Anda di halaman 1dari 63

SEJARAH PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Sebelum Revolusi Industri :


– Manusia sudah terpajan sumber bahaya (iklim, binatang
buas, debu silika, pengecoran besi).
• Abad 15 -16 :
– Adanya pekerjaan tambang dengan pencatatan risiko dan
kesadaran akan perlunya perhatian bagi pekerjanya.
– Pekerja tambang memerlukan ketrampilan, karena
diidentifiksi adanya bahaya dan cara penanganannya
• Abad 17 – 18, Bernardino Ramazzini (1633-1714) :
– Dalam bukunya De Morbis Artificium : menulis penyakit
yang terkait dengan pekerjaan.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• Artifisial = timbulnya karena adanya pekerjaan
• Terdapat faktor penyebab di tempat kerja
• Man made Diseases = penyakit buatan manusia
• Dapat dicegah
• Mendapatkan kompensasi (compensable)
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• PAK : OCCUPATIONAL DISEASE
– UU No. 3/1951
– UU No. 1/1970
– Permennakertrans No. 1/1981
• PAK : PENYAKIT AKIBAT KERJA
– UU No.40/2004 Ttg SJSN
– UU No. 24/2011 Ttg BPJS
– PP No. 44/2015 Ttg Penyelenggaraan Program
JKK dan JKM
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
• UUD 1945
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
• UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
• PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Program JKK dan JKM
• Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
• Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
• Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
• Permenaker No. 26 Tahun 2015 ttg Tatacara Penyelenggaraan
Program JKK, JHT dan JKM
PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/PAK
(Occupational Diseases)

• ILO, 1996 :
Occupational Disease/PAK : Penyakit yang diderita
sebagai akibat pemajanan faktor-faktor yang timbul
dari kegiatan pekerjaan.

• Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :


PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
• UU No. 40 Th. 2004 Ttg SJSN (PP No. 44 Tahun
2015):
Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
PERLU DIBEDAKAN
PAK Peny. Terkait Kerja
(Occupational Disease) (Work Related Disease)

• Ada causa di tempat kerja • Ada triger di tempat kerja


• Disebabkan oleh pekerjaan • Dicetuskan, dipermudah atau
dan/lingk. kerja diperberat oleh pekerjaan
• Mendapat kompensasi dan/lingk. kerja
dalam bentuk pelayanan • Mendapat kompensasi dalam
kesehatan dan santunan bentuk pelayanan kesehatan
uang Contoh :
• Contoh : – Ambeien/ wasir
– Tuli akibat bising – Hernia
– Asma dg riwayat
– Pneumokoniosis keluarga/keturunan
– Leukemia akibat benzen
KEWAJIBAN TERHADAP PAK :

1. Dilaporkan paling lambat 2 X 24 Jam setelah


didiagnosis
2. Wajib diberikan kompensasi
3. Wajib diupayakan tindakan pencegahan
Faktor-faktor yg mempengaruhi
Terjadinya PAK

Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Skill
- Kesegaran jasmani & Msl.Terkait :
rohani 1. NARKOBA
- Status kesehatan & gizi
2. HIV & AIDS
- usia
- Jenis kelamin 3. Flu Burung
- Ukuran tubuh dll.
PENYEBAB PAK :
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA:
Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi
Poor Manajemen thdp
implementasi K3

Unsafe Human Unsafe


Activity Working/Env.
Condition

PAK
(Occ. Diseases)
1. Contoh penyakit akibat faktor bahaya fisik :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya
Suhu tinggi Peleburan logam hyperpireksi, heat cramp,
heat exhaustion, heat stroke
Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite
storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder conjungtivitis
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease
2. Contoh PAK akibat bahan kimia berbahaya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Gas CO, HCN, intoksikasi
SO2
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, cancer
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan Silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarkoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Cancer nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, Cancer rongga hidung,
nickel, penambangan & peleburan
Chlorphenols nickel, pabrik sepatu
Contoh PAK AKIBAT BAHAN KIMIA BERACUN &
BERBAHAYA (B3)

