Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja

(PAHK)

Hai sobat, berjumpa lagi dengan artikel saya. Pada artikel kali ini, masih sama berhubungan
dengan artikel sebelumnya, yaitu mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Namun,
kali ini lebih membahas K3 dalam bidang kesehatan, yaitu mengenal penyakit akibat kerja
(PAK). Semakin penasaran ya? yuk langsung saja, mari kita simak.
Berkaitan dengan K3, sering kita berbicara dan membahas mengenai keselamatan dan upaya
pencegahan kecelakaan saja, padahal kesehatan kerja sangat penting dan wajib diperhatikan.
Untuk itu, agar tidak bingung antara PAK dan PAHK, perhatikan dengan baik ya.
Sebelumnya apa itu PAK dan PAHK?
Penyakit akibat kerja (Occupational Disease) adalah penyakit yang diderita karyawan
dalam hubungan dengan kerja baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja,
material yang dipakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan, dan hasil produksi.
Penyakit akibat hubungan kerja adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen
penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor resiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
Kedua penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor penyebab PAK (Faktor Bahaya Fisik), diantaranya
1) Suhu, kondisi suhu yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penyakit Heat stroke, Heat
cramp dan Heat exhaution, sedangkan untuk kondisi suhu yang terlalu rendah,
menyebabkan : penyakit Frosbite, Chilblain dan Trenchfoot.
2) Tekanan, kondisi lingkungan kerja dengan tekanan udara tinggi biasanya ditemui
pada pekerja penyelam, pekerja tambang bawah tanah Penyakit yang timbul disebut
Caisson Disease/ Penyakit Decompresi.
3) Getaran, yang ditimbulkan dari alat kerja/ mesin kerja dengan frekuensi yang tinggi
bisa menyebabkan Raynaund Disease (gangguan pada rangsangan reseptor saraf di
dalam jaringan.
4) Kebisingan, yang ditimbulkan dari mesin-mesin/ alat kerja yang ada ditempat kerja
bisa menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran.
5) Pencahayaan, kurangnya pencahayaan atau pencahayaan yang berlebihan di tempat
kerja bisa menyebabkan kelainan bahkan kerusakan pada indera penglihatan.
6) Radiasi, dampak radiasi (cahaya tampak) dari proses kerja bisa menyebakan
gangguan pada tubuh.
Faktor penyebab PAK (Faktor Bahaya Kimia), diantaranya
1. Debu, menimbulkan pneumoconiosis diantaranya :Silicosis (akibat paparan debu
silica) Byssinosis (akibat paparan debu kapas/serat tanaman), Asbestosis (akibat
paparan debu asbes), Anthrakosis (akibat paparan debu batubara), Berryliosis (akibat
paparan debu berilium) dan Siderosis (akibat paparan debu siderite/besi karbonat).
2. Uap, uap logam, menimbulkan demam uap logam, dermatitis atau keracunan
3. Gas, menyebabkan keracunan misalnya : Gas Sianida, Gas Asam Sulfida, Karbon
Monoksida
4. Larutan, larutan korosif menyebabkan kerusakan pada kulit (dermatosis).
Faktor penyebab PAK (Faktor Bahaya Biologi), faktor bahaya yang disebabkan oleh mahluk
hidup misalnya, bakteri, virus, jamur dan parasit.
Faktor penyebab PAK (Faktor Bahaya Psikososial), disebabkan oleh beban kerja yang terlalu
besar, monotoni pekerjaan, dan lingkungan keja yang mengakibatkan stres.
Faktor penyebab PAK (Faktor Bahaya Fisiologis (Ergonomi)), penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh penataan tempat kerja, cara kerja dan gangguan kerja yang kurang
ergonomis tidak sesuai dengan fisiologis dan anatomi manusia.
Lalu, apa sajakah penyakit akibat hubungan kerja (PAHK)? Diantaranya, yaitu
1. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jarinan parut (silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan
faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organic.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang beracun.
7. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
Tidak memungkiri penyakit PAK dan PAHK dapat diderita oleh pekerja. Untuk itu
diperlukan adanya diagnosa PAK, berikut tahapan-tahapannya adalah mengetahui riwayat
penyakit dan riwayat pekerjaan, pendekatan klinis (individual), pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan rontegen, dan pemeriksaan ruang atau tempat kerja.
Sekian, pembahasan singkat mengenai penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat
hubungan kerja (PAHK). Apabila ada kesalahan penulisan dan penggunaan kata maupun
kalimat yang tidak benar, mohon maaf yang sebesarnya. Tunggu topik artikel-artikel menarik
yang saya buat. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi. Salam K3!

Nama : Julianti Saffana Zahra


Prodi : D-IV K3
NIM : 2440020006
Instansi : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
https://www.kompasiana.com/julianti75405/5fcc5d1cd541df283e083c85/sejarah-
perkembangan-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-di-indonesia?page=all#section1
https://www.kompasiana.com/julianti75405/5fcc7ee3d541df7dcb47ea64/mengenal-penyakit-
akibat-kerja-pak-dan-penyakit-akibat-hubungan-kerja-pahk?page=all#section1

Anda mungkin juga menyukai