Anda di halaman 1dari 45

Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

VI. PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN


HASIL PERTANIAN PANGAN DAN
PRODUKNYA

6.1. Sejarah Pengemasan (manusia), sehingga menimbulkan


Pengertian umum dari kemasan sakit, bahkan bisa menyebabkan
adalah suatu benda yang digunakan kematian. Industri pangan hendaknya
untuk wadah atau tempat dan dapat memproduksi bahan pangan yang
memberikan perlindungan sesuai memiliki kualitas bagus dan aman bila
dengan tujuannya. Adanya kemasan dikonsumsi. Pengemasan bahan pangan
dapat membantu mencegah/mengurangi ikut berperan dalam menghasilkan
kerusakan, melindungi bahan yang ada produk dengan kualitas baik dan aman
di dalamnya dari pencemaran serta bila dikonsumsi.
gangguan fisik seperti gesekan,
benturan dan getaran. Dari segi promosi Pengemasan menjadi hal yang penting
kemasan berfungsi sebagai perangsang karena akan memudahkan dalam
atau daya tarik pembeli. kegiatan transportasi dan penyimpanan.
Pengertian transportasi tidak selalu
Bahan atau produk pangan bila tidak memindahkan barang dari satu tempat
dikemas dapat mengalami kerusakan ke tempat lain. Akan tetapi bisa juga
akibat serangan binatang (seperti tikus), diartikan memindahkan bahan pangan
serangga (seperti kecoa), maupun dari piring atau gelas ke dalam mulut
mikroba (bakteri, kapang dan khamir). kita. Sebagai contoh: untuk minum
Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan diperlukan wadah atau gelas atau
pangan sebelum dipanen, setelah cangkir. Gelas atau cangkir ini juga
dipanen, selama penyimpanan, pada merupakan salah satu wujud
saat transportasi dan distribusi maupun pengemasan. Contoh lain, memindahkan
selama penjualan. Adanya mikroba nasi dari piring ke mulut menggunakan
dalam bahan pangan akan sendok, maka sendok berperan sebagai
mengakibatkan bahan menjadi tidak bahan pengemas.
menarik karena bahan menjadi rusak,
terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh Sebelum dibuat oleh manusia, alam
kapang. Bakteri yang tumbuh dalam juga telah menyediakan kemasan untuk
bahan pangan akan mempengaruhi bahan pangan, seperti jagung dengan
kualitasnya, disamping itu ada kelobotnya, buah-buahan dengan
kecenderungan menghasilkan senyawa kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan
beracun bagi konsumen tempurung, polong-polongan dengan
kulit polong dan lain-lain. Manusia juga
1
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

menggunakan kemasan untuk pelindung dengan pesat. Contoh di atas


tubuh dari gangguan cuaca, serta agar
tampak anggun dan menarik.

Pada mulanya, orang menggunakan


daun yang lebar sebagai bahan
pengemas, seperti daun jati, daun talas,
dan daun pisang untuk membungkus
daging. Kulit binatang digunakan untuk
mengambil atau membawa air,
keranjang bambu atau yang sejenis
untuk menyimpan atau membawa hasil
panen. Pada awal abad ke 19,
Napoleon menginginkan bahan pangan
yang dapat dibawa oleh tentara dalam
jumlah banyak dan aman yang
terkemas dengan baik. Kemudian dia
menawarkan 12000 france bagi siapa
saja yang dapat menemukan suatu
teknologi yang dapat membawa bahan
pangan dalam jumlah banyak dan aman
selama dalam transportasi maupun
penyimpanan. Pada tahun 1810,
seorang berkebangsaaan Perancis
bernama Nicolas Appert memenangkan
hadiah tersebut. Dia mengembangkan
pengemasan “canning proses” meskipun
pada saat itu untuk pengemasan produk
digunakan botol. Pada abad 19, dimana
masyarakat di Amerika hidup berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat lain
untuk bercocok tanam, biasanya mereka
menggunakan kereta atau dikenal
dengan wagon. Untuk mempertahankan
hidupnya sebelum tanaman yang
mereka tanam dapat dipanen, maka
mereka membawa makanan dalam
kaleng.
Karena makanan kaleng tersebut

dapat tahan lama dan aman dikonsumsi


maka sejak itu pula pengembangan
pengalengan di Amerika berkembang
2
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

menunjukkan pada kita semua, bahwa memiliki daya simpan


pengemasan bahan pangan sangat erat
hubungannya dengan kelangsungan
hidup manusia. Oleh karena itu
makanan harus tersedia kapan saja dan
dimana saja di dunia ini. Untuk
menyediakan bahan pangan yang
tersedia kapan saja dan dimana saja,
maka pengemasan menjadi hal yang
penting selain teknologi
pengolahannya.

Bahan kemasan yang sering digunakan


untuk mengemas produk hasil
pertanian adalah kayu, serat goni,
plastik, kertas dan gelombang karton.
Hasil-hasil pertanian yang dapat
dimakan oleh manusia berasal dari
sumber hewani dan nabati. Hasil
pertanian itu dapat dikonsumsi dalam
bentuk bahan mentah atau matang.
Persiapan suatu hasil pertanian menjadi
bentuk yang dapat dimakan melibatkan
pengolahan. Di dalam proses
pengolahan makanan terjadi
perubahan-perubahan fisik maupun
kimiawi yang dikehendaki atau tidak
dikehendaki. Disamping itu setelah
melalui proses pengolahan, makanan
tadi tidak stabil, akan mengalami
perubahan, sehingga sangat diperlukan
pemilihan pengemasan yang tepat
untuk itu sehingga masa simpan bahan
pangan dapat ditingkatkan dan nilai gizi
bahan pangan masih dapat
dipertahankan.

Dengan demikian teknologi


pengemasan dan pemilihan jenis bahan
pengemas dirancang sedemikian rupa
sehingga bahan pangan dapat
terhindar dari serangan serangga
maupun mikroba. Disamping itu juga
dapat menghasilkan produk yang
3
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

yang relatif lama tetapi juga memiliki


yang berbau tajam, atau produk
nilai nutrisi yang relatif masih baik pula,
berbahaya seperti air keras, gas
meningkatkan nilai tambah bahan yang
beracun dan produk yang dapat
dikemas seperti bahan/produk lebih
menularkan warna, maka dengan
menarik, harga jual lebih tinggi.
mengemas produk dapat melindungi
produk- produk lain di sekitarnya.
6.2. Fungsi dan Peranan f. Memperluas pemakaian dan pema-
saran produk, misalnya penjualan
Kemasan ke- cap dan sirup yang semula
Fungsi paling mendasar dari kemasan dikemas dalam botol gelas, namun
adalah untuk mewadahi dan melindungi sekarang berkembang dengan
produk dari kerusakan-kerusakan, menggunakan kemasan botol
sehingga lebih mudah disimpan, plastik.
diangkut dan dipasarkan. Secara umum g. Menambah daya tarik calon pembeli
fungsi pengemasan pada bahan pangan h. Sebagai sarana informasi dan iklan
adalah : i. Memberi kenyamanan bagi kon-
a. Mewadahi produk selama distribusi sumen.
dari produsen hingga kekonsumen,
agar produk tidak tercecer, terutama Fungsi f, g dan h merupakan fungsi
untuk cairan, pasta atau butiran tambahan dari kemasan, akan tetapi
b. Melindungi dan mengawetkan dengan semakin meningkatnya per-
produk, seperti melindungi dari sinar saingan dalam industri pangan, fungsi
ultraviolet, panas, kelembaban tambahan ini justru lebih ditonjolkan,
udara, oksigen, benturan, sehingga penampilan kemasan harus
kontaminasi dari kotoran dan betul-betul menarik bagi calon pembeli.
mikroba yang dapat merusak dan Beberapa cara untuk meningkatkan
menurunkan mutu produk. penampilan kemasan:
c. Sebagai identitas produk, dalam • Kemasan dibuat dengan beberapa
hal ini kemasan dapat digunakan warna dan mengkilat sehingga
sebagai alat komunikasi dan menarik dan berkesan mewah
informasi kepada konsumen melalui • Kemasan dibuat sedemikian rupa
label yang terdapat pada kemasan. sehingga memberi kesan produk
d. Meningkatkan efisiensi, misalnya: yang dikemas bermutu dan mahal
memudahkan penghitungan (satu • Desain kemasan dibuat sedemikian
kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross rupa sehingga memudahkan bagi
dan seterusnya), memudahkan konsumen
pengiriman dan penyimpanan. Hal • Desain teknik wadahnya selalu
ini penting dalam dunia mengikuti teknik mutahir sehingga
perdagangan. produk yang dikemas terkesan
e. Melindungi pengaruh buruk dari mengikuti perkembangan terakhir.
produk di dalamnya, misalnya jika
produk yang dikemas berupa produk

4
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Di samping fungsi-fungsi di atas,


Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka
kemasan juga mempunyai peranan
kemasan digolongkan menjadi tiga,
penting dalam industri pangan, yaitu :
yaitu:
• sebagai identitas produk
• kemasan sekali pakai (disposable),
• media promosi
merupakan kemasan yang langsung
• media penyuluhan, seperti memberi-
dibuang setelah digunakan. Contoh:
kan informasi tentang petunjuk cara
daun pisang, daun waru, untuk
penggunaan dan manfaat produk
membungkus tempe, daun jati untuk
yang ada di dalamnya
membungkus daging segar, kantong
• bagi pemerintah kemasan dapat di-
plastik untuk es.
gunakan sebagai usaha perlindungan
• kemasan yang dapat digunakan
konsumen
beberapa kali (multi trip), seperti
• bagi konsumen kemasan dapat
botol kecap, botol bir, botol teh
digunakan sebagai sumber informasi
dalam kemasan, peti telur, peti
tentang isi/produk, sebagai dasar
kemas dll.
dalam mengambil keputusan untuk
• kemasan yang tidak dibuang atau
membeli produk tersebut atau tidak.
digunakan kembali oleh konsumen
(semi disposal). Wadah atau
Kemasan juga mempunyai beberapa
kemasan produk biasanya tidak
kelemahan, seperti:
dikembalikan ke produsen
• Pengemasan bisa disalahgunakan
melainkan digunakan untuk wadah
oleh produsen karena digunakan
sesuatu oleh konsumen atau
untuk menutupi kekurangan
dibuang begitu saja. Contoh: kaleng
mutu atau kerusakan produk,
susu bubuk dan beberapa jenis botol
mempropagandakan produk secara
yang menarik bagi konsumen.
tidak proporsional atau menyesatkan
sehingga menjurus kepada penipuan
Berdasarkan struktur sistem kemas,
atau pemalsuan. Sehingga sering
maka bahan kemasan dapat dibedakan
disalahgunakan oleh produsen
menjadi tiga, yaitu:
• Pengemasan bahan pangan akan
• kemasan primer, merupakan
meningkatkan biaya produksi
bahan kemasan yang digunakan
untuk mengemas langsung produk
6.3. Klasifikasi Pengemasan makanan, seperti bungkus tempe,
botol atau kaleng minuman, kantong
Menurut Syarief et al (1989), kamasan keripik dll.
dapat digolongkan berdasarkan: • kemasan sekunder, merupakan
frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan yang berfungsi melindungi
kemasan, sifat kekakuan bahan produk yang sudah dikemas
kemasan, sifat perlindungan terhadap menggunakan kemasan primer.
lingkungan dan tingkat kesiapan pakai. Kemasan ini akan membantu
memudahkankegiatanpengangkutan
dan penyimpanan. Contoh: kardus

