Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dosen Pembimbing:
Edison, SKM,M.Kes
 
Disusun Oleh
Kelompok 7:
1) Eva Silvia Sarah
2) Nofira Dona Safitri
3) Riko Armin Taporuk
1.Pengertian Penyakit Akibat Kerja
penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit
ini artefisial oleh karena timbulnya di sebabkan oleh
adanya pekerjaan.
 
Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah
Kepadanya sering diberikan nama penyakit buatan
manusiapenyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit
ini artefisial oleh karena timbulnya di sebabkan oleh
adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama
penyakit buatan manusia.
2.Penyebab Penyakit Akibat Kerja
faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit akibat kerja dibagi dalam 5
golongan, yakni:
a).Golongan fisik
 Suara yang biasanya menyebabkan pekak atau tuli.

 Radiasi sinar-sinar Ro atau sinar-sinar radioaktif yang menyebabkan


antara lain penyakit susunan darah dan kelainankelainan kulit. Radiasi
sinar inframerah bisa mengakibatkan cataract kepada lensa mata,
sedangkan sinar ultraviolet menjadi sebab conjungtivitas photo
electrica.
 Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke, heat cramps atau
hyperpyrexia sedangkan suhu-suhu yang rendah antara lain
menimbulkan frosbite.
 Tekanan yang tinggi menyebabkan caisson disease.
 Penerapan lampu yang kurang baik misalnya menyebabkan kelainan
kepada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya
kecelakaan.
 
b). Golongan kimiawi
 Debu yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya : silikosis,
asbestosis.
 Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever dermatitis,
atau keracunan.
 Gas misalnya keracunan oleh CO, dan H2S.

 Larutan yang menyebabkan dermatitis.

 Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun


jamur dan yang menimbulkan keracunan.

 c). Golongan Infeksi misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau


brucella ada pekerja- pekerja penyamak kulit
d). Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
konstruksi mesin, sikap badan kurang baik,
e). Golongan mental psikologis, hal ini terlihat semisal pada hubungan
kerja yang tidak baik, atau misalnya keadaan membosankan monoton.
3. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pencegahan mempunyai 2 (dua) aspek yaitu:
 
1. administratif dan teknis yaitu penerapan secara
nyata dilapangan pada tenaga kerja, pekerjaan dan
lingkungan kerja.

2.Secara teknis aktivitas pencegahan adalah pengenalan


risiko bahaya pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap
kesehatan beserta pengukuran, evaluasi, dan upaya
pengendaliannya, pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,
pra penempatan, berkala dan khusus
Unsur-unsur yang Mempengaruhi Kesehatan dan Produktivitas
Kerja
1.Beban Kerja  
2.Lingkungan kerja

5 faktor penyebab beban tambahan : 


 Faktor fisis

 Faktor kimiawi

 Faktor biologi

 Faktor fisiologi/ergonomi

 Faktor mental dan psikologis yaitu reaksi mental dan


kejiwaan

3.Kapasitas kerja
Faktor Risiko Mempengaruhi Gangguan Otot Rangka
(Musculoskeletal disorders)
 
 Tekanan yang disebabkan oleh posisi kerja (postural
stress)
 Kerja yang menggunakan kekuatan otot secara
berlebihan (forceful exertion)
 Gerakan yang dilakukan secara berulang (repetitive
exertions)
 Sikap kerja menahan sesuatu secara statis
(sustined/static exertions)
 Tekanan kontak mekanis setempat (localized
mechanical contact stresses)
 Getaran (vibration)

 Suhu dingin (cold temperature)


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keluhan (Musculoskeletal
disorders

 Faktor internal
 Faktor Eksternal

beberapa konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five level of


prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:

 Peningkatan kesehatan (health promotion).


 Perlindungan khusus (specific protection).
 Diagnosis (deteksi)
 Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation).
 Pemulihan kesehatan (rehabilitation).
Kesimpulan

Dalam mempelajari Penyakit Akibat Kerja perlu


mengetahui pajanan di lingkungan kerja dan
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu perlu
mengetahui gangguan kesehatan yang mungkin
terjadi akibat pajanan tersebut, serta perlu
mengetahui pencegahan apa yang harus dilakukan
dengan prinsip pengendalian teknis, pengendalian
administrasi dan penggunaan alat pelindung diri.
Deteksi dini penyakit akibat kerja dilakukan dengan
pemeriksaan kesehatan berkala sesuai pajanan di
lingkungan kerja dan pekerjaan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai