Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MATA KULIAH HIGIENE DAN SANITASI

PERSYARATAN PEMENUHAN AIR BERSIH


DI PERUSAHAAN GULA

OLEH :

JULIANTI SAFFANA ZAHRA (2440020006)


AANISAH AZZAHRAH APRIYANTI (2440020017)
MAZIDATUR ROHMAH (2440020030)

PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Praktikum : Persyaratan Pemenuhan Air Bersih di Perusahaan Gula


2. Mata Kuliah : Higiene dan Sanitasi
3. Nama Praktikan
a. Nama : Julianti Saffana Zahra
Aanisah Azzahrah Apriyanti
Mazidatur Rohmah
b. NIM : 2440020006
2440020017
2440020030
4. Nama Dosen
a. Nama : Muslikha Nourma Rhomadhoni, S.KM., M.Kes
b. NPP : 1305869

Surabaya, 21 September 2022

Mahasiswa

Aanisah Azzahrah Apriyanti Julianti Saffana Zahra Mazidatur Rohmah


NIM. 2440020017 NIM. 2440020006 NIM. 2440020030

Mengetahui,
Dosen Pengampu

Muslikha Nourma Rhomadhoni, S.KM., M.Kes


NPP. 1305869
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dibutuhkan dalam kehidupan makhluk
hidup. Manusia membutuhkan sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan lain. Kebutuhan manusia akan air ini selalu
bertambah dan meningkat. Terutama pada era globalisasi saat ini, manusia membutuhkan air
untuk berbagai hal misalnya untuk pembangunan, membersihkan tubuh dan masih banyak
lainnya. Tubuh manusia pun sebagian besar mengandung air. Pada tubuh manusia dewasa, 55-
60% berat badannya terdiri dari air, pada anak – anak 65% dan bayi sekitar 80% (Santoso,
2010). Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami
kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah
warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu
optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi
keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada
berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan
cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,
dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana.
Air bersih adalah air yang memenuhi standar kualitas air bersih berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI yang dibatasi dari segi kualitas fisik air (bau, rasa dan suhu air) dan dari
kandungan bahan kimia atau bakteriologi. Air bersih yang juga digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan
lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu keberadaan air dalam masyarakat
perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Air tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan
pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak
secara bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang mengitarinya. Malah
ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu sulit mendapatkan air bersih, sedangkan
segelintir kelompok masyarakat lainnya dengan mudahnya menghambur – hamburkan air
(Narita, Kadek, et al, 2011).
Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk melestarikan air,
sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan manusia itu sendiri. Ketidak
bertanggung jawaban mereka membuat air menjadi kotor, seperti membuang sampah ke tepian
sungai sehingga aliran sungai menjadi mampet dan akhirnya timbul banjir jika hujan
turun, membuang limbah pabrik ke sungai yang mengkibatkan air itu menjadi tercemar
oleh bahan – bahan berbahaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan
pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari – hari
(Said, Nusa Idaman & Wahjono, Heru Dwi, 1999). Air bersih adalah air yang biasa
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
apabila diminum harus dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih
berasal dari air permukaan, mata air, dan air tanah. Dalam rangka meningkatkan kebutuhan
dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih, perlu disesuaikan dengan
sumber air baku serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam
masyarakat itu sendiri (Said, Nusa Idaman & Wahjono, Heru Dwi, 1999). Pengolahan air
bersih adalah suatu usaha teknis yang dilakukan untuk memberikan perlindungan pada
sumber air dengan perbaikan mutu asal air sampai menjadi mutu yang diinginkan dengan
tujuan agar aman dipergunakan oleh masyarakat pengkonsumsi air bersih. (Narita, Kadek,
et al, 2011). Pengolahan air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun
2010 (PERMENKES 492/2010), yang didalamnya terdapat syarat – syarat air hasil pengolahan
penjernihan agar dapat dikonsumsi layaknya air minum (Narita, Kadek, et al, 2011).

B. TUJUAN
1. Persyaratan kualitatif, menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.
Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis. Persyaratan
tersebut dapat dilihat berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.
2. Persyaratan Kuantitatif, ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah
dan jumlah penduduk yang akan dilayani.

C. MANFAAT
1. Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai
pentingnya pemenuhan kebutuhan air minum pada karyawan dan mengetahui upaya
apa yang dapat dilakukan apabila pemenuhan kebutuhan air minum pada karyawan
tidak mencukupi.

2. Manfaat Bagi Karyawan


Manfaat bagi karyawan yaitu bisa memenuhi kebutuhan air bersih yang cukup di tempat
kerjanya.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa


Manfaat bagi mahasiswa yaitu agar bisa mengetahui persyaratan air bersih di
perusahaan dengan baik dan benar. Selain itu, dapat menambah wawasan dan
meningkatkan ilmu mengenai persyaratan pemenuhan air bersih di perusahaan, serta
diharap bisa menjadikan gambaran masa depan saat bekerja khususnya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di bidang Higiene dan Sanitasi.
BAB II
PEMENUHAN AIR BERSIH DI PERUSAHAAN

A. DEFINISI AIR BERSIH


1. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2002) tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air, Terkait Air Bersih dan Air Minum, air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
2. Menurut Catanese & Snyder (1996), air bersih merupakan salah satu hal yang penting
dan mendapat prioritas dalam perencanaan kota.
3. Menurut World Health Organization (2003), air bersih merupakan air yang layak dipakai
oleh masyarakat berdasarkan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.
4. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER.IX.1990, disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan air bersih ialah air yang dapat digunakan untuk keperluan
sehari – hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum
apabila dimasak.
5. Menurut Suryanta (2011), air bersih merupakan air yang secara kimiawi terdiri dari
senyawa H2O yang mempunyai sifat-sifat tertentu, dapat berikatan hidrogen dengan
senyawa organik dan sifat-sifat lain di mana jumlah mineral yang terlarut dalam air
minum tidak melebihi ambang batas yang diperlukan tubuh.
6. Menurut Kodoatie (2003), air bersih adalah air yang dipakai untuk kegiatan sehari – hari
seperti untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum setelah dimasak.
7. Menurut Wahyuni (2017), air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman – kuman yang membahayakan
tubuh, yang dipergunakan untuk keperluan sehari – hari, di mana air bersih juga dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui
upaya peningkatan derajat kesehatan, sehingga menjadi hal yang penting dalam
pemenuhan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
8. Dijelaskan lebih lanjut oleh Suripin (2002), air bersih yaitu air yang aman atau sehat dan
baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar.

B. PENTINGNYA KEBUTUHAN PEMENUHAN AIR BERSIH DI PERUSAHAAN


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari – hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Sumber air merupakan tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun dibawah permukaan tanah (UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Dalam
memilih sumber air baku untuk air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utama yang
meliputi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Beberapa sumber air baku yang sering digunakan
oleh masyarakat perdesaan dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya antara lain menggunakan
air permukaan, mata air, dan air tanah. Kualitas air penting untuk diperhatikan karena menjadi
tolak ukur penggunaan air dalam memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut seperti
mandi, mencuci, air irigasi, memasak dan sebagai air minum. Kualitas air bersih menurut sifat
fisik adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Air tidak berwarna
menunjukkan bahwa tidak mengandung bahan kimia. Air yang berbau menunjukkan bahwa
terjadi proses pelapukan bahan organik oleh mikroorganisme dalam air (Untung, 2008).
Sedangkan air yang rasanya tidak tawar menunjukkan adanya senyawa asing yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Jika air memiliki rasa asam, pahit dan lainnya maka patut
dipertimbangkan bila akan dikonsumsi (Anuar et al, 2015). Menurut Sasongko (1991: 112)
Penyedian Air Bersih adalah air yang disadap untuk pemakaian rumah tangga, perdagangan,
industri dan lain – lain, parameter yang umum yaitu kekeruhan, bahan padat terlarut
keseluruhan, senyawa-senyawa beracun, mutu bakteri. Air bersih merupakan sumber
kehidupan bagi setiap orang, sehingga kita wajib menjaga kelestariannya dan keberadaan air
tersebut baik kuantitas maupun kualitasnya dengan sebaikbaiknya. Oleh karena itu masyarakat
harus berperan secara aktif dalam upaya pelestarian kualitas air. Menurut Kepmenkes RI. No.
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat – syarat dan pengawasan Kualitas Air Bersih, air
bersih adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan seperti tidak berbau, tidak berasa, pH antara 6,5 – 8,5, temperatur ± 3°C, tidak
mengandung bakteri Ecoli dan dapat langsung diminum. Secara teoritis air bersih hendaknya
terhindar dari kemungkinan terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat pathogen,
tidak tercemar oleh zat – zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