5
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

untuk mengemas minunan dalam


dalam kemasan, akibatnya produk
kaleng/botol/kardus, kaleng untuk
pangan yang dikemas menjadi
mengemas permen dll.
cepat rusak. Memberikan kemasan
• kemasan tersier, merupakan
hermetis yang tidak berenamel
kemasan yang digunakan untuk
dapat memberikan bau (odor)
mengemas produk setelah dikemas
terhadap produk yang dikemas.
dalam kemasan primer dan
Contoh kemasan hermetis: kaleng
sekunder. Kemasan ini
dan botol gelas.
memudahkan kegiatan
• Kemasan tahan cahaya, wadah ini
pengangkutan, terutama untuk jarak
tidak transparan atau tidak tembus
jauh. Contoh: peti kemas.
cahaya. Kemasan ini sangat cocok
untuk mengemas produk yang
Berdasarkan kekakuan bahan kemas,
banyak mengandung lemak dan
maka bahan kemasan dapat dibedakan
vitamin tinggi dan makanan hasil
menjadi tiga, yaitu:
fermentasi. Produk pangan yang
• kemasan fleksibel, bahan jenis ini
mengandung lemak dan vitamin
mudah dilenturkan atau dibentuk
tinggi bila terkena cahaya langsung
sesuai keinginan, contoh plastik,
akan cepat mengalami oksidasi
kertas, aluminium foil.
sehingga produk akan cepat
• kemasan kaku, kemasan ini tidak
mengalami penurunan mutu.
dapat ditekuk-tekuk atau tidak dapat
Disamping itu cahaya dapat
dilenturkan, contoh bahan kemasan
mengaktifkan reaksi kimia dan reaksi
dari bahan gelas, kayu dan logam.
enzimatis. Contoh: kemasan dari
• kemasan semi kaku atau semi
kertas, kardus, botol yang tidak
fleksibel, contoh botol plastik.
tembus cahaya, plastik tidak tembus
cahaya atau aluminium foil.
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap
• Kemasan tahan suhu tinggi. Jenis
kemasan, maka bahan kemasan dapat
kemasan ini banyak digunakan
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
untuk mengemas produk yang
• kemasan hermetis (kemasan tahan
memerlukan proses pemanasan,
uap dan gas), merupakan wadah
pasteurisasi atau sterilisasi.
yang secara sempurna tidak dapat
dilewati oleh udara maupun uap
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai,
air. Selama kemasan ini masih
maka bahan kemasan dibedakan
dalam keaadaan hermetis, maka
menjadi dua, yaitu wadah siap pakai dan
kemasan tidak dapat ditembus oleh
wadah siap dirakit.
bakteri, kapang dan debu. Akan
tetapi bila pada proses penutupan
tidak sempurna atau salah akan 6.4. Jenis-jenis bahan
mengakibatkan wadah tidak lagi
pengemas
hermetis. Dengan kata lain bakteri,
kapang atau debu dapat masuk Bila diperhatikan di pasaran maka untuk

6
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

jenis produk yang berbeda umumnya


pembuatan kecap dan tauco biasanya
jenis bahan pengemas yang digunakan
digunakan wadah yang berasal dari
berbeda pula, meskipun ada pula jenis
tanah lempung. Biasanya guci juga
produk yang sama maka jenis bahan
digunakan untuk wadah minuman
pengemas yang digunakan bisa lebih
beralkohol.
dari satu jenis. Sebagai contoh: produk
susu bubuk, ada yang dikemas langsung
dalam aluminium foil, ada juga setelah 6.4.2. Gelas/kaca
dikemas dalam aluminium foil kemudian Bahan gelas terbuat dari 10% tanah
dikemas lagi dalam kardus, tetapi ada lempung, 15% soda abu dan pasir silika
pula susu bubuk yang dikemas dalam sekitar 75%, kadang- kadang digunakan
kaleng. Contoh lain: produk keripik atau pula sedikit tambahan aluminium oksida,
chips, produk ini ada yang dikemas kalium oksida, magnesium oksida dan
dalam kantong plastik, ada pula yang dicairkan pada suhu 1540 OC.
dikemas dalam aluminium foil, ada juga
setelah dikemas dalam aluminium foil Pembentukan menjadi berbagai bentuk
kemudian dikemas lagi dalam kardus, wadah dari gelas ini dilakukan pada saat
tetapi ada pula yang dikemas dalam adonan masih dalam kondisi semi padat,
kaleng yang terbuat dari kertas dengan sehingga memudahkan pembentukan
diberi lapisan plastik tipis. sesuai dengan keinginan (Griffin et al,
1985). Adapun bagian-bagian dari botol
Menurut Griffin et al. (1985), bahan dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut
pengemasan dikelompokkan menjadi ini.
empat, yaitu:
• Keramik, yang termasuk dalam
kelompok jenis ini adalah bahan-
bahan dari gelas, dan keramik
• Logam, termasuk plat/ lempengan
timah (tinplate), aluminium
• Bahan alami (dari tanaman), seperti:
kayu, serat tanaman dan karet
• Plastik
Gambar 6.1. Bagian-bagian botol
6.4.1. Keramik
Wadah atau bahan pengemas dari
Keramik diartikan sebagai bahan yang bahan gelas umumnya digunakan
berasal dari partikel tanah termasuk dari untuk mengemas bahan cair seperti
pasir dan lempung. Bahan pengemas parfum, bahan kosmetik (pelembab dan
dari keramik merupakan bahan pembersih wajah), pickle (asinan), jam
pengemas tertua. Umumnya bahan (selai), jelly dan lain-lain. Saat ini juga
pengemas tersebut dalam bentuk botol, banyak digunakan untuk mengemas
guci, pot atau vas bunga. Untuk produk-produk padat untuk hiasan
fermentasi pada ruangan, contoh beberapa macam biji-
7
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

bijian dikemas dalam satu botol gelas


Pada kondisi normal, pembentukan
yang sama, biasanya produk ini untuk
reaksi basa yang sangat kecil tersebut
hiasan atau ornament penataan meja
diabaikan, reaksi makin cepat dengan
makan. Gambar berikut ini merupakan
adanya kenaikan suhu, dan proses
beberapa contoh produk dengan
sterilisasi berulang dengan suhu tinggi
menggunakan kemasan botol dari bahan
menyebabkan pembentukan ion sodium
gelas.
semakin tinggi. Oleh karena itu, untuk
produk-produk yang sensitif terhadap
Pengemasan bahan/produk dengan
basa, seperti obat-obatan atau cairan
menggunakan bahan gelas, memiliki
transfus maka digunakan kemasan gelas
beberapa keuntungan, yaitu: bersifat
yang yang diberi perlakuan sulphating
inert terhadap bahan kimia,
dengan cara memasukkan sulfur
jernih/transparan, tahan terhadap
dioksida ke dalam bahan gelas pada
tekanan dari dalam, tahan panas dan
suhu 500OC. Dengan demikian gas yang
relatif murah harganya.
bersifat asam akan cepat bereaksi
Gelas bersifat inert terhadap bahan dengan sodium pada permukaan bahan
kimia gelas membentuk sodium sulfat. Sodium
sulfat akan mudah tercuci oleh air.
Gelas bersifat inert (lambat bereaksi)
terhadap bahan kimia dan hampir tidak Selain bersifat inert terhadap bahan
bereaksi dengan bahan/produk yang kimia, gelas juga merupakan barrier
dikemas. Sifat inert dari bahan gelas (dapat melindungi) penguapan air dan
memang relatif, namun hampir setiap gas. Namun kehilangan uap air dan gas
bahan gelas tidak bereaksi dan tidak masih dapat terjadi pada saat terjadi
menimbulkan efek dengan bahan kimia. proses penutupan botol gelas.
Kecuali asam hidroflorik berbentuk cair
dapat bereaksi dengan cepat pada Gelas memiliki sifat jernih
suhu kamar (Paine dan Paine, 1992).
Bahan kemasan dari gelas memiliki
Disamping itu kemasan gelas dapat
keunggulan karena bahan gelas bersifat
digunakan untuk mengemas bahan/
jernih. Dengan demikian pada saat
produk berbentuk cair, padat dan gas
pemasaran produk (terutaman makanan
karena mampu mencegah penguapan,
dan minuman), maka konsumen dapat
kontaminasi bau atau flavor dari luar.
melihat langsung isi/produk dalam botol/
wadah gelas. Untuk produk- produk
Pada suhu kamar, air dan larutan dapat
yang tidak tahan terhadap cahaya,
bereaksi dengan gelas tetapi kecepatan
maka digunakan botol gelas berwarna,
reaksinya sangat rendah. Reaksi terjadi
umumnya menggunakan warna coklat.
akibat adanya ion hydrogen dari air
digantikan oleh natrium dari bahan gelas Gelas bersifat kaku/kokoh (rigid)
dalam jumlah yang sama. Akibatnya
membentuk sodium hidroksida sehingga Sifat kemasan gelas yang kaku/kokoh
air atau cairan sedikit bersifat basa. (rigid) hampir bisa digunakan untuk

8
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

mengemas berbagai jenis produk. Hal


steril. Contoh: pengemasan jam (selai)
ini dikarenakan bahan kemasan gelas
dilakukan dalam kondisi panas untuk
lebih mudah dalam penanganannya
mencegah pertumbuhan kapang.
selama proses pengisian, tahan
• Pemasakan atau sterilisasi produk
terhadap tekanan dari luar. Kemasan
dalam kemasan.
gelas juga sangat baik untuk mengemas
Bir biasanya dilakukan pasteurisasi
produk dengan kondisi vacuum.
dalam kemasan, dengan demikian
untuk mengemas produk ini
Sifat kemasan gelas yang kaku/kokoh
digunakan bahan kemasan gelas
(rigid) kurang baik untuk mengemas
karena tahan terhadap panas.
produk powder, seperti bedak dan
• Sterilisasi kemasan kosong baik
produk cair untuk bahan saniter, seperti
menggunakan uap panas maupun
sabun tangan cair, pengharum pakaian
udara panas.
cair, lantai cair dan bahan-bahan yang
sejenis. Hal ini dikarenakan kemasan
Meskipun bahan kemasan gelas dapat
gelas tidak dapat berfungsi sebagai
tahan terhadap suhu tinggi, namun per-
dispenser bagi produk-produk tersebut.
bedaan suhu yang mencolok di dalam
Tahan terhadap tekanan dari dalam dan di luar kemasan dapat
menyebabkan kemasan gelas retak atau
Bahan kemasan gelas memiliki sifat pecah. Ketah- anan terhadap perbedaan
tahan terhadap tekanan dari dalam. suhu tersebut dipengaruhi oleh bentuk
Oleh karena itu kemasan gelas sangat dan ketebalan kemasan gelas. Adapun
sesuai untuk mengemas minuman kisaran perbe- daan suhu antara di luar
berkarbonat, seperti soft drink, bir dan dan di dalam kemasan tanpa mengalami
bahan- bahan yang mengandung retak atau pecah dapat dilihat pada
aerosol. Tabel 6.1.
Tahan terhadap panas
Tabel 6.1. Perbedaan suhu di luar botol
Ketahanan bahan kemasan terhadap dan di botol untuk menghindari botol
panas merupakan sifat yang penting retak atau pecah
selama proses pengemasan. Bahan
gelas dapat tahan pada suhu 500 OC. Perbedaan
Jenis botol
Ketahanan gelas terhadap panas ini suhu
akan menguntungkan selama proses: Botol kecil untuk obat-obatan
60 – 80 OC
ƒ Pengisian dalam kondisi panas (hot (vial)
filling). Botol ukuran sedang, ringan,
50 – 70 OC
seperti botol jam, pickle
Pengisian dalam kondisi panas Botol ukuran sedang, dinding
diperlukan untuk mengemas produk- kemasan tebal, seperti botol 45 – 60 OC
wine/anggur dan bir
produk yang berbentuk pasta pada suhu
Botol ukuran sedang, seperti
kamar, seperti selai kacang (peanut 30 – 40 OC
botol untuk susu, bir
butter), atau untuk menghasilkan hasil
Sumber: Paine dan Paine (1993)
kemasan
9
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Harga kemasan gelas murah


seng, kuningan dan besi tahan karat
Harga kemasan gelas relatif murah, (stainless steel). Bahan kemasan dari
karena botol habis pakai masih bisa stainless steel banyak digunakan dalam
digunakan untuk mengemas ulang industri pangan karena bahan ini hampir
produk yang sama atau dapat digunakan tidak bereaksi dengan bahan pangan.
untuk mengemas produk lain. Bahan stainless steel yang beredar di
pasaran juga memiliki berbagai kualitas,
Akan tetapi pengemasan dengan bahan tergantung dari jenis bahan baku yang
gelas juga memiliki kelemahan karena digunakan. Pemilihan peralatan atau
bahan gelas bersifat transparan maka bahan kemasan dari stainless steel
produk dalam kemasan harus disimpan harus hati-hati, karena saat ini banyak
pada tempat yang tidak terkena cahaya peralatan terbuat dari seng atau logam
matahari langsung (untuk menghindari lain kemudian dilapisi dengan stainless
oksidasi), kemasan gelas relatif berat steel. Bahan demikian biasanya mudah
dan mudah pecah sehingga diperlukan mengalami korosi atau berkarat
kemasan sekunder untuk terutama pada bagian sambungan atau
melindunginya, bahan gelas merupakan setelah kontak dengan bahan asam
konduktor yang buruk sehingga tidak dalam jangka waktu lama.
dapat didinginkan dengan cepat. Bahan
kemasan gelas yang mengalami retak Keuntungan wadah kaleng untuk
atau pecah dapat membahayakan makanan dan minuman :
pekerja maupun konsumen. Misalnya • mempunyai kekuatan mekanik yang
saja kemasan gelas selama proses tinggi
pengolahan mengalami pecah, • barrier (pelindung/penahan) yang
kemudian ada serpihan/potongan kaca baik terhadap gas, uap air, jasad
kemasan gelas masuk dalam produk, renik, debu dan kotoran sehingga
karena sulit untuk mendeteksi ada cocok untuk kemasan hermetis.
tidaknya potongan/serpihan kaca dalam • Toksisitasnya relatif rendah
produk, maka produk tersebut akan meskipun ada kemungkinan migrasi
sangat berbahaya bila tertelan olah unsur logam ke bahan yang
konsumen. dikemas.
• Tahan terhadap perubahan-
6.4.3 Logam perubahan atau keadaan suhu yang
ekstrim
Bahan logam yang dimaksud termasuk
bahan kemasan yang menggunakan Bentuk kemasan dari bahan logam
bahan tembaga, perak dan emas atau yang digunakan untuk bahan pangan
campuran dari bahan-bahan tersebut. yaitu: bentuk kaleng tinplate, kaleng
Bahan tersebut dibuat sedemikan rupa alumunium, bentuk alumunium foil.
sehingga mudah dilakukan Kaleng tinplate banyak digunakan dalam
pembentukan. Karena emas dan perak industri makanan dan digunakan sebagai
relatif mahal maka digunakan pula komponen utama untuk tutup botol
bahan dari timah,
10
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

atau jars. Kaleng alumunium banyak tambahan. Reaksi aluminium den-


digunakan dalam industri minuman.
Alumunium foil banyak digunakan
sebagai bagian dari kemasan bentuk
kantong bersama- sama/dilaminasi
dengan berbagai jenis plastik, dan
banyak digunakan oleh industri
makanan ringan, susu bubuk dan
sebagainya.

