Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRESERVASI PANGAN

“PENGEMASAN”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Dra. Risa Panti Ariani, M.Si.

OLEH:

KELOMPOK 15

NI KADEK GITA CAHYANI 2015081019

NI PUTU PUTRI UTAMI 2015081004

PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah
Preservasi Pangan dengan materi “PENGEMASAN”.Kami berharap semoga
makalah ini bisa bermafaat untuk menambah pengetahuan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PRESERVASI


PANGAN yang diberikan oleh IBU Dr. Dra. Risa Panti Ariani, M.Si. Makalah ini
membahas tentang PENGEMASAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.Pendapat


dan saran-saran perbaikan dari pembaca sangat diharapkan.Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama untuk
membantu serta memberikan informasi serta bahan-bahan yang diperlukan dalam
penyusunan makalah ini.Sekian yang dapat penyusun sampaikan apabila ada
kesalahan penyusun mohon maaf.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Singaraja, 6 Maret 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover ……………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………..iii
Bab 1 Pendahuluan………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………1
1.3 Tujuan dan Manfaat……………………………… 2
Bab 2 Pembahasan………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Pengemasan…………………………...3
2.2 Fungsi Pengemasan……………………………….3
2.3 Jenis Jenis Pengemasan…………………………...4
2.4 Bahan Dasar Pengemasan………………………...7
2.5 Syarat Syarat Pengemasan………………………..9
2.6 Proses Pengemasan……………………………….11
Bab 3 Penutup……………………………………………….13
3.1 Kesimpulan……………………………………….13
3.2 Saran……………………………………………...13
Daftar Pustaka……………………………………………….14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur penting dalam suatu produk.
Menurut Kotler & Keller (2009: 27). Pengemasan memegang peranan penting
dalam pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan
yang diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran
(debu) serta serta gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran). Disamping itu
pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk
industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi.

Dari segi promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagaii perangsang atau
daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan
dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.Secara
tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk
mewadahi bahan pangan seperti buluh bamboo, daun-daunan, pelepah atau kulit
pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu,tanah liat, tulang dan
sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah
beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir,kemasan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pengemasan?
2. Apa saja fungsi Pengemasan?
3. Apa saja jenis-jenis pengemasan?
4. Apasaja bahan – bahan pengemasan?
5. Apa saja syarat – syarat pengemasan yang baik ?
6. Bagaimana proses pengemasan ?

1
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Penyusun dan pembaca mengetahui pengertian Pengemasan?
2. Penyusun dan pembaca mengetahui apa saja fungsi Pengemasan?
3. Penyusun dan pembaca mengetahui apa saja jenis-jenis pengemasan?
4. Penyusun dan pembaca mengetahui apasaja bahan dasar pengemasan?
5. Penyusun dan pembaca mengetahui apa saja syarat pengemasan ?
6. Penyusun dan pembaca mengetahui bagaimana proses pengemasan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGEMASAN

Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau


bungkus sebagai sebuah produk.Artinya, pengemasan adalah suatu bentuk kegiatan
untuk memberi wadah atau pembungkus suatu produk.Dalam proses pelaksanaannya,
terdapat kegiatan melindungi, mengawetkan, mengangkut, memberikan informasi
dan menjual suatu produk.Untuk itu, tujuan utama dari memberikan kemasan pada
produk adalah guna melindungi dan juga mencegah adanya kerusakan atas produk
yang dijual. Selain itu, kemasan juga berguna sebagai sarana informasi dan juga
pemasaran yang baik dengan membuat suatu desain kemasan yang kreatif,
sehingga akan terlihat lebih menarik dan mudah diingat oleh konsumen atau
pelanggan.

2.2 FUNGSI PENGEMASAN

Fungsi kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari


kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan.

Secara umum fungsi pengemasan makanan adalah.

