PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
(Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009:3).
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Obat
tradisional secara umum dinilai lebih aman dari penggunaan obat modern. Hal
ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif
lebih sedikit dari pada obat modern (Oktora, 2006:1-2).
Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat,
termasuk sebagai obat untuk berbagai penyakit. Tumbuhan yang merupakan
bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Di hutan tropis Indonesia, terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari
jumlah tersebut, sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200
spesies saja yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat
tradisional. Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami
peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis berkepanjangan yang
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat modern yang
relatif mahal harganya (Romadhani, 2018:26-28).
Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit
yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan pada
masyarakat lansia (lanjut usia) dekat dengan gangguan rematik yang
merupakan salah satu dari penyakit degeneratif. Obat merupakan terapi utama
untuk mengurangi efek dari nyeri otot ataupun pegal linu (Ayad, 2013:2).
Salah satu obat yang dapat digunakan adalah obat gosok (linimentum).
Minyak gosok merupakan salah satu obat tradisional Indonesia yang
sampai saat ini masih banyak digunakan. Komposisi minyak gosok adalah
1
2
minyak lemak, mentol, dan kamfer (Cyntiani, 2012:1). Rasa hangat saat
dioleskanya minyak gosok disebabkan karena minyak gosok dapat melebarkan
pembuluh darah di permukaan kulit. Pelebaran pembuluh darah ini
menyebabkan darah yang mengalir di permukaan kulit akan lebih banyak dan
menimbulkan rasa hangat sehingga dapat meredakan rasa sakit (Sumali,
2014:1).
Obat gosok banyak beredar bebas di masyarakat sebagian besar
mengandung metil salisilat sebagai agen penghangat. Dalam obat gosok, metil
salisilat dapat menimbulkan sensasi hangat yang dapat meringankan rasa sakit.
sama seperti obat-obat lainnya. Metil salisilat mempunyai efek anti-inflamasi
dan digunakan untuk meringankan nyeri sendi, nyeri otot, dan kondisi rematik
yang berpotensi menimbulkan efek samping yaitu iritasi lokal terutama untuk
kulit sensitif, rasa terbakar, ruam, rasa panas dan kemerahan jika digunakan
pada permukaan tubuh yang luas (MIMS, 2015:119), sehingga diperlukan
alternatif obat gosok (linimentum) pengganti metil salisilat yang lebih aman
dan hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan.
Lada hitam merupakan jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai
bumbu dapur atau juga diolah menjadi pepper oil, Indonesia sudah lama
dikenal sebagai produsen utama lada dunia terutama lada hitam (Lampung
Black Pepper) yang dihasilkan di Provinsi Lampung (Dainuri, 2016:1-2). Lada
hitam (Piper nigrum L.) mengandung bahan aktif seperti felandren, dipenten,
kariopilen, enthoksilin, limonene, alkaloida, piperina dan kavisina (Depkes RI,
1980:108). Piperin memiliki aktivitas sebagai analgesik dan antipiretik pada
tikus, dan menunjukkan hasil yang sebanding dengan indometasin sebagai obat
standar (Sabina et al., 2013:11).
Cabai merah digunakan biji dari buahnya yang sudah masak yang disebut
fructus capsici untuk pembuatan sambel atau memberi rasa pedas pada
beberapa masakan, selain itu juga digunakan sebagai obat. Cabai merah
(Capsicum annuum L.) merupakan bahan yang mengandung capsaicin
(capsacutin), alkaloid yang mudah menguap, vitamin C, resin, minyak lemak
dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2005:340). Capsaicin merupakan zat yang
menimbulkan rasa pedas, terdapat pada biji dan plasenta buah cabai merah
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan bahwa komponen zat
aktif dari lada hitam dan biji cabai merah sangat cocok untuk dibuat sediaan
obat gosok (linimentum) pengganti metil salisilat, selain itu juga dapat
digunakan sebagai alternatif untuk menghindari efek samping dari metil
salisilat, serta untuk menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah
formulasi dan pembuatan obat gosok (linimentum) dengan menggunakan
minyak lada hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum
4
annuum L.) dengan konsentrasi minyak lada hitam 25% , minyak biji cabai
merah 25% , minyak lada hitam dan minyak biji cabai merah masing-masing
12,5% , serta obat gosok (linimentum) metil salisilat 25% , menggunakan
formula standar menurut Formularium Nasional dapat dibuat dan memenuhi
persyaratan umum obat gosok (linimentum)?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah sediaan obat gosok (linimentum) minyak lada
hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.)
dengan konsentrasi minyak lada hitam 25% , minyak biji cabai merah
25% , minyak lada hitam dan minyak biji cabai merah masing-masing
12,5% , serta obat gosok (linimentum) metil salisilat 25% , dapat dibuat
dan memenuhi syarat sediaan obat gosok (linimentum) meliputi organoleptik,
pH, homogenitas, volume terpindahkan, viskositas dan kesukaan panelis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sifat organoleptik obat gosok (linimentum) minyak lada
hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.)
b. Untuk mengetahui pH dari formulasi obat gosok (linimentum) minyak lada
hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.)
c. Untuk mengetahui sifat homogenitas obat gosok (linimentum) minyak lada
hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.)
d. Untuk mengetahui volume terpindahkan obat gosok (linimentum) minyak
lada hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum
L.)
e. Untuk mengetahui viskositas obat gosok (linimentum) minyak lada hitam
(Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.)
f. Untuk mengetahui kesukaan panelis dari obat gosok (linimentum) minyak
lada hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum annuum
L.)
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh selama menjalani perkuliahan di Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang Jurusan Farmasi khususnya dalam bidang ilmu farmasetika.
2. Bagi Institusi
Menambah daftar pustaka atau literatur bagi Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang Jurusan Farmasi mengenai obat gosok (linimentum) yang
berasal dari bahan alam yaitu minyak lada hitam (Piper nigrum L.) dan
minyak biji cabai merah (Capsicum annuum L.) yang dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai alternatif obat gosok
(linimentum) yang menjadi pengganti metil salisilat dengan menggunakan
minyak lada hitam (Piper nigrum L.) dan minyak biji cabai merah (Capsicum
annuum L.)