6.4.4 Aluminium
Bahan pengemas dari aluminium banyak
diaplikasikan sebagai bahan kaleng,
bahan pengemas yang agak kaku dan
bahan pengemas yang fleksibel. Contoh
bahan pengemas dari aluminium yang
fleksibel adalah aluminium foil. Bahan
pengemas dari aluminium foil memiliki
kelebihan karena bersifat impermeable
(tidak dapat ditembus) oleh cahaya, gas,
air, bau dan bahan pelarut yang tidak
dimiliki oleh bahan pengemas fleksibel
lainnya. Aluminium foil banyak
digunakan untuk mengemas produk
coklat, bahan- bahan bakery, produk
olahan susu, keripik dan lain-lain.

Aluminium merupakan logam yang me-


miliki beberapa keunggulan yaitu lebih
ringan daripada baja, mudah dibentuk,
tidak berasa, tidak berbau, tidak
beracun, dapat menahan masuknya gas,
mempu- nyai konduktivitas panas yang
baik dan dapat didaur ulang. Tetapi
penggunaan aluminium sebagai bahan
kemasan juga mempunyai kelemahan
yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik,
sukar disolder sehingga sambungannya
tidak rapat aki- batnya dapat
menimbulkan lubang pada kemasan,
harganya lebih mahal dan mudah
berkarat sehingga harus diberi lapisan

11
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

gan udara akan menghasilkan ukuran


aluminium oksida yang merupakan
lapisan film yang tahan terhadap korosi
dari atmosfir. Penggunaan aluminium
sebagai wadah kemasan,
menyebabkan bagian sebelah dalam
wadah tidak dapat kontak dengan
oksigen, hal ini menyebabkan
terjadinya pengkaratan di bagian dalam
kemasan. Untuk mencegah terjadinya
karat, maka di bagian dalam dari wadah
aluminium ini harus diberi lapisan
enamel.

Secara komersial penggunaan


aluminium murni tidak menguntungkan,
sehingga harus dicampur dengan
logam lainnya untuk mengurangi biaya
dan memperbaiki daya tahannya
terhadap korosi. Logam- logam yang
biasanya digunakan sebagai campuran
pada pembuatan wadah aluminium
adalah tembaga, magnesium, mangan,
khromium dan seng (pada media alkali).

6.4.4.1. Aluminium foil


Aluminium foil adalah bahan kemasan
berupa lembaran logam aluminum yang
padat dan tipis dengan ketebalan <0.15
mm. Kemasan ini mempunyai tingkat
kekerasan dari 0 yaitu sangat lunak,
hingga H-n yang berarti keras. Semakin
tinggi bilangan H-, maka aluminium
foil tersebut semakin keras. Ketebalan
dari aluminium foil menentukan sifat
protektifnya. Jika kurang tebal, maka
foil tersebut dapat dilalui oleh gas dan
uap. Pada ketebalan 0.0375 mm, maka
permeabilitasnya terhadap uap air = 0,
artinya foil tersebut tidak dapat dilalui
oleh uap air. Foil dengan ukuran 0.009
mm biasanya digunakan untuk permen
dan susu, sedangkan foil dengan
12
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

0.05 mm digunakan sebagai tutup botol


retort pouch ke dalam air mendidih
multitrip.
selama 5 menit.
• dapat dipanaskan dalam microwave
Sifat-sifat dari aluminium foil adalah
oven.
hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya
sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang berlemak 6.4.4.2. Penggunaan Aluminium
dan bahan-bahan yang peka terhadap untuk Kemasan Bahan
cahaya seperti margarin dan yoghurt. Pangan
Aluminium foil banyak digunakan Aluminium dapat digunakan untuk
sebagai bahan pelapis atau laminan. mengemas produk buah-buahan dan
Kombinasi aluminium foil dengan bahan sayuran, produk daging, ikan dan
kemasan lain dapat menghasilkan jenis kerang- kerangan, produk susu dan
kemasan baru yang disebut dengan minuman. Beberapa hal yang perlu
retort pouch. Syarat-syarat retort pouch diperhatikan dalam penggunaan
adalah harus mempunyai daya simpan kemasan aluminium adalah :
yang tinggi, teknik penutupan mudah, • Untuk produk buah. Aluminium yang
tidak mudah sobek bila tertusuk dan digunakan untuk mengemasan
tahan terhadap suhu sterilisasi yang produk buah-buah harus dilapisi
tinggi. dengan enamel untuk mencegah ter-
jadinya akumulasi gas hidrogen yang
Retort pouch mempunyai keunggulan dapat menyebabkan terbentuknya
dibanding kaleng, yaitu: gelembung gas dan karat. Penyim-
• Memliki luas permukaan lebih besar pangan warna pada saus apel yang
dibandingkan kaleng dan kemasan- dikemas dengan aluminium, dapat
nya tipis sehingga memungkinkan dicegah dengan menambahkan
terjadinya penetrasi asam askorbat
• Memiliki sifat perambatan panas • Produk daging. Pengemasan daging
yang lebih cepat dan lebih efisien. dengan wadah aluminium tidak
Dengan demikian waktu sterilisasi menyebabkan terjadinya perubahan
akan berkurang, maka mutu produk warna sebagaimana yang terjadi
dapat diperbaiki, karena nilai gizinya pada logam lain. Produk yang
lebih tinggi dan sifat- sifat sensori mengandung asam amino dengan
seperti rasa, warna dan tekstur sulfur seperti daging dan ikan dapat
dapat dipertahankan. bereaksi dengan besi dan
• retort pouch lebih disukai konsumen membentuk noda hitam.
karena praktis dan awet, Penambahan aluminium yang dipatri
• produk yang telah disterilisasi dalam pada kaleng tin plate dapat
kemasan retort pouch dapat mencegah pembentukan noda karat.
langsung dikonsumsi tanpa harus • Ikan dan kerang-kerangan. Penge-
dipanaskan. masan ikan sarden dalam minyak
• pemanasan cukup mudah, yaitu atau saus tomat dan saus mustard
dengan cara memasukkan kemasan
13
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

degan kemasan aluminium yang


difermentasi, dan whey (limbah tahu).
berlapis enamel, maka pH nya tidak
Saat ini juga berkembang kemasan
boleh >3.0, karena jika lebih besar
produk- produk eksklusif menggunakan
maka enamel tidak dapat melindungi
bahan kayu dengan bentuk yang unik
produk. Pengemasan lobster dengan
dan menarik.
kaleng aluminium tidak memerlukan
kertas perkamen yang biasanya
Bahan kayu untuk kemasan ada yang
digunakan untuk mencegah peruba-
berasal dari papan kayu, triplek atau
han warna pada kaleng tinplate.
dari bahan potongan kayu yang dilem
• Produk susu. Kemasan aluminium
sedemikian rupa sehingga menyerupai
untuk produk susu memerlukan
papan.
lapisan pelindung, terutama pada
susu kental yang tidak manis. Peng-
Kayu merupakan bahan pengemas
gunaan aluminium untuk produk-
tertua yang diketahui oleh manusia, dan
produk susu seperti margarin dan
secara tradisional digunakan untuk
mentega bertujuan untuk melindungi
mengemas berbagai macam produk
produk dari cahaya dan O2.
pangan padat dan cair yang sudah
• Minuman. Pengemasan minuman
dikemas seperti buah- buahan dan
dengan wadah aluminium harus
sayuran, teh, anggur, bir dan minuman
diberi pelapis, epoksivinil atau
keras. Kayu juga digunakan sebagai
epoksi jernih untuk bir dan
bahan baku dalam pembuatan pallet,
epoksivinil atau vinil organosol
peti atau kotak kayu di negara-negara
untuk minuman ringan atau
yang mempunyai sumber kayu alam
minuman berkarbonasi.
dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini
Pengemasan teh dengan aluminium
penyediaan kayu untuk pembuatan
yang tidak diberi pelapis dapat
kemasan juga banyak menimbulkan
menyebabkan terjadinya perubahan
masalah karena makin langkanya hutan
warna dan flavor.
penghasil kayu.

6.4.5 Kayu Penggunaan kemasan kayu baik berupa


Kayu umumnya digunakan sebagai peti, tong kayu atau pallet sangat umum
container (peti kemas). Kayu banyak di dalam transportasi berbagai
digunakan sebagai peti kemas karena komoditas dalam perdagangan
dapat dibuat sesuai dengan ukuran yang internasional. Pen- giriman botol gelas
diinginkan, meskipun tidak sekuat peti di dalam peti kayu dapat melindungi
kemas yang terbuat dari logam (untuk botol dari resiko pecah. Kemasan kayu
ketebalan bahan yang sama). Disamping umumnya digunakan sebagai kemasan
sebagai peti kemas, kayu juga dibuat tersier untuk melind- ungi kemasan lain
untuk wadah atau kemasan telur, tomat, yang ada di dalamnya. Kelebihan
buaah- buahan dan lain-lain. Wadah dari kemasan kayu adalah mem- berikan
kayu juga masih banyak dijumpai untuk perlindungan mekanis yang baik
menyimpan bahan-bahan yang akan terhadap bahan yang dikemas,
memberi- kan bentuk tumpukan yang
14
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

baik. Peng-

15
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

gunaan kemasan kayu untuk anggur dan


bentuk kemasan yang umum untuk
minuman- minuman beralkohol dapat
pengangkutan berbagai komoditas
meningkatkan mutu produk karena ad-
dalam perdagangan inernasional.
anya transfer komponen aroma dari kayu
Penggunaan peti kayu untuk transportasi
ke produk. Penggunaan peti kayu untuk
botol minuman baik untuk melindungi
kemasan teh di beberapa negara juga
botol agar tidak pecah. Pengemasan
masih lebih murah dibandingkan bahan
buah segar dalam transportasi hingga
pengemas lain.
saat ini juga masih banyak dilakukan.
Kemasan kayu biasanya digunakan
Kelemahan dari penggunaan kayu
sebagai kemasan tersier yaitu kemasan
sebagai kemasan adalah pengetahuan
yang digunakan untuk mengemas
tentang struktur kayu, metode perakitan
kemasan lain yang ada di dalamnya.
masih lemah. Hingga saat ini perakitan
kemasan kayu masih dilakukan dengan
Tanda atau label pada kemasan kayu
cara yang sederhana, dan jarang
harus berisi informasi tentang:
sekali dilakukan pengamatan terhadap
• Nama barang yang dikemas
kandungan air kayu, rancang bangun/
• Ukuran
disain yang efisien, pengikatan/
• Isi (jumlah atau volume bahan)
pelekatan tidak dengan jenis pengikat
• Mutu Kayu
dan ukuran yang benar, sehingga
• Jenis Kayu
dihasilkan kemasan kayu dengan
• Identitas dan nama perusahaan
kekuatan yang rendah. Akibatnya nilai
ekonomis kemasan kayu menjadi
rendah. 6.4.5.2. Pallet Kayu
Pallet kayu banyak digunakan
Walaupun mempunyai kelemahan, tetapi untuk transportasi barang dari satu
kemasan kayu tetap digunakan pada departemen ke departemen lain dalam
industri-industri alat berat dan mesin. suatu perusahaan, atau dari produsen
Kemasan kayu juga tetap merupakan ke konsumen. Pallet kayu dapat dibagi
alternatif untuk mengemas buah- menjadi 2 kelompok yaitu : pallet untuk
buahan, sayur-sayuran dan ikan yaitu satu kali perjalanan (expendable pallets)
dengan kemasan kayu berat- ringan dan pallet yang bersifat permanen atau
(light-weigh wooden). Peranan kemasan untuk beberapa kali perjalanan.
kayu di masa depan masih tetap baik
terutama pada aplikasi pallet, dan Pallet permanen bisa tahan sampai 15
merupakan salah satu alernatif penting bulan. Bagian bawah dari pallet kayu
disamping kertas dan plastik. terdiri atas dasar dan kaki kemasan yang
biasanya berbentuk datar dan terbuat
6.4.5.1. Aplikasi Kemasan Kayu Untuk dari papan yang tersusun teratur dan
Bahan Pangan memiliki jarak tertentu. Kayu pada pallet
Kemasan kayu yang berbentuk mempunyai minimum 2 kaki penyangga
peti, krat atau tong kayu merupakan yang sesuai dengan panjang kemasan.

16
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Dasar alas kemasan berupa papan


Sifat-sifat kemasan kertas sangat
kering dan kuat berukuran tebal. Kaki
tergantung pada proses pembuatan dan
alas kemasan bisa dilepas atau diikat
perlakuan tambahan pada proses
bersama kemasannya dengan paku.
pembuatannya. Kemasan kertas dapat
berupa kemasan fleksibel atau kemasan
6.4.6 Kertas atau Karton kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat
Bahan kertas atau karton banyak digunakan sebagai kemasan fleksibel
digunakan sebagai bahan pengemas. adalah kertas kraft, kertas tahan lemak
Produk bakery (kue, roti dan pastry) (grease proof). Glassin dan kertas lilin
biasanya dikemas dalam kertas atau (waxed paper) atau kertas yang dibuat
karton. Karton jarang digunakan dari modifikasi kertas- kertas ini. Wadah-
langsung sebagai bahan pengemas. wadah kertas yang kaku terdapat dalam
Biasanya sebelum dikemas dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum,
karton, produk pangan dikemas dahulu cawan-cawan yang tahan air, kemasan
dalam kemasan plastik, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat
kaleng, kemasan botol atau kemasan dibuat dari paper board (kertas
dalam tetra pack. berbentuk papan), kertas laminasi,
corrugated board dan berbagai
Penggunaan karton sebagai kemasan jenis board/papan dari kertas
sekunder biasanya ditujukan untuk khusus. Wadah kertas
melindungi produk dari kerusakan biasanya dibungkus lagi dengan bahan-
mekanis dan fisis. Disamping itu juga bahan kemasan lain seperti plastik dan
bertujuan untuk memudahkan dalam foil logam yang lebih bersifat protektif.
proses pengangkutan atau transportasi
dan penyimpanan. 6.4.6.1. Jenis-jenis Kertas
Ada dua jenis kertas utama yang
Kemasan kertas merupakan kemasan
digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas
fleksibel yang pertama sebelum
lunak. Kertas yang digunakan sebagai
ditemukannya plastik dan aluminium foil.
kemasan adalah jenis kertas kasar,
Saat ini kemasan kertas masih banyak
sedangkan kertas halus digunakan untuk
digunakan dan mampu bersaing dengan
buku dan kertas sampul. Kertas
kemasan lain seperti plastik dan logam
kemasan yang paling kuat adalah kertas
karena harganya yang murah, mudah
kraft dengan warna alami, yang dibuat
diperoleh dan penggunaannya yang
dari kayu lunak dengan proses sulfatasi.
luas. Selain sebagai kemasan, kertas
Ada beberapa jenis kertas, antara lain:
juga berfungsi sebagai media
komunikator dan media cetak.
• Kertas glasin dan kertas tahan
Kelemahan kemasan kertas untuk
minyak (grease proof). Kertas ini
mengemas bahan pangan adalah
dibuat dengan cara memperpanjang
sifatnya yang sensitif terhadap air dan
waktu pengadukan pulp sebelum
mudah dipengaruhi oleh kelembaban
dimasukkan ke mesin pembuat
udara lingkungan.
kertas. Penambahan bahan- bahan
17
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

lain seperti plastisizer bertujuan


• Daulang (Container board). Kertas
untuk menambah kelembutan dan
daulang banyak digunakan dalam
kelenturan kertas, sehingga dapat
pembuatan karton beralur. Ada dua
digunakan untuk mengemas bahan-
jenis kertas daluang, yaitu: line
bahan yang lengket. Penambahan
board disebut juga kertas kraft yang
antioksidan bertujuan untuk
berasal dari kayu cemara (kayu
memperlambat ketengikan dan
lunak) dan corrugated medium yang
menghambat pertumbuhan jamur
berasal dari kayu keras dengan
atau khamir. Kedua jenis kertas ini
proses sulfatasi.
mempunyai permukaan seperti gelas
• Chipboard dibuat dari kertas koran
dan transparan, mempunyai daya
bekas dan sisa-sisa kertas. Jika
tahan yang tinggi terhadap lemak, oli
kertas ini dijadikan kertas maka
dan minyak, tidak tahan terhadap air
disebut bogus yaitu jenis kertas
walaupun permukaan dilapisi
yang digunakan sebagai pelindung
dengan bahan tahan air seperti lak
atau bantalan pada barang pecah
dan lilin. Kertas glasin digunakan
belah. Kertas chipboard dapat juga
sebagai bahan dasar laminasi.
digunakan sebagai pembungkus
• Kertas Perkamen, digunakan untuk
dengan daya rentang yang rendah.
mengemas bahan pangan seperti
Jika akan dijadikan karton lipat,
mentega, margarine, biskuit yang
maka harus diberi bahan- bahan
berkadar lemak tinggi, keju, ikan
tambahan tertentu.
(basah, kering atau digoreng),
• Kertas plastik dibuat karena
daging (segar, kering, diasap atau
keterbatasan sumber selulosa.
dimasak), hasil ternak lain, teh dan
Kertas ini disebut juga kertas sintetis
kopi. Sifat-sifat kertas perkamen
yang terbuat dari lembaran stirena,
adalah: tahan terhadap lemak,
mempunyai sifat-sifat sebagai
mempunyai kekuatan basah (wet
berikut: daya sobek dan ketahanan
strength) yang baik walaupun dalam
lipat yang baik, daya kaku lebih kecil
air mendidih, permukaannya tidak
daripada kertas selulosa, sehingga
berserat, tidak berbau, tidak berasa,
menimbulkan masalah dalam
transparan sehingga sering disebut
pencetakan label, tidak mengalami
kertas glasin, tidak mempunyai daya
perubahan bila terjadi perubahan
hambat yang baik terhadap gas,
kelembaban (RH), tahan terhadap
kecuali jika dilapisi dengan bahan
lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi
tertentu.
kapang, dapat dicetak dengan suhu
• Kertas lilin merupakan kertas yang
pencetakan yang tidak terlalu tinggi,
dilapisi oleh lilin parafin. Kertas
karena polistirena akan lunak pada
ini dapat menghambat air, tahan
suhu 800C.
terhadap minyak/oli dan daya rekat
panasnya baik. Kertas lilin
digunakan untuk mengemas bahan 6.4.6.2. Bentuk kemasan kertas
pangan, sabun, tembakau dan lain- Bentuk amplop sering digunakan
lain. sebagai pembungkus dari
18
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

kantong
kertas.

19
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Kantung kertas dapat dibuat secara


sederhana oleh industri rumah tangga,
tetapi dapat juga dibuat secara fabrikasi.
Bentuk lain dari kemasan kertas adalah
karton lipat dan kardus. Karton lipat dan
kardus merupakan jenis kertas yang
populer karena praktis dan murah.
Dalam perdagangan disebut juga folding
carton (FC) atau karton lipat. Bahan
yang banyak digunakan untuk membuat
karton lipat adalah cylinder board yang
terdiri dari beberapa lapisan, dan bagian
tengahnya terbuat dari kertas- kertas
daur ulang, sedangkan kedua sisi
lainnya berupa kertas koran murni dan
bahan murni yang dipucatkan. Untuk Gambar 6.2. Pola-pola dasar untuk membuat
memperbaiki sifat-sifat karton lipat, maka kemasan karton lipat.
dapat dilapisi dengan selulosa asetat
dan polivinil klorida (PVC) yang
diplastisasi. Kasein yang dicampurkan
pada permukaan kertas akan
memberikan permukaan cetak yang
lebih halus dan putih. Keuntungan dari
karton lipat adalah dapat digunakan
untuk transportasi, dan dapat dihias
dengan bentuk yang menarik untuk
barang- barang mewah. Tetapi
kelemahannya adalah kecenderungan
untuk sobek di bagian tertentu. Model
dasar yang paling umum dari karton
yang terdiri dari :
• lipatan terbalik (reverse tuck)
• dasar menutup sendiri (auto-lock
bottom)
• model pesawat terbang (airplane style) Gambar 6.3. Model kotak karton lipat dari
pengembangan pola dasar
• model lipatan lurus
• model perekatan ujung (seal end)
• model perkakas dasar (hardware Garis putus-putus pada Gambar 6.2 dan
bottom) 6.3, menunjukkan letak lipatan.

Dari keenam model dasar ini Pemilihan jenis atau model karton
dikembang- kan model-model lain lipat yang akan digunakan sebagai
(Gambar 6.10 dan 6.11) pengemas, tergantung pada jenis produk

20
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

yang akan dikemas dan permintaan Keterangan :


pasar. Pengujian mutu kemasan karton A = Wadah Celah Teratur (RSC)
lipat dapat berupa uji jatuh bagi wadah B = Wadah Celah Terpusat (CSSC)
yang sudah diisi, pengujian tonjolan atau C = Wadah Celah Tumpang tindih (FOL)
D = Bliss Box
bulge, pengujian kekuatan kompresi dan E = Pembungkus Buku
daya kaku dalam hubungannya dengan F = Kotak Laci Tiga
kelembaban udara.
Gambar 6.4. Berbagai jenis kotak karton kerdut
Penggunaan karton tipis (folding box
atau cardboard box ) untuk kemasan, Corrugated box tanpa inner (individual
mendapat tambahan bahan-bahan box) digunakan sebagai kemasan primer
tertentu dan kualitas karton tipis yang untuk mengemas buah dan sayur, ikan
dihasilkan tergantung dari jenis bahan beku dan lain-lain. Untuk pengemasan
tambahan tersebut. Misalnya: untuk buah atau sayuran segar, maka pada
bahan pangan yang harus selalu dalam dinding kotak harus diberi lubang
keadaan segar yang disimpan dalam ventilasi. Penggunaan karton
lemari es, maka digunakan karton tipis bergelombang pada produk yang
yang dilapisi Corrugated box (karton dikemas dengan botol gelas atau plastik
kerdut) disebut juga karton dapat memakai partition divider atau
bergelombang atau karton beralur terdiri pemisah untuk mencegah terjadinya
dari 2 macam corrugated sheet, yaitu: benturan.
kertas kraft (kraft liner) untuk lapisan
luar dan dalam kertas medium untuk 6.4.7 Plastik
bagian tengah yang bergelombang.
Penemuan dan pembuatan plastik,
pertama kali dilaporkan oleh
Jenis karton bergelombang yang paling
Dr.Montgomerie pada tahun 1843, yaitu
umum adalah jenis RSC (Regular
oleh penduduk Malaya dengan cara
Slotted Container) atau wadah celah
memanaskan getah karet kemudian
teratur. Jenis-jenis kartton
dibentuk dengan tangan dan dijadikan
bergelombang dapat dilihat pada
sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845
Gambar 6.4.
J.Peluoze berhasil mensintesa sululosa
nitrat. Cetakan bahan plastik yang
pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin
pada tangal 11 Februari 1862 yang
disebut dengan molds for making
daguerreotype cases. Cetakan ini
kemudian digunakan secara luas untuk
membentuk bahan-bahan plastik yang
terdiri dari campuran getah karet dengan
berbagai bahan pengisi, humektan dan
pemplastik.

