Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MANDIRI

MAKALAH PENGEMASAN BAHAN PANGAN

DISUSUN OLEH :

EVI CRONICHA SIMATUPANG

NIM : P00933219011

MATA KULIAH :PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN- B

DOSEN PEMBIMBING : - JERNITA SINAGA,SKM,MPH

- MARINA BR KARO,SKM.MSc

- KRISTINA TARIGAN,S.Pd,M.Kes

- JULIETA BR GIRSANG,SKM. M.Kes

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN DIV SANITASI LINGKUNGAN

KABANJAHE

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam
mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu.Kemasan sangat
mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen.Kemasan juga
sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam jangka
waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan
terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang
belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan
mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang
ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran).Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :


a. Apa pengertian dari kemasan?
b. Apa fungsi dari kemasan?
c. Seperti apa kemasan plastik, kertas, dan logam (kaleng) ?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :


a. Untuk mengetahui pengertian dari kemasan
b. Untuk mengetahui fungsi kemasan
c. Untuk mengetahi kemasan plastik, kertas, dan logam (kaleng) dll
BAB II

ISI

A. Sejarah Pengemasan

Pengemasan bahan pangan sudah lama dikenal dan dipegunakan untuk


keperluan manusia. Pada zaman prasejarah orang masih mempergunakkan bahan
kemasan dari bahan-bahan alam seperti daun-daun, kulit buah, kulit kayu, pelepah,
batu-bauan kerang dan kulit binatang. Bentuk dang fungsi kemasan masih sangat
sederhana, yakni hanya untuk keperluan membawa makanan yang tidak habis
terkonsumsi ke daerah lain.

Pada zaman Paleolitik, perkembangan pengemasan bau sampai pada pembuatan


keranjangdari rumput yang dijalain atau dari ranting-ranting kayu yang lentur. Pada
zaman Neolitik, mulai dikenal wadah dari logam yang dibentuk berupa cawan untuk
minum seperti tanduk binatang. Pada zaman ini dikenal pula bentuk-bentuk kmasan
seperti cawan, baki, dan benda lain yang terbuat dari tanah liat. Pada zaman
sumerian, kemasan jenis kaca sudah dikenal dengan jar kecil yang igunakan untuk
mengemas cairan-cairan yang berharga atau ramuan obat atau parfum. Pada tahun
750 terjadi penyebarluasan pemakaian botol, toples, dan tempayan yang terbuat dari
tanah. Pengrajin yang terampil membuat kontainer keramik dan kontainer dekoratif
lainya untuk menyimpan kemenyan, wewangian, dan salep.

Pada awal tahun 1800-an ketika populasi semakin tumbuh di Eropa dan Amerika,
tong, kotak kayu, dan kantong serat digunakan secara luas sebagai material kemasan.
Dengan permintaan barang konsumen yang semakin meningkat, perkembangan
kaleng, aluminium, kaca, dan kantong kertas muncul sebagai sumber daya kemasan
yang signifikan.

Pada tahun 1817 kotak kardus pertama kali dibuat di Inggris 200 tahun setelah
orang Cina menemukan kertas, dan berubah menjadi perkembangan revolusioner
pada akhir abad ke sembilan belas. Kemasan kardus diproduksi secara komersial
pada tahun 1839. Prinsip litografi ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798,
merupakan titik signifikan dalam sejarah desain kemasan, dan semakin maju dengan
perkembanganya produksi masal. Karena semua kemasan mulai dari kotak kardus,
peti kayu, botol, dan kaleng memiliki label kertas, proses litografi label cetakan
menjadi salah satu perkembangan yang patut dicatat pada masa itu. Selanjutnya,
setiap label atau pembungkus dicetak dengan tangan memakai mesin pres kayu
diatas kertas buatan tangan.

Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk


melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan
perkembangan jaman yang semakin kompleks, barulah terjadi penambahannilai-nilai
fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakuisebagai satu
kekuatan utama dalam persaingan pasar.

Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit,kain, kayu,


batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya
dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses
alam lainnya yang dapat merusak barang. Selainitu, kemasan juga berfungsi sebagai
wadah agar barang mudah dibawa selamadalam perjalanan. Baru pada tahun 1980-
an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen
saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model
kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini
kemasan harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk,
dan “membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas
penjualan pada saat jual beli terjadi.

Pada akhir abad atau tahun 1990-an produsen dengan banyaknya merek-merek
produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki, menyadari kebutuhan untuk
menyertkan insinyur kemasan kedalam tim pengembangan produk dan desainer
kemasan sebagai bagian tim pemasaran.

Perkembangan Kemasan Sesuai dengan Peradaban Manusia. Kemasan


tradisional adalah kemasan yang terdapat dan biasa digunakan sejak di pasar
tradisional,dengan menggunakan bahan-bahan alam. Memanfaatkan apa yang ada
di alam adalah perilaku masyarakat pra-modern. Masyarakat pra-modern
memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk kelangsungan
hidupnya.Penggunaan bahan-bahan alam pada perkemasan tradisional, memiliki
unsur-unsur khusus yang tidak terdapat pada unsur perkemasan modern yang
menggunakan bahan-bahan buatan. Unsur-unsur tersebut adalah (Harundiah:
1976) : penampilan, roma, konstruksi. Hubungan dengan alam atau siklus
alamiahPenampilan pada kemasan tradisional terlihat lebih alami mulai dari warna,
tekstur, dan bentuknya. Aroma dari kemasan tradisional memberikancita rasa dan
bau yang khas yang ditimbulkan dari sifat alamiah bahan alam yang dapat
mempengaruhi produk di dalamnya. Konstruksi kemasan tradisional yang
menggunakan bahan-bahan alam mempunyai kekuatan dan elastisitas tersendiri,
yang tidak dapat dijumpai di bahan-bahan buatan pada kemasan modern.

