DRAFT PROPOSAL
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
DOSEN PENGAMPU:
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pinang (Areca catechu L.) adalah salah satu jenis palma, tanaman perkebunan yang
sudah lama dikenal masyarakat dan tergolong pula sebagai komoditi yang mempunyai
prospek baik untuk terus dilaksanakan upaya pembudidayaannya dalam skala komersial.
Permintaan pinang Indonesia dari konsumen luar negeri, terutama bijinya yang telah
dikeringkan, dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Dari kenyataan
ini pinang dapat menjadi ajang usaha bagi yang berminat menekuninya, kecuali prospektif
untuk mata dagangan ekspor, pinang juga dapat dikategorikan sebagai tanaman perkebunan
berguna. Bukan hanya bijinya yang bermanfaat dan dibutuhkan, namun bagian lain dari
tanaman pinang dapat memberikan manfaat tersendiri, antara lain sebagai bahan bangunan,
bahan ramuan obat tradisional, bahan baku industri dan tanaman hias.
Pinang merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia yang bijinya secara tradisional
digunakan sebagai obat luka bakar. Pinang mudah tumbuh di daerah tropis dan biasa ditanam
di pekarangan, taman, atau di budidayakan. Pinang memiliki banyak kegunaan dari biji, daun,
hingga pelepah. Biji pinang sebagai obat tradisional diantaranya sebagai obat cacingan, obat
luka bakar, dan kudis. Masyarakat biasanya menggunakan biji pinang muda sebagai obat luka
bakar dengan cara ditumbuk secukupnya dan di tempelkan langsung ke daerah luka bakar
atau dengan cara merebus biji pinang dan air rebusannya di gunakan untuk membersihkan
bagian luka dan infeksi kulit lainnya.
Biji pinang oleh beberapa suku disumatra utara dimanfaatkan sebagai sumber cemilan
utama dicampurkan dengan daun sirih , bahkan makan pinang sudah menjadi tradisi dan
budaya masyarakat. Secara tradisional biji pinang telah lama dimanfaatkan sebagai obat. Biji
pinang digunakan sebagai obat pendarahan atau luka . Biji pinang mentah digunakan untuk
berbagai penyakit, seperti anemia, leukoderma, lepra, obesitas dan kecacingan. Air rebusan
akar pinang digunakan untuk pengobatan penyakit dalam dan liver . Tanaman pinang juga
digunakan untuk mengobati sakit maag.
Biji pinang mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Saponin ini
mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka
terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena
mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid mempunyai aktivitas sebagai
antiseptik dan alkaoloid memiliki kemapuan sebagai antibakteri. Tanin dalam biji pinang
berkhasiat dalam meningkatkan kekuatan renggangan pada luka bakar dan penciutan pori-
pori kulit. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee dan Choi (1999) menyebutkan
bahwa ekstrak etanol biji pinang memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar
45,4 μ mg/ml. Aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak etanol biji pinang ini
berkolerasi positif dengan pencegahan kanker.
2
3. Bagaimana cara melakukan Skrining Fitokimia senyawa metabolit sekunder biji buah
pinang (Areca catechu L.)?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai
kandungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat
dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif, maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Metode skrining fitokimia secara kualitatif dapat dilakukan melalui reaksi
warna dengan menggunakan suatu pereaksi tertentu. Hal penting yang mempengaruhi
dalam proses skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi. Pelarut yang
tidak sesuai memungkinkan senyawa aktif yang diinginkan tidak dapat tertarik secara baik
dan sempurna (Vifta, 2018).
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung
dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat
reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang
berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi
(Kristianti dkk., 2008). Hasil skrining kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada biji kering buah pinang antara lain, flavonoid, tanin dan terpenoid, sedangkan
kandungan yang nihil adalah saponin dan alkaloid. kandungan fitokimia yang terdapat pada
biji pinang yaitu saponin, plobatanin, tanin, alkaloid, flavonoid dan fenol.
Menurut (Handayani dkk., 2016) Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara
membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu integritas
membrane sel bakteri. Tanin yang berfungsi sebagai antibakteri dan antifungi serta sebagai
adstringen yang menyembabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, dan
menghetikan pendarahan yang ringan. Alkaloid juga mempunyai kemampuan sebagai
antibakteri. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi
membunuh kuman atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme
5
BAB III
METODE
6
hingga diperoleh ekstrak biji pinang dan dikentalkan di atas penangas air. Diperoleh ekstrak
kental biji pinang kemudian ditimbang untuk mengetahui berat ekstrak (Djohari, et al., 2020).
7
DAFTAR PUSTAKA
Asrianto, A., Asrori, A., Sahli, I. T., Hartati, R., Kurniawan, F. B., & Purwati, R. (2021).
Bioaktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Arecha catechu L.) terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli: Bioactivity of Betel Nut (Arecha catechu L.) Ethanol
Extract against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Jurnal Sains dan
Kesehatan (J. Sains Kes.), 3(6), 839-845.
Dewi, I. D. A. D. Y., Astuti, K. W., & Warditiani, N. K. (2013). Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana l.). Jurnal Farmasi Udayana, 2(4),
13-18.
Djohari, M., Armon, F., Annisa, S. (2020). Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Etanol Biji Pinang
(Arecha catechu L.) Terhadap Isolat Bakteri Gigi, 18(1): 81-87.
Handayani, F., Sundu, R., & Karapa, H. N. (2016). Uji aktivitas ekstrak etanol biji pinang
(Areca catechu L.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit punggung mencit
putih jantan (Mus musculus). Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(2), 154-160.
Javed, F., Al-Hezaimi1, K., & Warnakulasuriya, S. (2019).Kebiasaan mengunyah pinang
adalah faktor risiko yang signifikan untuk sindrom metabolik: tinjauan sistematis.
The Journal Of Nutrition, Health & Aging 1- 4.
Rairisti, A. (2014) Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L.) Terhadap
Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih ( Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar.
Silalahi, M. (2020). Manfaat dan toksisitas pinang (Areca catechu) dalam kesehatan manusia.
Jurnal Kesehatan Bina Generasi, 11(2), 26-31.
Vifta, R. L., & Advistasari, Y. D. (2018). Skrining Fitokimia, Karakterisasi, dan Penentuan
Kadar Flavonoid Total Ekstrak dan Fraksi-Fraksi Buah Parijoto (Medinilla speciosa
B.). In Prosiding Seminar Nasional Unimus (Vol. 1).