PERCOBAAN III
PEMISAHAN SENYAWA FENOLIK DALAM MINYAK CENGKEH
1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
Bukit Jimbaran, Badung, 80361
Email : arysintadewi1@gmail.com
ABSTRAK
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti
triterpenoid, steroid, dan saponin. Herba pegagan dimaserasi dengan etanol:akuades (70:30 v/v)
menghasilkan rendemen sebesar 21,346%. Skrining fitokimia ekstrak menunjukkan hasil positif
mengandung saponin. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom lambat dan diperoleh 39 fraksi.
KLT subfraksinasi dilakukan pada fraksi no. 4, 5, 8, 10 dengan nilai Rf sebesar 0,45; 0,45; 0,5; dan 0,5375.
Dilanjutkan dengan KLT preparatif dengan eluen kloroform: methanol: air (65:25:4 v/v) menunjukkan
adanya pita biru yang menunjukkan adanya kandungan saponin. KLT hasil subfraksinasi dilakukan dengan
menggunakan eluen kloroform:metanol:akuades (65:25:4 v/v) didapatkan spot berwarna biru dengan nilai
Rf sebesar 0,46. KLT Dua Dimensi dilakukan dengan menggunakan dua jenis eluen yaitu 6,9 mL
kloroform, 2,7 mL metanol, 0,4 air mL dan 5,3 mL kloroform, 2,8 mL asam asetat glasial, 1,1 mL metanol
dan 0,7 mL air. Spot hasil KLT dua dimensi berwarna biru dengan Rf 0,5 dan 0,71. Herba pegagan
mengandung asiatic acid dan madecassic acid.
ABSTRACT
Centella asiatica L. Urban contains triterpenoids, steroids, and saponins. C. asiatica L. Urban was
macerated with ethanol: water (70:30 v/v) yield produced at 21,346%. Phytochemical screening tests
showed that C. asiatica L. Urban extract contains saponins and triterpenoid. Fractionation was carried out
by column chromatography and 39 fractions were obtained. TLC subfractionation was carried out only in
fraction number 4, 5, 8, 10 there was a blue-purple fluorescence which Rf value were 0,45; 0,45; 0,5;
0,5375. Preparative TLC was then done carried out (chloroform: methanol: water (65: 25: 4 v/v/v)) the
presence of a blue band showed saponins contents. The process then continued with TLC (chloroform:
methanol: water (65: 25: 4 v/v/v)) showed blue spot which its Rf value was 0.46. Lastly, Two-dimensional
TLC was carried out using two types of mobile phases which were 6,9 mL chloroform, 2,7 mL methanol,
0,4 mL aquadest and 5,3 mL chloroform, 2,8 mL glacial acetic acid, 1,1 mL methanol and 0,7 mL aquadest
and gave blue-colored fluorescences spots which its Rf value were 0,5 and 0,71 respectively. C. asiatica L.
Urban contains asiatic acid and madecassic acid.
68
Diversifikasi Penggunaan Cengkeh
NANAN NURDJANNAH
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development
Jl. Tentara Pelajar No.12 Bogor
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi penambahan minyak cengkeh Syzygium aromaticum dalam pakan
untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan mas Cyprinus carpio. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga
bulan April 2015, di Laboratorium Produksi, Kolam Percobaan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan uji yang digunakan adalah mas dari varietas Majalaya yang berbobot 3,90
±1,08 g. Ikan ditebar pada akuarium berukuran 50×40×35 cm3 (volume 150 L) dengan kepadatan 25 ekor ikan setiap
akuarium. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan yang mengandung minyak cengkeh dengan dosis 0, 5, 10, 15,
atau 100 mg 100 g-1 pakan dengan masing-masing tiga ulangan. Uji pertumbuhan dilakukan selama 56 hari, dilanjutkan
dengan uji kecernaan selama 10 hari. Ikan diberi pakan tiga kali dalam sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00. Ha-
sil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pertumbuhan ikan mas dipengaruhi oleh penambahan minyak cengkeh. Ikan
yang diberi pakan dengan penambahan minyak cengkeh pada dosis 100 mg 100 g-1 pakan secara signifikan memiliki ki-
nerja pertumbuhan dan status kesehatan terbaik, termasuk profil gambaran darah dan tinggi vili usus.
Abstract
The aim of this research was to determine the effect of the diet supplemented with clove oil Syzygium aromaticum on the
growth performance of common carp, Cyprinus carpio. The experiment was carried out from February to April 2015 at
the Laboratory Production, Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural
University. Common carp, strain Majalaya with an initial body weight of 3.90±1.08 g were reared in the 50×40×35 cm3
aquaria (150 L volume) at density of 25 fish per aquaria. During the rearing period, fish were fed on the diet contained
with clove oil with a dose of 0, 5, 10, 15, or 100 mg 100 g-1 diet with three replications. The experiment for growth
performance was conducted for 56 days and followed by digestibility test for 10 days. The fish were fed three times a day
at 08:00, 12:00 and 16:00 hours. The results showed that the growth performances of fish were affected by clove oil
supplementation. Fish fed on the diet supplemented with clove oil at a dose of 100 mg 100 g-1 diet significantly had the
best growth performance and health status, including blood profile and the intestinal villus length.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi basa kuat KOH dan Ba(OH) 2yang
tepat sebagai reaktan untuk menghasilkan eugenol dengan rendemen tinggi, sifat fisiko-kimia yang
sesuai,dan mendapat kemurnian eugenol yang maksimal. Isolasi eugenol dilakukan dengan
mereaksikannya dengan larutan basa kuat NaOH 4-6% disertai pengadukan, kemudian direaksikan
dengan asam encer (HCl) sehingga terjadi pemisahan komponen eugenol dan non-eugenol.
Perlakuan terbaik pada pemurnian eugenol yaitu pada perlakuan pada penggunaan basa kuat KOH
dengan konsentrasi 1,25 N mendapat kemurnian eugenol sebesar 91,70% dan 8 senyawa pengotor
dengan kadar sebesar 8,30%. Rendemen yang diperoleh sebesar 79%, berat jenis 1,063 gr/ml, dan
indeks bias sebesar 1,610.
ABSTRACT
This research aimed to determine the exact concentrations of strong alkalines KOH and
Ba(OH)2 as reactants to produce eugenol with high yield, suitable physical-chemical attributes and
maximum eugenol purity. Isolation of eugenol was done by reacting it with strong alkaline solution
of NaOH 4-6% along with stirring, then reacted with a diluted acid (HCl) resulting in the
separation of eugenol and non-eugenol components.The best treatment on eugenol purification was
the use of strong alkaline KOH with concentration of 1,25 N resulted in eugenol purity of 91,70%
and 8,30% rate of 8contaminant compounds.Yield was 79%, density was 1,063 gr/ml, and refractive
index was 1,610