Kemasan tradisional di Indonesia sangat banyak jenisnya. Indinesia yang terdiri


dari berbagai suku mempunyai kekayaan kemasan yang beragam dari setiap
daerahnya. Pengemasan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada saat itu
(tradisional) tentu menggunakan kemasan yang bersifat tradisional seperti bambu,
kulit pohon, daun, rongga batang daun, batu, gerabah. Seiring dengan
perkembangan zaman, maka kemasan tradisional disisihkan dengan kemasan
modern. Hal ini dapat terjadi disebabkan pola hidup masyarakat berubah,
meningkatnya industri, kemajuan iptek, dan berkembangnya fungsi pengemasan.
Pada zaman modern seperti saat ini desain kemasan yang dipergunakan produsen
bahan pangan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Menurut Julianti dan
Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau
beberapa cara yaitu sebagai berikut :Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi
pemakaian : Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dan lainnya.
Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke
produsen, contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Kemasan atau wadah
yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi
digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air
minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat
kerupuk, wadah jam untuk merica dan lainlain. Klasifikasi kemasan berdasarkan
struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan): Kemasan primer, yaitu
kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya. Kemasan
sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi
membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer. Kemasar tersier
dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau
sekunder.

Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan : Kemasan


fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau
patah. Misalnya plastik, kertas dan foil. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang
bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal
dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam. Kemasan semi kaku/semi
fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan
kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang
berbentuk pasta.

Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan:


Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini
tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas
yang ditutup secara hermetis. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak
bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok
untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta
makanan hasil fermentasi. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan
yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat
dari logam dan gelas.

B. Defenisi Pengemasan

Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau pengepakan


suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada di
dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan kemasan produk adalah
bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya. Pengemasan ini
merupakan salah satu cara untuk mengawetkan atau memperpanjang umur dari
produk-produk pangan atau makanan yang terdapat di dalamnya.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang
menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.
Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Pengemasan telah menjadi pembawa untuk komunikasi dan penjualan. Kemasan
adalah faktor penting dalam keputusan pembelian yang dilakukan pada titik dari
penjualan dan juga berperan sebagai barang yang tidak digunakan. Fitur tertentu
dalam kemasan diperlukan untuk dimasukkan menurut legislatif dan persyaratan
peraturan. Selain itu, kemasannya memiliki banyak fungsi seperti melindungi barang
dari lingkungan, menarik konsumen dan memberi informasi kepada pelanggan.
C. Fungsi dan Sifat Kemasan Pangan
a. Fungsi kemasan pangan
Fungsi kemasan pangan sebagai pelindung yang melindungi produk, baik
dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan melindungi dari sinar matahari
berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta melindungi dari pengaruh handling
yang tidak benar. Memberi perlindungan terhadap makanan yang dikemas sehingga
dapat diangkut dari tempat produsen dan memberinya kepada konsumen akhir
dalam keadaan baik. Karena berfungsi melindungi produk makanan yang
dikemasnya maka konsumen pemakai produk tersebut akan mempunyai kesamaan
didalam mengkonsumsinya, walau mereka berada di ibu kota atau mereka yang
berdomisili didaerah. Melalui pengemasan juga akan dicapai penghematan-
penghematan dalam sumber daya alam makanan. Jika kehilangan atau kerusakan
makanan dinegara-negara berkembang adalah sekitar 40% - 50%, melalui kemasan
kehilangan dan kerusakan produk tersebut dapat ditekan sekitar 10%.
Dari bentuk, ukuran, warna serta informasiinformasi yang ditampilkan pada
kemasan dapat menimbulkan daya tarik. Sehingga dapat produk dapat dibandingkan
dengan kemasan-kemasan sejenis lainnya.
Kemasan Sebagai Alat Pemindahan Kemasan merupakan wadah bagi
produk dan sekaligus dapat berfungsi sebagai alat pemindahan dari satu tempat ke
tempat lain dalam suatu jumlah berat/jumlah isi tertentu.
Kemasan Sebagai Promosi Tak Langsung. Secara tidak langsung,
perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan gratis/promosi terselubung bila
didisplay di etalase atau pada saat pendistribusian.Semakin menarik konsep desain
kemasannya dan peletakan/displaynya maka akan semakin memikat Berfungsi
sebagai media pemasaran dan dapat meningkatkan nilai tambah makanan yang
dikemas melalui penampilan kemasan yang menarik dan bonafide. Sistem
pemasaran yang modern melalui toko-toko swalayan telah memberi peranan yang
semakin penting dan menentukan kepadakemasan untuk mempromosikan dan
memasarkan produk-produk yang dikemas.
Kemasan Sebagai Brand Image / Citra Merek. Kemasan merupakan media
untuk menancapkan citra merek kepada konsumen sehingga konsumen mudah
mengingat dan fanatik utntuk memilih produk.Contoh : Dari jarak pandang yg jauh
dan dalam penempatan yang kurang sempurna botol Coca Cola akan tetap lebih
mudah dikenal.
Menurut WTO pengemasan merupakan suatu sistem yang terpadu untuk
mengawetkan, menyiapkan produk hingga siap untuk didistribusikan ke konsumen
akhir dengan cara yang murah dan efisien.
Terkait masalah setting and lay out, tidak terlepas dari membicarakan sebuah
konsep pengemasan suatu produk. Selama berabad-abad, kemasan merupakan
suatu konsep fungsional sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah
barang untuk dibawa dan masih terkesan seadanya. Seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin maju dan semakin kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-
nilai fungsional, terutama pada abad sekarang dimana persaingan didalam dunia
usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba merebut perhatian
calon konsumen. Dengan demikian konsep fungsional pengemasan telah menjadi
bagian penting yang harus mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi
produk sampai ke pemakai terakhir. Kekuatan merek sangat penting dalam
pemasaran, apalagi kebanyakan orang membeli berulang-ulang bahkan menjadi
teratur membeli terutama consumer goods. Di pasar, orang dihadapkan pada banyak
pilihan. Tentu saja hanya merek yang menonjol atau dikenal yang dilirik.
Kecenderungan ini membuat pasar consumer goods bersifat oligopolis, artinya
didominasi beberapa merek tertentu saja alias didominasi merek-merek besar.
Terkait masalah setting and lay out, tidak terlepas dari membicarakan sebuah
konsep pengemasan suatu produk. Selama berabad-abad, kemasan merupakan
suatu konsep fungsional sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah
barang untuk dibawa dan masih terkesan seadanya. Seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin maju dan semakin kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-
nilai fungsional, terutama pada abad sekarang dimana persaingan didalam dunia
usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba merebut perhatian
calon konsumen. Dengan demikian konsep fungsional pengemasan telah menjadi
bagian penting yang harus mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi
produk sampai ke pemakai terakhir.
Kekuatan merek sangat penting dalam pemasaran, apalagi kebanyakan
orang membeli berulang-ulang bahkan menjadi teratur membeli terutama consumer
goods. Di pasar, orang dihadapkan pada banyak pilihan. Tentu saja hanya merek
yang menonjol atau dikenal yang dilirik. Kecenderungan ini membuat pasar
consumer goods bersifat oligopolis, artinya didominasi beberapa merek tertentu saja
alias didominasi merek-merek besar.
1. Sebagai Wadah atau Tempat. Peranan kemasan di sini adalah untuk memudahkan
penyimpanan produk agar tidak berserakan dan bilamana akan dipindahkan atau
diangkut, pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. Tidak semua produk dapat
dibawa satu per satu untuk dipindahkan, bahkan ada yang tidak dapat dipegang,
sehingga dibutuhkan untuk wadahnya karena bila tidak menggunakan kemasan
produk tersebut tidak mungkin dapat dibawa dari suatu tempat ke tempat yang
lain.Produk-produk yang dimaksud adalah produk yang berupa tepung, butiran,
cairan dan gas. Sebagai contoh, tepung tapioca, tepung terigu, kacang-kacangan,
atau beras, minyak, bahan-bahan kimia dan lain-lainnya. Untuk menyimpan barang-
barang di atas, kemasan mutlak diperlukan.
2. Sebagai Pelindung. Dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai pelindung dan tidak
hanya sebagai pelindung produk yang dikemas, tetapi juga merupakan pelindung
bagi lingkungannya di mana produk tersebut berada. Bahan dan bentuk kemasan
yang tidak memenuhi persyaratan akan menurunkan kualitas produk yang dikemas,
dan bila terjadi kebocoran dapat menimbulkan malapetaka seandainya bahan yang
dikemas adalah bahan beracun atau bahan yang mudah terbakar. Jadi agar
kemasan dapat memenuhi fungsinya dengan baik, bahan kemasan yang digunakan
harus sesuai dengan produk yang dikemas dan memberikan sifat perlindungan yang
diinginkan.
 Perlindungan terhadap udara air. Untuk dapat mempertahankan kadar air,
suatu produk kemasan harus dibuat dari bahan kemas kedap air agar uap air
tidak bebas keluar masuk kemasan.
 Perlindungan terhadap zat volatile. Untuk mengemas produk jenis ini
diperlukan bahan kemasan yang kedap gas dan uap air. Bahan seperti
rempah-rempah, wangi-wangian banyak mengandung zat volatil yang sangat
menentukan kualitas produk tersebut.
 Perlindungan produk sensitip terhadap oksigen. Produk yang mudah bereaksi
dengan oksigen harus dikemas dengan bahan yang tidak dapat ditembus
okigen, baik kemasan yang dihampa udarakan maupun kemasan yang diberi
gas pengisi.
 Perlindungan terhadap bahan yang mengalami proses karbonisasi. Untuk
memberikan perlindungan bahan yang mengalami proses karbonisasi, ada
dua hal yang perlu diperhatikan.
 Perlindungan terhadap produk sensitip cahaya. Beberapa bahan akan rusak
bila langsung kena cahaya, misalnya film photo. Film tidak dapat
dipergunakan lagi bila kena sinar, baik sinar matahari maupun sinar X,
sehingga untuk mengemas film harus digunakan bahan yang dapat menahan
sinar-sinar tadi.
 Perlindungan terhadap serangga dan rodent. Untuk menghindari serangan
serangga, kemasan yang digunakan adalah kemasan yang tidak dapat
dilubangi atau ditembus oleh serangga, serangga tidak selamanya datang
dari luar bila bahan tersebut telah diserang sebelum dikemas jenis kemasan
bagaimanapun tidak dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh
serangan serangga.
 Perlindungan terhadap bahan yang rapuh (mudah pecah). Bahan-bahan yang
mudah pecah seperti bahan- bahan yang terbuat dari keramik dan gelas,
bahan-bahan yang mudah hancur seperti biskuit dan telur.
Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran,
fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut :
1. Faktor Pengamanan .Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan
yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang. Misal :
cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman.
2. Faktor Ekonomi. Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk
pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaat.
3. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau
mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari
promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat.
4. Faktor Ergonomi Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa,
dipegang, dibuka, dan mudah disimpan.
5. Faktor Estetika. Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek/ logo, ilustrasi, huruf
dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
6. Faktor Identitas. Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan
kemasan yang lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali,
dan membedakannya dengan produk-produk lain.
b. Sifat- sifat Kemasan
Beberapa sifat yang penting yang perlu dimiliki oleh kemasan makanan
adalah : Dapat menyimpan dan mempertahankan bau dan aroma makanan. Tidak
dikemas secara berlebihan sehingga para konsumen tidak dirugikan dan mendapat
barang sesuai dengan nilai uang yang telah dibayar, dapat dengan mudah ditutup
atau direseal kembali, dapat dengan mudah disimpan. dapat dengan mudah dibuka.
Telah diberi segel untuk mencegah pemalsuan dari isi kemasan, dapat dipergunakan
di oven microwave, tidak menimbulkan atau sedikit sekali menimbulkan masalah
lingkungan.

D. Peranan Pengemasan Pangan

Agar bahan pangan yang akan dikonsumsi bisa sampai kepada yang
membutuhkannya dengan baik dan menarik, maka diperlukan pengemasan yang
tepat. Pengemasan dalam hal ini ditunjukan untuk melindungi bahan pangan segar
maupun bahan pangan olahan dari penyebab kerusakan, baik fisik, kimia, maupun
mekanis.

Peranan pengemasan adalah: Mempertahankan bahan dalam keadaan bersih


dan higienis. Mengurangi terbuangnya bahan selama distribusi. Mempertahankan gizi
produk yang dikemas. Sebagai alat penakar, media informasi dan sekaligus sebagai
sarana promosi. Peranan ini dapat diperjelas dengan berperannya suatu kemasan
dalam melindungi bahan pangan dari kerusakan dan penguraian serta dapat
mempermudah pengangkutan transportasi.

Pengemasan Tradisional
Kemasan makanan tradisional jenis kemasan yang memanfaatkan
bahan botanis (daun-daunan, misalnya) berfungsi bukan saja sebagai
pelindung isinya dari debu atau agar tahan lama, tapi juga merupakan
upaya untuk mengatur, merapikan makanan itu agar mudah dan
praktis, dan dipegang.
Pengemasan Modern
Peranan kemasan sebenarnya baru dirasakan sekitar tahun 1950-an,
saat banyak munculnya supermarket atau pasar swalayan. Kemasan
harus “dapat menjual” produk- produk di rak-rak toko. Disini kemasan
harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan
produk, dan “membujuk” konsumen. Kemasan mengambil alih tugas
penjualan pada saat transaksi terjadi.

E. Jenis- jenis Kemasan dan Penggunaanya


1. Kemasan Film/plastik
Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk
secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.
Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer
dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga
terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki
sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat
molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap
sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik.
Mengapa plastik begitu banyak dipakai? Plastik memang mempunyai
beberapa keunggulan sifat antara lain : ia kuat tetapi ringan, tidak berkarat, bersifat
termoplastis, yaitu dapat direkat menggunakan panas, serta dapat diberi label atau
cetakan dengan berbagai kreasi. Selain itu plastik juga mudah untuk diubah
bentuk.
Sesudah Perang Dunia II, berbagai jenis kemasan plastik fleksibel muncul
dengan pesat. Sebagai bahan pembungkus, plastik dapat digunakan dalam bentuk
tunggal, komposit atau berupa lapisan multilapis dengan bahan lain, (pakah itu
antara plastik dengan plastik yang beda jenis, plastik dengan kertas atau lainnya).
Kombinasi tersebut dinamakan aminasi. Dengan demikian, kombinasi dari
berbagai janis plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.
a. Jenis Kemasan Film
 Politen/Polietilen (PE) 
Merupakan polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri minyak. Ada
tiga jenis, Low Density Polyethylene (LDPE) yang mudah dikelim dan
murah, Medium Density Polyethylene (MDPE) yang lebih kaku dari LDPE
dan lebih tahan suhu tinggi, dan High Density Polyethylene (HDPE) yang
paling kaku dan tahan suhu tinggi (suhu 120°C). Sifat umum dari PE adalah
mempunyai penampakan bervariasi dan transparan, berminyak; mudah
dibentuk, lemas, gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah
dikelim panas; tidak cocok untuk bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan
terhadap asam, basa, alkohol, deterjen; untuk penyimpanan beku (-50°C);
transmisi gas cukup tinggi (untuk makanan beraroma); serta kedap air dan uap
air.
 Poliester/Polietilen Tereptalat (PET)
Biasa digunakan untuk kemasan buah kering, makanan beku dan permen.
Sifat umumnya antara lain transparan, bersih, jernih; adaptasi suhu tinggi
(suhu 300°C) sangat baik; permeabilitas uap air dan gas sangat rendah;
tahan pelarut organik; serta tidak tahan asam kuat, phenol, benzil alcohol.
 Polipropilen (PP)
Syarat utama PP antara lain ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih
(kemasan kaku tidak transparan); kekuatan tarik lebih besar dari PE, suhu
rendah, rapuh, mudah pecah; lebih kaku dari PE, tidak mudah sobek;
permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang; tahan suhu tinggi
(150°C) terutama untuk makanan sterilisasi; titik leleh tinggi, sulit dibuat
kantung; tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak; pada suhu tinggi
bereaksi dengan benzena, siklen, toluen, terpentin, asam nitrat kuat.
 Polistirene (PS)
Sifat utamanya adalah kekuatan tarik dan tidak mudah sobek; titik lebur rendah
(80°C); tahan asam, basa; terurai dengan alkohol, ester, keton, klorin,
hidrokarbon aromatik; permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi; mudah
dicetak, licin, jernih, mengkilap; keruh jika kontak dengan pelarut, mudah
menyerap pemlastik; afinitas tinggi terhadap debu dan kotoran; serta baik
untuk bahan dasar laminasi dengan logam.
 Polivinil Khlorida (PVC)
Ada tiga jenis yaitu plasticized vinyl chloride, vinyl co polimer, dan oriented film.
Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas dan uap air rendah;
tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum; kekuatan tarik tinggi, tidak
mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik, keton, aldehid, ester,
dan lain-lain; serta mempunyai densitas 1.35 – 1.4g/cm3. 
 Saran/Poliviniliden Khlorida (PVDC)
Sifat umum PVDC saran antara lain adalah transparan, luwes, jernih, beragam;
tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan yang baik
untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah; tahan terhadap
pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas beku. Sedangkan
sifat umum PVDC cryovac, yakni mempunyai permeabilitas uap air dan gas
rendah; mengkerut jika kena panas; tahan suhu rendah (-40°C); tahan tekanan
tinggi (vakum); mudah dicetak, licin, transparan; tidak mudah dibakar; mudah
dikelim panas.
 Selopan
Sifat umum selopan adalah transparan, terang; tidak termoplastik, t dak bisa
direkat dengan panas; tidak larut air, minyak, tidak melalukan O2; mudah retak
pada RH dan suhu rendah; mudah dilaminasi; mudah dirobek; dan mengkerut
pada suhu dingin. Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B
(Anchored); C (Colored); D (du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap uap air);
O (dilapisi sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisis dengan vinil); S (direkat
dengan panas); T (tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan polimer saran);
WO (White Opaque).
 Film Plastik
Contoh dari plastik film adalah film larut air dan dapat dimakan, yaitu amilosa
pada bungkus permen dan sosis; selulosa asetat butirat, selulosa asetat
propionat; selulosa nitrat dan selulosa triasetat; klorotrifluoroetilin (peralatan
bedah); etilen buten (mirip HDPE); fluoro karbon (teflon, tahan bahan kimia);
ionomer (kemasan vakum); polivinil alk (untuk produk kering); polietilen oksida
(kemasan tepung); polialomer (karakter antara HDPE dan PP); dan Hfilm
(toleransi terhadap suhu cukup besar, sekitar 269 - 400°C, tahan terhadap
radiasi sinar X).

