Anda di halaman 1dari 13

1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan,
memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya
wadah atau pemungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi bahan pangan yang ada didalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu
pengemsan berfungs untuk menenpatkan suatu hasil pengolahan atau produk
industri agar mempunyai bentuk-bentuk yasng memudahkan dalam penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus
berfungsi sebahgai peranhgsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna
dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah menyajikan
kemasan, seperti jangung yang telah dibungkus seludang, buah-buahan
terbungkus kulitnya, buah kelapa yang terlndung baik dengan sabut dan temprung,
polong-polongan terbungkus kulit polong. Menurut catatan sejarah, pengemasan
telah ada sejak 4000 SM. Pada waktu itu peradaban manusia telah tinggi dengan
disertai adanya pertukaran barang niaga antara Mesir dan Mesopotamia, serta
Cina dan India. Kemasan adalah media atau wadah yang dipergunakan untuk
membungkus bahan hasil pertanian sebelum bahan tersebut disimpan dalam ruang
penyimpanan. Maksudnya adalah untuk mempermudah pengaturan,
pengangkutan, penempetan dari dan ke tempat penyimpanan, serta memberi
perlindungan pada bahan secara awal.
Pada umumnya, kondisi bahan hasil pertganian akan terjaga baik bila
disimpan dalam keadaan dikemas. Namun, tidak semua hasil pertanian akan
member akibat yang sama jika disimpan dalam bentuk kemasan. Kemasan ini
hanya cocok diterapkan untuk komoditas pertanian berupa bahan yang telah
dikeringkan. Semua bahan pangan mudah rusak. Dan ini berarti bahwa setelah
jangka waktu penyimpanan tertentu ada kemungkinan untuk membedakan antara
bahan pangan segar dengan bahan pangan yang telah disimpan dalam jangka
waktu tersebut diatas. Perubahan yang terjadi merupakan suatu kerusakan.
Meskipun demikian, sebagian bahan pangan menjadi matang atau tua setelah
2

dikemas dan memang ada perbaikan dalam waktu singkat dan kemudian diikuti
oleh kerusakan. Pengemasan hasil pertanian sangat penting dilakukan guna
penyediaan produksi untuk keperluan pasar dan distribusi untuk masing-
masingnya diperlukan persyaratan khusus. Lama penyimpanan, jenis komoditas
dan model fasilitas penyimpanan untuk tiap-tiap tingkat beragam menurut fungsi
dan kebutuhannya. Jauh sebelum manusia mengenal teknik budi daya dan cara
menyimpan hasil panen, organism hidup, terutama dari kelompok serangga
(insekta) telah dikenal sebagai pengganggu yang merugikan manusia. Namun,
tidak ada catatan yang lengkap mengenai tingkat gangguan yang dialami oleh
manusia pada jaman itu. Ham (pest) menurut kamus oxford diartikan sebagai
sesuatu yang menyusahkan atau merusak manusia dan makhluk lain.
Dalam bahasa prancis hama disebut sebagai peste yang berarti wabah.
Menurut konsep klasik, hama mencakup semua organism hidup yang dapat
menimbulkan kerusakan. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian hama
lebih dikhususkan pada hewan atau binatang perusak, baik yang memiliki ukuran
tubuh besar hingga yang berukuran kecil. Jasad perusak yang berwujud tanaman
dimasukkan dalam kelompok tanaman pengganggu (gulma), sedangkan organism
jasad renik, seperti cendawan, bakteri, virus, dan amuba masuk ke dalam
kelompom pathogen. Namun, tidak semua organism tersebut dikategorikan
sebagai organism perusak Mengingat teknologi pengemasan dan penyimpanan
sangat penting bagi upaya ketahanan pangan nasional, maka perlu diadakan
praktikum untuk menguasai lebih jauh tentang teknik pengemasan bahan pangan
maupun produk pangan yuang sudah siap untuk dipasarkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memahami lebih lanjut
pengertian dari pengemasan, fungsi kemasan pangan, dan bahan anti getaran pada
kemasan.
3

