Anda di halaman 1dari 49

MODUL : EMERGENCY RESPONSE

STANDAR PELAYANAN KESEHATAN


PADA
SITUASI EMERGENSI
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Mampu menjelaskan standar pelayanan


kesehatan pada situasi bencana dan
pengungsian
• Mampu melaksanakan penilaian cepat
kesehatan pada situasi bencana dan
pengungsian
BAHASAN

• Rapid response kesehatan


• Standar pelayanan kesehatan
• Penilaian cepat kesehatan
STANDAR ?
• UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN
PELAYANAN KESEHATAN MINIMAL
YANG HARUS DIPENUHI OLEH
PENYELENGGARA PELAYANAN
KESEHATAN
1. Rapid Health Assessment
penilaian
• Tujuan
kesehatan scr cepat
• Identifikasi kebutuhan kes-mas
• Perencanaan prioritas intervensi
• Time frame
• Dilaksanakan dalam 1- 4 hari setelah pengungsian
• Selesai dalam 3 hari
• Cth keb air, makanan,samph
• Rha = untuk mengetahui penyebab spy bisa dicegah
• Methods
• Pengamatan visual = missal hitung mck sdh cukup blm, usia pengungsi
• Survey cepat = bs dilakukan dg pengamaatn dan wawancara tokoh masy,
review info yg tersedia
• Wawancara, verbal autopsies
• Review informasi yang tersedia
2. SURVEILANS EMERGENCY
Tujuan:
• menentukan status kesehatan secara terus menerus.
• identifikasi prioritas kesehatan
• deteksi KLB, monitor response
• estimasi incidence penyakit
• monitoring dampak program kesehatan
• Peny,infeksi = 2-14hari
• Ga smua daerah sama se nya.
• Buat kurva, saat terjadi puncak brpo org kah yg terkena, jgn sampai ada KLB

Standar (1) : Membangun sistim surveillance segera setelah


rapid health assessment, baik di lapangan maupun di
rumah sakit.
Standar (2):
• Harus ada jejaring kerja antara Survailans
Dinas Kesehatan (yang membidangi
kegiatan survailans di lapangan) dengan
unit survailans rumah sakit, dalam
kerangka sistem kewaspadaan dini/SKD.
3. PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
Standar :
Pemberantasan penyakit menular harus
dilakukan terhadap :
– penyakit diare,
– campak,
– ISPA,
– malaria,
– demam berdarah.
– penyakit menular spesifik lokal.
Prediksi morbiditas
• ISPA pada anak < 5 tahun
• Diare pada anak < 5 tahun
• Malaria pada populasi rentan
Penyakit Campak

Standar :
• Pemberian immunisasi campak pada anak
usia 6 bulan – 15 tahun
Penyakit Campak
• Salah satu penyebab kematian tertinggi
pada complex emergencies
• CFR (case ftl rate). Angka kematian
trhdp penyakit tertentu. sampai 20%
– Gizi buruk
– Defisiensi vitamin A
– Kepadatan
• infeksi pulmonal sekunder

Immunisasi secepatnya
Measles
• Immunisasi semua > 6 bulan
• Imunisasi Massal sampai umur 12-15
tahun
• tujuan:
100% coverage antara
6 bulan dan 15 tahun
Penyakit Diare
Standar :
• Untuk mencegah diare, harus ada
penyediaan air bersih dan sanitasi yang
memadai (kualitas dan kuantitas)
• Penatalaksanaan kasus yang cepat dan
tepat.
Diare
• Pathogens seperti halnya non-pengungsi
– Diare biasa
• Rotavirus
• Escherichia coli
• etc.
– Diare Epidemic
• Cholera
• Bacillary dysentery
Diare
• Pencegahan
• Safe water (> 20 litres / day / person)
• Latrines
• Perencanaan tempat yang tepat
• Distribusi sabun
• Promosi of ASI
• Pengobatan
• Jaringan “pojok oralit”
• Pengobatan specific bila diperlukan
Cholera
• Attack rates yang tinggi pada lokasi pengungsi
(5%)
• Onset sering sangat cepat
• CFR sampai 25% bila tidak ditangani dengan baik
• Control
– Kesiap-siagaan !!!
– Active case finding
– Tatalaksana kasus yang tepat
Komponen utama: ORS
Penyakit ISPA