21
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Penemuan selulosa nitrat atau seluloid


mengemas produk padat dan tidak
pertama kali dilakukan oleh Dr.John
memerlukan perlindungan khusus maka
Wesley Hyatt dari New York yaitu
digunakan plastik yang fleksibel. Contoh
untuk menggantikan bola bilyard yang
produk yang dikemas menggunakan
sebelumnya erbuat dari gading. Seluloid
plastik fleksibel yaitu keripik, tahu,
digunakan juga untuk mainan anak-
tempe dan lain- lain. Sedangkan untuk
anak, pakaian, cat dan vernis, serta film
mengemas produk yang memerlukan
untuk foto. Tahun 1920 Dr.Leo Hendrik
perlindungan seperti produk yang
Baekeland (Belgia) menemukan reaksi
berbentuk cair atau pasta maka
antara fenol dan formaldehida yang
digunakan plastik yang kaku namun
menghasilkan bakelite, dan penemuan
bisa dibentuk, misalnya kemasan dalam
ini dianggap sebagai awal industri
bentuk botol, kotak atau jerigen plastik.
plastik. Berbagai jenis bahan kemasan
plastik baru bermunculan sesudah
Kemasan plastik banyak digunakan
perang dunia kedua usai.
dengan pertimbangan bahan tersebut
mudah dibentuk sesuai dengan
Bahan pembuat plastik dari minyak
keinginan, tidak bersifat korosif (mudah
dan gas sebagai sumber alami,
berkarat), tidak memerlukan
dalam perkembangannya digantikan
penanganan khusus. Dalam dunia
oleh bahan-bahan sintetis sehingga
perdagangan dikenal ada plastik khusus
dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang
untuk mengemas bahan pangan (food
diinginkan dengan cara kopolimerisasi,
grade) dan plastik untuk mengemas
laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al.,
bahan bukan pangan (non- food grade).
1989).
Oleh karena itu bila akan memilih plastik
untuk mengemas bahan dan produk
Komponen utama plastik sebelum
pangan maka harus dipilih yang food
membentuk polimer adalah monomer,
grade.
yakni rantai yang paling pendek. Polimer
merupakan gabungan dari beberapa
Menurut Syarief et al (1989),
monomer yang akan membentuk rantai
berdasarkan ketahanan plastik terhadap
yang sangat panjang. Bila rantai
perubahan suhu, maka plastik dibagi
tersebut dikelompokkan bersama- sama
menjadi dua, yaitu:
dalam suatu pola acak, menyerupai
• Thermoplastik, bila plastik meleleh
tumpukan jerami maka disebut amorp,
pada suhu tertentu, melekat
jika teratur hampir sejajar disebut
mengikuti perubahan suhu, bersifat
kristalin dengan sifat yang lebih keras
reversible (dapat kembali ke bentuk
dan tegar (Syarief, et al., 1988).
semula atau mengeras bila
didinginkan).
Kemasan plastik dapat berbentuk
• Termoset atau termodursisabel,
kemasan kaku maupun kemasan yang
jenis plastik ini tidak tidak dapat
mudah dibentuk atau fleksibel. Untuk
mengikuti perubahan suhu (tidak
reversible). Sehingga bila
pengerasan telah terjadi maka
22
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

bahan tidak dapat

23
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

dilunakkan kembali. Pemanasan


• Tidak cocok untuk digunakan
dengan suhu tinggi tidak akan
mengemas bahan berlemak atau
melunakkan jenis plastik ini
mengandung minyak.
melainkan akan membentuk arang
• Tidak cocok untuk mengemas
dan terurai. Karena sifat termoset
produk beraroma karena transmisi
yang demikian maka bahan ini
gas cukup tinggi.
banyak digunakan sebagai tutup
• Tahan terhadap asam, basa, alkohol
ketel.
dan deterjen.
6.4.7.1 Jenis dan Sifat Plastik • Dapat digunakan untuk menyimpan
bahan pada suhu pembekuan
hingga
1. Politen atau polietilen (PE) -50OC.
Polietilen merupakan film yang lunak, • Kedap air dan uap air.
transparan dan fleksibel, mempunyai
kekuatan benturan serta kekuatan Berdasarkan sifat kedap air dan uap
sobek yang baik. Dengan pemanasan air, ada jenis yaitu: HDPE (high-density
akan menjadi lunak dan mencair polyethylene), MDPE (medium-density
pada suhu 110OC. Berdasarkan sifat polyethylene), LDPE (low-density poly-
permeabilitasnya yang rendah serta ethylene) dan LLDPE (linier low-density
sifat- sifat mekaniknya yang baik, polyethylene). HDPE memiliki titik lunak,
polietilen mempunyai ketebalan 0.001 maupun sifat-sifat lainnya yang lebih
sampai 0.01 inchi, yang banyak tinggi dibandingkan LDPE. LLDPE um-
digunakan sebagai pengemas makanan, umnya lebih kuat dibandingkan dengan
karena sifatnya yang thermoplastik, LDPE, tetapi sifat lainnya sama dengan
polietilen mudah dibuat LDPE.
kantung dengan derajat kerapatan yang
baik (Sacharow dan Griffin, 1970). Jenis 2. Poliester atau Polietilen treptalat (PET)
plastik ini paling banyak digunakan PET banyak digunakan dalam laminasi
dalam industri, karena memiliki sifat (pelapisan), terutama untuk bagian
mudah dibentuk, tahan bahan kimia, luar suatu kemasan sehingga kemasan
jernih dan mudah dilaminasi. PE banyak memiliki daya tahan yang lebih baik
digunakan untuk mengemas buah- terhadap kikisan dan sobekan. PET
buahan dan sayuran segar, roti, produk banyak digunakan sebagai kantong
pangan beku dan tekstil. Menurut Syarief makanan yang memerlukan
et al (1989), polietilen memiliki sifat: perlindungan, seperti buah kering,
• Penampakan bervariasi, dari makanan beku dan permen. PET
transparan hingga keruh. memiliki sifat :
• Mudah dibentuk, lemas dan mudah • Transparan (tembus pandang),
ditarik. bersih dan jernih.
• Daya rentang tinggi tanpa sobek. • Memiliki sifat beradaptasi terhadap
• Meleleh pada suhu 1200C, sehingga suhu tinggi (3000C) yang sangat
banyak digunakan untuk laminasi baik.
dengan bahan lain.
24
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

• Permeabilitas uap air dan gas


• Dalam bentuk murni pada suhu -
sangat rendah.
30OC mudah pecah sehingga perlu
• Tahan terhadap pelarut organic,
ditambahkan PE atau bahan lain
seperti asam-asam dari buah-
untuk memperbaiki ketahanan
buahan, sehingga dapat digunakan
terhadap benturan
untuk mengemas produk sari buah.
• Tidak dapat digunakan untuk
• Tidak tahan terhadap asam kuat,
kemasan beku.
fenol dan benzyl alkohol.
• Lebih kaku dari PE dan tidak mudah
• Kuat, tidak mudah sobek. Botol
sobek sehingga dalam penanganan
plastik yang menggunakan PET
dan distribusi.
mampu menahan tekanan yang
• Permeabilitas uap air rendah,
berasal dari minuman berkarbonat.
permeabilitas gas sedang.
• Tidak baik untuk mengemas produk
3. Polipropilen (PP)
yang peka terhadap oksigen.
Polipropilen sangat mirip dengan • Tahan terhadap suhu tinggi sampai
polietilen dan sifat-sifat penggunaannya 150OC, sehingga dapat digunakan
juga serupa (Brody, 1972). Polipropilen untuk mengemas produk pangan
lebih kuat dan ringan dengan daya yang memerlukan proses sterilisasi.
tembus uap yang rendah, ketahanan • Tahan terhadap asam kuat, basa
yang baik terhadap lemak, stabil dan minyak.
terhadap suhu tinggi dan cukup • Pada suhu tinggi PP akan bereaksi
mengkilap (Winarno dan Jenie, 1983). dengan benzene, silken, toluene,
terpentin asam nitrat kuat.
Monomer polypropilen diperoleh dengan
pemecahan secara thermal naphtha 4. Polistiren (PS)
(dis- talasi minyak kasar) etilen,
Polistiren banyak digunakan untuk
propylene dan homologues yang lebih
mengemas buah-buahan dan sayuran
tinggi dipisahkan dengan distilasi pada
karena memiliki permiabilitas yang tinggi
temperatur rendah. Dengan
terhadap air dan gas. PS memiliki sifat
menggunakan katalis Natta- Ziegler
umum sebagai berikut:
polypropilen dapat diperoleh dari
• Lentur dan tidak mudah sobek
propilen (Birley, et al., 1988).
• Titik lebur 88OC, akan melunak pada
suhu 90 - 95OC. Tahan terhadap
Polipropilen memiliki sifat-sifat sebagai
asam dan basa, kecuali asam
berikut:
pengoksidasi.
• Ringan, mudah dibentuk, transpasan
• Akan terurai dengan ester, keton,
dan jernih dalam bentuk film. Tetapi
hidrokarbon aromatik, klorin dan
dalam bentuk kemasan kaku maka
alkoohol dengan konsentrasi yang
PP tidak transparan.
tinggi.
• Kekuatan terhadap tarikan lebih
besar dibandingkan PE.
• Pada suhu rendah akan rapuh.

25
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

• Memiliki permeabilitas yang sangat


• Mudah dilaminasi sebagai pelapis
tinggi terhadap gas dan uap air,
yang baik.
sehingga sanagt sesuai untuk
• Mudah sobek dan pada suhu dingin
mengemas bahan-bahan segar.
akan mengkerut.
• Memiliki afinitas yang tinggi terhadap
debu.
8. Selulose Asetat (CA)
• Baik untuk bahan dasar laminasi
dengan logam (aluminium). Selulose asetat memiliki sifat:
• Sensitif terhadap air
5. Polivinil Khlorida (PVC) • Akan terdekomposisi olah asam
kuat, basa kuat alkohol dan ester.
PVC banyak digunakan untuk
• Tidak mudah mengkerut bila dekat
mengemas mentega, margarine, dan
api
minyak goreng karena tahan terhadap
• Sangat jernih, mengkilap, agak kaku
minyak dan memiliki permeabilitas yang
dan mudah sobek
rendah terhadap air dan gas. PVC juga
• Terhadap benturan maka selulosa
digunakan untuk mengemas perangkat
asetat lebih tahan dibandingkan
keras (hardware), kosmetik, dan obat-
HDPE namun lebih lebih lemah
obatan. Sifat lain dari PVC, yaitu: tembus
bila dibandingkan dengan selulosa
pandang, meskipun ada juga yang
propionate
memiliki permukaaan keruh, tidak mudah
• Tidak cocok untuk mengemas
sobek dan memiliki kekuatan tarik yang
produk beku karena CA mudah
tinggi.
rapuh pada suhu rendah
• Tahan terhadap minyak atau oli
6. Poliviniliden Khlorida (PVDC)
PVDC ini sifat permeabilitasnya 9. Selulosa Propionat
terhadap air dan gas rendah. Sering
Selulosa propionate memliki ketahanan
digunakan untuk mengemas (wrapping)
terhadap benturan dua kali lebih
produk ternak, ham atau produk yang
lebih besar daripada selulosa asetat,
sejenis termasuk keju. Dapat di- seal
transparan, mudah dibentuk dan akan
(direkatkan) dengan panas akan tetapi
terurai oleh asam kuat, basa alkohol,
tidak stabil bila dipanaskan pada suhu
keton dan ester.
>600C.
10. Etil Selulosa
7. Selopan
Etil selulosa memiliki sifat:
Selopan berasal dari cello = cellulose
• Stabil pada suhu tinggi
dan diaphane = transparan). Sellopan
• Tidak berwarna, tidak berbau dan
memiliki sifat:
tidak berasa
• Transparan dan sangat terang.
• Tidak dapat menahan uap air dan gas
• Tidak bisa direkatkan dengan panas.
• Tidak tahan terhadap pelarut organik
• Tidak larut dalam air atau minyak.
• Tahan terhadap minyak dan oli,
• Tidak dapat dilewati oksigen dan
sehingga dapat digunakan untuk
aroma.