➢ mewadahi produk makanan selama distribusi dari produsen hingga


konsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau
butiran
➢ melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar
ultraviolet, panas, kelembapan udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari
kotoran/mikroba yang dapat menurunkan mutu produk
➢ sebagai identitas produk dan media promosi, digunakan untuk komunikasi
dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan
➢ meningkatkan efisiensi, seperti memudahkan penghitungan banyaknya
produk, memudahkan pengiriman dan penyimpanan, sehingga mencapai
efisiensi harga, tenaga dan waktu

3
➢ melindungi pengaruh buruk dari luar ataupun dari dalamnya, jika produk
berbau tajam, atau produk berbahaya, maka dengan mengemas produk ini
dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya
➢ Perluas pemakaian dan pemasaran produk, sebagai akibat dari penggunaan
kemasan memudahkan distribusi makanan
➢ menambah daya tarik calon pembeli dengan adanya sarana informasi dan
iklan
➢ memberi kenyamanan bagi pemakai, dengan memudahkan dibuka dan
ditutup kembali

Di samping fungsi-fungsi di atas, kemasan juga mempunyai peranan penting


dalam industri makanan, sebagai usaha yang digunakan untuk perlindungan
konsumen, sumber informasi tentang isi/produk, dan ini diperlukan dalam
mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.

Kelemahan dalam penggunaan kemasan, karena sering disalahgunakan oleh


produsen untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk,
mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan sehingga
menjurus kepada penipuan atau pemalsuan. Pengemasan makanan yang utama
dapat menambah biaya produksi sekitar 10-15%, dan biaya kemasan tambahan
sekitar 5-15% dari biaya produk

Berdasarkan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan kemasan maka


banyak jenis kemasan yang terbuat dari kertas, plastik, gelas, kaleng atau logam,
dan kemasan komposit.Sebaiknya dalam pemilihan kemasan makanan ini pilih lah
kemasan yang sesuai dengan produknya dikarenakan masing-masing kemasan
mempunyai karakteristik yang berbeda.

2.3 JENIS JENIS KEMASAN

Kemasan dapat di klasifikasikan menjadi beberapa cara yaitu:

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :


➢ Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang
langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik

4
untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus
minuman sari buah, kaleng hermetis.
➢ Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh :
botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan
secara berulang berhubungan dengan tingkat kontaminasi.
➢ Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan
oleh konsumen (semidisposable),tapi digunakan untuk
kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat
air minum di rumah, kaleng susu untuk tempat gula,dan lain
lain
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak
produk dengan kemasan
➢ Kemasan primer yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
membungkus bahan makanan, misalnya kaleng susu, botol
minuman, dll
➢ Kemasan sekunder,yaitu kemasan yang berfungsi untuk
melindungi kelompok kemasan lain, misalnya kotak karton
untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang
dibungkus,dll
➢ Kemasan tersier, yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer dan sekunder atau tersier,.Misalnya, jeruk
yang sudah dibungkus,dimasukkan ke dalam kardus kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti
kemas.
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekuatan bahan kemasan
➢ Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah
dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik,
kertas dan foil.
➢ Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku,
tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal
dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

5
➢ Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan
memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan
kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah
bahan yang berbentuk pasta.
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap
lingkungan
➢ Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang
secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air
sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui
oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol
gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat
juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng
yang tidak berenamel.
➢ Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat
transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan
ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan
vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena
cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.
➢ Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai
(perakitan)
➢ Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi
dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah
kaleng dan sebagainya.
➢ Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng
dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan
wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan
kebebasan dalam menentukan ukuran.

6
2.4 BAHAN DASAR PENGEMASAN

Berikut macam-macam bahan baku yang digunakan untuk wadah utama dalam
pengemasan yaitu :

1. Kain Blacu
Kantung-kantung yang terbuat dari kain blacu pada umumnya mempunyai
kapasitas 10 sampai 50 kg.Kain blacu tidak mudah robek, dan karena
mempunyai lubang yang kecil-kecil sering digunakan sebagai bahan
pengepak tepung-tepung seperti tepung terigu, tepung jagung atau tepung
beras dan bahkan beberapa negara digunakan sebagai bahan pengepak
beras.Di samping kuat (tidak mudah sobek) kain blacu mempunyai sifat
fleksibel dan dapat dicetak serta mudah dikerjakan secara maksimal.
2. Karung Goni
Bahan pembuat karung goni adalah benang yute atau rami.Karung goni
banyak digunakan karena mempunyai sifat fleksibel, harganya relatif
murah, dan dapat melindungi bahan dari kelembapan.Pada umumnya
karung goni digunakan untuk membungkus biji-bijian seperti gabah,
jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, gula, garam dan juga
pupuk.Karung goni mempunyai lubang-lubang tenunan yang lebih besar
daripada lubang-lubang tenunan kain blacu, sehingga bahan-bahan yang
disimpan di dalamnya mudah terserang serangga dari luar.Meskipun
demikian, lubang-lubang yang besar dapat mempermudah masuknya gas
yang digunakan waktu fumigasi.Kapasitas karung goni pada umumnya ada
dua yaitu 50 kg dan 100 kg.
3. Kertas
Kertas digunakan sebagai bahan pengepak pengganti daun di toko-toko
penjual pengecer (sebagai pembungkus gula, tepung, beras, dan lain-
lain).Tetapi sekarang selain digunakan sebagai pengganti daun, juga
digunakan sebagai bahan pembungkus utama beberapa jenis makanan
seperti gula-gula, es krim, dan lain-lain. Kertas yang digunakan di toko
toko pengecer terutama berasal dari kertas-kertas yang sudah tidak dipakai
seperti koran, kertas semen atau kertas tulis (buku). Dari kertas-kertas

7
tersebut dibentuk (dibuat) kantung-kantung yang berukuran mulai dari 1
ons sampai dengan 10 kg.Menurut bentuknya kantung-kantung kertas
tersebut ada empat jenis yaitu flat/rata/datar/kempis, square/empat persegi,
automatic/self opening style, satchel/tas.
4. Gelas
Gelas terdiri dari campuran CO, pasir, soda sbu dan alumima. Keuntungan
yang didapat dari menggunakan gelas sebagai bahan pengepak adalah:
✓ bersifat inert (tidak bereaksi) dengan bahan yang dipak di dalamnya;
✓ kuat yaitu tahan terhadap kerusakan kerena pengaruh usia (waktu);
✓ transparan: menguntungkan sebagai "sales promotion" karena pembeli
(konsumem) dapat langsung melihat bentuk dan warna produk di
dalamnya; mudah pecah bila kena benturan, tekanan atau perbedaan
suhu yang mendadak antara bagian dalam dan luar gelas;
✓ tidak dapat digunakan untuk pengepakan semua jenis makanan yang
peka terhadap sinar
5. Logam/Logam
Metal/logam yang sering digunakan sebagai bahan pengepak adalah
kaleng (tin plate) dan aluminium.Kaleng dan aluminium ini sering dilapisi
oleh suatu lapisan yang disebut lapisan enamel.
6. Plastik
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemasan sangat terbatas, tergantung
dari jenis makanannya. Hal ini terutama disebabkan plastik tidak tahan
panas, tidak hermetis artinya plastik masih bisa ditembus oleh udara
melalui pori-pori plastik, dan mudah terjadi pengembunan uap air di
dalamnya jika suhu di luar kemasan diturunkan.

Bahan baku untuk wadah kedua, bahan baku ini ada empat macam yaitu besi,
kayu, karton dan bambu. Pada umumnya bentuk dari wadah kedua berupa peti-
peti empat persegi dengan berbagai ukuran dan kapasitas sesuai dengan bahan
yang dikemasnya.

1. Besi
Wadah kedua yang terbuat dari besi meskipun kuat dan tahan kerusakan
fisis dan mekanis, sekarang jarang digunakan karena terlalu berat sehingga