Standar :
• Tiap penderita pneumonia pada balita
harus dapat ditanggulangi dengan
tatalaksana kasus pneumonia.
• Pathogens seperti non-pengungsi
ISPA
• 90% dari kematian disebabkan pneumonia
• Kepadatan
• Malnutrisi
• Defisiensi Vitamin A
• Penampungan yang tidak memadai
• Control
• Deteksi dini kasus
• Tatalaksana kasus yang benar
• Imunisasi campak
Penyakit Malaria
Standar ;
• Pemberantasan Malaria melalui
pengobatan penderita malaria dan
pengendalian nyamuk melalui perbaikan
lingkungan
Malaria
• Pengungsian dari / ke daerah high transmission
• Peningkatan resistensi obat
• Control
• Impregnated bed nets
• Vector control
• Prophylaxis untuk
– wanita hamil
– anak kurang gizi
• Pengobatan segera terhadap kasus
Penyakit Demam berdarah dengue
Standar :
• Pemberantasan Demam berdarah dengue
melalui pengobatan penderita dan
pengendalian nyamuk melalui perbaikan
lingkungan
Penyakit menular lain yang
penting

• Penyakit menular spesifik lokal,


• Lain-lain ...
4. AIR BERSIH DAN SANITASI

Merupakan unsur yang penting yang sangat


menentukan dalam kehidupan awal dari suatu bencana
/ pengungsian, sebagai faktor risiko

Para pengungsi sangat rentan terhadap


kejadian penyakit menular.
PENYEDIAAN AIR BERSIH (1)

Diarahkan untuk memenuhi kebutuan minimal air


bersih bagi pengungsi / korban bencana

Masalah utama kesehatan adalah disebabkan


kebersihan buruk, akibat kekurangan air bersih dan
konsumsi air yang tercemar.
PENYEDIAAN AIR BERSIH ( 2 )

Standar pasokan air :


• Setiap orang memiliki akses terhadap air bersih
yang mudah dan memadai untuk keperluan minum,
memasak dan kebersihan pribadi dan rumah
tangga.
PENYEDIAAN AIR BERSIH ( 3 )
Pemenuhan kebutuhan air bersih:

Di Pengungsian :
• hari pertama minimal 5 Liter / org / hari
• hari berikutnya : 15 – 20 liter / org / hari.

Di Rumah Sakit / Unit Pelayanan Kesehatan:


• 5 Liter/pasien rawat jalan
• 40-60 liter/pasien rawat inap / hari
• Volume tambahan diperlukan untuk
peralatan cuci, dsb
PENYEDIAAN AIR BERSIH ( 4 ).

STANDAR KUALITAS AIR:


kualitas air cukup memadai untuk keperluan
minum dan digunakan untuk kebersihan pribadi
dan rumah tangga (Permenkes 916)

TIDAK DITEMUKAN BAKTERI COLI TINJA


per 100 ml AIR PADA TITIK PEMBAGIAN AIR
MASALAH ????
PENYEDIAAN AIR BERSIH ( 5 ).

Standar sarana penyimpanan air

Tiap keluarga pengungsi memiliki tandon air untuk


mengambil maupun untuk menyimpan.

ukuran : 10 - 20 L.
SARANA PEMBUANGAN KOTORAN / JAMBAN /
SARANA SANITASI :

Standar :
• Setiap orang memiliki akses terhadap sarana
pembuangan kotoran / jamban yang baik
memadai.
• Jamban harus terpelihara untuk memberikan
kenyamanan,kebersihan dan keamanan dalam
penggunaan.
SARANA PEMBUANGAN KOTORAN / JAMBAN /
SARANA SANITASI ( 2 ):

Penggunaan jamban :

Di pengungsian : 1 buah untuk 20 orang.

