OLEH :
DEBY SAMELIA
20149011223
DOSEN PENGAMPU :
LAPORAN PENDAHULUAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KONSEP PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
A. Definisi
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja (Perpres No.7 Tahun 2019). Pengertian PAK dalam Perpres
No.7 Tahun 2019 tersebut sama seperti pengertian sebelumnya yang diatur dalam
Permenaker No. Per. 01/Men/1981.
Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena
timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit
buatan manusia (Manmade disease).
Terdapat tiga istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penyakit akibat kerja yaitu
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, penyakit yang disebabkan karena pekerjaan
atau lingkungan kerja, dan penyakit akibat kerja. Ketiga istilah tersebut mempunyai
pengertian yang sama dan masing-masing memiliki dasar hukum dan perundang-undangan
yang menjadi landasannya. Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang penyebabnya adalah
pekerjaan dan atau lingkungan kerja (Suma’mur, 2009).
Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit,
meliputi:
1. brucellosis;
2. virus hepatitis;
3. virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (human immunodeficiency
virus);
4. tetanus;
5. tuberkulosis;
6. sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan kontaminasi bakteri atau jamur;
7. anthrax;
8. leptospira; dan
penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi lain di tempat kerja yang tidak disebutkan
di atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor biologi yang muncul
akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.
2) Golongan kimiawi
a. Debu yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya : silikosis, asbestosis.
b. Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever dermatitis, atau keracunan.
c. Gas misalnya keracunan oleh CO, dan H2S.
d. Larutan yang menyebabkan dermatitis.
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun jamur dan yang
menimbulkan keracunan.
3) Golongan Infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella pada pekerja-
pekerja penyamak kulit.
4) Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap
badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan dan lain-lain yang semuanya
menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.
5) Golongan mental psikologis, hal ini terlihat semisal pada hubungan kerja yang tidak
baik, atau misalnya keadaan membosankan monoton. Faktor penyebab penyakit akibat
kerja ini dapat bekerja sendiri maupun secara sinergistis.
DAFTAR PUSTAKA
Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suma'mur.2009 Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto;
2009.