8
menyusahkan pengangkutan dan distribusi serta proses pembuatannya
memakan waktu yang lama.
2. Kayu
Peti yang terbuat dari kayu mungkin merupakan wadah kedua yang paling
tua yang paling banyak digunakan dalam pengemasan bahan pangan dan
non pangan.Kayu mempunyai sifat cukup kuat, harganya murah dan
mudah didapat.Berdasarkan konstruksinya, peti kayu terdiri dari 4 (empat)
tipe.
3. Karton (Papan Kartu)
Karena pembuatan peti dari kayu secara manual masih mengalami
kesulitan, juga karena ongkos buruh bertambah besar, maka penggunaan
peti kayu sebagai wadah kedua sekarang sudah berkurang dan diganti
dengan peti peti yang terbuat dari karton. Penggunaan karton sebenarnya
sudah dimulai sejak diketemukannya bahan pengepak yang disebut
cellular board boxes yang mempunyai sifat-sifat elastisitas tinggi, dapat
dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal,
pemakaiannya mudah, dapat dilipat-lipat sehingga tidak memerlukan
ruang penyimpanan yang luas. Kemudian kotak papan seluler dikenal
sebagai kotak papan bergelombang yaitu peti karton yang memiliki lapisan
yang bergelombang, sehingga dapat menahan tekanan mekanis dari luar.
4. Bambu
Dari bambu dibuat keranjang-keranjang dengan kapasitas antara 20-25
kg.Bentuk keranjang ada dua yaitu bundar atau agak bulat (semi sirkuler).
Keranjang biasanya digunakan untuk pengepakan bahan pangan yang
dikirim dengan jarak dekat seperti pengiriman sayur antarkota di Indonesia

2.5 SYARAT – SYARAT PENGEMASAN

Syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, syarat-syarat tersebut


dapat berupa :

9
✓ Harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga
produk tetap bersih.
✓ Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air , gas,
dan penyinaran (cahaya).
✓ Mudah untuk dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah
dalampengangkutan dan distribusi.
✓ Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk kedalam
kemasan.
✓ Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma
atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
✓ Dapat menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas
agar dapat membantu promosi atau penjualan.

Adapun karakteristik dari masing-masing kemasan yaitu:

✓ Kemasan kertas: tidak mudah robek, tidak dapat untuk produk cair, tidak
dapat dipanaskan, fleksibel.
✓ Kemasan gelas: berat, mudah pecah, mahal, non biodegradable, dapat
dipanaskan, transparan/translusid, bentuk tetap (rigid), proses massal
(padat/cair), dapat didaur ulang.
✓ Kemasan logam (kaleng): bentuk tetap, ringan, dapat dipanaskan, proses
massal (bahan padat atau cair), tidak transparan, dapat bermigrasi ke
dalam makanan yang dikemas, non biodegradable, tidak dapat didaur
ulang.
✓ Kemasan plastik: bentuk fleksibel, transparan, mudah pecah, non
biodegradable, ada yang tahan panas, monomernya dapat mengontaminasi
produk.
✓ Komposit (kertas/plastik): lebih kuat, tidak transparan, proses massal,
pengisian aseptis, khusus cairan, non biodegradable

Selain jenis-jenis kemasan tersebut juga dikenal kemasan edible dan kemasan
biodegradable. Kemasan edible adalah kemasan yang dapat dimakan karena
terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak,
sedangkan kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat

10
didegradasi melalui proses fotokimia atau dengan menggunakan mikroba
penghancur.

2.6 PROSES PENGEMASAN

Dalam proses pengemasan ini dapat melalui beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut :
1. Tahap Exhausting Atau Pembuangan Gas
Proses pertama yang dilakukan untuk pengemasan kaleng makanan
adalah pembuangan udara. Tujuan tahapan ini untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan makanan. Mencegah tekanan udara yang berlebihan dan
mengurangi korosi. Cara pertama tahapan ini adalah exhausting termal.
Cara ini mengisi wadah dengan bahan yang sudah dipanaskan terlebih
dahulu. Tujuannya untuk mengeluarkan gas. Jika gas sudah berhasil
dikeluarkan, kemudian tutup kaleng ditutup. Cara yang lain adalah mengisi
kemasan kaleng dengan suhu kisaran 71 derajat sampai dengan 82 derajat
Celcius.
2. Tahap Sealing
Setelah tahap exhausting selanjutnya adalah sealing. Tahap ini
adalah menutup kemasan dengan rapi agar tidak ada udara yang masuk
kedalam kemasan kaleng. Tujuan dari tahap ini untuk menghindari
kerusakan, mencegah bakteri masuk dan berkembang di dalam kemasan
produk setelah dilakukan sterilisasi.
Penutupan kemasan menggunakan alat khusus. Sebelum ditutup,
kemasan harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu, untuk memastikan
head space sudah sesuai aturan dan syarat yang ditentukan sebagai standar
keamanan. Jika tahap pengecekan dan headspace sudah sesuai, penutupan
kemasan harus benar-benar rapat. Kemasan yang sudah ditutup rapat,
berikutnya akan melalui tahap pembersihan untuk menghilangkan sisa
bahan yang menempel pada kemasan produk. Pembersihan kemasan
tentunya menggunakan air panas yang diberikan campuran larutan H2PO4
yang dibilas dengan air hingga benar-benar bersih.