26
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

mengemas mentega, margarine dan


minyak, lemak dan hidrokarbon
minyak
alifatik
• Tidak banyak terpengaruh oleh
• Akan terurai oleh alkali, amin, keton,
matahari.
ester hidrokarbon aromatic, dan
beberapa alkohol.
11. Metil Selulosa
Metil selulosa banyak digunakan untuk 14. Pliofilm (Karet Hidrokhlorida)
kapsul karena memiliki sifat tahan
Sifat dari pliofilm, yaitu:
terhadap minyak nabati dan hewani,
• Tahan terhadap asam, alkali, lemak
dalam keadaan lembab tidak mudah
dan oli. Cocok untuk mengemas
rapuh. Akan tetapi bahan ini bila kontak
daging dan hasil olahannya.
langsung dengan air akan larut, semakin
• Transmisi gas CO2 cukup tinggi
tinggi suhu maka akan makin banyak
untuk sayuran segar
yang larut.
• Tidak dapat menahan gas. Tidak
dapat digunakan untuk mengemas
12. Nilon atau Polianida (PA)
produk yang dipanaskan dalam
Nilon atau polianinda memiliki sifat kemasan.
sebagai berikut:
• Tidak berasa, tidak berbau, dan 15. Poliuretan
tidak beracun
Poliuretan memiliki sifat tidak berbau,
• Larut dalam asam formal dan fenol
tahan oksidasi, tahan terhadap minyak,
• Cukup kedap terhadap gas tetapi
lemak dan kapang. Poliuretan termasuk
tidak kedap uap air
jenis bahan kemasan yang fleksibel.
• Tahan terhadap suhu tinggi,
sehingga sesuai untuk mengemas
16. Politetra Fluoroetilen (PTFE)
produk yang dimasak dalam
kemasan seperti nasi instant dan Jenis bahan kemasan ini memiliki
bahan pangan yang mengalami sifat permukaan licin, bila dipegang
proses sterilisasi. seperti ada lapisan lilin dan memiliki
• Dapat digunakan untuk pengemasan kelebihan untuk saling melekat satu
vakum/hampa. sama lain, tahan terhadap suhu dari -
100 hingga 2000C. Disamping itu jenis
13. Polikarbonat (PC) kemasan ini inert terhadap bahan kimia
dan tahan terhadap hampir semua jenis
Banyak digunakan untuk mengemas jus
bahan kimia.
atau sari buah, bir dan minuman yang
sejenis. PC memiliki sifat:
1. Low Density Polyethylen (LDPE)
• Transparan dan tidak berbau
• Sangat kuat dan tahan panas. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah
Cocok untuk produk yang kuat, agak tembus cahaya, fleksibel
memerlukan proses sterilisasi dan permukaan agak berlemak. Pada
• Tahan terhadap asam lemah, zat suhu di bawah 60OC sangat resisten
pereduksi atau pengoksidasi, garam, terhadap senyawa kimia, daya proteksi

27
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

terhadap uap air tergolong baik, akan


dalam memilih jenis kemasan yang
tetapi kurang baik bagi gas- gas yang
tepat, dapat menyebabkan rusaknya
lain seperti oksigen, sedangkan jenis
bahan pangan yang dikemas.
plastik HDPE mempunyai sifat lebih
kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya
Beberapa pertimbangan yang perlu
dan kurang terasa berlemak.
diperhatikan sebelum memilih jenis
kemasan adalah: kemasan tersebut
2. High Density Polyethylen (HDPE).
harus dapat melindungi produk dari
Pada polietilen jenis low density terdapat kerusakan fisik dan mekanis,
sedikit cabang pada rantai antara mempunyai daya lindung yang baik
molekulnya yang menyebabkan plastik terhadap gas dan uap air, harus dapat
ini memiliki densitas yang rendah, melindungi dari sinar ultra violet, tahan
sedangkan high density mempunyai terhadap bahan kimia.
jumlah rantai cabang yang lebih sedikit
dibanding jenis low density. Dengan Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
demikian, high density memiliki sifat ini maka kita dapat menentukan jenis ke-
bahan yang lebih kuat, keras, buram dan masan yang sesuai dengan produk yang
lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan akan dikemas.
hidrogen antar molekul juga berperan
dalam menentukan titik leleh plastik 1. Produk Susu
(Harper, 1975).
Kemasan plastik yang sesuai untuk
produk-produk susu adalah LDPE dan
6.4.7.2. Pemilihan Kemasan Plastik HDPE. Kemasan yang baik untuk keju
Untuk Bahan Pangan harus yang bersifat kedap terhadap uap
air dan gas yang baik, misalnya nilon/
Sekarang telah terjadi perubahan Polietilen, Selulosa, polietilen dan PET/
permintaan konsumen dan pasar akan PE.
produk pangan, dimana konsumen
menuntut produk pangan yang: bermutu 2. Daging dan Ikan
tinggi, dapat disiapkan di rumah, segar,
• Daging segar dikemas dengan PVC
mutu seragam.
yang permeabilitasnya terhadap uap
air dan gas tinggi.
Hal ini menyebabkan kemasan plastik
• Daging beku dikemas dengan LDPE
merupakan pilihan yanng paling tepat,
dan LDPE nilon.
karena dapat memenuhi semua tuntutan
• Unggas dikemas dengan kantung
konsumen seperti di atas. Jenis- jenis
laminasi dari etilen vinil asetat/
plastik yang ada di pasaran sangat
polietilen (EVA/PE).
beragam, sehingga perlu pengetahuan
• Daging masak dan bacon dengan
yang baik untuk dapat menentukan
E/PVDC/PA/PT/PETT atau kemasan
jenis kemasan plastik yang tepat untuk
vakum.
pengemasan produk pangan. Kesalahan
• Ikan dan ikan beku dikemas dengan
HDPE atau LDPE
28
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

3. Produk Roti
7. Kopi
• Roti yang mengandung humektan
• Dikemas dengan kemasan hampa
dikemas dengan kemasan kedap air.
seperti foil atau poliester yang sudah
• Roti yang bertekstur renyah dengan
dimetalisasi dan PE
kemasan kedap udara.
• Untuk kemasan kopi instan
• Cake (bolu) agar tidak kering dan
digunakan PVC yang dilapisi dengan
bau apek dikemas dengan selulosa
PVDC, tapi harganya masih terlalu
berlapis atau OPP
mahal
4. Makanan Kering dan Seralia
8. Lemak dan Minyak
Untuk makanan kering dan serealia
Digunakan kemasan PVC yang bersih
dikemas dengan kemasan kedap uap
dan mengkilap. Pengemasan mentega
air dan gas seperti LDPE berlapis kertas
dan margarin dilakukan dengan
atau LDPE/aluminium foil.
polistiren
5. Makanan Yang Diolah
9. Selai dan Manisan
• Untuk makanan yang stabil seperti
• Dahulu digunakan polistiren dengan
selai dan acar kemasan yang
pencetakan injeksi.
digunakan adalah plastik fleksibel
• Saat ini digunakan PVC berbentuk
dan jika akan diolah lagi digunakan
lembaran
gelas atau kaleng.
• Konstruksi lapisan yang dibutuhkan
10. Minuman
untuk retort pouch adalah bahan-
bahan seperti poliester atau Untuk minuman berkarbonasi maka
poliamida/ aluminium foil/HDPE atau dipilih kemasan yang kuat, tahan
PE- PP kopolimer. tumbukan dan benturan, tidak tembus
• Kemasan sekunder yang digunakan cahaya dan permeabilitasnya terhadap
untuk distribusi adalah karton gas rendah, sehingga jenis kemasan
yang sesuai adalah poliakrilonitril. Untuk
6. Buah dan Sayur Segar minuman yang tidak berkarbonasi maka
dipilih kemasan berbentuk botol yang
Kemasan yang dipilih adalah kemasan
mengalami proses ekstrusi yaitu
yang mempunyai permeabilitas yang
Lamicon yang berasal dari PE dan
tinggi terhadap CO2 agar dapat menge-
lamipet (bahan yang mengandung 95%
luarkan CO2 dari produk sebagai hasil
polivinil asetat saponifiliasi).
dari proses pernafasan. Jenis kemasan
yang sesuai adalah polistiren busa
11. Bahan Pangan lain
seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik
PVC. Garam dikemas dengan HDPE karena
sifat perlindungannya terhadap kelem-
baban yang tinggi. Bumbu masak
dikemas dengan LDPE yang fleksibel.
Makanan beku dengan LDPE dan EVA.

29
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

6.5. Pembotolan (Bottling) 6.5.1. Memasukkan Botol Kosong


Pengemasan didesign atau dirancang Dalam Alat (bottle feeding)
sedemikian rupa untuk melindungi Sebelum botol-botol kosong masung ke
produk dari kerusakan dan untuk tempat pengisian, maka botol kosong
menjual produk lengkap dengan wadah dimasukkan dalam bottle feeder secara
atau kemasan yang digunakan. Dalam tidak beraturan atau dituangkan begitu
industri pengolahan makanan yang saja tanpa menata dan mengaturnya.
besar, biasanya diperlukan proses Keluar dari bottle feeder, maka botol
pengemasan secara mekanis untuk akan berada dalam posisi berdiri satu
mendapatkan teknik pengemasan yang persatu dan tidak saling menumpuk atau
efisien. Salah satu bentuk bahan posisi botol tidak boleh miring. Untuk
pengemas yang banyak digunakan mengatur posisi botol tetap tegak, maka
adalah botol. Botol yang digunakan ada perlu diatur kecepatan alat, sebab bila
yang berbahan gelas dan ada pula dari terlalu cepat maka akan terjadi botol
plastik. keluar pada posisi miring sehingga botol
akan roboh, seperti terlihat pada Gambar
Meskipun bahan yang digunakan untuk 6.5 berikut ini.
mengemas produk dalam bentuk yang
sama yaitu botol, namun untuk produk
yang berbeda maka teknik pembotolan
yang digunakan juga berbeda. Teknik
pembotolan juga dipengaruhi oleh
bentuk botol yang berbeda pula. Sebagai
contoh: teknik pembotolan untuk
mengemas produk susu segar akan
berbeda dengan teknik pembotolan
untuk mengemas produk kopi instant.

Dibandingkan dengan pengalengan


maka pembotolan (pengemasan dengan Gambar 6.5 Pengaruh bentuk botol pada saat
botol) di industri besar dalam proses pengisian.
pembotolan memerlukan tenaga kerja
yang lebih sedikit. Tahapan pembotolan Dari Gambar 6.5 terlihat bahwa kemasan
dalam industri meliputi: memasukkan oval yang lancip lebih sulit untuk
botol kosong dalam alat (bottle feeding), dikontrol
pembersihan botol (bottle cleaning), (A) dibandingkan dengan kemasan
pengisian (filling), penutupan (closing), oval dengan dasar yang lebih datar (B).
pelabelan (labeling), penyusunan dan Hindari penggunaan botol dengan salah
pengemasan untuk tranportasi (collating satu bagian berbentuk lancip (C) karena
and packing for transport). pada saat pengisian pada ban berjalan
menyebabkan botol berada pada posisi
miring (C). Bentuk botol (D) lebih cocok

30
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

digunakan pada proses pengisian


produk dan mencegah adanya tetesan
menggunakan mesin (filling machine).
produk yang memberi kesan kotor.
Setelah pengisian, tidak diperlukan
6.5.2. Pembersihan Botol (Bottle pembersihan. Ada tiga jenis vacuum
Cleaning) filler, yaitu pengisian secara rotary, tray
Pembersihan botol dapat dilakukan dan secara otomatis. Pada pengisian
secara manual satu per satu. Dalam dengan rotary vacuum filler, setiap botol
industri besar, maka pencucian botol diangkat satu persatu kemudian secara
secara manual tidak mungkin dilakukan. otomatis diisi dengan produk dimana alat
Pencucian botol bisa juga dilakukan de- terus berputar. Pada pengisian dengan
ngan menggunakan bottle washer yang tray vacuum filler maka botol diletakkan
dilengkapi dengan sikat elektrik. Industri berbaris di atas tray dan dibawa oleh
yang menggunakan botol plastik umum- ban berjalan kemudian langsung diisi
nya menggunakan botol baru. Botol- dengan produk. Pada pengisian
botol tersebut disimpan di tempat kering otomatis, maka setiap botol kosong akan
de- ngan kelembaban rendah. terisi secara otomatis setelah melewati
Penyimpanan dalam ruang yang lembab alat pengisi produk (filler).
menyebabkan debu mudah menempel
pada bagian dinding botol atau
wadah/container.

6.5.3. Pengisian (Filling)


Tahap pengisian produk cair dan produk
dalam bentuk padat kedalam kemasan
botol memiliki teknik yang berbeda.
Teknik pengisian produk cair ke dalam
kemasan botol dibagi menjadi empat
(Paine dan Paine, 1992) yaitu:

Gambar 6.6 Pengisian produk dalam kemasan


6.5.3. Teknik Pengisian Produk Cair botol dengan teknik rotary vacuum filler.

6.5.3.1. Vacuum filling (Pengisian 6.5.3.2. Measured dosing (Pengisian


produk hampa udara). produk terukur)
Teknik ini merupakan teknik pengisian Pada teknik ini setiap filler terdiri atas
yang paling bersih dan paling murah silinder terkalibrasi dan piston. Ketika
untuk berbagai jenis produk. Teknik ini piston menekan katup pengisian, maka
mampu mendeteksi botol yang retak, katup tersebut akan membuka dan
botol bocor atau botol yang sumbing. produk mengalir dan mengisi silinder
Disamping itu pengisian dengan vacuum dalam jumlah tertentu. Ketika botol
filling dapat menekan kehilangan produk sampai pada tempat pengisian
maka
31
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

katup akan membuka dan mengalirkan


Alat ini didasarkan pada kekentalan
produk ke dalam botol, dan pada waktu
produk dan diameter pipa pengisian
yang bersamaan katup pengisian (yang
yang dikendalikan secara mekanik
berfungsi mengatur aliran produk ke
oleh timer atau elektronik. Sedangkan
silinder) akan menutup.
garvity- filling berdasarkan berat botol,
6.5.3.3. Gravity-filling (Pengisian sebelum dilakukan pengisian maka botol
berdasarkan gravitasi). ditimbang lebih dahulu. Selanjutnya botol
tersebut akan menuju tempat pengisian
Ada dua tipe alat gravity-filling yang produk, kemudian katup pengisian
sering digunakan, yaitu berdasarkan membuka untuk mengalirkan produk ke
waktu atau lama pengisian dan berat dalam botol.
botol yang digunakan. Pada garvity-
filling berdasarkan lama pengisian, maka 6.5.3.4. Pressure filling (Pengisian
katup pengisi yang berfungsi mengisi berdasarkan tekanan)
produk akan membuka dalam waktu
Pada dasarnya teknik ini hampir sama
tertentu sehingga volume yang
dengan teknik pengisisan garvity-filling
diinginkan tercapai.
berdasarkan lama pengisian. Teknik ini
hanya sesuai untuk mengemas produk
dengan kecepatan sedang hingga tinggi,
seperti sari buah, susu segar dan
produk- produk yang sejenis.

