Disusun oleh :
Kelompok 4
Desy Nelsari 16334046
Mutiara Sania Rosyadi 16334049
Dosen :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS., Apt
Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Farmasi
2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................................2
1. Latar Belakang....................................................................................................................2
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
3. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
A. Pengertian Definisi Obat Herbal Terstandar......................................................................5
BAB III............................................................................................................................................8
PEMBAHASAN..............................................................................................................................8
KESIMPULAN.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
Lembar pertanyaan.......................................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan
sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label
yang terdapat pada kemasan.
4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu
kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan
pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia
perdagangan.
5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari
produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa
produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas
beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan
mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di
sekitarnya.
6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan
kecap dan sirup mengalami peningkatan sebagai akibat dari
penggunaan kemasan botol plastik.
7. Menambah daya tarik calon pembeli.
8. Sarana informasi dan iklan.
9. Memberi kenyamanan bagi pemakai (Julianti dan Mimi, 2006)
klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan):
a) Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman.
b) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-
kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng,
kotak karton untuk wadah strip obat dan sebagainya.
c) Kemasan tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer,
sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan.
Misalnya botol yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik obat dan sediaanya
1
Bagaimana kemasan primer sediaan Obat Herbal Terstandar
1
Bagaimana kemasan sekunder sediaan Obat Herbal Terstandar
Bagaimana kemasan tersier sediaan Obat Herbal Terstandar
Apa jenis kemasan primer, sekunder dan tersier yang digunakan untuk sediaan
Obat Herbal Terstandar
Apa yang harus tertera pada kemasan primer, sekunder dan tersier sediaan Obat
Herbal Terstandar
Bagaimana contoh untuk kemasan primer, sekunder dan tersier sediaan Obat
3. Tujuan
Mengetahui bagaimana karakteristik obat Herbal Terstandar berikut sediaannya
Mengetahui bagaimana kemasan primer, sekunder, dan tersier Obat Herbal
Terstandar
Mengetahui apa saja jenis kemasan primer,skunder dan tersier yang digunakan
untuk Obat Herbal Terstandar
Mengetahui apa yang harus tertera pada kemasan primer, sekunder dan tersier
sediaan Obat Herbal Terstandar
Mengetahui apa saja contoh kemasan primer, sekunder dan tersier untuk Obat
Herbal Terstandar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemasan adalah wadah, tutup dan selubung sebelah luar. Kemasan dapat
mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir. Untuk menjamin stabilitas dari
produk ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan kemas primer karena kontak
langsung dengan produk baik cair, padat, semi padat. Bahan kemas primer adalah
bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas-produk antara lain:
strip/ blister, botol, ampul, vial, plastik dan lain-lain. Bahan kemas sekunder adalah
pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan inner box. Bahan kemasan primer
adalah pembungkus setelah sekunder biasanya berupa outer box. Untuk menjamin
stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas
primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa
cairan dan semi padatan. Bahan kemas sekunder pada umumnya tidak berpengaruh
terhadap stabilitas (Kurniawan, 2012).
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi
produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan
dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
5
1) Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen,
agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan
mutu produk.
6
1) Harus selalu mengikuti dan mematuhi prosedur tertulis yang sudah
dibuat.
2) Harus selalu mengikuti dan menjalankan process control.
3) Pra penandaan pada bahan pengemas harus selalu dilakukan.
4) Sebelum melakukan pengemasan, kesiapan jalur pengemasan harus
selalu diperiksa.
5) Hanya obat yang berasal dari satu batch saja yang boleh
ditempatkan dalam satu palet.
6) Produk yang rupa dan bentuknya sama tidak boleh dikemas pada
jalur yang berdampingan.
7) Pada jalur pengemasan, nama dan nomer batch harus terlihat jelas.
8) Produk antara dan produk jadi yang masih dalam proses
pengemasan harus selalu diberi label identitas dan jumlah.
9) Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tapi belum diberi
label, harus dipisah dan diberi tanda.
10) Peralatan pengemasan tidak boleh bersentuhan langsung dengan
produk.
11) Bahan untuk pengemasan seperti: pelincir, perekat, tinta, cairan
pembersih, ditempatkan dalam wadah berbeda dari wadah untuk
produk.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Material Tipe Kegunaan
Gelas Primer Botol, ampul,vial berisi
bahan
Papan Sekunder Kotak berisi kemasan primer
Kertas Sekunder Leaflet , label
Liners Primer Penutup yang memberi segel
kompres
Wol Primer Pengisi kosong
Strip packaging
Blister pack
Dan teknik pengemasan lain yang mempunyai fungsi dan kelebihan masing-masing.
Label atau tanda yang harus tertera pada kemasan sediaan padat non steril berupa penandaan
yang berisi keterangan mengenai produk tersebut secara lengkap dan tidak menyesatkan, dan
paling sedikit mencantumkan :
9
Nama produk
Manfaat atau kegunaan
Cara penggunaan
Komposisi
Nama & Negara produksi
Nama & alamat lengkap pemohon notifikasi
Nomot batch
Ukuran isi atau berat bersih
Tanggal kedaluwarsa
Nomor notifikasI
Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras
dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” Contoh OHT (Diapet, Hi-
Stimono, Irex-Max, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan) OHT adalah
strata ke-dua setelah Jamu Simbol Logo Obat Fitofarmaka.