11
3. Tahap Sterilisasi
Tahap berikutnya adalah sterilisasi.Pada tahap ini kemasan kembali
dipanaskan pada suhu dan waktu tertentu. Adapun tujuan dari tahapan
sterilisasi adalah untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada
produk makanan ataupun minuman. Suhu yang digunakan pada tahap
sterilisasi tergantung makanan ataupun minuman dalam kemasan.
4. Tahap Cooling Atau Pendinginan
Tahap berikutnya dalam proses pengemasan dan pengalengan
makanan adalah tahap pendinginan. Tahap ini bertujuan untuk mencegah
tumbuhnya spora dari bakteri yang bisa merusak produk dalam kemasan
kaleng. Cara ini diawali dengan memanaskan produk terlebih dahulu, lalu
dipindahkan ke tempat yang dingin dengan suhu di atas rata-rata pada
sebuah ruangan.
Dengan proses pendinginan, butiran air yang menempel pada
kemasan dapat menguap dengan cepat. Dan tentunya hal ini juga bertujuan
untuk mencegah resiko perkaratan pada kemasan kaleng, yang bisa
merusak kualitas makanan yang ada dalam kaleng. Nah, jika kamu saat ini
sedang mencari tempat untuk kemasan produk kaleng, langsung saja
melakukan pencarian secara online ya. Kamu bisa menggunakan kata
kunci seperti Jual Kemasan Composite atau Jual Composite Can.
5. Tahap Finishing Atau Pengecekan Akhir
Finishing atau pengecekan akhir. Pada tahap ini produk akan
diperiksa kondisi dan beratnya untuk disesuaikan dengan takaran yang
sudah ditentukan. Apabila kondisi kemasan sudah dalam kondisi baik dan
berhasil melewati beberapa tahap, produk siap dipasarkan. Tapi apabila
kondisi kemasan kaleng masih belum layak, produk tidak akan dipasarkan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai


proses pengemasan yang sederhana atau tradisional hingga pengemasan yang
sifatnya modern. Saat ini, pengemasan merupakan salah satu faktor penting dalam
persaingan dunia usaha.Hampir semua orang membutuhkan kemasan dalam setiap
produknya.Selain sebagai alat pelindung dari kerusakan, kemasan juga berfungsi
sebagai nilai estetika yang menjadikan alasan mengapa orang memilih atau
membeli produk tersebut.Jaman dahulu, orang sudah mengenal alat pengemas
secara tradisional/alami berupa dedaunan (daun pisang, jati, dan daun jambu)
sebagai alat pembungkus makanan. Misalnya saja membungkus tempe dengan
menggunakan daun pisang atau jati. Selain daun pisang dan jati, orang juga
menggunakan daun jagung sebagai pembungkus dodol dan sebagainya.Dengan
semakin berkembangnya teknologi, kemasan tradisional kini sudah mulai
ditinggalkan.Walaupun masih ada beberapa orang yang memanfaatkan kemasan
tersebut untuk jenis makanan tertentu.Kini, produsen sudah banyak memanfaatkan
kemasan modern seperti kemasan plastik, kertas, kaleng/logam, dan lainnya.

3.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai pembaca memahami dan mempelajari berbagai


macam macam jenis dan materi Pengemasan.Selain untuk menambah referensi,
hal ini juga berguna di dunia kerja nantinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Risa Panti Ariani.2018.Preservasi Makanan Lokal.Depok: Penerbit Rajawali Pers.

Thomasmalau. Penting! Beginilah Proses Pengemasan Dan Pengalengan Makanan.

https://thomasentertaiment.com/penting-beginilah-proses-pengemasan-dan-
pengalengan-makanan/

Pande Ketut Diah Kencana. Jenis Kemasan Pangan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ed4c66eedb6b68b792a0b5234c
33b30f.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai