DISUSUN OLEH :
NIM : P00933219011
- MARINA BR KARO,SKM.MSc
- KRISTINA TARIGAN,S.Pd,M.Kes
KABANJAHE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam
mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu.Kemasan sangat
mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen.Kemasan juga
sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam jangka
waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan
terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang
belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan
mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang
ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran).Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
A. Sejarah Pengemasan
Pada awal tahun 1800-an ketika populasi semakin tumbuh di Eropa dan Amerika,
tong, kotak kayu, dan kantong serat digunakan secara luas sebagai material kemasan.
Dengan permintaan barang konsumen yang semakin meningkat, perkembangan
kaleng, aluminium, kaca, dan kantong kertas muncul sebagai sumber daya kemasan
yang signifikan.
Pada tahun 1817 kotak kardus pertama kali dibuat di Inggris 200 tahun setelah
orang Cina menemukan kertas, dan berubah menjadi perkembangan revolusioner
pada akhir abad ke sembilan belas. Kemasan kardus diproduksi secara komersial
pada tahun 1839. Prinsip litografi ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798,
merupakan titik signifikan dalam sejarah desain kemasan, dan semakin maju dengan
perkembanganya produksi masal. Karena semua kemasan mulai dari kotak kardus,
peti kayu, botol, dan kaleng memiliki label kertas, proses litografi label cetakan
menjadi salah satu perkembangan yang patut dicatat pada masa itu. Selanjutnya,
setiap label atau pembungkus dicetak dengan tangan memakai mesin pres kayu
diatas kertas buatan tangan.
Pada akhir abad atau tahun 1990-an produsen dengan banyaknya merek-merek
produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki, menyadari kebutuhan untuk
menyertkan insinyur kemasan kedalam tim pengembangan produk dan desainer
kemasan sebagai bagian tim pemasaran.
B. Defenisi Pengemasan
Agar bahan pangan yang akan dikonsumsi bisa sampai kepada yang
membutuhkannya dengan baik dan menarik, maka diperlukan pengemasan yang
tepat. Pengemasan dalam hal ini ditunjukan untuk melindungi bahan pangan segar
maupun bahan pangan olahan dari penyebab kerusakan, baik fisik, kimia, maupun
mekanis.
Pengemasan Tradisional
Kemasan makanan tradisional jenis kemasan yang memanfaatkan
bahan botanis (daun-daunan, misalnya) berfungsi bukan saja sebagai
pelindung isinya dari debu atau agar tahan lama, tapi juga merupakan
upaya untuk mengatur, merapikan makanan itu agar mudah dan
praktis, dan dipegang.
Pengemasan Modern
Peranan kemasan sebenarnya baru dirasakan sekitar tahun 1950-an,
saat banyak munculnya supermarket atau pasar swalayan. Kemasan
harus “dapat menjual” produk- produk di rak-rak toko. Disini kemasan
harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan
produk, dan “membujuk” konsumen. Kemasan mengambil alih tugas
penjualan pada saat transaksi terjadi.
Lapisan enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal
(mencegah korosi), melindungi kontak langsung dengan produk. Enamel dalam
berfungsi untuk mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk mencegah
korosi dan untuk dekorasi.
Merupakan bahan kemas dari lembaran alumunium yang padat dan tipis dengan
ketebalan <0.15 m. Mempunyai tingkat kekerasan berbeda, dimana tanda Oberarti
sangat lunak; H-n: keras (semakin tinggi bilangan, maka semakin keras). Kemasan ini
hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan dapat dignakan sebagai bahan pelapis
atau penguat dilapisi dengan plastik atau kertas.
Retort Pouch
Kemasan ini tahan suhu sterilisasi; mempunyai daya simpan tinggi; kuat; tidak
mudah sobek/tertusuk; teknik penutupan mudah; contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan
alumunium untuk kemasan pangan antara lain untu produk buahbuahan, produk
sayuran, produk daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.
d. Kemasan Aerasol
Kemasan ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu produk cair, propelan pendorong
cairan dan gas. Jenis kemasan aerosol ditentukan berdasarkan komposisi bahan
(produk, propelan dan gas) dan mekanisme pengeluaran produk.
Terdiri dari propelan cair yang larut dalam produk (emulsi produkpropelan)
dan gas/uap.
3. Aerosol tiga fase
Bahan yang digunakan alumunium, palt timah dan baja nirkarat. Pipa dip
umumnya dari plastik. Tahan tekanan tinggi (kemasan pecah pada tekanan > 20
atm). Kemasan aerosol alumunium untuk produk farmasi dan parfum. Kemasan
aerosol plat timah beresiko terjadi karat terutama untuk produk alkali asam kuat.
Kemasan aerosol baja nirkarat untu produk kecil (mahal), dilapisi enamel (vinil,
epoksi).
2. Kemasan aerosol gelas
Kemasan ini tidak bereaksi dengan bahan kimia; cocok untuk produk yang
mempnyai daya korosif tinggi; dapat menampilkan produk (promosi); variasi
model/bentuk banyak: pipa dip umumnya plasti, sedangkan katup aerosol
plastik/karet.