10
ATURAN DESAIN KEMASAN PRODUK HERBAL BPOM
Merk
Sebuah produk obat herbal harus memiliki merk / penamaan. Merk dengan menggunakan
salah satu nama bahan baku produk tetap bisa didaftarkan ke BPOM. Namun akan menjadi
masalah ketika merk tersebut akan dipatenkan ke Dirjen Haki, karena pematenan produk
tidak boleh menggunakan suatu nama general, harus membuat nama/kata baru yang berbeda.
lustrasi
Khasiat
Untuk mempermudah konsumen melihat & memahami khasiat suatu produk herbal, kadang
khasiat dicantumkan juga di bagian depan kemasan.
Nomor Registrasi
Nomor registrasi / pendaftaran untuk jenis obat herbal terdiri dari 9 digit dan diawali dengan
POM TR. Badan POM mengeluarkan 1 nomor registrasi untuk 1 item produk.
11
Logo Obat Herbal / Jamu
Logo jamu harus dicantumkan! BPOM membuat aturan logo ini harus dicantumkan di bagian
kiri atas. penggunaan warna logo juga tidak bisa dirubah, standard yang digunakan adalah
warna hijau tua. BPOM memiliki buku panduan yang berisikan gambar logo boleh
digunakan.
Obat herbal memiliki 3 tingkatan. Pertama adalah Jamu, kedua Obat Herbal Terstandar
(OHT), ketiga Fitofarmaka. OHT dan Fitofarmaka memiliki logo yang berbeda dengan jamu.
Kedua level ini adalah level lanjutan di mana suatu produk obat herbal harus memiliki
kriteria-kriteria tertentu. Fitofarmaka memiliki khasiat yang telah teruji klinis dan bisa
disejajarkan dengan obat farmasi.
Produsen
Produsen obat herbal juga harus dicantumkan di suatu kemasan produk. Hal ini untuk
memudahkan konsumen mengenali reputasi suatu perusahaan dalam memproduksi obat
herbal dan mencari info mengenai produsen obat. Bagi produsen sendiri pencantuman ini
penting untuk membangun citra perusahaan dan produknya.
Komposisi Produk
Sebuah obat herbal mengandung 1 atau beberapa racikan bahan obat. Aturan penulisannya
menggunakan nama latin bahan dan mencantumkan jumlah berat masing-masing bahan.
12
Netto / Isi
Pencantuman netto diperlukan untuk memberikan info yang berkaitan dengan dosis
pemakaian.
Khasiat yang dicantumkan pada suatu kemasan obat herbal harus sama dengan sertifikat yang
diberikan oleh BPOM. Khasiat tidak boleh dilebih-lebihkan/dramatis (contoh :
menyembuhkan stroke).
Cara Penyimpanan
Obat herbal memiliki standar tertentu dalam hal penyimpanan. Umumnya kalimat yang
ditulis adalah, “simpan di tempat sejuk dan kering serta terhindar dari cahaya matahari
langsung”. Hal ini bertujuan agar kandungan produk tidak mudah kadaluwarsa.
Dosis
Seperti obat dokter, obat herbal juga memiliki aturan dosis yang dianjurkan. Dosis untuk
pengobatan berbeda dengan pencegahan. Dosis yang berlebihan dalam mengkonsumsi obat
herbal juga akan menimbulkan efek samping.
Pencantuman kode produksi diperlukan baik oleh produsen maupun konsumen guna
mempermudah mengecek tanggal produksi, ataupun hal lain seperti pengajuan complaint dari
konsumen atas ketidakpuasan isi produk.
13
Tanggal kadaluwarsa harus dicantumkan guna mempermudah konsumen dalam menentukan
pilihan produk yang akan dikonsumsi.
Logo Halal
Bagi beberapa produsen, logo halal berikut nomornya sangat dipentingkan. Sikap masyarakat
Indonesia yang begitu mementingkan kehalalan suatu produk menjadikan logo halal penting
untuk dicantumkan.
14
KESIMPULAN
Kemasan adalah wadah, tutup dan selubung sebelah luar. Kemasan dapat
mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir. Untuk menjamin stabilitas dari
produk ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan kemas primer karena kontak
langsung dengan produk baik cair, padat, semi padat. Obat sesuatu yang dipergunakan
untuk menyembuhkan penyakit ataupun mencegah penyakit. Oleh karena itu kemasan
pada obat merupakan hal yang sangat penting dalam bidang farmasi dikarenakan obat
tak bisa bertahan lama dan terjaga kualitasnya tanpa kemasan yang tepat. Tapi di
jaman modern kemasan tidak hanya dipergunakan untuk menjaga keawetan dan
kualitas dari suatu pangan, namun juga menjadi nilai jual yang bisa terus
Strip packaging
Blister pack
Dan teknik pengemasan lain yang mempunyai fungsi dan kelebihan masing-
masing.
Jenis kemasan yang digunakan untuk kemasan produk sediaan padat non sterilharus
dapat melindungi isi terhadap pengaruh dari luar dan menjamin mutu, keutuhan, dan
keaslian isinya.
15
Label atau tanda yang harus tertera pada kemasan sediaan padat non steril berupa
penandaan yang berisi keterangan mengenai produk tersebut secara lengkap dan tidak
o Nama produk
o Cara penggunaan
o Komposisi
o Nomot batch
o Tanggal kedaluwarsa
o Nomor notifikasi
Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal
Terstandar” Logo berupa “Jari-Jari Daun (3 pasang) terletak dalam lingkaran dan
16
DAFTAR PUSTAKA
Padjadjaran.
Lachman, L., Lieberman, Herbert, A., Kanig, Joseph, L.,(1994).Teori dan Praktek
University Press.
17
18