C. WATERBORNE DESEASE
Penyakit menular bawaan air, yang meliputi :
1. Virus
Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah
termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat
dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak
diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini
sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk. Virus berasal dari
bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasite mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel tersusun
atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua
kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar
tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup(seluler) yaitu memiliki
asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi
dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat
intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur
berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel. Partikel virus secara
keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi
oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis
dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses
reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen – komponen pembentuk virus.
2. Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai klorofil, dan
produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri pada umumnya
merupakan makhluk hidup yang juga memiliki DNA, akan tetapi DNA bakteri tidak
berada pada nukleus yang juga tidak mempunyai membran sel. DNA ekstrakromosomal
dari bakteri tergabung menjadi satu plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz,
2004) . Menurut Dwidjoseputro (1985) Ukuran sel bakteri pada umumnya adalah 0,5-
1,0 µm, dan mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat atau kokus, batang atau Bacillus,
dan bentuk spiral. Koes (2006) menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain adalah :
a. Sumber energi.
b. Sumber karbon.
c. Sumber nitrogen.
d. Sumber garam – garam anorganik.
e. Bakteri – bakteri tertentu membutuhkan faktor – faktor tumbuh tambahan.
Menurut (Fardiaz, 1989) Pertumbuhan bakteri memiliki beberapa fase, beberapa fase
pertumbuhan bakteri yaitu :
a. Fase adaptasi.
b. Fase pertumbuhan.
c. Fase logaritmik.
d. Fase pertumbuhan lambat.
e. Fase pertumbuhan tetap (statis).
f. Fase menuju kematin dan fase kematian

3. Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk
koloni/kelompok. Tiap Protozoa merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan
maupun fungsinya.sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih
besar dilakukan oleh sel – sel khusus. Protozoa juga merupakan jasad renik hewani yang
terdiri dari satu sel, hidup sendiri – sendiri dari satu sel hidup sendiri-sendiri atau
berkelompok membentuk koloni. Protozoa banyak terdapat di alam antara lain di dalam
air laut, air tawar, tanah, dan di dalam tubuh organisme lain.
Arti penting protozoa :
1. Sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas dalam
lingkungan akuatik. Contoh : zooplankton (hewan) hidup dari fitoplankton
(tumbuhan) yang fotosintetik.
2. Sebagai protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri.
Protozoa patogen dapat merugikan hospes dengan cara berkembangbiak, penyerangan,
pengrusakan sel dan dengan pengaruh toksin dan enzimnya. Gejala umum sistemik
seperti demam, serta gejala seperti splenomegali dan limfadenopati sering dijumpai.
Stadium pertama infeksi mungkin akut dan mematikan, atau berkembang menjadi
stadium laten yang menahun, yang kadang-kadang diselingi dengan kambuhnya gejala.
Sebaliknya, infeksi dari semula mungkin berjalan subklinis dengan atau fanpa serangan
gejala yang terjadi sewaktu – waktu.

4. Vektor
Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Vektor yang berperan sebagai penular
penyakit dikenal sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut sebagai
vector borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat
endemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian (Permenkes R.I No.
374, 2010). Penyakit menular bersumber vektor yang masih berjangkit di masyarakat
diantaranya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, lalat dan kecoa yang umumnya
berkembang pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk (Amalia, 2010). “Penyakit
yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat
menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan
kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran
vektor” (Permenkes R.I No. 374, 2010). Upaya pemberantasan dan pengendalian
penyakit menular seringkali mengalami kesulitan karena banyak faktor yang
mempengaruhi penyebaran penyakit menular tersebut. Lingkungan hidup di daerah
tropis yang lembab dan bersuhu hangat menjadi tempat hidup ideal bagi serangga yang
berkembangbiak. Selain dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan vektor pembawa
penyakit, keberadaan serangga juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa
aman bagi masyarakat (Soedarto, 2009). Menurut Komairah, dkk (2010) sekitar 10 juta
spesies serangga yang hidup di dunia dan telah teridentifikasi sekitar 1 juta spesies. Satu
juta spesies tersebut terdiri dari beberapa spesies serangga yang juga merupakan vektor
pembawa suatu penyakit. Salah satu dari vektor tersebut adalah kecoa yang mempunyai
pengaruh sangat besar terhadap kesehatan manusia. Sesuai yang dikemukakan oleh
Amalia dan Idham (2010:67) bahwa kecoa menyebarkan berbagai penyakit,
menimbulkan alergi, serta mengotori dinding, buku dan perkakas rumah tangga. Kecoa
juga dapat memindahkan beberapa mikroorganisme patogen antara lain, Streptococus,
Salmonella dan lain – lain, sehingga mereka berperan dalam penyakit tifus, disentri,
diare, cholera, virus hepatitis a dan polio pada anak-anak (Apriyani, 2017). Penularan
penyakit oleh kecoa dapat terjadi melalui organisme pathogen sebagai bibit penyakit
yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh
kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa. kemudian melalui organ tubuh kecoa,
organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan.

D. CARA PENYEBABNYA
Ada empat macam penyakit yang penularannya melibatkan air, yaitu :
a) Water Borne Disease
Penyakit yang ditularkan langsung melalui air penyakit melibatkan media air dalam
proses minum, dimana air yang diminum mengandung kuman pathogen sehingga
menyebabkan yang bersangkutan menjadi sakit. Termasuk dalam kategori ini adalah
penyakit kolera, tipus, disentri.
b) Water Washed Disease
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh higienitas air yang buruk. Cara
penularannya dapat berupa :
- Infeksi pada saluran pencernaan, seperti diare.
- Infeksi pada kulit dan mata, seperti skabies dan trakoma.
- Penyakit melalui cairan kemih binatang pengerat, seperti leptospirosis.
c) Water Based Disease
Penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya
berhubungan dengan air. Contoh penyakit ini adalah Schistosomiasis.
d) Water Related Vectors
Penyakit yang disebabkan oleh vektor penyakit yang sebagian atau seluruh
perindukannya berada di air. Termasuk dalam kategori ini adalah demam berdarah,
malaria, filariasis, dan sebagainya.

E. DASAR HUKUM PEMENUHAN AIR BERSIH DI PERUSAHAAN


a. Undang-Undang Republik Indonesta Nomor I7 Tahun 2019 Tentang Sumber
Daya Air
Pada Bagian Ketiga Pendayagunaan Sumber Daya Air, Pasal 28 Ayat 1 menyatakan
bahwa urutan prioritas pemenuhan kebutuhan Air ditetapkan dalam Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air yang mencakup prioritas
pemenuhan Air bagi kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan
urutan pemenuhan Air bagi kebutuhan kegiatan bukan usaha dan kegiatan usaha.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang
Penyediaan Air Minum
- Pasal 1 ayat (4) : Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air
Minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.
- Pasal ayat (5) : Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat
SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum.
- Pasal 1 ayat (7) : Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pegelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti
proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum
Pada Bab II Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Poin A menyatakan bahwa
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib
dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa
secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi
mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan.
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan
kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan
pangan, peralatan makan, dan pakaian.
d. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan Daerah Air Bersih Jawa Timur Menjadi
Perusahaan Perseroan Daerah Air Bersih Jawa Timur
Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi PT. Air Bersih Jatim (Perseroda) melakukan kegiatan
usaha dalam bidang pengelolaan dan penyediaan air bersih bagi masyarakat dan
kegiatan penunjang lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan.

F. PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
1. Standar Baku Mutu Fisik Air Untuk Keperluan Higiene Industri dan Sanitasi

2. Standar Baku Mutu Biologi Air Untuk Keperluan Higiene Industri dan Sanitasi
3. Standar Baku Mutu Kimia Air Untuk Keperluan Higiene Industri dan Sanitasi
G. KEWAJIBAN PERUSAHAAN DALAM PEMENUHAN AIR BERSIH
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, Pasal 3 menyatakan fasilitas kebersihan disediakan di
tempat kerja. Fasilitas kebersihan yang meliputi penyediaan air bersih yaitu terdapatnya toilet
yang bersih, tidak ada serangga seperti lalat atau nyamuk dan dibersihkan setiap hari dan
tersedia air bersih yang dapat digunakan setiap jam kerja.

H. PENGAWASAN PEMENUHAN AIR BERSIH


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang
Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, Pasal 5 menyatakan bahwa
untuk menyelenggarakan atau memenuhi standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja
industri, maka setiap industri harus melakukan pemantauan secara berkala yang dilakukan
paling sedikit 1 (satu) tahun sekali, atau setiap ada perubahan proses kegiatan industri yang
berpotensi meningkatkan kadar bahaya kesehatan lingkungan kerja, dan/atau sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki kompetensi di bidang higiene industri,
kesehatan kerja dan/atau kesehatan lingkungan. Pemantauan sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan cara :
a. Pengamatan, pengukuran, dan surveilans faktor fisik, kimia, biologi, dan penanganan
beban manual, serta indikator pajanan biologi sesuai potensi bahaya yang ada di
lingkungan kerja.
b. Pemeriksaan, pengamatan, pengukuran, surveilans, dan analisis risiko pada media
lingkungan.
Hasil pemantauan nantinya harus dilakukan evaluasi. pihak yang harus melakukan
pemantauan, yakni oleh tenaga yang telah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan di bidang
kesehatan kerja atau higiene industri dan ndikator pajanan biologi (biomarker). Proses
pengukuran yang dijelaskan pada Pasal 7, harus dilakukan di laboratorium yang terakreditasi
dengan metode pengambilan sampel, jumlah sampel, analisis laboratorium, dan interpretasi
hasil pengukuran. Pengecualian melakukan pemantauan memenuhi standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industri industri bagi usaha mikro dan industri dengan usaha kecil
harus dilakukan pembinaan dalam rangka pemenuhan standar dan persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industri. Pembinaan dapat berupa penyuluhan dan/atau pengenalan dan
pengendalian bahaya lingkungan kerja, dan desain pengendalian tepat guna yang dilakukan
oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan/atau puskesmas.
Kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian bahaya, upaya kesehatan lingkungan,
dan/atau surveilans kesehatan kerja apabila tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industri berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi. Kewajiban untuk
melakukan upaya – upaya pengendalian bahaya, yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian
teknis, pengendalian administrasi, dan/atau pemakaian alat pelindung diri, sesuai dengan
kebutuhan. Lalu, untuk upaya kesehatan lingkungan sebagaimana meliputi penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Serta, surveilans kesehatan kerja meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
dan diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi
yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok
pekerja dan masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.

I. INOVASI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PEMENUHAN AIR BERSIH


1) Deskripsikan Masalah Pemenuhan Air Bersih di Perusahaan

Pelaku industri di Kabupaten Demak mengeluhkan minimnya pasokan air bersih yang
selama ini menjadi kebutuhan penting untuk produksi dan kebutuhan pekerja. Krisis air
bersih saat ini disebabkan karena Kabupaten Demak merupakan zona merah atau
daerah kritis yang mengalami penurunan tanah. Sehingga, kondisi tersebut
menyebabkan pengunaan air bawah tanah dibatasi dan akhirnya tidak dapat mencukupi
kebutuhan. Selama ini, izin penggunaan air bawah tanah oleh Dinas Energi dan Sumber
Daya Air Mineral Jawa Tengah sangat ketat. Pengajuan pengunaan yang diukur per
meter kubik hanya disetujui separuh atau seperempat dari kebutuhan total. Dengan
demikian, sangat menyulitkan para perusahaan karena pemerintah Demak melalui
perusahaan air minumnya tak memberikan solusi air bersih sebagai pengganti saat
pemerintah Jawa Tengah membatasi pengunaan air bawah tanah di kawasan tersebut.
Padahal, daerah berdirinya pabrik dalam wilayah Demak, seperti Sayung, Karang
Tengah, dan Mranggen, sangat memerlukan air sebagai salah satu penopang untuk
pewarnaan industri garmen dan industri manufaktur lain, selain kebutuhan mandi, cuci,
dan kakus bagi pekerja yang jumlahnya tidak sedikit. Satu perusahaan 6.000 – 10.000
pekerja memerlukan air. Jika krisis listrik dapat ditangani dengan menggunakan genset,
krisis air merepotkan karena alat penyuling harganya mahal dan air yang dihasilkan
sangat minim. Namun, hal tersebut tidak sejalan dengan Pakar hidrologi dari
Universitas Diponegoro, Semarang, Nelwan, yang menyebutkan upaya pemerintah
mengurangi penggunaan air bawah tanah di kawasan pantai utara Semarang dan Demak
justru untuk mengurangi penurunan tanah di kawasan tersebut. Karena kawasan yang
sekarang banyak didirikan industri dikhawatirkan mempercepat penurunan tanah
pesisir Semarang-Demak. Lahan tambak dan pantai yang kini menjadi incaran proyek
industrialisasi tidak diimbangi dengan sikap wawasan lingkungan. Hal ini
dikhawatirkan akan menimbulkan kawasan tersebut semakin tenggelam. Kawasan
pantai utara Semarang-Demak itu merupakan delta muda yang kontur tanahnya belum
matang dan mengandalkan penopangan air bawah tanah untuk keseimbangan. Jika air
bawah tanah disedott dalam jangka waktu yang lama, maka akan berdampak pada
pesisir Demak dan Semarang dapat tenggelam. Fenomena rob yang saat ini terjadi di
kawasan tersebut sebagai bukti tanah di pantai utara Semarang dan Demak, termasuk
kawasan Sayung sudah mulai turun

Referensi Berita :
https://nasional.tempo.co/read/893676/pesisir-demak-makin-ambles-pelaku-industri-
teriak-krisis-air

2) Peluang dan Tantangan


Masalah pemenuhan air bersih pada kegiatan industri tentu saja memiliki hubungan
dengan proses produksi dan lingkungan sekitar, hal tersebut karena kurangnya pembersihan
limbah sisa proses produksi yang tidak bisa dibersihkan atau diencerkan dengan
menggunakan air yang dimana jika limbah hasil proses produksi tersebut langsung dibuang
ke lingkungan maka akan menjadi pencemar pada lingkungan sekitar wilayah industri. Hal
lain yang dapat terjadi adalah turunnya kualitas atau bahkan kegagalan produksi akibat
tercemarnya bahan baku produksi akibat tidak melalui proses pembersihan yang baik.
Tantangannya yaitu harus tetap menyediakan sumber air bersih dengan tujuan untuk tetap
menjaga keberlangsungan proses produksi dan menghindari terjadinya pencemaran di
sekitar wilayah industri akibat limbah yang tidak melalui pembersihan atau pengenceran
terlebih dahulu.

