Anda di halaman 1dari 41

PENGERTIAN

• Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua


sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau
penyakit akibat kerja (PAK) (OHSAS 18001:2007).
• Potensi bahaya merupakan potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan gangguan terhadap tenaga
kerja yang terpapar.
• Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di
tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s),
faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik,
faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-
psikologis
,
SEJARAH PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Sebelum Revolusi Industri :
– Manusia sudah terpajan sumber bahaya (iklim, binatang
buas, debu silika, pengecoran besi).
 Abad 15 -16 :
– Adanya pekerjaan tambang dengan pencatatan risiko dan
kesadaran akan perlunya perhatian bagi pekerjanya.
– Pekerja tambang memerlukan ketrampilan, karena
diidentifiksi adanya bahaya dan cara penanganannya
 Abad 17 – 18, Bernardino Ramazzini (1633-1714) :
– Dalam bukunya De Morbis Artificium : menulis penyakit
yang terkait dengan pekerjaan.
SEJARAH PENYAKIT AKIBAT KERJA

 Abad 17 – 18, Bernardino Ramazzini (1633-1714) :


Dalam bukunya De Morbis Artificium : menulis penyakit
yang terkait dengan pekerjaan.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Artifisial = timbulnya karena adanya pekerjaan
 Terdapat faktor penyebab di tempat kerja
 Man made Diseases = penyakit buatan manusia
 Dapat dicegah
 Mendapatkan kompensasi (compensable)
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PAK : OCCUPATIONAL DISEASE
– UU No. 3/1951
– UU No. 1/1970
– Permennakertrans No. 1/1981
PAK : PENYAKIT AKIBAT KERJA
– UU No.40/2004 Ttg SJSN
– UU No. 24/2011 Ttg BPJS
– PP No. 44/2015 Ttg Penyelenggaraan Program
JKK dan JKM
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT

1. UUD 1945
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
5. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
6. PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Program
JKK dan JKM
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT

1. Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang


Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
2. Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
3. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Permenaker No. 26 Tahun 2015 ttg Tatacara
Penyelenggaraan Program JKK, JHT dan JKM
PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/PAK
(Occupational Diseases)

• ILO, 1996 :
Occupational Disease/PAK : Penyakit yang diderita
sebagai akibat pemajanan faktor-faktor yang timbul
dari kegiatan pekerjaan.

• Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :


PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
• UU No. 40 Th. 2004 Ttg SJSN (PP No. 44 Tahun
2015):
Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
Perpres Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja.
Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja berdasarkan
surat keterangan dokter berhak atas manfaat JKK meskipun hubungan
kerja telah berakhir.
Covid-19 dapat dikategorikan sebagai penyakit akibat kerja dalam
klasifikasi faktor pajanan biologi.
Penyakit Akibat Kerja bagi Pekerja
Kesehatan
Menteri Ketenagakerjaan menerbitkan surat edaran SE bernomor
M/8/HK.04/V/2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dalam
Program Jaminan Kecelakaan Kerja pada Kasus Penyakit Akibat
Kerja Karena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Tenaga Kerja (buruh) berisiko
Covid 19
1. Tenaga medis dan kesehatan yang bertugas merawat dan mengobati
pasien di RS, fasilitas kesehatan, dan/atau tempat lain yang ditetapkan
pemerintah sebagai tempat untuk merawat/mengobati pasien terinfeksi
Covid-19.
2. Tenaga pendukung/supporting kesehatan pada RS, fasilitas kesehatan,
dan/atau tempat lain yang ditetapkan untuk menangani pasien terinfeksi
Covid-19 seperti cleaning service, pekerja laundry, dll. mengalami risiko
tertular/terpapar Covid-19 di lingkungan kerjanya.
3. Tim relawan meliputi tenaga kerja kesehatan dan nonkesehatan yang ikut
bertugas dalam penanggulangan Covid-19 yang dapat ditempatkan
langsung di RS, fasilitas kesehatan, dan/atau tempat lain yang ditetapkan
dalam penanggulangan Covid-19.
PERLU DIBEDAKAN
PAK Peny. Terkait Kerja
(Occupational Disease) (Work Related Disease)

1. Ada causa di tempat kerja 1. Ada triger di tempat kerja


2. Disebabkan oleh 2. Dicetuskan, dipermudah atau
pekerjaan dan/lingk. kerja diperberat oleh pekerjaan
3. Mendapat kompensasi dan/lingk. kerja
dalam bentuk pelayanan 3. Mendapat kompensasi dalam
kesehatan dan santunan bentuk pelayanan kesehatan
uang Contoh :
Contoh : – Ambeien/ wasir
– Tuli akibat bising – Hernia
– Asma dg riwayat
– Pneumokoniosis keluarga/keturunan
– Leukemia akibat benzen
KEWAJIBAN TERHADAP PAK :

1. Dilaporkan paling lambat 2 X 24 Jam setelah


didiagnosis
2. Wajib diberikan kompensasi
3. Wajib diupayakan tindakan pencegahan
Faktor-faktor yg mempengaruhi
Terjadinya PAK

Beban Lingkungan
kerja kerja
1. Fisik 1. Fisik
2. Mental 2. Kimia
3. Biologi
4. Ergonomi
5. Psikologi
Kapasitas kerja
1. Skill
2. Kesegaran jasmani & Msl.Terkait :
rohani 1. NARKOBA
3. Status kesehatan & gizi
2. HIV & AIDS
4. usia
5. Jenis kelamin 3. Flu Burung
6. Ukuran tubuh dll.
PENYEBAB PAK :
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA:
Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi
Poor Manajemen thdp
implementasi K3

Unsafe Human Unsafe


Activity Working/Env.
Condition

PAK
(Occ. Diseases)
1. Contoh penyakit akibat faktor bahaya fisik :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya
Suhu tinggi Peleburan logam hyperpireksi, heat cramp,
heat exhaustion, heat stroke
Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite
storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder conjungtivitis
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease
2. Contoh PAK akibat bahan kimia berbahaya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Gas CO, HCN, intoksikasi
SO2
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, cancer
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan Silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarkoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Cancer nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, Cancer rongga hidung,
nickel, penambangan & peleburan
Chlorphenols nickel, pabrik sepatu
Contoh PAK AKIBAT BAHAN KIMIA BERACUN &
BERBAHAYA (B3)

Sifat B3 • Efek :
Zat iritan  Iritasi selaput lendir
Zat korosif  Luka bakar
Zat karsinogenik
 Cancer
Zat alergen
 Dermatitis, asma
Zat Mutagenik
Zat Teratogenik
 Mutasi genetik
Debu  Penyakit kongenital
 Pneumukoniosis
Contoh PAK Akibat Logam Berat
• Berilium : bronkitis, faringitis
• Kadmium : gangguan ginjal
• Krom : perforasi sekat hidung
• Arsen : peny. Syaraf, hepatitis
• Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia
• Timbal : gangguan ginjal, anemia, infertil. peny, syaraf
• Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi
3. PAK Akibat Faktor Biologi :
– Viral Diseases : Rabies, Hepatitis
– Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
– Fungal Diseases : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
– Parasitic Diseases : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis.
4. PAK Akibat Faktor Ergonomi/fisiologi:

– BEBAN ANGKAT  HNP,LBP, hernia


– CARA MENGANGKAT  Trauma otot & sendi
– POSISI KERJA tidak  Peny. Muskuluskeletal
ergonomis
– GERAK REPETITIF  Carpal tunel syndrome
– KONTRAKSI STATIS  Kelelahan, nyeri otot
5. PAK Akibat Faktor Psikologi:
– Stress akibat kerja
– Trauma kepala
– Pajanan bahan kimia yg Neurotoksik
PAK DAPAT MENGENAI
SEMUA ORGAN/SISTEM TUBUH
• Penyakit alergi/hipersensitivitas
• Dermatitis kontak
• Penyakit hati dan saluran pencernaan
• Penyakit paru-paru
• Penyakit saluran kemih
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Penyakit darah
• Penyakit otak dan syaraf
• Penyakit muskuloskeletal
• Penyakit sistem reproduksi
• Penyakit mata
• Penyakit telinga
• Gangguan Psikologis
• Penyakit Infeksi
• Keracunan
Langkah Mendiagnosis PAK
TENTUKAN :
1. DIAGNOSIS KLINIS
2. MENENTUKAN HUBUNGAN SEBAB AKIBAT (cara
kerja, sifat pekerjaan, jenis pajanan, dengan interview :
riwayat pekerjaan, riwayat penyakit )
3. JUMLAH PAJANAN YANG DIALAMI
4. KEMUNGKINAN PENYEBAB LAIN
5. MENETAPKAN DIAGNOSIS PAK
UPAYA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dokter Perusahaan
Ahli K3
Monitoring Kesehatan Monitoring Lingkungan
TK (Rikes TK awal, Kerja
berkala, khusus)
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit (Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
P2K3
•Hubungan penyakit