Bila dibandingkan, dari keempat teknik


pengisian produk cair, maka masing-
masing teknik pengisian memiliki
kesesuaian jenis produk yang berbeda,
seperti tampak pada Tabel 6.2.

Gambar 6.7 Pengisian produk cair dengan


teknik measured dosing.

32
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Tabel 6.2 Teknik pengisian produk cair

Sumber : Paine dan Paine (1993).

6.5.3. Teknik Pengisian Produk


Padat
Pengisian produk padat (tepung dan
granular) ke dalam botol, ada dua jenis
yaitu pengisian berdasarkan berat dan
pengisian produk berdasarkan volume.
Pada pengisian berdasarkan volume,
maka alat pengisi produk padat
biasanya dikeluarkan menggunakan
alat yang berulir. Sebaiknya alat
berulir ini tidak digunakan untuk produk
tepung yang sangat halus. Hal ini untuk
menghindari produk yang ringan akan
berterbangan karena pengaruh tekanan
dari ulir. Jumlah volume produk yang
diisikan tergantung dari diameter lubang
pengisian (D), pitch ulir (P) dan jumlah
Gambar 6.8 Volumetric Auger Filler (paine dan
putaran ulir dalam satu siklus pengisian
Paine, 1993).
(Gambar 6.8).

33
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Teknik pengisian produk padat tempat penimbangan. Hasil timbangan


berdasarkan berat produk lebih baik produk yang tepat (memenuhi standar)
dibandingkan dengan teknik pengisian dan yang tidak tepat akan dilewatkan
produk padat berdasarkan volume. pada jalur yang terpisah. Secara
Pada industri pangan, teknik pengisian skematis teknik pengisian produk padat
produk padat berdasarkan berat produk berdasarkan berat dapat dilihat pada
maka wadah/botol dilewatkan dengan Gambar 6.9 di bawah ini.
belt berjalan menuju tempat pengisian
(filler). Dari filler, produk menuju ke

Gambar 6.9 Teknik pengisian berdasarkan berat otomatis sederhana (Paine dan Paine, 1993).

Gambar 6.10 Pengisian produk berdasarkan berat menggunakan alat yang dimodifikasi (paine dan
Paine, 1993)

34
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

Kelemahan dari penggunaan satu


terdiri atas dua bagian, yaitu: lapisan
timbangan yaitu menghasilkan berat
luar yang terbuat dari logam dan lapisan
produk yang kurang seragam. Untuk
dalam (gasket) terbuat dari karet atau
menekan keragaman berat produk,
PVC. Ada beberapa jenis tutup botol,
maka dapat dilakukan modifikasi alat
yaitu jenis screw- on cap closure, jenis
pengisian seperti pada Gambar 6.10.
crimp-on closure (jenis mahkota), jenis
Pada Gambar ini alat yang digunakan
roll- on closure dan jenis cork (sumbat).
biasanya menggunakan lebih dari satu
timbangan. Timbangan pertama diatur
Jenis screw-on cap closure, memiliki
sedemikian rupa sehingga produk yang
ulir pada bagian tutup. Ulir ini berfungsi
diisikan mencapai 80-90% berat total,
untuk mengunci tutup dengan ulir pada
kemudian produk tersebut dilewatkan
bagian mulut botol. Biasanya penutupan
dengan ban berjalan menuju timbangan
dilakukan dengan menekan dan
ke dua. Pada timbangan ke dua, maka
memutar 1-2 kali putaran. Jenis tutup ini
pengisian sisa produk dilakukan secara
dapat dibuka dan ditutup kembali
perlahan-lahan sampai mencapai berat
dengan baik. Biasanya jenis tutup ini
produk yang diinginkan.
banyak digunakan untuk menutup
produk berbentuk pasta, sirup, dan yang
Setiap alat industri memiliki tingkat
sejenis.
ketelitian yang berbeda-beda dan
sangat bervariasi, termasuk alat filler,
Tutup jenis crimp-on closure (mahkota),
sehingga tidak menutup kemungkinan
disebut mahkota karena hasil penutupan
terjadi kesalahan mengisi, ada wadah
botol menyerupai mahkota yang
yang isinya kurang atau berlebih. Untuk
menempel pada bagian mulut botol.
menghindari hal ini, maka operator
Umumnya digunakan untuk menutup
alat harus melakukan pengecekan dan
produk kecap, sirup, bir, sari buah dan
mengontrol jalannya alat yang ada.
produk yang sejenis.Biasanya tutup jenis
roll-on closure terbuat dari aluminium
6.5.4. Penutupan botol lunak. Penutupan dilakukan dengan cara
Penutupan botol hendaknya dilakukan mengepres tutup pada bagian mulut
secara hermetis (rapat), seperti botol sehingga tercetak sesuai dengan
penutupan botol untuk mengemas pola mulut botol. Untuk jenis cork
produk jam, jelly, sirup, sari buah, produk (sumbat), maka penutupan botol
olahan daging dan hasil olahan lainnya dilakukan dengan menekan tutup botol
yang diolah dengan menggunakan suhu pada bagian mulut botol.
tinggi. Tujuan penutupan secara
hermetis yaitu untuk mencegah produk Meskipun kemasan botol merupakan
dari kerusakan, terutama yang kemasan yang baik untuk menahan
disebabkan oleh mikroba. Keadaan gas, air dan bau, namun produk dalam
hermetis akan tercapai bila tutup botol kemasan gelas yang disimpan tetap
dan bagian luar mulut botol dalam dapat rusak apabila penutupan wadah
kondisi baik. Tutup botol biasanya tidak memenuhi syarat. Syarat-syarat

35
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

penutupan kemasan gelas yang


6.5.7. Palletizing
baik adalah : kemasan harus dapat
melindungi komponen penyusun produk, Pallet dikenal sebagai alas untuk
dapat mencegah penetrasi senyawa dari menyimpan tumpukan kemasan pada
luar ke dalam wadah, tutup botol tidak saat penggudangan. Bentuk pallet datar,
bereaksi dengan produk yang dikemas, biasanya terbuat dari kayu, pada bagian
tidak lengket dengan produk, design/ bawah terdapat dua lubang/celah yang
rancangan bentuk tutup sedemikian rupa berfungsi sebagai tempat kaki forklift.
sehingga mudah dibuka.

6.5.5. Pelabelan botol


Setelah penutupan, maka langkah
berikutnya adalah memberi label pada
kemasan botol. Pemberian label dapat
secara manual atau menggunakan alat.

6.5.6. Case Packing


Botol-botol yang sudah diisi, diberi
tutup dan diberi label biasanya masih
dikemas lagi dengan menggunakan
kardus. Kemudian kardus-kardus
tersebut dikemas dengan menggunakan
Gambar 6.12 Palletizing untuk kemasan kardus
plastik wrapping (shrink-wrapping).
Pengemasan ini memudahkan dalam
distribusi produk untuk jarak jauh.
6.6. Pengalengan
Secara umum pengalengan produk
pangan terdiri atas delapan tahap,
yaitu: penangan kaleng kosong,
pembersihan kaleng kosong, persiapan
produk, pengisian, penutupan, proses
pengalengan, pendinginan, penanganan
dan penyimpanan hasil pengalengan.

6.6.1. Penangan kaleng kosong


Kaleng kosong harus disimpan dalam
kemasan tertutup, ruang penyimpanan
Gambar 6.11 Pengemasan kardus dengan shrink-
tidak lembab dan tidak berdebu, harus
wrapping. dihindari adanya perubahan suhu

36
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

yang akan mempengaruhi kondensasi


penutupan bertujuan untuk
air sehingga kaleng mudah berkarat.
mendapatkan kondisi hampa udara.
Kaleng kosong yang belum digunakan
Pengisian produk ke dalam kaleng tidak
harus dijaga sedemikian rupa sehingga
dilakukan sampai penuh namun ada
permukaan/bibir kaleng tidak rusak atau
jarak antara permukaan produk dengan
penyok dan bagian sambungan tidak
permukaan kaleng. Jarak ini dikenal
rusak. Penyimpanan kaleng kosong
dengan head space. Tinggi head space
terhindar dari garam atau air garam,
berkisar 6–9 mm. Beberapa alasan
karena garam dapat menyebabkan
mendapatkan kondisi kemasan hampa
kaleng berkarat.
udara, yaitu: untuk mempertahankan
karakteristik flavor dan komponen
6.6.2. Pembersihan kaleng nutrisi yang peka terhadap oksidasi,
kosong Meskipun pada saat penerimaan menyediakan ruang untuk
kaleng kosong dari supplier dalam membebaskan gas-gas yang terbentuk
keadaan bersih, namun pembersihan selama pemanasan, menghindari atau
kaleng kosong wajib dilakukan meminimalkan korosi akibat adanya
sebelum digunakan. Cara efektif untuk oksigen.
membersihkan kaleng kosong dengan
cara mencuci kaleng pada posisi 6.6.5. Penutupan (seaming)
terbalik menggunakan air panas yang
Pengalengan didasarkan pada
disemprotkan.
prinsip pemanasan dan penutupan
kaleng setelah produk diberi perlakuan
6.6.3. Persiapan produk sterilisasi komersial. Pada proses
Tahap awal yang penting pada penutupan atau dikenal pula dengan
proses pengalengan yaitu pembersihan istilah double seaming harus dipastikan
dan persiapan produk sebelum diisikan bahwa tidak terjadi kontaminasi ulang
ke dalam kaleng. Tahap persiapan atau kontaminasi silang
produk meliputi trimming, pengecilan (recontamination) oleh mikroba.
ukuran dan pencucian. Pencucian Kontaminasi silang dapat terjadi baik
bertujuan untuk mencegah terjadinya selama proses pendinginan,
kontaminasi silang. penanganan dan penyimpanan produk
hasil pengalengan.
6.6.4. Pengisian
6.6.6. Proses pengalengan
Pengisian kaleng harus seragam dan
jumlah/berat produk relatif sama. Teknik Istilah yang umum digunakan dalam
pengisian yang benar harus dihindari proses thermal untuk pengalengan
adanya gas terutama oksigen. Pengisian makanan adalah pemasakan (cooking),
produk dalam kondisi panas (hot filling) sterilisasi (retorting) dan proses
atau dengan cara memanaskan produk pengalengan (processing). Proses
setelah pengisian sebelum dilakukan pemasakan, pengalengan dan sterilisasi
menerapkan proses pemansan pada

37
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

suhu dan waktu tertentu. Kegiatan

38
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

tersebut bertujuan untuk mendapatkan


pengalengan, menghindari terjadinya
produk steril komersial dan untuk
pemasakan produk lewat masak (over
memasak produk yang dikalengkan. cooking). Pada produk yang lewat
masak akan menghasilkan produk yang
Produk steril komersial artinya produk terlalu lunak, terjadinya perubahan flavor
memperoleh perlakuan panas pada dan aroma yang berbeda dari yang
suhu dan waktu tertentu yang dapat dikehendaki. Air untuk pendinginan
membunuh mikroba penyebab penyakit harus bebas dari kontaminan mikroba
maupun penyebab kebusukan pada atau bisa juga menggunakan air yang
suhu penyimpanan. Suhu pemanasan diklorinasi.
harus mencukupi untuk memasak
produk namun perubahan nutrisi
serendah- rendahnya. Dengan demikian
6.6.8. Penanganan dan
pemberian panas pada proses
penyimpan- an produk hasil
pengalengan diharapkan tidak hanya
pengalengan
dapat membunuh mikroba penyebab
penyakit dan penyebab kebusukan Penanganan produk hasil penyimpanan
namun perubahan flavor, tekstur, warna yang salah dapat menyebabkan
dan nilai nutrisi produk tidak rusak. terjadinya awal kerusakan, akibatnya
Penggunaan suhu dan waktu yang mikroba bisa menembus kaleng dan
digunakan dalam sterilisasi komersial merusak produk. Penyimpanan produk
didasarkan pada kecukupan panas yang dalam kaleng pada suhu yang tinggi atau
diberikan sehingga dapat membunuh di bawah kondisi yang diinginkan akan
bakteri Clostridium botulinum yang menyababkan kaleng berkarat.
berpotensi menimbulkan racun botulin
yang mematikan.
6.7. Teknik Penutupan
Kematian mikroba oleh panas dan Wadah
kemampuannya untuk berkembang
akan dipengaruhi oleh tingkat keasaman Penutupan wadah merupakan bagian
produk yang akan dikalengkan. Menurut penting dalam proses pengemasan.
Hariyadi (2007), secara umum produk Bagian penutup sering merupakan
yang memiliki pH > 4,5 dan aw (water bagian terlemah dari sistem
activity) 0,85, dikemas secara hermetis perlindungan terhadap gangguan dari
dan tidak disimpan dalam pendingin luar. Cara penutupan dapat
maka produk tersebut harus dilakukan menyebabkan tutup (sumbat) sebagai
sterilisasi komersial. pembawa jasad renik. Bahan yang
umum digunakan sebagai penutup: besi
(kaleng), alumunium, gabus dan plastik
6.6.7. Pendinginan
Setelah produk dilakukan proses Bahan-bahan penutup ini dapat bersifat
pengalengan maka produk tersebut kaku atau flexibel. Sumbat dari kaleng
didinginkan. Pendinginan ini atau besi dilapisi dengan sejenis vernis
dimaksudkan untuk mendinginkan tutup untuk menghindari kontak langsung
kaleng setelah dengan bahan pangan. Penutup