Sifat B3 • Efek :
Zat iritan  Iritasi selaput lendir
Zat korosif  Luka bakar
Zat karsinogenik
 Cancer
Zat alergen
 Dermatitis, asma
Zat Mutagenik
Zat Teratogenik
 Mutasi genetik
Debu  Penyakit kongenital
 Pneumukoniosis
Contoh PAK Akibat Logam Berat
• Berilium : bronkitis, faringitis
• Kadmium : gangguan ginjal
• Krom : perforasi sekat hidung
• Arsen : peny. Syaraf, hepatitis
• Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia
• Timbal : gangguan ginjal, anemia, infertil. peny, syaraf
• Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi
3. PAK Akibat Faktor Biologi :
– Viral Diseases : Rabies, Hepatitis
– Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
– Fungal Diseases : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
– Parasitic Diseases : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis.
4. PAK Akibat Faktor Ergonomi/fisiologi:

– BEBAN ANGKAT  HNP,LBP, hernia


– CARA MENGANGKAT  Trauma otot & sendi
– POSISI KERJA tidak  Peny. Muskuluskeletal
ergonomis
– GERAK REPETITIF  Carpal tunel syndrome
– KONTRAKSI STATIS  Kelelahan, nyeri otot
5. PAK Akibat Faktor Psikologi:
– Stress akibat kerja
– Trauma kepala
– Pajanan bahan kimia yg Neurotoksik
PAK DAPAT MENGENAI
SEMUA ORGAN/SISTEM TUBUH
• Penyakit alergi/hipersensitivitas
• Dermatitis kontak
• Penyakit hati dan saluran pencernaan
• Penyakit paru-paru
• Penyakit saluran kemih
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Penyakit darah
• Penyakit otak dan syaraf
• Penyakit muskuloskeletal
• Penyakit sistem reproduksi
• Penyakit mata
• Penyakit telinga
• Gangguan Psikologis
• Penyakit Infeksi
• Keracunan
UPAYA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dokter Perusahaan
Ahli K3
Monitoring Kesehatan Monitoring Lingkungan
TK (Rikes TK awal, Kerja
berkala, khusus)
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit (Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
P2K3
•Hubungan penyakit

dengan pekerjaan
7 Langkah Mendiagnosis PAK
TENTUKAN :
1. DIAGNOSIS KLINIS
2. PAJANAN DITEMPAT KERJA
3. HUBUNGAN PAJANAN DGN DIAGNOSIS KLINIS/ SEBAB
AKIBAT (cara kerja, sifat pekerjaan, jenis pajanan, dengan
interview : riwayat pekerjaan, riwayat penyakit )
4. BESARNYA PAJANAN YANG DIALAMI
5. FAKTOR INDIVIDU YANG BERPERAN
6. PAJANAN DILUAR TEMPAT KERJA/ PENYEBAB LAIN
7. DIAGNOSIS PAK
CAUSAL RELATIONSHIP
1. Time relationship
2. Strength of the association
3. Dose-respon relationship
4. Consistency of the association
5. Specificity of the association
6. Biological plausibility
7. Coherence of the evidence
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT UNTUK MENENTUKAN PAK
:
KETERKAITAN Peny.baru terjadi setelah pemajanan atau ada interval waktu
DENGAN WAKTU yang sesuai

KEKUATAN P.A.K. jelas dan banyak jika dikaitkan dengan pemajanan


HUBUNGAN faktor resiko

HUBUNGAN DOSIS- Makin tinggi pajanan makin tinggi kejadian dan tingkat
RESPON keparahan penyakitnya

KONSISTENSI Beberapa penelitian menyebutkan hasil dan kesimpulan


HUBUNGAN yang sama

KEKHUSUSAN Berdasarkan sifat toksikologi, kimia, fisika atau sifat


HUBUNGAN lainnya dari faktor resiko, diketahui bahwa pemajanan akan
menyebabkan gangguan tertentu.
KECOCOKAN Bahan kimia tertentu menyebabkan kerusakan pada organ
BIOLOGIK biologis tertentu (ada target organ)

BUKTI YANG Sintesis umum dari semua penemuan menyimpulkan bahwa


KOHEREN ada efek sebab akibat secara ilmiah
DAMPAK PAK
Menurunkan produktivitas
Menurunkan daya saing
Biaya pengobatan/rehabilitasi meningkat
Turn over pekerja meningkat