2. PENGEMASAN
2.1 Pengertian Pengemasan
Pengemasan adalaha teknologi untuk mewadahi atau melindungi produkl
selama distribusi, penyimpanan, penjualan dan pemakaian. Pengemasan dapat
diuraikan sebagai sistem terkoordinasi meliputi penyiapan yang baik untuk
transportasi,penggudangan, logistik, dan penjualan dan pemakaian sampai
kekonsumen. Pengemasan berfungsi untuk membungkus (berhubungan dengan
produk), melindungi (kualitas, keamanan dan kesegaran), sarana informasi (grafik
dan label) dan mamfaat kegunaan atau kemudahannya. Pengemasan dimaksudkan
untuk menjaga makanan dari kerusakan, kontaminasi dan memperpanjang umur
simpan.
Kemasan adalah segala material yang digunakan untuk mengemas suatu
benda atau produk agar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan
baik.definisi kemasan menurut UU no 7 tahun (1996) tentang pangan yaitu bahan
yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan, baik yang
bersentuhan lansung dengan pangan maupun tidak. Fungsi dasar dari kemasan
adalah mempertahankan dan melindungi isi produk serta menjadi representasi
dari sebuah produk yang ada didalamnya. Seiring pola perubahan prilaku
konsumen yang memandang memamfaatkan kemasan, fungsi kemasan
berkembang menjadi kompleks, kemasan moderen harus berfungsi sebagai bagian
dari daya saing pasar dan pedagangan eceran yang semakin meningkat. Kemasan
makanan meliputi logam, kertas,plastik, foil, peti kayu, katun atau kain goni.
Pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan lima fungsi-fungsi utama,
yaitu :

1. Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan


perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
2. Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik,
air, oksigen, dan cahaya matahari.
3. Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses
pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal
ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada
4

mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk
keperluan tersebut.
4. Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut
rancangan dimana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen
misalnya kemudahan membuka atau menutup kembali wadah tersebut,
tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama
pengelolaan di gudang dan selama pengangkutan untuk distribusi. Terutama
harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk, dan berat dari unit
pengepakan.
5. Harus memberi pengenalan, keterangan, dan daya tarik penjual lain. Unit-
unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya
dan melindungi apa yang dijual.

2.2 Klasifikasi Bahan Pengemasan


Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu:
2.2.1 Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian
Berdasarkan frekuensi pemakaian, kemasan dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu:
1) Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang
setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari
daun-daunan, karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.
2) Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol
minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang
berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus
diperhatikan.
3) Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen
(semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen,
misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat
gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan
lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan
dengan tingkat toksikasi.
5

2.2.2 Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas


Kemasan berdasarkan struktur sistem kemasnya dibedakan menjadi
kemasan primer, sekunder, dan tersier
1) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman,
bungkus tempe.
2) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah
susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang
tempe dan sebagainya.
3) Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan
primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung
selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan
ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke
dalam peti kemas.
2.2.3 Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat bahan kemasan
Berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan, kemasan pangan digolongkan
menjadi tiga, yaitu:
1) Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
2) Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan
lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel.
Misalnya kayu, gelas dan logam.
3) Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-
sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik
(susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
2.2.4 Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat terhadap lingkungan
Selain untuk melindungi dan mewadahi pangan, kemasan juga harus mampu
melindungi lingkungan dari bau yang ditimbulkan oleh pangan seperti pakan ikan,
dll.
1) Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna
tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih
6

hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu.
Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan
hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya
kaleng yang tidak berenamel.
2) Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya
kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan
yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil
fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas
enzim.
3) Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan
proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam
dan gelas.
2.2.5 Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai
1) Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.
2) Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan
tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran
(flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang
dan kebebasan dalam menentukan ukuran.
7

