Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK

INSPEKSI SANITASI SARANA PERSEDIAAN AIR BERSIH

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Evi Cronicha Simatupang
Nim : P00933219011
Kelas : DIV Sanitasi Lingkungan (2A)
Mata Kuliah : Penyehatan Air
Dosen Pengampu : Haesti Sembiring,SST.M.Sc

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN SANITASI
KABANJAHE
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Penyehatan Air-A


Judul Praktek : Inspeksi Sarana Persediaan Air Bersih
Dilaksanakan : Rabu,5 Mei 2021

Medan, Mei 2021

Mengetahui
Pembimbing praktek

(Haesti Sembiring, SST. M.Sc)


NIP.197206181997032003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahamat dan berkahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan mata kuliah
Penyehatan Air yang berjudul ”Inspeksi Sanitasi Sarana Persediaan Air Bersih”. Penyusun
mengucapakan terimakasih kepada teman-teman dan Dosen Pembimbing Ibu Haesti
Sembiring, STT. M.Sc yang telah mendukung dan membimbing penyusun dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penyusun meminta maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan laporan, karena
penysusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan. Untuk itu
Penyusun menerima kritik dan saran dari teman-teman dan Dosen pembimbing. Semoga
laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik, fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
masyarakat. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat
ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang
penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaaan
lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan besar dalam
kehidupan adalah air.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung.
Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia
untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan
manusia.
Air merupakan salah satu diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk
sampai pada manusia. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman
ataupun makanan, tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit maka
pengelolaan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak
diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara tinja sebagai sumber penyakit
dengan air yang sangat diperlukan tersebut.
Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok dalam program pengawasan dan
surveilans kualitasair yang efektif. Ini merupakan kegiatan pengamatan fisik sarana air
bersih/air minum, lingkungan dan perilaku masyarakat yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kualitas air dari sarana yang diamati dengan menggunakan suatu formulir.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktek inspeksi sarana penyediaan air bersih ini adalah
untuk mengetahui kondisi sarana air bersih dan tingkat resiko pencemaran air bersih dari
sarana air bersih yang diamati.
BAB II
ISI

2.1 Inspeksi Sanitasi


Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok dalam program pengawasan dan
surveilans kualitas air yang efektif. Berdasarkan inpeksi sanitasi kita dapat menentukan
apakah suatu sarana air bersih perlu diambil sampel airnya atau tidak.
Untuk menyelenggarakan pengawasan kualitas air tersebut dibutuhkan kegiatan
surveilans. Yang dimaksud dengan surveilans adalah perlindungan kesehatan masyarakat
yang terus-menerus dan mengamati keamanan dan penerimaan air bersih oleh mayarakat.
Program surveilans kualitas air bersih dengan kegiatan adalah inspeksi sanitasi.
Pengertian inspeksi sanitasi adalah penelitian pada semua factor yang berkaitan dengan
pengadaan air, yaitu; kondisi sumur, kondisi sarana fisik konstruksi berdasarkan syarat
kesehatan dan keadaan sanitasi lingkungan.
Maksud dan tujuan inspeksi sanitasi adalah mendapatkan informasi dan gambaran
keadaan yang berpotensi dapat menimbulkan pencemaran atau berkaitan dengan kualitas
air bersih disuatuwilayah dengan memperkirakan bagian-bagian mana dari sistim
penyediaan air bersih yang merupakan penyebab timbulnya masalah air.

2.2 Air Bersih


Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan unsur dasar bagi semua
perikehidupan dimuka bumi. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung. Air termasuk sumber daya alam yang dapat dipengaruhi oleh alam,
sedangkan air bersih adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang
kuantitas dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila setelah
dimasak terlebih dahulu, hal ini dinamakan air bersih dan sehat.
Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki derajat
kesehatan masyarakat sebagai mana dijelaskan dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dinyatakan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat, yaitu keadaan yang bebas dari resiko yang membahayakan
kesehatan hidup manusia.
Sedangkan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, yakni pengamatan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dengan
demikian seharusnya air minum yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari selain
memenuhi atau mencukupi dalam arti kuantitas juga harus memenuhi kualitas yang telah
diterapkan.
Pentingnya air berkualitas baik perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan dasar
terutama didasarkan atas kenyataan akan adanya penyebaran penyakit menular serta
mikrobiologis dan biologis.

2.3 Sumber Air


Beberapa sarana air yang dapat digunakan yaitu:
 Air hujan
Air hujan merupakan penyublinan awan uap air menjadi air murni yang ketika
turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat diudara
diantaranya gas (O2, CO2, H2 dan lain-lain), jasad-jasad renik dan debu. Jadi setelah
sampai dipermukaan bumi air hujan itu bukan lagi merupakan air murni dan apabila
akan digunakan untuk air minum harus direbus terlebih dahulu.

 Air permukaan
Air permukaan yang mengalir dipermukaan bumi akan membentuk air permukaan
yang meliputi semua sumber air yang terdapat di permukaan tanah seperti air, sungai,
kolam, danau ataupun air hujan. Karena letaknya relatif terbuka cenderung lebih
mudah terkontaminasi atau tercemar baik secara fisik, kimiawi, mikrobilogis, maupun
radiologis.

 Air tanah
Air tanah adalah semua jenis air yang terletak dibawah tanah, biasanya
memerlukan cara tertentu untuk menaikkan permukaan. Misalnya dengan membuat
sumur atau dengan menggunakan pompa. Air tanah pada umumnya lebih bersih
daripada air permukan, namun todak dapat dijamin bahwa semua jenis air tanah aman
untuk dikonsumsi.

 Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari air tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh musim dan
memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam.
Pemunculan air tanah secara alamiah dapat berupa mata air (“springs”) atau
rembesan (“seepages”). Mata air atau rembesan berasal dari siklus hidrologis atau
dapat juga berasal dari air magnatik atau air fosil (“connate water”). Keadaan mata air
ini sangat bervariasi baik sifat fisik kiamianya. Hal ini dapat disebabkan karena
keanekaragaman kondisi geologinya.

2.4 Syarat-Syarat Air Bersih


Persyaratan air bersih untuk kesehatan di Indonesia diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, diantaranya sebagai berikut:
a. Syarat fisik
Dalam hal ini air harus bebas dari pencemaran dalam arti warna, rasa dan bau. Jadi
air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

b. Syarat kimia
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sifat-sifat kimia air minum adalah:
 Dalam air minum tidak diperbolehkan mengadung zat-zat atau unsur-unsur kimia
yang bersifat beracun
 Dalam air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan
 Tidak mengandung zat mineral yang kadarnya melebihi batas-batas tertentu

c. Syarat biologi
Air yang digunakan sebagai air minum ataupun untuk masak harus bebas dari
kuman-kuman penyakit. Dimana termasuk didalamnya bakteri, protozoa, virus, cacing
dan jamur. Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
berasal dari kotoran manusia yang menderita penyakit. Jadi perlu adanya pengawasan
terhadap pencemaran air atau tempat-tempat pengolahan air.
Cara yang mudah untuk mengetahui tingkat pencemaran dari air tersebut adalah
dengan menghitung jumlah bakteri dari golongan Coli atau lebih specific lagi adalah
Escherichia coli.
Escherichia coli dijadikan standar karena bakteri ini selalu terdapat pada tinja
manusia karena hidup pada saluran pencemaran manusia, tinja merupakan media
penyebaran beberapa jenis bakteri pathogen terutama bila tinja berasal carier penyakit
tertentu dan E.coli paling tahan terhadap pemanasan biasa.

2.5 Kualitas Air


Kualitas mutu air menurut PP N0. 82Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku, air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut (angka coliform≤ 1000 MPN /100 ml)
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
(angka coliform≤ 5000 MPN /100 ml)
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengiri pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu ait yang sama dengan kegunaan tersebut (angka coliform
≤ 10000 MPN /100 ml)
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakann untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut (angka coliform≤ 10000 MPN /100 ml)

2.6 Jenis Sarana Air Bersih

Sarana penyedian air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya
yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat.
Ada berbagai jenis sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat untuk
menampung atau untuk mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari. Air yang diperoleh
melalui sarana-sarana tersebut sebenarnya berasal dari tiga sumber air yang ada di alam,
yaitu air permukaan, air tanah, dan air hujan.
Jenis sarana air bersih meliputi:

 Sumur Gali (SGL)


Sumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih yang mudah dijumpai di
masyarakat karena merupakan sarana air bersih yang mudah sekali dalam
pembuatannya. Jenis sumur gali ada beberapa antara lain sumur gali dengan
timba/ember, sumur gali dilengkapi dengan pompa tangan dangkal/dalam ataupun
dengan pompa listrik.
Persyaratan kesehatan sumur gali antara lain:
 Lokasi
Sumur gali berjarak 11 meter dari sumber pencemar antara lain: jamban, air kotor,
air comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan lain-lain.

 Lantai
Lantai pada sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan harus kedap air minimal
1 meter dari bibir sumur, lantai tidak retak atau bocor, mudah dibersihkan, tidak
tergenang air (kemiringan minimal 1%-5%).

 Bibir sumur
Tinggi bibir sumur gali minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat
dan rapat air.

 Dinding sumur
Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari lantai, dibuat dari bahan kedap air
dan kuat (tidak mudah retak/longsor).

 Tutup sumur
Jika pengambilan sumur gali dengan tangan atau pompa listrik, sumur harus
ditutup rapat. Jika pengambilan air dengan ember, harus ada ember khusus dengan
tali timbanya. Untuk mencegah pencemaran ember dan timba harus selalu berada
dibagian atas/digantung (tidak boleh diletakkan dilantai).

 Sumur Pompa Tangan (SPT)


Sumur pompa tangan adalahsarana penyediaan air minum berupa sumur yang
dibuat dengan membor tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai
dengan yang diinginkan, sedangkan pengambilan air dilakukan dengan menghisap
atau menekan air ke permukaan dengan menggunakan pompa tangan.
Persyaratan sumur pompa tangan (SPT):
 Kedalaman
Kedalaman sumur cukup untuk mencapai lapisan tanah yang mengandung air.

 Lantai
Lantai harus kedap air minimal 1 meter dari bibir sumur dengan ketinggian 20 cm
diatas permukaan tanah. Lantai tidak retak/bocor, mudah dibersihkan, tidak
tergenang air (kemiringan minimal 1%-5%).

 Dinding sumur
Dinding sumur harus kedap air setinggi 70 cm diatas permukaan tanah atau
permukaan air banjir, harus dibuat kuat agar tanah tidak longsor.

 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Saluran pembuangan harus ada untuk mengalirkan air limbah ke bak peresapan.
SPAL harus kedap air, tidak menimbulkan genangan, panjang SPAL dengan bak
resapan minimal 11 meter dengan kemiringan minimal 2%.

 Pipa pelindung
Pipa penghisap dibagian atas dilindungi minimal sepanjang 3 meter dari lantai
dengan pipa pelindung (casing) dan atau diberi cor rapat air (concrete seal).

 Pipa saringan
Ujung bawah pipa saringan diberi kerikil dengan kerikil sebesar biji jagung (com
gravel ± 2,5 meter).

 Pompa
Klep dan karet penghisap harus bekerja dengan baik agar tidak memerlukan
pancingan.

 Dudukan pompa
Dudukan pompa pada sumur pompa tangan harus kuat, rapat air dan tidak retak.

 Perlindungan Mata Air (PMA)


Perlindungan mata air merupakan bangunan atau konstruksi untuk melindungi
sumber mata air terhadap pencemaran yang dilengkapi dengan bak penampung.
Syarat perlindungan mata air (PMA) yaitu:
 Sumber air
Sumber air harus ada mata air, bukan pada saluran air yang berasal dari mata air
tersebut yang kemungkinan telah tercemar.

 Lokasi
Jarak mata air dengan sumber pencemar minimal 11 meter.

 Bak perlindungan
Tutup bak perlindungan dan dinding bak rapat air. Pada bagian atas/belakang bak
perlindungan dibuat saluran/selokan air yang arahnya keluar bak agar tidak
mencemari air yang masuk ke bak penangkap.
 Bak penampungan
Tutp bak (manhole) terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air, ukuran garis
tengah minimal 60 cm (dibuat bundar). Pipa over flow dipasang saringan kasa.
Lantai bak harus rapat air dan mudah dibersihkan, kemiringan lantai mengarah
kepada penguras. SPAL rapat air, dan kemiringan minimal 2%.

 Penampungan Air Hujan (PAH)


Penampungan air hujan adalah wadah untuk menampung air hujan sebagai air baku
yang penggunaannya bersifat individual atau skala komunal, dan dilengkapi
saringansi.
Syarat penampungan air hujan (PAH) antara lain:
 Talang air
Talang air harus yang masuk ke bak PAH harus dapat dipindahkan/dialihkan agar
air hujan pada 5 menit pertama tidak masuk ke dalam bak.

 Bak saringan
Tinggi bak saringan minimal 20 cm (volume bak saringan 0,6 x 6 x 0,2 m agar
mudah dibersihkan), terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk. Susunan
saringan terdiri dari pasir dan ijuk.

 Pipa over flow


Pipa peluap harus dipasang kawat kasa rapat nyamuk.

 Bak resapan
Susunan batu, pasir pada bak resapan minimal 0,5 m dari lantai (0,6 x 0,6 x 0,6
m3).

 Kemiringan
Kemiringan lantai bak mengarah ke pipa pengurus sehingga mudah dibersihkan
(tidak terdapat susut mati).

 Sistem Perpipaan (PP)


Beberapa syarat perpipaan yang penting, antara lain:
 Pemasanga pipa tidak boleh terendam air kotor atau air sungai.
 Bak penampung harus kedap air dan tidak dapat tercemar oleh kontaminan.
 Bak pengambilan air dari sarana perpipaan harus melalui kran
 Pipa distribusi yang dipakai harus terbuat dari bahan yang tidak mengandung atau
melarutkan bahan kimia.
 Sebelum disalurkan ke konsumen, sumber air utama yang digunakan harus diolah
dulu dengan metode yang tepat.
 Terminal Air (TA)
Terminal air adalah sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal,
berupa bak penampungan air yang ditempatkan diatas permukaan tanah atau pondasi
dan pengisian air dilakukan dengan system curah dari mobil tangki air atau kapal
tangki air.
Beberapa syarat terminal air yaitu:
 Kran pengambil air setinggi 50-70 cm dari lantai.
 Bak penampung air dibuat kedap air, kuat, tidak korosif, dan dilengkapi lubang
pengontrol dan pipa penguras.
 Bak air yang tidak dapat dijangkau langsung oleh mobil tangki, aliran air dari
mobil harus menggunakan pipa yang dilengkapi tutup pengaman.
 Lantai tempat pengambilan air harus kedap air dan kuat
 Terdapat saluran pembuangan air limbah.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

a. Sumur Gali

FORMULIR INSPEKSI SANITASI


JENIS SARANA : SUMUR GALI
I. Data Umum
Lokasi : Dusun III Simpang Ranting
Desa/Kelurahan : Desa Namo Tualang
Pemilik Sarana : Pujin Tarigan
Tanggal Kunjungan : 5 Mei 2021

II. Kualitas Fisik Air

No Kualitas Fisik Air Ya Tidak


.
1 Keruh √
2 Bau √
3 Rasa √
4 Warna √

Skor Resiko Pencemaran:


Tidak = 4 : Baik
Tidak < 4 : Tidak baik

III.Uraian Diagnosa Tingkat Risiko Pencemaran

No Uraian Diagnosa Ya Tidak


.
1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur? √
2 Apakah ada sumur pencemar lainpada radius 10 m disekitar √
sumur, misalnya kotoran hewa, sampah,genangan air, dll?
3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 √
meter disekitar sumur?
4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? √
5 Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius √
kurang dari 1 m?
6 apakah sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen √
sekeliling sumur?
7 Apakah ada keretakan pada lantai sekitar sumur? √
8 Apakah ember dan tali timba sewaktu-waktu diletakkan √
sehingga memungkinkan pencemaran?
9 Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga √
memungkinkan pencemaran?
10 Apakah dinding semen sedalam 3 meter dari atas permukaan √
tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna
Total Skor Resiko 5 5

Skor Resiko Pencemaran:


8-10 : Tingkat Resiko Amat Tinggi
6-7 : Tingkat Resiko Tinggi
3-5 : Tingkat Resiko Sedang
2-0 : Tingkat Resiko Rendah

b. Mata Air

FORMULIR INSPEKSI SANITASI


JENIS SARANA : MATA AIR
I. Data Umum
Lokasi : Desa Betala Kecamatan Biru-Biru
Tanggal Kunjungan : 5 Mei 2021

II. Kualitas Fisik Air

No Kualitas Fisik Air Ya Tidak


.
1 Keruh √
2 Bau √
3 Rasa √
4 Warna √

Skor Resiko Pencemaran:


Tidak = 4 : Baik
Tidak < 4 : Tidak baik
III.Uraian Diagnosa Tingkat Risiko Pencemaran

No Uraian Diagnosa Ya Tidak


.
1 Apakah konstruksi bangunan masih memungkinkan air hujan √
masuk kedalam?
2 Apakah terdapat retak-retak pada bangunan? √
3 Apakah tidak tersedia pipa penguras? √
4 Apakah tidak tersedia pipa peluap pada bangunan? √
5 Apakah bangunan tersebut tidak dilengkapi dengan lubang √
pemeriksaan (manhole)?
6 Apakah manhole tidak dilengkapi dengan tutup? √
7 Apakah penutup manhole tidak dikunci (digembok) dengan √
baik?
8 Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa) tidak √
terlindung terhadap masuknya serangga/binatang?
Total Skor Resiko 7 1

Skor Resiko Pencemaran:


7-8 : Tingkat Resiko Amat Tinggi
5-6 : Tingkat Resiko Tinggi
3-4 : Tingkat Resiko Sedang
0-2 : Tingkat Resiko Rendah

3.2 Pembahasan

 Sumur gali
Dari hasil pengamatan kualitas fisik air pada sumur gali dapat diketahui bahwa
kualitas fisik air tersebut baik karena memenuhi semua syarat kualitas fisik air.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa total skor resiko
pencemaran sumur gali tersebut adalah 5 yang artinya berada pada tingkat resiko
pencemaran sedang.

 Mata air
Dari hasil pengamatan kualitas fisik air maka dapat diketahui bahwa kualitas fisik
air tersebut baik karena memenuhi semua syarat kualitas fisik air.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa total skor resiko
pencemaran mata air tersebut adalah 7 yang artinya berada pada tingkat resiko
pencemaran yang amat tinggi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan inspeksi sanitasi sarana persediaan air bersih sumur
gali dan mata air tersebut dapat disimpulkan bahwa sumur gali termasuk dalam kategori
resiko pencemar yang sedang, sedangkan mata air masuk kedalam kategori tingkat
pencemar yang tinggi sehingga sarana persediaan tersebut masih perlu diadakan
perbaikan dan sosialisasi dalam hal perawatan sarana air bersih.

4.2 Saran
Melalui pengamatan yang telah dilakukan diharapkan agar masyarakat lebih
memperhatikan tingkat kebersihan dan konstruksi disekitar sarana air bersih agar dapat
mengurangi resiko tingkat pencemar dari sarana air bersih tersebut.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/GAMBARAN+INSPEKSI+SANITASI+SARANA+AIR+BERSIH+DI+
KELURAHAN+PARAK+LAWEH++PULAU+AIR+WILAYAH.compress.pdf

https://lib.unnes.ac.id/4163/1/8178.pdf

http://www.indonesian-publichealth.com/syarat-sarana-penyediaan-air-bersih/

http://www.ampl.or.id/digilib/read/sumur-pompa-tangan/4605

http://nawasis.org/portal/digilib/read/perlindungan-mata-air/4599

http://nawasis.org/portal/digilib/read/penampungan-air-hujan/4604

http://www.ampl.or.id/digilib/read/terminal-air/4608#:~:text=Terminal%20air%20adalah
%20sarana%20pelayanan,air%20atau%20kapal%20tangki%20air.

Anda mungkin juga menyukai