Di Rumah sakit / Unit pelayanan kesehatan


– 1 jamban untuk 20 tempat tidur (pasien rawat inap)
– 1 jamban untuk pasien rawat jalan
PEMBUANGAN SAMPAH:
Standar :
Sampah harus dikelola dengan baik, karena
merupakan tempat perindukan lalat dan tikus.

Di tempat penampungan pengungsi harus


disediakan tempat sampah, berupa:
– bak sampah (kapasita 50-100 L) untuk
menampung sampah dari 25 - 50 org
– kantong sampah : 1 lembar untuk 1 keluarga (3 hr)
PEMBERANTASAN VEKTOR (1)
Contoh : lalat, nyamuk dan tikus.

Standar :
harus dilaksanakan pengendalian vektor sehinga
tidak menjadi gangguan kesehatan

Keberadaan vektor tersebut, antara lain terkait


dengan pemilihan lokasi penampungan pengungsi
(contoh : dekat dengan ‘breeding places’ nyamuk)
pengungsi tidak terpapar dari vektor.
PEMBERANTASAN VEKTOR (2)
Standar : pengendalian dengan cara fisik,
lingkungan dan kimiawi

LALAT :
- PERBAIKAN PEGELOLAAN PEMBUANGAN SAMPAH.
- PENYEMPORTAN INSEKTISIDA PADA TEMPAT
PENGUMPULAN SAMPAH.

NYAMUK:
- PENYEMPROTAN INSEKTISIDA
- MEMODIFIKASI BREEDING PLACES.
- MENGGUNAKAN KELAMBU.
PENGELOLAAN MAKANAN
Standar : Pengawasan ketat perlu diberikan pada
dapur umum yang menyediakan makanan bagi
pengungsi.

Pengawasan diarahkan untuk:


• Kualitas dan keamanan bahan makanan.
• Kebersihan peralatan /perabotan
• Kebersihan penjamah makanan.
• Tempat pengolahan dan penyimpanan makanan.
• Ketersediaan air bersih
PEMBUANGAN AIR LIMBAH.
Risiko kesehatan : tercemarnya air bersih.

Standar : air limbah harus disalurkan ke


pembuangan yang tidak menjadi
‘breeding places’ vektor dan sumber
pencemaran.
Harus disalurkan ke tempat tertentu , misal
dengan membuat sumur peresapan dengan jarak
> 30 meter dari tenda dan sumber air bersih.
PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS

Limbah medis, terutama benda-benda yang


terkontamiasi dan benda tajam (jarum suntik),
limbah medis berbahaya lainnya.

Standar : limbah medis harus dikelola secara


khusus.
PENYULUHAN :
Tujuan : mendorong kebersihan perorangan dan
lingkungan agar terjaga kesehatan.

Standar : di tempat penampungan pengungsi


harus dilaksanakan kegiatan
penyuluhan.
Diarahkan untuk :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi
3. Perbaikan kebersihan lingkungan
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT.

Contoh :
- CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN.
- MAKAN DAN MINUM AIR YANG TELAH
DIMASAK.
- BUANG KOTORAN DI JAMBAN.
- BUANG SAMPAH PADA TEMPAT SAMPAH.
MEDIA PENYULUHAN:

• PENYEBARAN LEAFLET DAN POSTER


• PEMASANGAN SPANDUK.
• DLL.

SEKALIGUS SEBAGAI
IDENTITAS/BENDERA JAJARAN
KESEHATAN
PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH DAN SANITASI
STADAR : HARUS ADA KERJASAMA ANTARA
KESEHATAN DENGAN SEKTOR / DINAS
LAIN YANG BERTANGGUN JAWAB
DALAM PENYEDIAAN SARANA.