b. Kemasan Film Untuk Makanan Dan Minuman


 Produk Susu
Kemasan yang terbaik adalah LDPE dan HDPE. LDPE digunakan dengan cara
membentuknya mengisi dan di-seal, sedangkan HDPE digunakan untuk
ukuran besar. Untuk produk keju lebih baik digunakan nilon/PE, selulosa/PE,
PET/PE, selo/saran/PE, PET/saran/PE, nilon/PE.
 Daging & Ikan
Daging segar lebih baik dikemas dengan PVC/selopan, sehingga terl hat
cerah, untuk daging beku digunakan LDPE. Kemasan etilen vinil asetat/PE
digunakan untuk produk unggas. Untuk produk daging masak, bacon, awetan
digunakan kemasan PE/PVDC/PA, PE/PET dimetalisasi, PE/alumunium
foil/PET, PET/saran/Pe atau saran/nilon/PE (terutama untuk daging awetan).
Dan untuk ikan beku digunakan HDPE dan LDPE. 
 Produk Roti
Untuk produk cake atau bolu digunakan selulosa berlapis/OPP untuk
mencegah apek. Biskuit menggunakan kemasan selulosa berlapis/ PP,
sedangkan keripik kentang digunakan kemasan netralisasi.
 Makanan Kering & Serelia
Untuk makanan kering dan serelia digunakan LDPE dilapis kertas,
LDPE/alumunium foil/LDPE/kertas, PET/PE, dan atau kertas/alumunium
foil/PE.
 Buah & Sayur Segar
Untuk buah dan sayur segar digunakan polistiren busa, LDPE, EVA,
ionomer/PVC. Bisa juga digunakan film stretch dan PE untuk mengendalikan
atmosfer.
 Kopi
Untuk kopi digunakan kemasan foil atau poliester yang dimetalisasi dan PE,
PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan OPP/alumunium foil/PE.
Untuk kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.
 Teh
Untuk teh digunakan kemasan selopan/PE, Pet/PE, kertas/alumun um foil/PE,
OPP/ PVDC/PE, dan LDPE/PVC/LDPE untuk mencegah ketengikan,
kehilangan aroma dan CO2.
2. Kemasan Logam
a. Perkembangan Kemasan Logam
Wadah logam sebagai prestise untuk pengawetan pangan.
Teknik pengalengan:
 1809 : Nicholas Appert (era Napoleon Bonaparte)
 1810 : Aspek legislasi – l’art de conserver kotak kaleng – Peter durant (UK)
 1817 : Industri pengalengan – W. Underwood (USA)
 1819-1826 : ekspedisis ke kutub utara
 <1900 : pembuka kaleng secara manual
 1866 : pembuka kaleng dengan kunci putar
 1875 : pembuka kaleng sistem ungkit
 1889 : kaleng aerosol
Karakterisitik kemas logam antara lain konduktor tinggi, dapat
ditempa,kilap logam, tidak tembus pandang, densitas tinggi dan padat.
Keunggulan kemas kaleng antara lain kekuatan mekanik besar, barrier
tinggi sehingga hermetis,  toksisitas rendah, tahan kondisi ekstrim dan permukaan
ideal untuk pelabelan.

b. Tin Plate dan TFS


Jenis kaleng dibedakan berdasarkan komponen pelapisan, cara pelapisan, dan
komponen baja utama, sehingga ada yang disebut kaleng pelat timah, kaleng TFS,
kaleng 3 lapis dan kaleng lapis ganda. Kandungan Sn harus 1-1.25% dari berat
kaleng. Cara pelapisan bisa dengan celup atau elektrolisa.Tipe kaleng antara lain N:
ditambah 0.02% nitrogen untuk meningkatkan daya kaku dan untuk produk
berkarbonat; D:  ditambah lapisan alumunium; dan 2 CR: cold reduce lebih ringan, dan
untuk bir dan sari buah.
Lapisan enamel

Lapisan enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal
(mencegah korosi), melindungi kontak langsung dengan produk. Enamel dalam
berfungsi untuk mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk mencegah
korosi dan untuk dekorasi.

c. Alumunium dan Alufo


Alumunium merupakan jenis logam yang lebih ringan dari baja, daya korosif
rendah, mudah dibengkokkan, mampu menahan masuknya gas, tidak berbau dan
tidak berasa, dan sulit disolder sehingga sambungan tidak rapat. 
Penggunaan alumunium secara komersial, alumunium murni: kurang
menguntungkan; perlu penambahan komponen campuran untuk memperbaiki sifat-
sifatnya dan meningkatkan daya tahan korosi; bahan campuran (alloy) antara lain
tembaga 0.15%, magnesium, mangan, khromium 0.1-0.3%, besi, seng dan titanium;
manfaat lain alumunium untuk tutup kaleng (tutup datar, penutup tipe mahkota, tutup
sistem pembuka tarik, tutup sistem pembuka cincin) dan tube logam lunak (collapsible
tube).
Alumunium foil (Alufo)

Merupakan bahan kemas dari lembaran alumunium yang padat dan tipis dengan
ketebalan <0.15 m. Mempunyai tingkat kekerasan berbeda, dimana tanda Oberarti
sangat lunak; H-n: keras (semakin tinggi bilangan, maka semakin keras). Kemasan ini
hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan dapat dignakan sebagai bahan pelapis
atau penguat dilapisi dengan plastik atau kertas.