3. FUNGSI BAHAN PENGEMAS

Fungsi kemasan pangan sebagai pelindung yang melindungi produk, baik


dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan melindungi dari sinar
matahari berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta melindungi dari
pengaruh handling yang tidak benar. Memberi perlindungan terhadap
makanan yang dikemas sehingga dapat diangkut dari tempat produsen
dan memberinya kepada konsumen akhir dalam keadaan baik. Karena
berfungsi melindungi produk makanan yang dikemasnya maka konsumen
pemakai produk tersebut akan mempunyai kesamaan didalam
mengkonsumsinya, walau mereka berada di ibu kota atau mereka yang
berdomisili didaerah. Melalui pengemasan juga akan dicapai
penghematan-penghematan dalam sumber daya alam makanan. Jika
kehilangan atau kerusakan makanan dinegara-negara berkembang adalah
sekitar 40%-50%, melalui kemasan kehilangan dan kerusakan produk
tersebut dapat ditekan sekitar 10%. Dari bentuk, ukuran, warna serta informasi-
informasi yang ditampilkan pada kemasan dapat menimbulkan daya
tarik. Sehingga dapat produk dapat dibandingkan dengan kemasan-kemasan
sejenis lainnya.
3.1 Kemasan Sebagai Alat Pemindahan
Kemasan merupakan wadah bagi produk dan sekaligus dapat
berfungsi sebagai alat pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam
suatu jumlah berat/jumlah isi tertentu.
3.2 Kemasan Sebagai Promosi Tak Langsung
Secara tidak langsung, perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan
gratis/promosi terselubung bila didisplay di etalase atau pada saat
pendistribusian.Semakin menarik konsep desain kemasannya dan
peletakan/displaynya maka akan semakin memikat. Berfungsi sebagai media
pemasaran dan dapat meningkatkan nilai tambah makanan yang
dikemasmelalui penampilan kemasan yang menarik dan bon afide. Sistem
pemasaran yang modern melalui toko-toko swalayan telah memberi
peranan yang semakin penting dan menentukan kepadakemasan untuk
mempromosikan dan memasarkan produk-produk yang dikemas.
8

3.3 Kemasan Sebagai Brand Image/Citra Merek


Kemasan merupakan media untuk menancapkan citra merek kepada
konsumen sehingga konsumen mudah mengingat dan fanatik utntuk memilih
produk. Contoh : dari jarak pandang yg jauh dan dalam penempatan yang
kurang sempurna botol Coca Cola akan tetap lebih mudah dikenal.
Pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan lima fungsi-fungsi utama,
yaitu :
1) Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan
perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
2) Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik,
air, oksigen, dan cahaya matahari.
3) Harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses
pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal
ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada
mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk
keperluan tersebut.
4) Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut
rancangan dimana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen
misalnya kemudahan membuka atau menutup kembali wadah tersebut,
tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama
pengelolaan di gudang dan selama pengangkutan untuk distribusi. Terutama
harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk, dan berat dari unit
pengepakan.
5) Harus memberi pengenalan, keterangan, dan daya tarik penjual lain. Unit-
unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya
dan melindungi apa yang dijual.
9

4. BAHAN ANTI GETARAN PADA KEMASAN


4.1 Gambaran Umum
Bahan anti getar adalah bahan yang sengaja ditambahkan pada bahann
kemas yang bertujuan untuk melindungi bahan selama perjalanan dan transportasi.
Vibrasi (getaran) yang dapat mengaki8batkan kerusakan pada bahan atau kemasan
selama dalam perjalanan atau distribusi. Untuk menanggulanginya dapat
digunakan bahan anti getaran. Jenis barang yang membutuhkan macam
perlindungan yagn harus diberikan untuk mencegah hancurnya bahan. Beberapa
bahan pangan misalnya pada buah buahan segar, telur dan biskuit menempatkan
produk yang tahan terhadap kerusakan` sehingga memerlukan tingkat
pengamanan yang lebih tinggi utnuk mencegah gesekann antara bahan dengan
menggunakan kertas tisue, lembaran plastik kertas yang dibentuk kemasan
terlebih karton untuk tidur, wadah buah dan lain- lain. Bahan pangan lain yang
dilindungi dengan mengemas dengan kemasan yang kaku dan pergerakannnya
dibatasi dengan ketat, peti kayu atau drum yang biasanya digunakan sebagai
perlindungan yang baik, sekarang buah digunakan dengan bahan yang lebih
murah dan ringan.
4.2 Jenis-Jenis Bahan Pengisi Dan Anti Getar
4.2.1 Styrofoam
Styrofoam adalah kemasan makanan yang berbahan dasar dari polistiren
yaitu suatu jenis plastik yang sangat ringan, tertembus cahaya dan murah tetapi
cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut, polistiren dicampur dengan beberapa
bahan tambahan seperti plastizer yaitu dioktil ptalat (DOP) , dan blowning agud
berupa gas kaklorofluoro karbo.
Styrofoam atau polystyren adalah material plastik yang dibuat dari
monomer stirena melalui proses polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu
tertentu. Styrofoam dapat dibuat berbagai macam bentuk sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Dapat menjadi kotak atau boxs, lembaran, bola-bola dan jaring-
jaring. Styrofoam berbentuk boxs memiliki fungsi penahan tekanan luar
sekaligus juga bisa untuk meredam getaran dari benda- benda yang dilindunginya,
selain itu juga kedap air, oleh karena itu boxs yang terbuat dari
Styrofoam biasanya digunakan untuk mengemas barang elektronik. Sedangkan
10

Styrofoam yang berbentuk lembaran, bola-bola dan jaring- jaring biasanya


digunakan sebagai alas dari kemasan karton untuk meredam getaran.