39
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

seperti ini digunakan untuk menahan

40
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

tekanan dalam minuman bergas, bir dan


makanan yang dipanaskan dalam 6.8. Labelling (Pemberian
wadah tertutup. Sumbat alumunium Label)
digunakan untuk air mineral, minuman
tanpa gas, susu, yoghurt dan Label atau disebut juga etiket adalah
sebagainya. Sumbat dari plastik tulisan, gambar atau deskripsi lain yang
digunakan untuk minuman yang tidak tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias,
mengandung gas dan makanan dalam atau dicantumkan dengan jalan apapun,
bentuk krim atau tepung (powder). pada wadah atau pengemas. Etiket
tersebut harus cukup besar agar dapat
Berdasarkan fungsinya penutup wadah menampung semua keterangan yang
gelas dibagi atas 3 golongan, yaitu : diperlukan mengenai produk dan tidak
• Penutup yang dirancang untuk boleh mudah lepas, luntur atau rusak
karena air, gosokan atau pengaruh sinar
menahan tekanan dari dalam wadah
matahari.
gelas (Pressure Seal). Tipe ini
digunakan untuk minuman-minuman
Berdasarkan Undang-Undang RI No.
berkarbonasi. Contoh tipe ini adalah
7 tahun 1996 yang dimaksud dengan
: sumbat gabus atau penutup label pangan adalah setiap keterangan
polietilen atau penutup sekrup, mengenai pangan yang berbentuk
penutup mahkota (penutup dari gambar, tulisan, kombinasi keduanya,
timah yang dilapisi dengan gabus atau bentuk lain yang disertakan
atau polivinil klorida) atau penutup pada pangan, dimasukkan ke dalam,
sekrup dari aluminium. ditempelkan pada, atau merupakan
• Penutup yang dapat menjaga bagian kemasan pangan. Pada Bab IV
keadaan hampa udara di dalam Pasal 30-35 dari Undang-Undang ini
wadah gelas (Vacuum Seals).Tipe diatur hal-hal yang berkaitan dengan
ini digunakan untuk menutup pelabelan dan periklanan bahan pangan.
kemasan hermetis atau bahan-
bahan pangan yang diawetkan dan Tujuan pelabelan pada kemasan adalah:
untuk mengemas bahan berbentuk • memberi informasi tentang isi
pasta. produk yang diberi label tanpa harus
• Penutup yang dirancang semata- membuka kemasan
mata untuk mengamankan produk • sebagai sarana komunikasi antara
pangan yang ada di dalam wadah produsen dan konsumen tentang
(Normal Seals). Contoh penutup tipe hal- hal dari produk yang perlu
ini adalah gabus atau gabus sintetis diketahui oleh konsumen, terutama
yang dipasang pada penutup timah, yang kasat mata atau yang tidak
penutup polyetilen atau alumunium, diketahui secara fisik
penutup plastik atau logam dan • memberi petunjuk yang tepat pada
alumunium foil. konsumen sehingga diperoleh fungsi
produk yang optimum
• sarana periklanan bagi konsumen
• memberi rasa aman bagi konsumen

41
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

wilayah Indonesia. Label harus


Informasi yang diberikan pada label mencantumkan nama dan alamat
tidak boleh menyesatkan konsumen. pabrik pembuat/pengepak/importir.
Pada label kemasan, khususnya untuk Untuk makanan impor harus
makanan dan minuman, sekurang- dilengkapi dengan kode negara asal.
kurangnya dicantumkan hal-hal berikut Nama jalan tidak perlu dicantumkan
(Undang-Undang RI No. 7 tahun apabila sudah tercantum dalam buku
1996 tentang Pangan) :
telepon.
• Nama produk. Disamping nama
• Keterangan tentang halal. Pen-
bahan pangannya, nama dagang
cantuman tulisan halal diatur oleh
juga dapat dicantumkan. Produk
keputusan bersama Menteri Ke-
dalam negeri ditulis dalam bahasa
sehatan dan Menteri Agama No.
Indonesia, dan dapat ditambahkan
427/MENKES/SKB/VIII/1985.
dalam bahasa Inggris bila perlu.
Makanan halal adalah makanan
Produk dari luar negeri boleh
yang tidak mengandung unsur atau
dalam bahasa Inggris atau bahasa
bahan yang terlarang/haram dan
Indonesia.
atau yang diolah menurut hukum-
• Daftar bahan yang digunakan.
hukum agama Islam. Produsen yang
Ingridienpenyusun produk termasuk
mencantumkan tulisan halal pada
bahan tambahan makanan yang
label, maka produsen tersebut
digunakan harus dicantumkan
bertanggung jawab terhadap halal-
secara lengkap. Urutannya dimulai
nya makanan tersebut bagi pemeluk
d ari yang terbanyak, kecuali untuk
agama Islam. Saat ini kehalalan
vitamin dan mineral. Beberapa
suatu produk harus melalui suatu
perkecualiannya adalah untuk
prosedur pengujian yang dilakukan
komposisi yang diketahui secara
oleh tim akreditasi oleh LP POM
umum atau makanan dengan luas
MUI, badan POM dan Departemen
permukaan tidak lebih dari 100
Agama.
cm2, maka ingradien tidak perlu • Tanggal, bulan, dan tahun
dicantumkan. kedaluwarsa. Umur simpan produk
• Berat bersih atau isi bersih. Berat pangan biasa dituliskan sebagai:
bersih dinyatakan dalam satuan Best before date (produk masih
metrik. Untuk makanan padat dalam kondisi baik dan masih dapat
dinyatakan dengan satuan berat, dikonsumsi beberapa saat setelah
sedangkan makanan cair dengan tanggal yang tercantum terlewati),
satuan volume. Untuk makanan use by date (produk tidak dapat
semi padat atau kental dinyatakan dikonsumsi, karena berbahaya bagi
dalam satuan volume atau berat. kesehatan manusia setelah tanggal
Untuk makanan padat dalam cairan yang tercantum terlewati.
dinyatakan dalam bobot tuntas.
• Nama dan alamat produsen atau Permenkes 180/Menkes/Per/IV/ 1985
memasukkan pangan ke dalam menegaskan bahwa tanggal, bulan dan

42
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

tahun kadaluarsa wajib dicantumkan


misalnya harus disimpan pada suhu
secara jelas pada label, setelah
dingin atau suhu beku.
pencantuman best before/use by.
Produk pangan yang memiliki umur
Nilai gizi diharuskan dicantumkan
simpan 3 bulan dinyatakan dalam
bagi makanan dengan nilai gizi yang
tanggal, bulan, dan tahun, sedang
difortifikasi, makanan diet atau makanan
produk pangan yang memiliki umur
lain yang ditetapkan oleh Menteri
simpan lebih dari
Kesehatan. Informasi gizi yang harus
3 bulan dinyatakan dalam bulan dan
dicantumkan meliputi: energi, protein,
tahun. Beberapa jenis produk yang
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau
tidak memerlukan pencantuman tanggal
komponen lain.
kadaluarsa: sayur dan buah segar,
minuman beralkohol, vinegar/cuka, gula/
Tulisan atau pernyataan khusus harus
sukrosa, bahan tambahan makanan
dicantumkan untuk produk- produk
dengan umur simpan lebih dari 18 bulan,
berikut: susu kental manis, harus
roti dan kue dengan umur simpan kurang
mencantumkan tulisan : ”Perhatikan,
atau sama dengan 24 jam.
Tidak cocok untuk bayi”, makanan yang
mengandung bahan dari babi harus
Selain itu keterangan-keterangan lain
diulis: ”Mengandung Babi”, susu dan
yang dapat dicantumkan pada label
makanan yang mengandung susu,
kemasan adalah nomor pendaftaran,
makanan bayi, pemanis buatan,
kode produksi, petunjuk atau cara
makanan dengan Iradiasi ditulis: Radura
penggunaan, petunjuk atau cara
dan logo iradiasi, pada makanan halal
penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau
maka tulisan Halal ditulis dalam bahasa
pernyataan khusus. Nomor pendaftaran
Indonesia atau Arab.
untuk produk dalam negeri diberi kode
MD, sedangkan produk luar negeri diberi
Persyaratan umum tentang pernyataan
kode ML.
(klaim) yang dicantumkan pada label
kemasan adalah :
Kode produksi meliputi : tanggal
produksi dan angka atau huruf lain yang • Tujuan pencantuman informasi gizi
mencirikan batch produksi. Produk- untuk memberikan informasi kepada
produk yang wajib mencantumkan kode konsumen tentang jumlah zat gizi
produksi adalah: produk susu yang terkandung (bukan petunjuk
pasteurisasi, strilisasi, fermentasi dan berapa harus dimakan).
susu bubuk, makanan bayi, makanan • Tidak boleh menyatakan seolah-
kaleng yang dilakukan sterilisasi olah makanan yang berlabel gizi
komersial, daging dan hasil olahannya. mempunyai kelebihan daripada
makanan yang tidak berlabel.
Petunjuk atau cara penggunaan • Tidak boleh membuat pernyataan
diperlukan untuk makanan yang perlu adanya nilai khusus, bila nilai khusus
penanganan khusus sebelum tersebut tidak sepenuhnya berasal
digunakan, sedangkan petunjuk dari bahan makanan tersebut, tetapi
penyimpanan diperlukan untuk makanan
karena dikombinasikan dengan
yang memerlukan cara penyimpanan
khusus,
43
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

produk lain. Misalnya sereal disebut


kaya protein, yang ternyata karena 6.9. Peraturan-peraturan
dicampur dengan susu pada saat Dalam Kemasan
dikonsumsi. Pangan
• Pernyataan bermanfaat bagi
kesehatan harus benar-benar Kemasan produk pangan selain
didasarkan pada komposisi dan berfungsi untuk melindungi produk, juga
jumlahnya yang dikonsumsi per hari. memudahkan dalam penyimpanan,
informasi dan promosi produk serta
• Gambar atau logo pada label tidak
pelayanan kepada konsumen. Mutu
boleh menyesatkan dalam hal asal,
dan keamanan pangan dalam kemasan
isi, bentuk, komposisi, ukuran atau
sangat tergantung dari mutu kemasan
warna. Misalnya: gambar buah yang digunakan, baik kemasan primer,
tidak boleh dicantumkan bila produk sekunder maupun tersier. Oleh karena
pangan tersebut hanya mengandung itu diperlukan adanya peraturan-
perisa buah, gambar jamur utuh peraturan mengenai kemasan pangan,
tidak boleh untuk menggambarkan yang bertujuan untuk memberikan
potongan jamur, gambar untuk perlindungan kepada konsumen.
memperlihatkan makanan di dalam
wadah harus tepat dan sesuai
dengan isinya.
• Saran untuk menghidangkan suatu Soal Latihan:
produk dengan bahan lain harus 1. Sebutkan minimal lima (5) fungsi
diberi keterangan dengan jelas bila pengemasan pada bahan pangan
bahan lain tersebut tidak terdapat yang anda ketahui!
dalam wadah. 2. Sebutkan jenis-jenis bahan penge-
mas!
3. Sebutkan persyaratan umum tentang
pernyataan (klaim) yang
dicantumkan pada label kemasan!
4. Sebutkan teknik-teknik pengisian
produk cair!
5. Sebutkan 3 golongan penutup
wadah gelas (berdasarkan
fungsinya)!

44
Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya

45

Anda mungkin juga menyukai