Retort Pouch

Kemasan ini tahan suhu sterilisasi; mempunyai daya simpan tinggi; kuat; tidak
mudah sobek/tertusuk; teknik penutupan mudah; contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan
alumunium untuk kemasan pangan antara lain untu produk buahbuahan, produk
sayuran, produk daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.

d. Kemasan Aerasol

Kemasan ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu produk cair, propelan pendorong
cairan dan gas. Jenis kemasan aerosol ditentukan berdasarkan komposisi bahan
(produk, propelan dan gas) dan mekanisme pengeluaran produk.

1.      Aerosol satu fase


Terdiri dari produk cair dan gas propelan dengan jumlah sama banyak. Gas
propelan menekan produk sehingga produk keluar melalui pipa dip dan
membentuk seperti busa.
2.      Aerosol dua fase

Terdiri dari propelan cair yang larut dalam produk (emulsi produkpropelan)
dan gas/uap.
3.      Aerosol tiga fase

Terdiri dari propelan cair, produk (mengambang pada propelan) dan


gas/uap. Bentuk akhir produk (busa atau kabut) dan ukuran partikel tergantung
pada katup wadah aerosol. Kombinasi lainnya yaitu ukuran mulut katup, pipa dip
dan kran uap.
Kemasan aerosol berdasarkan bahan kemasan

1.      Kemasan aerosol logam

Bahan yang digunakan alumunium, palt timah dan baja nirkarat. Pipa dip
umumnya dari plastik. Tahan tekanan tinggi (kemasan pecah pada tekanan > 20
atm). Kemasan aerosol alumunium untuk produk farmasi dan parfum. Kemasan
aerosol plat timah beresiko terjadi karat terutama untuk produk alkali asam kuat.
Kemasan aerosol baja nirkarat untu produk kecil (mahal), dilapisi enamel (vinil,
epoksi).
2.      Kemasan aerosol gelas

Kemasan ini tidak bereaksi dengan bahan kimia; cocok untuk produk yang
mempnyai daya korosif tinggi; dapat menampilkan produk (promosi); variasi
model/bentuk banyak: pipa dip umumnya plasti, sedangkan katup aerosol
plastik/karet.
3.      Kemasan aerosol plastik

Bahannya adalah asetal, nilon, propilen; kurang berkembang, diperbaiki


dengan kemas aerosol gelas dilapisi plastik; kurang cocok untuk produk pangan,
terdapat masalah dengan alkohol, minyak atsiri dan propelan.

e.   Tube logam lunak (collapsible tube)


Tahun 1841dikenal tube logam timah putih (kemasan cat minyak). Tahun
1895digunakan untuk kemasan pasta gigi (dominan). Biasanya untuk pangan: saus
tomat, mayonaise, mustard; pengisisan produk mudah; ringan; tidak mudah pecah;
permukaan licin sehingga dekorasi mudah; mudah ditutup rapat sehingga kontaminasi
rendah. Bahan bakunya adalah logam yang dapat dilenturkan pada suhu kamar,
umumnya timah, timbal dan alumunium.

f. Drum dan wadah logam lain


Drum baja/campuran logam untuk minyak goreng, minyak tanah, bensin dan bahan
kimia. Kadang terdapat drum dari karton, plastik dan campuran bahanbahan kemasan,
isinya kira-kira 250 L. Pada drum terdapat simpay (gelang gelinding) agar mudah
dipindahkan. Bagian tertutup terdapat dua lubang yaitu lubang kecil untuk lubang
angin dan lubang besar untuk dapat dipasang kran.

g. Wadah logam lain


•      Jemblung : kaleng besar dengan seng untuk kerupuk, produk kering
•      Kaleng/blek : bentuk kubus, bahan plat timah dengan atau tanpa enamel,
untuk minyak goreng dan minyak atsiri
•      Silinder kecil : dari plat timah
•      Ember : dari palt timah, seng
•      Kemas logam kertas majemuk (komposit)

3. Kemasan Kayu

Kayu, terutama untuk negara-negara yang mempunyai hutan yang melimpah,


masih dipakai sebagai kemasan, yaitu kemasan transportasi. Kemasan transportasi
dari kayu dapat berupa peti kayu penuh, peti kayu kerangka, peti kayu tipis, pallet dan
lain sebagainya. Untuk negara-negara maju, kayu-kayu bekas kemasan merupakan
masalah yang cukup merepotkan dalam upaya pembuangan atau pemunahannya.
Namun kemasan kayu yang dalam bentuk peti kerangka atau peti-peti yang
menggunakan papan-papan kayu yang tipis dan ringan masih terus dipakai, yaitu
untuk :

·         buah-buah segar,
·         sayur-sayuran segar,
·         ikan segar dan lain sebagainya.

Banyak negara maju yang mensyaratkan untuk melakukan suatu treatment


terhadap kayu-kayu yang dipergunakan untuk kemasan yang dipakai untuk barang-
barang yang dikirim ke negeri tersebut. Negara yang dikenal sangat ketat dalam hal
ini adalah Australia.
Kayu sebenarnya suatu bahan kemasan yang kuat dan dapat dipakai secara
ekonomis, apabila teknologi pembuatannya yang dipakai tepat. Masalahnya
dibanyak negara berkembang penghasil kayu, kemasan peti kayu sudah lama dibuat
dan dipergunakan secara tradisional, sehingga pembuatan yang benar secara ilmiah,
seperti misalnya :

·         pemilihan atau pemakaian jenis kayu yang sesuai,


·         tidak diperkenankannya memakai papan kayu bekas,
·         kontrol terhadap kandungan air dari kayu yang dipergunakan,
·         kontruksi sambungan yang benar,
·         pemilihan paku yang benar, dan

·         cara pemakuan yang benar.