TERUTAMA PADA DINAS YANG BERTANGUNG JAWAB / MEMILIKI KEWENANGAN


UNTUK PENYEDIAAN SARANA FISIK AIR BERSIH DAN SANITASI ( TENDA, AIR
BERSIH, JAMBAN, PEMBUANGAN SAMPAH DAN LIMBAH, YAITU:
• DINAS PEKERJAAN UMUM / DINAS CIPTA KARYA / DINAS PERUMAHAN &
PERMUKIMAN.
• PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM..
• DINAS SOSIAL.
• LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT / LSM
5. Sistem kewaspadaan dini (SKD)
dan respon KLB
Standar :
• timbulnya kasus yang menjurus KLB harus
dilakukan penyelidikan epidemiologi dan respon
cepat KLB untuk mencegah meluasnya kasus.
• PE dilakuka klo ada yang terkena penyakit yang
bisa menimbulkan KLB. Menyelidiki penyebab
• Klo krn efek bencana, diharap bisa memutus
mata rantai
Sekuen Waktu Survailans
SKD-KLB, KLB & Wabah
SEMAKIN MENINGKATKAN SKD, semakinkecil
peluang terjadinya KLB dan Wabah
= status aman
Yg kuning, KLB tanpa SKD = hati2

Klo KLB didiambkan aja, timbul wabah. Satatusnya =


SKD-KLB KLB
SKD = mencegah kenaikan kasus
WABAH
Tahapan Alamiah
&
Peranan Surveilans dalam KLB / Bencana

Situasi Ancaman KLB Kembali


Normal KLB terjadi Normal

Surveilans Respon Cepat Penanggulangan


Surveilans
Rutin untuk SKD & &
Rutin untuk SKD
Surveilans Intensif Surveilans Intensif

• Menentukan arah respon/penanggulangan


• Menilai keberhasilan respon/penanggulangan
• Menilai situasi & kecenderungan KLB
RHA = HARI H SAMPE H+3 BENCANA
SURVEILANS = SITUASI NORMAL
PUN DILAKUAKN
PANGAN DAN GIZI
 Tahap penyelamatan
Fase 1 (pengungsi baru dtng, blm di identifikasi, pemberian
mkn sama, maks 5 hr)
Fase 2 (sdh ada gambaran pengungsi, perencanaan
pemberian mkn sdh terinci, 2.100 kkal, 40 gr lemak, 50 gr
prot/hr)
 Tahap tanggap darurat
Surveilans (screening, memantau perkembangan status gizi)
Intervensi PMT (darurat terbatas, terapi)
Penyuluhan
PANGAN DAN GIZI
 Prev. gizi kurang >15% atau 10-14,9% dng faktor pemburuk
 Paket umum dan PMT darurat terbatas utk balita, bumil,
buteki dan lansia
 PMT terapi bagi penderita gizi buruk
 Prev. gizi kurang 10-14,9% atau 5-9,9% dng faktor
pemburuk
 PMT darurat terbatas pd balita, bumil, buteki dan lansia
 PMT terapi bagi penderita gizi buruk
 Prev. gizi kurang <10% tanpa faktor pemburuk atau <5%
dng faktor pemburuk
 Normal (pelayanan melalui yankes setempat)
 PMT terapi bagi penderita gizi buruk
Penanganan dan Keamanan Bahan Pangan
 Tdk di dpt penyebaran penyakit akibat lokasi
pengelolaan pangan
 Petugas pengelola memiliki pengetahun cukup
 Pengendalian mutu
 Batas kadaluwarsa min. 6 bln sesudah diterima
 Ada prasarana penyimpanan yg memadai
 Bhn makanan sesuai dng yg biasa dikonsumsi dan
tdk bertentangan dng tradisi/agama
 Makanan utk balita memenuhi syarat dlm hal rasa
dan sesuai dng kemampuan cerna
 Mudah diakses
 Adanya upaya pendampingan bagi yg tdk mampu
mengolah/makan sendiri
Kebutuhan rumah tangga :

• Tiap KK memiliki piranti pokok : 1 panci


bertutup, 1 baskom, 1 pisau dapur, 2 sendok
kayu
• Tiap org memiliki : 1 piring mkn, 1 sendok, 1
cangkir
• Tiap KK memiliki 2 alat pengambil air kapasitas
1-20 lt dan penyimpanan air tertutup ukuran 20 lt

Anda mungkin juga menyukai