3) Rujukan Inovasi Teknologi Pemenuhan Air Bersih di perusahaan dari Negara


Lain
Berbagai inovasi teknologi pemenuhan air bersih dari luar negeri yang di kembangkan
mulai dari Wadden Marker, Room Of - The River, New Delta, hingga yang terbaru
hidrochip. Sanitasi tidak hanya tentang air namun ada lingkungan udara dan tanah yang
tidak terpisahkan dari siklusnya. Air sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial
ekonomi masyarakat. Air juga merupakan kebutuhan vital bagi manusia diantaranya
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Pengelolaan air juga tidak kalah
pentingnya, air yang tidak di kelola dengan baik dapat menjadi sumber bencana seperti
banjir dan air limbah yang menjadi sumber penyakit. Pembangunan sanitasi di Belanda
terjadi ketika sistem penyediaan air bersih pertama dibangun pada tahun 1850. Saat itu
angka kematian akibat water born disease sangat tinggi, namun seiring dilakukannya
pembangunan fasilitas ini angka penyakit menurun ketika warga mendapat pasokan air
bersih dengan kualitas yang baik. Memompa air dan mengalirkannya melalui media
penyaringan pasir halus dilakukan Belanda untuk meningkatkan kualitas air bersihnya.
Sumber air di Belanda umumnya adalah air tanah dan air permukaan yang sebagian
besar digunakan masyarakat yang berada di utara Belanda. Air permukaan yang
mengandung kadar garam tinggi diolah dengan teknologi Kreegrug dan Drainzbuffer.

Air hujan yang mengalami infiltrasi akan mengalir ke sungai dan waduk
sehingga suplai air tetap terjaga. Menurut asosiasi pekerja air Belanda, kebocoran air
dalam proses distribusi di bawah 6%, jauh dibawah negara-negara lain. Ozonisasi, kini
99,9% penduduk Belanda telah memliki akses air minum yang bebas klorin. Belanda
mulai mengelola air limbahnya pada tahun 1900. Pertumbuhan penduduk serta
pembangunan pesat di belanda membuat kuantitas limbah semakin bertambah. Belanda
terus melakukan Inovasi pada teknologi pengolahan air limbah. Pada tahun 2000,
hampir 99% dari seluruh rumah tangga dan industri Belanda terhubung ke sistem
pengolahan air imbah terpadu.
4) Inovasi Teknologi Pengembangan Pemenuhan Air Bersih di Perusahaan

INCUBITS sebagai platform kolaborasi untuk inovasi di bidang air bersih,


sanitasi dan higienitas. INCUBITS dirancang sebagai wadah kontribusi inovasi dalam
pengembangan bidang air minum dan sanitasi pada skala yang lebih luas, seperti
penyediaan akses air minum di daerah sulit atau rawan air. Dengan demikian menjawab
tantangan dalam bidang sanitasi pada masalah tersebut, yakni penyediaan akses sanitasi
pada daerah yang sulit dijangkau. Saat ini, upaya penyediaan akses air minum dan
sanitasi layak dan aman bagi masyarakat menghadapi berbagai tantangan krusial, salah
satunya adalah Pandemi COVID-19. Berdasarkan penelitian Indonesia Water Institute
pada 2021, terjadi peningkatan konsumsi air bersih secara signifikan untuk penerapan
protokol kesehatan dalam kehidupan sehari – hari masyarakat, seperti kebutuhan cuci
tangan yang meningkat 5 kali lipat dan kebutuhan mandi yang meningkat 3 kali lipat
dari kondisi normal. Untuk memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi pada bidang
teknologi, yaitu melakukan beberapa inovasi dalam pembangunan infrastruktur bidang
air minum dan sanitasi pada daerah krisis air bersih. Diantaranya pertama, Uprating
Instalasi Pengolahan Air (IPA), teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi
IPA menjadi 2-3 kali lipat dari semula, menggunakan IPA yang ada tanpa melakukan
tambahan unit pengolahan baru dengan melakukan modifikasi komponen IPA melalui
perubahan sistem proses dan/atau penambahan aksesoris tertentu. Saat ini telah
dikembangkan di PDAM Kabupaten Bekasi (Jabar) dan Rembang (Jateng). Kedua,
Waste to Energy (WTE), pengolahan sampah dengan incinerator untuk mengkonversi
material padat menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan saat ini sedang
dikembangkan di Balikpapan (Kaltim), Badung (Bali) dan Banjar Bakula (Kalsel).
BAB III
LEMBAR KERJA

1. Deskripsikan Proses Bisnis Perusahaan Anda


Proses Produksi Gula
1) Pencucian dan Pemotongan
Batang tebu dimasukkan ke dalam konveyor yang bergerak untuk proses
pembersihan menggunakan air panas yang disemprotkan kepadanya, kemudian batang
tebu dipotong atau dicacah untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil dan
memudahkan mengekstrak jus dari potongan batang tebu.
2) Pemerahan Jus Gula
Pemerahan jus tebu atau nira menggunakan sugar cane processing plant melalui
dua cara, yaitu difusi atau penggilingan. Dengan difusi, potongan batang dihancurkan
dengan air panas atau lime juice (jus kapur). Cara yang umum dengan penggilingan
yakni potongan tebu digiling dengan roller berat sehingga proses perahan ini
menghasilkan jus atau nira dan ampas. Jus atau nira ini yang akan menjadi gula,
sedangkan ampas dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar boiler.
3) Proses Pemurnian Fisis
Tujuan proses pemurnian jus gula atau jus mentah adalah untuk memisahkan
antara zat bukan gula dan zat yang mengandung gula. Hasil proses pemurnian jus gula
adalah gula mentah dan molasse. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis
melalui penyaringan atau secara kimiawi melalui pemanasan dan pemberian bahan
pengendap.
4) Proses Pemurnian Kimiawi (Sulfitasi)
Pada proses sulfitasi jus mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat
exchanger sehingga suhunya naik menjadi 700℃ kemudian jus mentah diendapkan
dengan menambahkan susu kapur (lime milk) dan karbondioksida. Pada proses
pengendapan ini dihasilkan jus jernih dan jus kotor. Jus jernih dialirkan ke proses
selanjutnya (penguapan), sedangkan jus kotor diolah menghasilkan nira tapis dan
blotong.
5) Penguapan dan Kristalisasi
Jus jernih dipompa ke dalam evaporator yang mendidihkan jus hingga
kandungan air menghilang dan menyisakan sirup. Sirup dikristalkan melalui beberapa
tahapan pendidihan vakum dengan suhu didih rendah untuk menghindari gosong pada
sirup. Akhirnya, kristal gula terbentuk.
6) Pemisahan (Sentrifugal)
Tahapan selanjutnya Kristal gula dimasukkan ke dalam sentrifugal untuk lebih
memisahkan kristal gula mentah dari sirup. Dalam sentrifugal ini, kristal gula akan
jatuh menjauhi sirup dengan kekuatan putaran yang signifikan. Proses ini menghasilkan
sisa sirup yang disebut molasse yang keluar melalui lubang sentrifugal tersebut.
7) Produk Sampingan
Sisa proses pemurnian gula adalah molasse, yang berarti “semacam madu”,
yakni sirup yang tebal atau kental. Molasse dihasilkan setelah kristalisasi gula dari jus
gula tebu.
2. Rencanakan darimana Sumber Air Bersih yang Anda Gunakan di Perusahaan dan
Berikan Alasan Mengapa Anda Menggunakan Itu
Sumber air yang digunakan pada industry gula ini adalah air PDAM. Hal tersebut dipilih
dan digunakan pada proses pencucian dan pemotongan. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menjaga kebersihan dari bahan baku gula yaitu tebu yang akan diproses menjadi gula pasir.
Pasalnya nira yang dihasilkan tidak melalui proses pemasakan terlebih dahulu yang dimana
proses pemasakan menjadi proses yang ampuh untuk mematikan virus, bakteri dan
mikroba. Pada Proses produksi gula hanya terdapat proses pemurnian dengan cara
penguapan dimana pada proses tersebut kotoran, virus, bakteri bahkan mikroba sudah
tercampur jika menggunakan air yang kurang bersih pada proses pencucian. Pada proses
permurnian dengan cara penguapan juga memungkinkan bakteri yang tahan dengan panas
dapat terus hidup dan mengkontaminasi nira lain karena gula bisa menjadi makanan dari
para bakteri untuk terus bertambah.

3. Air Bersih Anda Gunakan Untuk Apa Saja


- Air bersih digunakan yang pertama adalah pada saat proses pencucian dan pemotongan
tebu dimana hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah adanya kontaminan dari air
pembersih yang digunakan untuk pembersihan yang dapat mempengaruhi kualitas dari
bahan baku gula atau nira yang dihasilkan dan terbebas dari adanya kontaminasi
kotoran, virus, bakteri bahkan mikroba pada saat proses selanjutnya berlangsung.
- Air bersih juga digunakan untuk proses pembersihan berkala pada mesin – mesin
produksi mulai dari mesin pencucian hingga pengemasan dimana pada mesin – mesin
tersebut terdapat sisa – sisa bahan baku gula bahkan hinga gula itu sendiri yang
memiliki rasa manis yang dengan mudah memacing semut atau hewan kecil lain untuk
bisa mengerubungi mesin produksi gula tersebut.
- Air bersih juga digunakan untuk kebutuhan hygiene dan sanitasi mulai dari cuci tanagn
hingga kebutuhan pekerja untuk buang air dan bersih diri.

4. Penyaluran Air Bersih Menggunakan Apa


Penyaluran air bersih lebih baik melalui pipa bawah tanah seperti halnya pada instalasi
rumah, hal tersebut dipilih karena menghirdarkan air dari kontaminan yang berasal dari
udara ambien yang bisa saja membawa debu logam yang berbahaya jika masuk kedalam
tubuh manusia

5. Bagaimana Anda Memastikan Kualitas Air Bersih Sesuai Peraturan yang Berlaku
Kualitas air bersih yang digunakan pada perusahaan harus tetap terjaga kualitasnya hal
tersebut dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan indicator fisik dan kimia secara
rutin minimal 3 bulan sekali.

6. Bagaimana Anda Bisa Memastikan Jumlah/Kuantiitas Air Bersih Mencukupi


Seluruh Aktivitas di Perusahaan Anda
Selain memanfaatkan air dari PDAM, perusahaan juga wajib menyediakan tandon air atau
tempat penampungan air dengan kapasitas yang cukup besar untuk bisa menyediakan
kebutuhan air selama beberapa hari saat terjadi pemadaman air untuk keberlangsungan
proses produksi.

7. Peraturan Apa yang Menjadi Dasar dalam Penyediaan Air Bersih


a. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan Daerah Air Bersih Jawa Timur Menjadi
Perusahaan Perseroan Daerah Air Bersih Jawa Timur
Pasal 5 menyatakan bahwa melakukan kegiatan usaha dalam bidang pengelolaan dan
penyediaan air bersih bagi masyarakat dan kegiatan penunjang lainnya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Pasal 3 menyatakan fasilitas kebersihan disediakan di tempat kerja. Fasilitas kebersihan
yang meliputi penyediaan air bersih yaitu terdapatnya toilet yang bersih, tidak ada
serangga seperti lalat atau nyamuk dan dibersihkan setiap hari dan tersedia air bersih
yang dapat digunakan setiap jam kerja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penyediaan kebutuhan air bersih di perusahaan sangat penting diperlukan untuk menunjang
kegiatan produksi, sanitasi, dan keperluan lainnya. Air bersih yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tersebut. Serta untuk menjamin kualitas air
cukup baik perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan dalam kurun waktu tertentu untuk
memastikan kualitas air bersih yang tersedia di perusahaan dalam parameter yang sesuai. Hal
ini dapat dilakukan dengan pemantauan air bersih dan rutin melakukan pengecekan pada
labolatoium yang terakreditasi supaya air bersih terjaga kualitasnya dan tidak menyebabkan
penyakit bagi pekerja.

B. SARAN
Sasaran ditujukan untuk :
1. Perusahaan
Setiap perusahaan atau tempat kerja wajib menyediakan kebutuhan pemenuhan air
bersih untuk pekerja sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku guna
melakukan pencegahan terjadinya dehidrasi pada pekerja. Untuk penyediaan air bersih
pun harus memenuhi standar yang berlaku serta untuk selalu menjaga kualitas air bersih
tersebut.
2. Pekerja
Setiap pekerja berkewajiban untuk ikut serta dalam melaksanakan, menjalankan, dan
mendukung kebijakan perusahaan mengenai penyediaan kebutuhan pemenuhan air
bersih guna melakukan pencegahan terjadinya penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan air bersih dan lain – lainnya.
REFERENSI

Undang-Undang Republik Indonesta Nomor I7 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Penyediaan Air
Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Bentuk
Hukum Perusahaan Daerah Air Bersih Jawa Timur Menjadi Perusahaan Perseroan
Daerah Air Bersih Jawa Timur

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Rahmani, A. (2019). Pengelolaan Air dalam Industri Pangan.
Aronggear, T. E., Supit, C. J., & Mamoto, J. D. (2019). Analisis Kualitas dan Kuantitas
Penggunaan Air Bersih PT. Air Manado Kecamatan Wenang. Jurnal Sipil Statik, 7(12).

Priyanto, D. (2011). Peran Air Dalam Penyebaran Penyakit. BALABA: Jurnal Litbang
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 27-28.

Yuliani, Y., & Rahdriawan, M. (2015). Kinerja Pelayanan Air Bersih Masyarakat Di Kelurahan
Tugurejo Kota Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, 3(1), 11-25.

Anda mungkin juga menyukai