Sering dianggap terlalu merepotkan, memakan waktu dan “mahal”. Hal ini sebagian
besar karena mereka tidak mengetahui akibat-akibat apa yang terjadi atas peti kayu
yang mereka pergunakan untuk ekspor.
Pemilihan jenis kayu yang dipakai
Pada dasarnya tidak ada ketentuan khusus untuk memilih jenis kayu untuk keperluan
kemasan. Karena pada dasarnya kekuatan kemasan dari kayu tidak ditentukan
hanya oleh jenis kayunya saja, tetapi juga oleh :

·         tebalnya kayu yang dipakai,


·         cara persiapan pengerjaan dan
·         cara pemasangan/pemakuannya.

Jenis kayu
Jenis kayu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      kayu lunak, berasal dari tumbuhan berdaun jarum,

2.      kayu keras, berasal dari tumbuhan berdaun lebar.

Sebenarnya kualitas kayu dapat dibedakan dari :

-          berat jenisnya, kg/m3


-          kekuatan bengkok, kg/cm2
-          kekuatan pemampatan, kg/cm2
-          kekuatan menahan paku
-          daya tahan pecah
-          kemudahan dikerjakan
-          keawetan terhadap kelapukan dll.
Untuk keperluan kemasan, tidaklah seharusnya semua komponen dari kemasan
dibuat dari kayu yang sejenis. Justru untuk ekonomisnya, jenis kayu yang dipakai
untuk setiap komponen dari kemasan kayu disesuaikan dengan tugas dari masing-
masing komponen tersebut.

Berat jenis kayu adalah faktor yang penting, karena berat jenis dari kayu dapat
menunjukkan beberapa sifat utama dari kayu, misalnya :

·         kekuatan kayu,
·         daya tahan paku,
besarnya pengkerutan, waktu kayu mengering,   dsb.

4. Kemasan Kertas, Karton dan Kardus


a. Bahan Kertas
Pulp kayu lunak mempunyai panjang serat 0.25 in, sedangkan pulp kayu lunak
(panjang serat < 0.10 in).
b. Jenis Kertas
 Kertas kraft
Terbuat dari kayu lunak dengan proses sulfat; kuat; dan banyak digunakan
untuk kemasan.
 Kertas Krep
Dibuat dengan jalan kertas dilewatkan pelan-pelan ke press rolls saat
menjelang akhir pembuatannya sehingga kertas menjadi kerisut.
 Kertas Glasin Dan Kertas Tahan Minyak
Kertas ini permukaan licin; tahan lemak dan minyak, tidak tahan air karena
dilapisis lilin; dapat ditambahkan bahan lain sperti plastisizer (untuk produk
lengket), antioksidan, dan penghambat pertumbuhan kapang; dan kertas glasin
dapat untuk minyak.
 Kertas Lilin
Hampir semua kertas dapat dilapisis lilin, caranya ialah lilin ditambahkan pada
saat proses pembuatan kertas atau lilin ditambahkan pada saat akhir (finished
sheet) berupa lilin basah atau lilin kering. Bahan dasar yaitu parafin yang
dicampur dengan salah satu dari PE, microcrystalline wax atau peetrolatum.
Kertas lilin kering yaitu kertas dilapisi lilin dan dilewatkan heat roller. Kertas lilin
basah yaitu lilin mengeras di permukaan kertas. Lilin dapat dilapiskan pada 1-2
permukaan; biaya produksi rendah; tahan minyak; dan dapat dikelim panas.
 Daluang
Terdiri dari linerboard (dari kayu lunak/pinus) dan karton bergelombang (dari
kayu keras dengan proses sulfat); sering disebut CFB (corrugated fiber board);
banyak digunakan di industri sebagai  kemas primer, sekunder maupun tertier.
 Chipboard
Bahan dari kertas koran, kertas bekas yang dimasak; dapat dibuat kertas
tipis/ringan atau kertas tebal/karton lipat.
 Soluble Paper
Kertas yang larut dalam air; nama dagang Dissolvo (oleh Gilbreth co., USA)
misalnya Dissolvo A yang larut dalam larutan basa 2-5% dan tidak larut dalam
air yang tidak mengandung alkali; dan dilarang untuk membungkus makanan
oleh FDA
 Kertas Plastik
Merupakan modofikasi plastik yang dimbuat mirip dengan kertas. Kertas
tertentu yang dilapisi oleh polistiren adalah Q-kote (lapisan polistiren dua sisi)
dan  Q-per (tidak dilapisi, tetapi permukaan kertas diolesi oleh larutan yang
mengandung stiren); penemu: Japan Synthetic Paper co. Sifatnya tahan
minyak; tahan air/lembab; tidak ditumbuhi kapang; dan  sering disebut kertas
sintetik.
c. Karton Lipat
Merupakan kemasan yang populer karena pemakaian luas, bahan ekonomis,
butuh ruangan sedikit untu penyimpanan, dapat dibuat berbagai bentuk dan
ukuran, dapat dicetak, ukuran kecil, tebal karton 0.014-0.032 in dan relatif kuat.
Salah satu atau kedua sisi karton dapat diputihkan dengan cara solid bleched
sulfate board dan sulfite board. Macam produk yang dikemas menentukan jenis
bahan dan model. Dalam perdagangan dikenal sebagai FC (Folding Carton).
Kadang dilaminasi dengan plastik; Lapisan luar untuk cetak atau promosi; dan
lapisan dalam untuk meningkatkan daya tahan minyak.
d. Kertas Komposit
Merupakan kertas/karton yang diolah bersama bahan kemasan lain (plastik,
logam, plastik dan logam). Manfaat: daya rapuh rendah, daya kaku rendah dan
kekuatan bahan tinggi. Konstruksi kemas komposit
 bentuk spiral
Terdiri dari beberapa lapis bahan yang berbeda, sudut sambungan bertumpang
tindih
 bentuk cuping dijahit (lapisan seam)
Dibuat dari bahan yang dilaminasi, dipotong sesuai dengan pola kemudian
disambuang
 komposit gulung
Terdiri dari beberapa lapisan kumparan
Penggunaan untuk jus sitrun, konsentrat sari buah, rempah-rempah, sop kering,
sedangkan untuk non pangan sebagai bahan kimia dan obat tanaman.
Penyempurnaan kemas komposit yaitu diberi laminasi dengan foil atau bahan lain
kemas komposit yang tahan tekanan vakum pada suhu 50oC.
e. Kemasan Karton Gelombang
Kotak Karton Gelombang, untuk selanjutnya akan disingkat dengan KKG, adalah
suatu kemasan yang modern. KKG untuk banyak hal dapat menggantikan peti
kayu. Kelebihan KKG terhadap peti kayu antara lain :
 KKG kosong memerlukan ruang penyimpanan yang jauh lebih sedikit.
 KKG kosong dapat disimpan relatif lebih lama (jarang membawa kutu/jamur,
jadi tidak mudah dimakan kutu/tumbuh jamur; tidak berubah ukuran).
 Ukurannya dapat lebih konsisten.
 Toleransi ukuran dapat lebih ketat.
 Dapat dicetak dengan hasil yang lebih bagus.
 Dapat dilapisi dengan warna putih, sehingga hasil cetakannya dapat lebih
bagus lagi.
 Efisiensi pemakaian bahan lebih baik.
 Bahan-bahan sisa mudah untuk didaur ulang.