3. Kemasan aerosol plastik
3. Kemasan Kayu
· buah-buah segar,
· sayur-sayuran segar,
· ikan segar dan lain sebagainya.
Sering dianggap terlalu merepotkan, memakan waktu dan “mahal”. Hal ini sebagian
besar karena mereka tidak mengetahui akibat-akibat apa yang terjadi atas peti kayu
yang mereka pergunakan untuk ekspor.
Pemilihan jenis kayu yang dipakai
Pada dasarnya tidak ada ketentuan khusus untuk memilih jenis kayu untuk keperluan
kemasan. Karena pada dasarnya kekuatan kemasan dari kayu tidak ditentukan
hanya oleh jenis kayunya saja, tetapi juga oleh :
Jenis kayu
Jenis kayu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. kayu lunak, berasal dari tumbuhan berdaun jarum,
Berat jenis kayu adalah faktor yang penting, karena berat jenis dari kayu dapat
menunjukkan beberapa sifat utama dari kayu, misalnya :
· kekuatan kayu,
· daya tahan paku,
besarnya pengkerutan, waktu kayu mengering, dsb.
5. Kemasan Logam
Tergolong bahan yang tua dilihat dari segi pemakaian oleh manusia, diperkirakan
digunakan di mesir pada tahun 6000 SM. Penggunaan sebagai wadah dimulai pada
tahun 1870, penggunaan sebagai wadah susu segar pada tahun 1884. Produksi botol
gelas dimulai 1892 dalam skala besar, tahun 1896: pabrik semi automatik, tahun
1907: pabrik full otomatik, mencapai 20% pangsa total kemasan. Wadah plastik besar,
misalnya botol gamma; wadah fleksibel tinggi, misalnya retort pouch; teknologi
kemasan tinggi, misalnya aseptic packaging.
a. Keunggulan gelas:
Inert (tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, tahan asam dan basa, dan
tahan lingkungan)
Gelas dapat dibuat tembus pandang/transparan atau gelap
Selama pemakaian, bentuknya tetap
Tidak berbau dan tidak berpengaruh terhadap bahan yang dikemas (tidak ada
migrasi)
Barrier yang baik terhadap uap air, air dan gas-gas lain.
b. Kelemahan gelas:
c. Botol gamma
Botol gamma dapat mengatur leher dalam cetakan lebih mudah (leher bermulut
sempit/besar); keluwesan dapat diatur (semi rigid/rigid); transparansi dapat diatur (g
lap/terang). Uji transmisi O2 selam 12 bulan; botol gel s: 0 ml; botol gamma: 1 ml;
botol plastik: 12 ml. Jenis tutup botol gamma antara lain yang bisa disendok; bisa
dituang; dan bisa dipijit.
6. Edible Film
Adalah pengemas yang karena sifat-sifatnya dapat langsung dimakan bersama
produknya yang dikemas. Salah satu contohnya adalah edible film terbuat dari
bahan utama pati jagung (banyak mengandung amylosa), mdi produksi oleh
American Maize Products. Pembungkus ini sangat lunak, dapat direntangkan,
sedikit buramdan larut didalam air. Proteksinya terhadap perembesan gas dan
plavor cukup baik, daya tahannya terhadap lmak dan minyak juga baik, akan tetapi
sangat mudah ditembus oleh uap air. Biasanya dipergunakan untuk membungkus
sosis, sup kering (dehydrated soup) dan makanan lain yang dilarutkan di dalam
air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengemasan makanan merupakan hal penting untuk melindungi bahan makanan
dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah berkembang dengan
pesat menuju kemasan praktis yang memudahkan konsumen. Berbagai kemasan
yang banyak dijumpai di pasaran antara lain karton, aluminium, kaca (botol), dan
plastik. Belakangan ini, hampir semua bahan pengemas makanan terbuat dari
plastik.
Unsur perusak dari alam pada umumnya dapat dikurangi pengaruhnya oleh
kemasan inti. Panasnya udara sedikit di atas atau di bawah suhu rata-rata udara
masih dapat ditanggulangi dengan kemasan, namun beda yang bayak harus
dibantu dengan alat pendingin atau oleh sistim pergudangan/transportasinya.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik.
B. Saran
Saya menyarankan hendaknya mahasiswa dapat mempertahankan dan berupaya
meningkatkan lagi kemampuan pengetahuan dengan menggali wawasan dan
pengetahuan dengan memanfaatkan sumber daya alam.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=sejarah+perkembangan+pengemasan+pangan&oq=SEJARAH+&aqs=chrome.1.69i
57j69i59j35i39j0i433i512j0i131i433i512l2j46i433i512j46i131i433i512j46i512j0i512.402
3j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=makalah+jenis+jenis+nahan+pengemas+makanan&oq=MAKALAH+&aqs=chrome.0
.69i59l3j69i57j35i39j69i60l3.3421j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://thamiratahalele.blogspot.com/2017/11/makalah-kemasan-pangan.html
https://www.google.com/search?
q=Jenis+dan+Sifat+Bahan+Kemasan+pangan&oq=JENIS+DAN+&aqs=chrome.1.69i5
7j69i59l3j0i512l3j69i60.5961j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8