspek yaitu administratif dan teknis yaitu penerapan secara nyata
dilapangan pada tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja. Secara teknis aktivitas
pencegahan adalah pengenalan risiko bahaya pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap
kesehatan beserta pengukuran, evaluasi, dan upaya pengendaliannya, pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja, pra penempatan, berkala dan khusus; subsitusi bahan dengan
yang kurang pengaruh negatifnya kepada tenaga kerja; isolasi operasi atau proses produksi
yang berbahaya; dan pemakaian alat proteksi diri (Suma’mur, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suma'mur.2009 Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto;
2009.

Anda mungkin juga menyukai