Gambar 1. Styrofoam kotak


4.2.2 Bubble Wrap
Bubble wrap adalah suatu alat pelindung yang dapat digunakan untuk
membungkus sekaligus melindungi suatu barang dari benturan dan tekanan.
Bubble wrap sangat banyak jumlahnya. Menurut anonim, bubble wrap
mempunyai 2 kerja penting yakni : sebagai bantalan semi iyang tampak, dan
mengisi ruangkosong, memcegah gesekan yang tidak digunakan pada kemasan.
Untuk alasan ini mengapa bubble wrap digunakan sebagai pilihan untuk pembatas
dan sebagai bahan pengisi.
Buble wrap adalah bahan plastik lentur transparan yang biasa digunakan
untuk mengemas barang- barang pecah belah atau barang elektronik yang mudah
pecah. Berbentuk menonjol berisi udara ( gelembung) dan memberikan
perlindungan maksimal untuk barang pecah belah dari goncangan atau jatuh.
Buble wrap memiliki fungsi untuk meredam getaran dari benda yang
dilapisinya, namun buble wrap tidak dirancang untuk melindungi barang
elektronik yang ukurannya kecil dan berbobot lebih ringan, misalnya kit
elektronik, handpone, dan lainnya karena buble wrap tidak bisa menahan tekanan,
maka diperlukan kemasan lain yang dapat berfungsi sebagai penahan tekanan.

Gambar 2. Styrofoam
11

4.2.3 Sekam Padi


Sekam padi adalah bagian dari padi berupa lembaran yang kering dan tidak
dapat digunakan yang melindungi bagian dalam. Sekam padi dapat digunkan
sebagai bahan pengisi pada saat psoses pengemasan. Sekam padi memiliki tekstur
yang baik dan beragam.

Gambar 3. Sekam padi


4.2.4 Serbuk Kayu
Serbuk kayu merupakan jenis media yang sering digunakan pada
transportasi ulang hidup tanpa air. Serbuk kayu digunakan sebagai media pengisi
karena mempunyai panas jenis yang lebih besar dari sekam. Selain itu, serbuk
kayu juga memliki tekstur yang baik dari serrangan.

Gambar 4. Serbuk kayu


4.2.5 Egg Tray
Egg tray atau baki telur adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk
menata telur, sehingga telur menjadi rapi dan dapat dikemas dalam jumlah yang
banyak tanpa perlu khawatir akan mengalami kerusaakan atau pecah.

Gambar 5. Egg tray


12

5. KESIMPULAN
Dari data yang terdapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengemasan
suatu bahan pangan sangat berpengaruh terhadap bahan pangan tersebut. Oleh
karena itu ada 5 persyaratan umum fungsi kemasan yang harus dipenuhi oleh
bahan pengemas tersebut. Bahan pengemasan memiliki beberapa sifat berdasarkan
klasifikasinya.
Dalam pendistribusian bahan pangan juga diperlukan bahan anti getaran dan
bahan pengisi untuk melindungi pangan dari kerusakan teknis selama
pendistribusian. Macam-macam bahan pengisi dan anti getaran pada pengemasan
yaitu styrofoam, bubble wrap, sekam padi, serbuk kayu, egg tray, dll.
13

DAFTAR PUSTAKA

Lumbranraja, Petrus. 2017. Teknologi Penyimpanan Dan Pengemasan.


https://www.scribd.com/document/380925443/LAPORANAN-
PRAKTIKUM-PENGEMASAN-DAN-PENYIMPANAN. Diakses pada 22
Januari 2019
Wasil, Muhammad. 2019. Kemasan Elektronik.
http://www.laporanpraktikum.com/2018/01/laporan-praktikum-kemasan-
elektronik.html. Diakses pada 22 Januari 2019
Sucipta, I Nyoman, dkk. 2017. Pengemasan Pangan. Denpasar: Udayana
University Press
Busyoro. 2017. Pengemasan Bahan Pangan.
https://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/laporan-
praktikum-mikrobiologi-pangan-i/lapora-praktikum-teknologi-pengolahan-
pangan/laporan-10-pengemasan-bahan-pangan/. Diakses pada 22 Januari
2019

Anda mungkin juga menyukai