dengan pekerjaan
CAUSAL RELATIONSHIP
1. Time relationship
2. Strength of the association
3. Dose-respon relationship
4. Consistency of the association
5. Specificity of the association
6. Biological plausibility
7. Coherence of the evidence
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT UNTUK MENENTUKAN PAK
:
KETERKAITAN Peny.baru terjadi setelah pemajanan atau ada interval waktu
DENGAN WAKTU yang sesuai

KEKUATAN P.A.K. jelas dan banyak jika dikaitkan dengan pemajanan


HUBUNGAN faktor resiko

HUBUNGAN DOSIS- Makin tinggi pajanan makin tinggi kejadian dan tingkat
RESPON keparahan penyakitnya

KONSISTENSI Beberapa penelitian menyebutkan hasil dan kesimpulan


HUBUNGAN yang sama

KEKHUSUSAN Berdasarkan sifat toksikologi, kimia, fisika atau sifat


HUBUNGAN lainnya dari faktor resiko, diketahui bahwa pemajanan akan
menyebabkan gangguan tertentu.
KECOCOKAN Bahan kimia tertentu menyebabkan kerusakan pada organ
BIOLOGIK biologis tertentu (ada target organ)

BUKTI YANG Sintesis umum dari semua penemuan menyimpulkan bahwa


KOHEREN ada efek sebab akibat secara ilmiah
DAMPAK PAK
Menurunkan produktivitas
Menurunkan daya saing
Biaya pengobatan/rehabilitasi meningkat
Turn over pekerja meningkat

HARUS
DICEGAH &
DIKENDALIKAN
Akibat PAK pada Tenaga Kerja
• Akibat langsung :
 Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
 Kehilangan salah satu organ atau fungsi (cacat
anatomis atau cacat fungsi) sebagian atau total
 Meninggal dunia
• Akibat tidak langsung :
 Penderitaan fisik dan mental karena PAK
 Kehilangan pekerjaan/pendapatan
 Resiko hak-haknya tidak diberikan
• Apabila tidak dilakukan pengendalian yang
memadai, PAK yang ada akan berimbas pada
tenaga kerja lain
Akibat PAK pada Perusahaan
• Akibat langsung :
 Kehilangan tenaga terampil
 Biaya pelayanan kesehatan lebih besar (pengobatan
& kompensasi)
 Kehilangan waktu kerja

• Akibat tidak langsung :


 Produktifitas terganggu/menurun
 Ketenangan kerja
 Image/prestige perusahaan
 Apabila tidak ada upaya pencegahan  Makin
banyak tenaga kerja yang menderita penyakit serupa
Akibat PAK pada Masyarakat
• Pada kasus PAK tertentu penyebabnya dapat
dibawa oleh tenaga kerja ke rumahnya dan
menimbulkan penyakit pada angota
keluarganya, misalnya asbestosis
• Upaya pengendalian PAK yang buruk
menggambarkan pelaksanaan K3 yang buruk
pula, dimana pencemaran udara tempat kerja
dapat menjalar menjadi pencemaran udara di
luar tempat kerja sehingga mengganggu
kesehatan masyarakat pada umumnya
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Pencegahan Primer/Awal, dilakukan sedini


mungkin sebelum kasus terjadi
2. Pencegahan Sekunder, dilakukan apabila sudah
terdapat tanda-tanda atau gejala adanya PAK
3. Pencegahan Tersier, melalui tindakan
penanganan terhadap kasus PAK yang sudah
terjadi agar masih dapat dioptimalkan fungsi

PENTING :
PAK sering tidak dapat disembuhkan, sehingga upaya
pencegahan (preventif dan promotif) harus diutamakan

Anda mungkin juga menyukai