HARUS
DICEGAH &
DIKENDALIKAN
Akibat PAK pada Tenaga Kerja
• Akibat langsung :
 Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
 Kehilangan salah satu organ atau fungsi (cacat
anatomis atau cacat fungsi) sebagian atau total
 Meninggal dunia
• Akibat tidak langsung :
 Penderitaan fisik dan mental karena PAK
 Kehilangan pekerjaan/pendapatan
 Resiko hak-haknya tidak diberikan
• Apabila tidak dilakukan pengendalian yang
memadai, PAK yang ada akan berimbas pada
tenaga kerja lain
Akibat PAK pada Perusahaan
• Akibat langsung :
 Kehilangan tenaga terampil
 Biaya pelayanan kesehatan lebih besar (pengobatan
& kompensasi)
 Kehilangan waktu kerja

• Akibat tidak langsung :


 Produktifitas terganggu/menurun
 Ketenangan kerja
 Image/prestige perusahaan
 Apabila tidak ada upaya pencegahan  Makin
banyak tenaga kerja yang menderita penyakit serupa
Akibat PAK pada Masyarakat
• Pada kasus PAK tertentu penyebabnya dapat
dibawa oleh tenaga kerja ke rumahnya dan
menimbulkan penyakit pada angota
keluarganya, misalnya asbestosis
• Upaya pengendalian PAK yang buruk
menggambarkan pelaksanaan K3 yang buruk
pula, dimana pencemaran udara tempat kerja
dapat menjalar menjadi pencemaran udara di
luar tempat kerja sehingga mengganggu
kesehatan masyarakat pada umumnya
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Pencegahan Primer/Awal, dilakukan sedini


mungkin sebelum kasus terjadi
2. Pencegahan Sekunder, dilakukan apabila sudah
terdapat tanda-tanda atau gejala adanya PAK
3. Pencegahan Tersier, melalui tindakan
penanganan terhadap kasus PAK yang sudah
terjadi agar masih dapat dioptimalkan fungsi

PENTING :
PAK sering tidak dapat disembuhkan, sehingga upaya
pencegahan (preventif dan promotif) harus diutamakan
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp perusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
UPAYA PENGENDALIAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
 Pemeliharaan  Pemeriksaan  Pengobatan  Alat bantu dengar
kesehatan kerja Kesehatan Kerja  P3K  Protese
 Pembinaan  Imunisasi  Rawat jalan  Mutasi
 Tdk merokok  Penggunaan APD  Rawat Inap  Kompensasi
 Gizi seimbang  Rotasi Kerja
 Ergonomi  Pengurangan
 Pengendalian waktu kerja
Lingk. Kerja
 Hygiene sanitasi
MANFAAT PENCEGAHAN PAK :
 MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT
 TERCIPTA TK. SEHAT DAN PROD.
 MENGURANGI RISIKO CACAT/KEMATIAN
 MENGURANGI BIAYA
 MENINGKATKAN IMAGE
 KINERJA,MOTIVASI PRODUKTIVITAS
PERSH
 KEMAJUAN PERSH LAPANGAN KERJA
 ANTISIPASI GLOBAL NILAI TAMBAH,
DAYA SAING
PENANGANAN PEKERJA DG PAK:

PENGOBATAN : SESUAI KASUS/JENIS PENYEBAB


• PENGURANGAN PAJANAN : ISTIRAHAT, ROTASI/PINDAH LOKASI
KERJA, APD

• KOMPENSASI : PROSENTASI CACAT

• PENDATAAN/SURVEILANCE : MENCEGAH KASUS BERULANG/PADA


TENAGA KERJA LAIN
Peraturan Pemerintah
No. 44 Tahun 2015 Pasal 25 ayat (1)

Kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja

Berhak mendapatkan manfaat Jaminan


Kecelakaan Kerja (JKK)
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
..................................................................................................................................

Manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan


kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.

| 39
FILOSOFI DAN RUANG LINGKUP
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
(JKK)
.................................................................................................

RUANG LINGKUP
FILOSOFI

• Melalui program JKK


SJSN, penerima manfaat
• Kecelakaan kerja adalah
diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan kecelakaan yang terjadi
dasar hidup yang layak dalam hubungan kerja,
apabila pekerja termasuk kecelakaan
mengalami cacat atau yang terjadi dalam
meninggal dunia karena perjalanan dari rumah
kecelakaan kerja atau menuju tempat kerja atau
mengidap penyakit akibat sebaliknya dan penyakit
hubungan kerja/yang yang disebabkan oleh
disebabkan oleh lingkungan kerja.
lingkungan kerja.

| 40
IURAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
...................................................................................................

Besarnya Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk Peserta Penerima


Upah:
Iuran JKK untuk peserta penerima upah dikelompokkan dalam 5 (lima)
kelompok tingkat risiko lingkungan kerja:
 Tingkat risiko sangat rendah: 0,24% dari upah sebulan
 Tingkat risiko rendah: 0,54% dari upah sebulan
 Tingkat risiko sedang: 0,89% dari upah sebulan
 Tingkat risiko tinggi: 1,27% dari upah sebulan
 Tingat risiko sangat tinggi: 1,74% dari upah sebulan.
Besarnya Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk Peserta Bukan
Penerima Upah didasarkan pada nilai nominal tertentu dari penghasilan
peserta sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang besarannya 1%
dari penghasilan sebulan.
| 41
Data Pendukung PAK

Penyakit Akibat Kerja dapat diproses saat pekerja masih aktif dan dinyatakan PAK
sampai dengan maksimum 3 (tiga) tahun setelah pekerja non aktif.

Data hasil pemeriksaan kesehatan awal


Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala
Data hasil pemeriksaan khusus (pemeriksaan terakhir yang dilakukan pada saat
pekerja sakit);
Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh lembaga pengujian lingkungan kerja baik
milik pemerintah maupun swasta;
Riwayat pekerjaan pekerja;
Riwayat kesehatan pekerja (medical record);
Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas Ketenagakerjaan; dan/atau
Pertimbangan medis dokter penasehat.
MANFAAT JKK
MANFAAT JKK MELIPUTI :
A. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :
1. PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2. PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3. RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG SETARA
4. PERAWATAN INTENSIF
5. PENUNJANG DIAGNOSTIK
6. PENGOBATAN
7. PELAYANAN KHUSUS
8. ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9. JASA DOKTER/ MEDIS
10. OPERASI
11. TRANSFUSI DARAH DAN ATAU
12. REHABILITASI MEDIK
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan

Pelayanan khusus seperti Diberikan untuk 1 (satu) kejadian kasus


orthose, prosthesis, dan Penggantian biaya gigi tiruan terbuat dari bahan acrilyc
alat bantu kesehatan maksimal Rp.3.000.000,00.
lainnya Kacamata (lensa dan bingkai/rangka) maksimal
Rp.1.000.000,00.
Mata palsu maksimal Rp.1.000.000,00.
Alat bantu dengar (Hearing aids) kedua telinga maksimal
Rp.5.000.000,00.
Kursi roda maksimal Rp.2.500.000,00

Biaya Transportasi JKK  Angkutan darat/sungai, danau maksimal Rp.1.000.000,00.


 Angkutan laut maksimal Rp.1.500.000,00.
 Angkutan udara maksimal Rp.2.500.000,00.
 Perhitungan biaya transportasi untuk kasus kecelakaan kerja
yang menggunakan lebih dari satu jenis transportasi berhak
atas biaya maksimal dari masing-masing angkutan yang
digunakan dan diganti sesuai bukti/kuitansi dengan
penjumlahan batasan maksimal dari semua jenis transportasi
yang digunakan. 44
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan

Santunan STMB JKK  Periode I : 6 bulan pertama = 100% x upah sebulan.


 Periode II : 6 bulan kedua = 75% x upah sebulan.
 Periode III: 6 bulan ketiga dan seterusnya = 50% x upah sebulan.

Dihitung sejak peserta tidak mampu bekerja akibat kecelakaan kerja sampai
dengan yang bersangkutan bekerja kembali/cacat/meninggal dunia kembali
yang dinyatakan oleh dokter yang merawat dan/atau dokter penasehat
dalam formulir BPJS Ketenagakerjaan 3a & 3b

STMB diberikan berdasarkan upah yang dilaporkan kepada BPJS


Ketenagakerjaan 1 (satu) bulan terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.

STMB selama menunggu pemasangan orthose/prothese dapat diberikan


apabila peserta tidak bekerja dan dinyatakan oleh surat keterangan dokter
yang merawat.

Santunan Cacat JKK Santunan Cacat Fungsi, Cacat Anatomis, Cacat Total dan Meninggal Dunia
CACAT ANATOMIS = % SESUAI TABEL X 80 X US
CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US
CACAT TOTAL TETAP = 70% X 80 X US
45
Lampiran :
PP No. 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKM)
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian & Cacat-cacat lainnya :

%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10. Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11. Kedua belah mata 70
12. Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db.
33. Kehilangan daun telinga sebelah 3
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 5
35. Cacat hilangnya cuping hidup 10
36. Perforasi sekat rongga hidung 30
37. Kehilangan daya penciuman 15
10
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja fisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp kehilangan 7
efisiensi tajam penglihatan 10%
41. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka 7
efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus kehilangan eff
penglihatan (3 x % eff penglihatan terbaik) + % eff penglht
terburuk. Setiap kehilangan eff tajam penglihatan 10%
42. Kehilangan penglihatan warna
43. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 10
7
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan
Santunan Meninggal Dunia/, 60%x80xUS
Biaya Pemakaman Biaya pemakaman Rp. 3.000.000,-

Pasal 37 PP 44 Tahun 2015


TK tidak mempunyai ahli waris dan tidak membuat wasiat, maka biaya
pemakaman dapat dibayarkan kepada pemberi kerja atau pihak lain yang
mengurus.

TK yang tidak mempunyai ahli waris dan tidak membuat wasiat dikembalikan
ke Dana Jaminan Sosial.

Program Kembali Kerja ( Return To Diberikan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat
Work) kerja atas rekomendasi dokter penasehat
Beasiswa JKK Diberikan sebesar Rp.12.000.000.- untuk sekali pemberian apabila pekerja meninggal
dunia atau mengalami cacat total tetap.

Syarat utk mendapatkan beasiswa :


Peserta memiliki anak usia sekolah yang berusia mulai dari usia 4 tahun
sampai dengan usia maksimal 23 tahun;
Fotokopi KTP/Paspor anak;
Fotokopi Kartu keluarga;
Surat keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi; dan
Anak pekerja belum menikah.
Maksud & Tujuan
Program Return To Work

1. Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja & keluarga

2. Memberikan penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus kecelakaan kerja

3. Meminimalisisr derajat kecacatan pekerja yg mengalami kecelakaan kerja

4. Meningkatkan produktivitas dengan mempekerjaan kembali tenaga kerja yg mengalami


cacat akibat kecelakaan kerja

5. Efisiensi biaya karena masih mempekerjakan pekerja yang sudah terlatih

6. Menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi pekerja lain yg normal maupun yg disabilitas

7. Meningkatkan derajat hidup pekerja, menekan angka kemiskinan

8. Peserta disabilitas dapat berperan serta dlm pembangunan nasional dg kemampuan yg


mereka miliki sehingga masyarakat dan dunia kerja dapat menerima mereka dengan
baik.
PERUBAHAN PARADIGMA

Sebelum adanya RTW

???
Kompensasi
&
Kecelakaan Pengobatan tak termonitor
(Max. 20 Juta Rupiah)

Pendekatan Baru dengan Manajemen Kasus

Kompensasi Perbaikan Fungsi


Aktivitas sehari-hari
Manfaat Medis
Kecelakaan Integrasi Sosial
sesuai kebutuhan medis RETURN TO WORK
Monitoring berkelanjutan Kembali ke sosial
masyarakat
Mengapa harus RTW ?
Return to Work Program di Indonesia
Peraturan Pemerintah
(PP no 44 thn 2015 sejak 1 July 2015)

Skema Program JKK sebelumnya Skema Pengembangan Baru Program JKK


(PP 14 thn 1993) (PP 44 thn 2015)

Modifikasi Pelatihan Kerja Penempatan

+
Kerja

Promotif, Preventif, Kompensasi, Pengobatan Medis, Rehabilitasi, Beasiswa


dan “Return To Work”

54
Implementasi – Return to Work

GOLDEN
HOUR

Perusahaan
Prothetic dan Orthotic

Manajer Kasus
Pengobatan Rehabilitasi
Kecelakaan KK-PAK Kecelakaan Kerja di Fisik dan Pelatihan Kerja
Kerja Jejaring TC
Mental
Return to
Work

Kompensasi
dan tunjangan

55
Kasus Kecelakaan Kerja

Kasus Kecelakaan Kerja di


Indonesia, 2015 :

442 kasus per hari

25 kasus cacat perhari

9 kasus meninggal perhari

1 kasus cacat total perminggu

Data Kecelakaan Kerja 2014, BPJS


Ketenagakerjaan 56
PENYEBAB RENDAHNYA DATA PAK :

1. TIDAK DITEMUKAN (KURANG UPAYA PENEMUAN)


2. ADA TAPI TIDAK TERDIAGNOSA
3. TERDIAGNOSA TAPI TIDAK DILAPORKAN
– Belum memasyarakat
– Dirasa merugikan
– Tak terjangkau
– Kronis/pensiun
PERMASALAHAN PAK
• Minimnya pemahaman tenaga kerja tentang
PAK dan hak-haknya atas Jaminan
Kecelakaan Kerja sehingga :
– Ada kecenderungan hak-hak tenaga kerja tidak
dibayar apabila terkena PAK
– Pemberian hak jaminan kecelakaan kerja dan
PAK yang lebih kecil dari ketentuan
perundangan yang berlaku (sub standar)
– Tenaga kerja dan serikat pekerja masih sangat
jarang mengajukan tuntutan atas kasus tidak
dipenuhinya hak atas perlindungan K3 termasuk
dalam hal PAK dan kompensasi Jamsostek.
PERMASALAHAN PAK

• Banyaknya perusahaan yang belum


mengikutI program Jamsostek
• Kurangnya pembinaan dan pengawasan
penerapan peraturan perundangan terkait
PAK dan Jaminan Kecelakaan Kerja oleh
pegawai pengawas ketenagakerjaan
• Masih minimnya data PAK
PERMASALAHAN PAK
• Pemahaman dokter yang memberikan pelayanan
kesehatan kerja kurang memadai ttg PAK dan
kompensasinya
• Ada kecenderungan PAK yang terdiagnosa tidak
dilaporkan
– dokter di perusahaan sering berstatus sebagai tenaga
paruh waktu  kurang leluasa dalam melaksanakan
program kesehatan kerja secara komprehensif;
• PAK dalam peraturan perundangan termasuk
kategori Kecelakaan Kerja sehingga perusahaan
cenderung tidak melaporkan kasus PAK, terkait
penghargaan Nihil Kecelakaan (Zero Accident).
PERMASALAHAN PAK

• Kasus PAK yang dilaporkan masih sangat minim,


terbatas dari PT. Jamsostek, data PAK belum
dipisahkan dengan data kecelakaan kerja
• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja belum
banyak dilakukan, sebagian besar belum
dilakukan secara benar sehingga penyakit yang
dilaporkan sebagai PAK masih sangat jarang.
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN :
• Peningkatan pemahaman tentang PAK dan cara
pencegahannya kepada pekerja maupun
pengusaha;
• Meningkatkan pemahaman tentang hak-hak tenaga
kerja yang harus diberikan apabila mengalami
kecelakaan kerja dan PAK, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
• Meningkatkan kemampuan mendiagnosis PAK dan
upaya tindak lanjutnya bagi dokter perusahaan;
• meningkatkan pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan di bidang K3 termasuk masalah
PAK dan kompensasinya.
TERATOGENIC
EFFECT

TERATOGENIC
MUTAGENIC EFFECT
EFFECT
TERATOGENIC
EFFECT

MOTHER egg
CHILD
zygote embryo fetus
MUTAGENIC
EFFECT
FATHER sperm Malformations

Reduced Spontaneous Prenatal Childhood


fertility abortions death neoplasias
63

Anda mungkin juga menyukai