Sanitasi Air
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Taufik Arrahman
(23135162)
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air yang bersih dan sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar manusia. Dalam
melakukan setiap aktivitas, manusia selalu membutuhkan air baik air minum sebagai sumber
energi maupun untuk pemenuhan kebutuhan hidup seperti mandi, masak, cuci. Air adalah
kebutuhan utama manusia, oleh sebab itu air harus terjamin secara kualitas, kuantitas,
terjangkau dan kontinuitas (tersedia terus-menerus). Tetapi belum semua masyarakat
Indonesia mendapatkan air yang bersih, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah
baik itu di pedesaan maupun pinggiran kota.
Didalam hal ini masih ada beberapa wilayah di dunia yang mengalami kekurangan air
bersih untuk mandi bahkan untuk minum dan memasak, mengingat air sangat dibutuhkan
untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Begitu juga dengan sanitasi yang layak dan
bersih juga diperlukan karena sanitasi yang baik akan mencegah lingkungan dari pencemaran.
Karena sanitasi yang buruk akan menimbulkan sumber penyakit bagi lingkungan
di sekitarnya. Oleh karena itu United Nations Development Programme (UNDP) menggagas
program Millenium Development Goals (MDGs) sebagai program yang awalnya dicanangkan
untuk membantu pembangunan di negara-negara berkembang untuk menuju ke taraf
kehidupan yang baik.
Saat ini, Kelangkaan air mempengaruhi lebih dari 40 persen penduduk di seluruh dunia,
angka yang mengkhawatirkan yang diproyeksikan meningkat dengan kenaikan suhu global
sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Meskipun 2,1 Miliar orang telah memperoleh
akses ke sanitasi air sejak tahun 1990, berkurangnya pasokan air minum yang aman adalah
masalah utama yang berdampak kepada setiap benua. (Sustainable Development Goals)
kelangkaan inilah yang menjadi masalah utama untuk pengembangan program ini. Akses
yang dilakukan dalam pengelolaan lingkungan dalam pengadaan air minum dan sanitasi yang
layak juga diperhatikan dimana organisasi PBB yaitu UNDP, WHO dan World Bank
melindungi dan memulihkan ekosistem yang berhubungan dengan air seperti gunung, rawa
dan sungai karena dalam hal ini pengelolaan ekosistem untuk mengurangi kekurangan air
yang bersih dan layak minum serta bersih. Karena dengan adanya pengingkatan pemeliharaan
ekosistem yang dapat memenuhi kebutuhan air dapat meningkatkan produksi air bersih dan
air yang layak minum serta kebersihan sanitasi yang memadai dapat berdampak sangat
signifikan bagi daerah yang kekurangan fasilitas tersebut. salah satunya di Indonesia yang di
beberapa wilayah pedesaan dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah atau pedesaan
yang jauh dari akses air bersih dan edukasi untuk hidup bersih dan sehat serta pemanfaatan
sampah menjadi barang daur ulang yang dapat menghasilkan uang dan memajukan desa
tersebut.
Sebagai sumber daya yang sangat penting, di Indonesia peraturan mengenai sumber
daya air diatur dengan ketat. Dari awal pemerintah sudah mengatur hal ini dan dicantumkan
pada UUD 45 pasal 33 ayat ke 3 disebutkan “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”,
dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah menganggap air sebagai hal yang penting
dan mengharapkan seluruh warganya dapat mendapatkan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Sanitasi air merujuk pada proses atau upaya untuk menjaga kualitas air agar
aman dan layak untuk digunakan, baik untuk keperluan konsumsi manusia, pertanian,
maupun industri. Ini melibatkan berbagai metode seperti pengolahan air, pengujian
kualitas air, dan tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit yang terkait dengan
air yang terkontaminasi.
1. Melindungi Kesehatan: Memberikan akses kepada air bersih yang aman untuk
diminum dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari, serta mencegah penyebaran
penyakit yang terkait dengan air yang terkontaminasi.
2. Pencegahan Penyakit: Mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh air yang
tercemar dengan menjaga kualitas air dan sistem sanitasi yang baik.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Memberikan akses universal terhadap air bersih dan
sanitasi yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat.
Tujuan sanitasi air ini bertujuan untuk memastikan bahwa air yang
digunakan oleh manusia adalah aman, tersedia secara luas, dan dielola
dengan baik untuk kepentingan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan.
3. Kekeruhan
Air dikatakan keruh bila mengandung banyak partikel yang tercampur dan
menimbulkan warna atau tampilan yang kotor. Faktor yang menyebabkan kekeruhan
pada air seperti bahan organik yang tersebar, partikel kecil yang tersuspensi, lumpur
serta tanah liat. Kekeruhan dalam air disebabkan adanya partikel koloid dan suspensi
dari suatu polutan, antara lain berupa bahan organik, anorganik buangan industri,
rumah tangga sehingga dari hasil diatas kekeruhan air yang bertambah bisa
disebabkan karena bertambahnya polutan organik/anorganik buangan industri atau
rumah tangga. Air yang keruh merupakan hal yang harus dipertimbangkan pada
penyediaan air untuk umum, dimana kekeruhan tersebut akan mengurangi segi
estetika, lebih sulitusaha penyaringan, serta akan mengurangi efektivitas usaha
desinfeksi.
4. Warna
Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent color) dan warna sejati
(true color) dimana warna semu adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel
yang menyebabkan keruh pada air (tanah, pasir, dll), partikel besi, mangan, partikel
mikroorganisme, warna industri, dan lainnya. Sedangkan warna sejati adalah dimana
warna berasal dari penguraian zat organic alami, seperti humus, lignin, tanin serta
asam organik lainnya. Teknik penghilangan warna dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, oksidasi, reduksi, bioremoval,
dan terapan elektro.Penilaian zat warna air dapat dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium menggunakan metode fotometrik.
b. Faktor Kimia
Air bersih adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia yang
berbahaya, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Flourida (F), Derajat keasaman (pH),
Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat kimia lainnya. Zat kimia yang terkandung dalam
air bersih yang digunakan sehari-hari sebaiknya endaknya tidak melebihi kadar
maksimum yang diperbolehkan oleh standar baku mutu air minum dan air bersih.
2. Klorida (Cl)
Kadar klorida umumnya meningkat seiring dengan meningkatnya kadar mineral.
Kandungan klorida, kalsium dan magnesium yang tinggi dalam air, dapa
menimbulkan sifat korosivitas air, dimana dapat mengakibatkan terjadinya perkaratan
peralatan logam. Kadar klorida yang lebih dari 250 mg/l bisa memberikan rasa asin
pada air dan tidak enak untuk dikonsumsi.
3. Kesadahan (CaCO3)
Kandungan ion Ca dan Mg dalam air menyebabkan air bersifat sadah. Tingginya
kesadahan air dapat merugikan karena bisa merusak peralatan rumah tangga yang
terbuat dari besi melalui proses korosi (pengkaratan), juga dapat menimbulkan
endapan atau kerak pada peralatan. Tingginya kesadahan air dapat di sebabkan
oleh Calcium, Magnesium, Strontium, dan Ferrum. 30 Air yang bersifat sadah juga
dapat menyebabkan kerugian dimana air yang bercampur sabun tidak membentuk
busa namun dapat menyebabkan gumpalan sabun (soap scum) yang sulit dihilangkan.
c. Faktor Bakteriologis
Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi atau bakteri
indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya polusi feses dari manusia maupun dari hewan, karena
organisme tersebut merupakan organisme yang terdapat di dalam saluran pencernaan
manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan
tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak
karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi
kesehatan, terutama pathogen penyebab infeksi saluran pencernaan.
2. Koagulasi: Penambahan bahan kimia untuk menggumpalkan kotoran kecil dalam air
agar mudah diendapkan.
3. Flokulasi: Proses di mana flokulasi atau gumpalan-gumpalan kotoran yang dihasilkan
dari koagulasi diaduk agar menjadi gumpalan lebih besar.
4. Sedimentasi: Air yang telah mengalami koagulasi dan flokulasi kemudian didiamkan
dalam bak sedimentasi agar endapan atau lumpur yang besar dapat mengendap ke
bawah.
6. Disinfeksi: Penggunaan bahan kimia seperti klorin atau ozon untuk membunuh
mikroorganisme yang tersisa dalam air.
7. Penyimpanan: Air bersih yang telah melalui semua langkah ini dapat disimpan dalam
tangki atau sistem distribusi untuk dikonsumsi.
Setiap langkah ini penting untuk memastikan air yang dihasilkan benar-benar
bersih dan aman untuk digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari saya adalah sanitasi air yang baik itu sangat penting untuk
kesehatan manusia, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Ini melibatkan
akses terhadap air bersih, pengelolaan limbah secara aman, serta perlindungan sumber
air untuk mencegah penularan penyakit dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Meningkatkan sanitasi air adalah langkah penting dalam memajukan kesejahteraan
global.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idntimes.com/opinion/politic/rizkilutfi/menciptakan-sanitasi-air-c1c2?
page=all
http://digilib.ulm.ac.id/archive/bank/pdf/
9790778dfde744de2753db926f86e37b201901235c3033cb18beb3e7a06a37e04d80a298.pdf
http://repository.unika.ac.id/17602/2/14.O1.0004%20GRACE%20DATU
%20BATOSAMMA%2C%20ST%20%287.8%29..BAB%20I.pdf