5. Kemasan Logam

Tergolong bahan yang tua dilihat dari segi pemakaian oleh manusia, diperkirakan
digunakan di mesir pada tahun 6000 SM. Penggunaan  sebagai wadah dimulai pada
tahun 1870, penggunaan sebagai wadah susu segar pada tahun 1884. Produksi botol
gelas dimulai 1892 dalam skala besar, tahun 1896: pabrik semi automatik, tahun
1907: pabrik full otomatik, mencapai 20% pangsa total kemasan. Wadah plastik besar,
misalnya botol gamma; wadah fleksibel tinggi, misalnya retort pouch; teknologi
kemasan tinggi, misalnya aseptic packaging.

a.     Keunggulan gelas:

 Inert (tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, tahan asam dan basa, dan
tahan lingkungan)
 Gelas dapat dibuat tembus pandang/transparan atau gelap
 Selama pemakaian, bentuknya tetap
 Tidak berbau dan tidak berpengaruh terhadap bahan yang dikemas (tidak ada
migrasi)
 Barrier yang baik terhadap uap air, air dan gas-gas lain.

b.    Kelemahan gelas:

 Rapuh/ mudah pecah


 Bobot besar sehingga biaya distribusi dan transportasi tinggi
 Perlu bahan pengemas kedua
 Membutuhkan banyak energi
Cara mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan membat kemasan dari
plastik seperti gelas, yang disebut botol gamma (kemasan dari plastik tetapi memiliki
sifat-sifat yang hampir sama dengan gelas).

c.     Botol gamma

Botol gamma dapat mengatur leher dalam cetakan lebih mudah (leher bermulut
sempit/besar); keluwesan dapat diatur (semi rigid/rigid); transparansi dapat diatur (g
lap/terang). Uji transmisi O2 selam 12 bulan; botol gel s: 0 ml; botol gamma: 1 ml;
botol plastik: 12 ml. Jenis tutup botol gamma antara lain yang bisa disendok; bisa
dituang; dan  bisa dipijit.
6. Edible Film
Adalah pengemas yang karena sifat-sifatnya dapat langsung dimakan bersama
produknya yang dikemas. Salah satu contohnya adalah edible film terbuat dari
bahan utama pati jagung (banyak mengandung amylosa), mdi produksi oleh
American Maize Products. Pembungkus ini sangat lunak, dapat direntangkan,
sedikit buramdan larut didalam air. Proteksinya terhadap perembesan gas dan
plavor cukup baik, daya tahannya terhadap lmak dan minyak juga baik, akan tetapi
sangat mudah ditembus oleh uap air. Biasanya dipergunakan untuk membungkus
sosis, sup kering (dehydrated soup) dan makanan lain yang dilarutkan di dalam
air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengemasan makanan merupakan hal penting untuk melindungi bahan makanan
dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah berkembang dengan
pesat menuju kemasan praktis yang memudahkan konsumen. Berbagai kemasan
yang banyak dijumpai di pasaran antara lain karton, aluminium, kaca (botol), dan
plastik. Belakangan ini, hampir semua bahan pengemas makanan terbuat dari
plastik.
Unsur perusak dari alam pada umumnya dapat dikurangi pengaruhnya oleh
kemasan inti. Panasnya udara sedikit di atas atau di bawah suhu rata-rata udara
masih dapat ditanggulangi dengan kemasan, namun beda yang bayak harus
dibantu dengan alat pendingin atau oleh sistim pergudangan/transportasinya.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik.

B. Saran
Saya menyarankan hendaknya mahasiswa dapat mempertahankan dan berupaya
meningkatkan lagi kemampuan pengetahuan dengan menggali wawasan dan
pengetahuan dengan memanfaatkan sumber daya alam.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=sejarah+perkembangan+pengemasan+pangan&oq=SEJARAH+&aqs=chrome.1.69i
57j69i59j35i39j0i433i512j0i131i433i512l2j46i433i512j46i131i433i512j46i512j0i512.402
3j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=makalah+jenis+jenis+nahan+pengemas+makanan&oq=MAKALAH+&aqs=chrome.0
.69i59l3j69i57j35i39j69i60l3.3421j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://thamiratahalele.blogspot.com/2017/11/makalah-kemasan-pangan.html

https://www.google.com/search?
q=Jenis+dan+Sifat+Bahan+Kemasan+pangan&oq=JENIS+DAN+&aqs=chrome.1.69i5
7j69i59l3j0i512l3j69i60.5961j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai