Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

FORMULASI DAN UJI SETABILITAS SEDIAAN SIRUP ANTIOKSIDAN


MENGGUNAKAN DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.)

Untuk Memenuhi Penilaian Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Semi Solid Dan Liquid

Disusun oleh :

Risma Pebrianti
2108060056

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia nya
sehingga proposal penelitian ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Judul dalam penelitian ini adalah “Formulasi sediaan sirup dan uji
stabilitas antioksidan menggunakan daun pepaya (Carica Papaya L.) ”. Proposal
penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Ujian Tengah
Semester Mata Kuliah Semi Solid dan Liquid Program Studi Strata Satu Fakultas
Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama NTB. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa
bantuan dari berbagai pihak, proposal ini tidak bisa terwujud. Untuk itu, dengan rasa
bangga perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada Ibu Apt. Almahera S.Farm., M.Farm selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Semi Solid dan Liquid.

Tugas ini sangat bermanfaat terutama bagi mahasiswa semester 4 keatas


karena dengan adanya tugas ini dapat memberikan gambaran bagaimana penyusunan
proposolan penelitian yang akan di tempuh pada semester akhir perkuliah untuk
mendapat gelar sarjana.

Proposal ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan
saran yang dapat mengembangkan proposal ini sangat penulis harapkan guna
menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Penulis
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daun pepaya dan daun jambu biji dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia serta sering dimanfaatkan sebagai masakan dan obat tradisional.
Kedua daun ini diketahui memiliki potensi antidiare, antiinflamasi,
antimutagenik, dan antioksidan karena adanya kandungan polifenol, vitamin
C dan E, karotenoid, fenolik, dan flavonoid.
Penenitian yang dilakukan oleh Ayodele dan Olabode (2015)
menunjukkan flavonoid daun pepaya segar dan daun pepaya kering secara
berturutan 0,275±0,015μg/mL dan 0,615±0,025 μg/mL. Aktivitas antioksidan
(IC50) ekstrak metanol daun pepaya dengan metode DPPH 0,93 mg/mL
(Irondi et al., 2012), dan ekstrak etanol daun pepaya memiliki DPPH
scavenging activity 95,26 μg/mL (Zahra et al., 2017). Menurut Daud et al.
(2011), ekstrak etanol daun jambu biji putih dapat menghambat oksidasi lipid
hingga 94,19%. Aktivitas antioksidan (IC50) yang ekstrak etanol 70% dengan
fraksi etil asetat dengan metode DPPH adalah 29,072 μg/mL.
Penenitian yang dilakukan oleh Ayodele dan Olabode (2015)
menunjukkan flavonoid daun pepaya segar dan daun pepaya kering secara
berturutan 0,275±0,015μg/mL dan 0,615±0,025 μg/mL. Aktivitas antioksidan
(IC50) ekstrak metanol daun pepaya dengan metode DPPH 0,93 mg/mL
(Irondi et al., 2012), dan ekstrak etanol daun pepaya memiliki DPPH
scavenging activity 95,26 μg/mL (Zahra et al., 2017). Menurut Daud et al.
(2011), ekstrak etanol daun jambu biji putih dapat menghambat oksidasi lipid
hingga 94,19%. Aktivitas antioksidan (IC50) yang ekstrak etanol 70% dengan
fraksi etil asetat dengan metode DPPH adalah 29,072 μg/mL.
Penelitian Trissanthi dan Susanto (2016) menunjukkan konsentrasi
asam sitrat adalah faktor lain pendukung pembuatan sirup. Asam sitrat 2%
pada sirup alang-alang adalah perlakuan terbaik dibanding 1,5% dan 2,5%
berdasarkan analisis kimia dan organoleptik, oleh sebab itu pada penelitian
digunakan 1,0; 1,5; dan 2,0%. Sunami et al. (2017) menemukan konsentrasi
(CMC) juga mempengaruhi karakteristik minuman yang baik. Sebanyak 1,2%
CMC menghasilkan susu ketapang berviskositas tinggi, maka dalam
penelitian digunakan konsentrasi CMC sebesar 0,8; 1,0; dan 1,2%
Pemanfaatan daun pepaya dan daun jambu biji pada produk pangan
olahan meskipun berpotensi dalam penghambatan radikal bebas, masih
terbatas; dikarenakan kedua daun memiliki rasa pahit, padahal di lingkungan
sekitar ketersediaannya sangat banyak dijumpai. Oleh sebab itu mendorong
dilakukannya penelitian ini dengan tujuan untuk menentukan rasio daun
pepaya dan daun jambu biji serta menentukan konsentrasi asam sitrat dan
CMC dalam pembuatan sirup antioksidan yang diterima konsumen secara
organoleptik.
B. Perumusan Masalah
Daun pepaya dan daun jambu biji dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia serta sering dimanfaatkan sebagai masakan dan obat tradisional.
Kedua daun ini diketahui memiliki potensi antidiare, antiinflamasi,
antimutagenik, dan antioksidan karena adanya kandungan polifenol, vitamin
C dan E, karotenoid, fenolik, dan flavonoid. Keterbatasan pemanfaatan kedua
daun ini mendorong dilakukannya penelitian produk pangan olahan bernilai
fungsional. Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio daun pepaya dan
daun jambu biji serta menentukan konsentrasi asam sitrat dan Carboxy Methyl
Cellulose (CMC) dalam pembuatan sirup antioksidan. Berdasarkan prnelitian
yang dilakukan oleh Eveline dan Herga (2020) Pembuatan sirup daun pepaya
dan daun jambu biji dengan rasio 40:60, asam sitrat 2% dan CMC 1%
menghasilkan sirup antioksidan terbaik dengan pH 2,83, TPT 51,7°Brix,
viskositas 1780,83 cPs, fenolik 1823,99 mg GAE/L, flavonoid 516,92 mg
QE/L, aktivitas antioksidan (IC50) 8825,04 ppm (kategori kuat), dan masih
dapat diterima konsumen (4,59 dari skala 7.00 [netral]).
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah sediaan sirup dari ekstrak daun pepaya (carica papaya L.) dan
daun jambu biji (pasidium guajava) memenuhi karakteristik sediaan ?
2. Apakah sediaan sirup dari ekstrak daun pepaya (carica papaya L.) dan
daun jambu biji (pasidium guajava) efektif sebagai antioksidan ?
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio daun pepaya dan daun
jambu biji serta menentukan konsentrasi asam sitrat dan Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) dalam pembuatan sirup antioksidan.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui apakah sediaan sirup dari ekstrak daun pepaya
(carica papaya L.) dan daun jambu biji (pasidium guajava)
memenuhi karakteristik sediaan.
2. Untuk mengetahui apakah sediaan sirup dari ekstrak daun pepaya
(carica papaya L.) dan daun jambu biji (pasidium guajava) efektif
sebagai antioksidan.
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
a) Memberikan informasi bahwa daun pepaya dan daun jambu biji bisa
digunakan sebagai sediaan sirup dan sebagai antioksidan
b) Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya melestarikan
dan memanfaatkan daun pepaya dan daun jambu biji karena memiliki
banyak manfaat.
2. Manfaat praktis
a) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa
baik sebagai acuan dalam skripsi maupun sebagai literatur dalam
penulisan karya ilmiah.
b) Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
bagi peneliti lain yang ingin meneliti dibidang farmasi khusunya
dalam bidang kosmetik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tumbuhan Pepaya


Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan
bagian utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan
Asia serta India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis,
termasuk Indonesia di abad ke-17 (Setiaji, 2009). Menurut Kalie (1996), suku
Caricaceae memiliki empat marga, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta, dan
Cylicomorpha. Ketiga marga pertama merupakan tanaman asli Meksiko bagian
selatan serta bagian utara dari Amerika Selatan, sedangkan marga keempat
merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Marga Carica memiliki 24 jenis,
salah satu diantaranya adalah papaya. Tanaman pepaya (Carica papaya) merupakan
salah satu tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Daun pepaya memiliki
kandungan senyawa alkaloid karpain, papain, flavonoida, polifenol, dan saponin.
2.1.1 Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung protein, lemak, vitamin kalsium, dan zat besi
yang berfungsi sebagai pembentuk hemoglobin. Daun pepaya segar dapat
berfungsi sebagai antioksidan. Rasa pahit yang terdapat pada daun pepaya
didapatkan dari kandungan alkaloid karpain (Krishna et al. 2008). Ekstrak
daun pepaya dapat berfungsi sebagai antioksidan. Terjadinya aktivitas
antioksidan didapatkan dari metabolit sekunder yang terkandung dalam daun
pepaya yakni senyawa alkaloid yang memberikan rasa pahit (Ginting et al.,
2013). Senyawa alkaloid pada daun pepaya merupakan senyawa metabolit
sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai pemberi rasa pahit
(Aini et al., 2013).
2.1.2 Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Caricales

Suku : Caricaceae

Marga : Carica

Jenis : Carica papaya L.

2.1.3 Morfologi
Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mancapai 8 m.
Batang tidak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal
daun. Pepaya bisa hidup pada ketinggian tempat 1 m - 1.000 m dari permukaan
laut dan pada suhu udara 22°C-26°C. Pada umumnya semua bagian dari
tanaman baik akar, batang, daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan (Warisno,
2003).
Tanaman pepaya memiliki batang pohon yang tidak berbacabang, berbentuk
bulat berongga tidak berkayu dan terdapat bekas tangkai daun yang sudah
rontok. Tanaman ini memilik tangkai daun yang panjang dan terkumpul di
ujung batang dan daun tunggal berbentuk menjari (Lutfhi Aulia, 2019).
Pepaya varietas cibinong buahnya berbentuk panjang, besar dan lancip pada
bagian ujung, daging buah masak berwarna merah kekuning, agak keras dan
cukup manis. Bentuk dan ukuran pepaya cibinong jauh berbeda dengan varietas
solo dan jinggo karena buahnya panjang dan besar, bentuk buah membesar dari
pangkal ke bagian tengah buah kemudian melancip kebagian ujung buah, kulit
buahnya kasar, dan biasanya masak dari bagian ujung, sedangkan bagian
pangkal tetap berwarna hijau dan lama untuk berubah menjadi kuning. Daging
buah berwarna hijau dan lama untuk berubah menjadi kuning. Daging buah
berwarna merah kekuningan dan rasanya kurang manis, berat buah mencapai
2,5-6 kg/buah. Varietas ini dikembangkan sebagai pepaya unggul sejak tahun
1983 oleh pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan (Kalie, 2006).
2.1.4 Habitat
Pepaya merupakan tanaman buah,tumbuh pada tanah lembab ang subur dan
tidak tergenang air tanaman ang berasal dari amerika tengah ini berbuah
sepanjang tahun dimulai pada umur 6-7 bulan, mulai berkurang setelah berumur
4 tahun. Tanaman ini tumbuh lebih cepat dan bisa ditemukan dari dataran
rendah sampai 1.000 mdpl.
2.1.5 Kandungan Kimia
Daun pepaya mengandung alkaloid, karpain, enzim papain, vitamin C dan
vitamin E (Anindhita dan Oktaviani, 2016). Daun pepaya juga mengandung
senyawa lain seperti saponin, flavonoid dan tanin (Krishna dkk., 2008).
Senyawa tersebut merupakan senyawa hasil metabolit sekunder yang banyak
dihasilkan oleh tanaman.
Senyawa flavonoid berperan sebagai antibiotik dengan mengganggu
mikroorganisme seperti fungi. Senyawa alkaloid berfungsi menghambat 5
pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Saponin berperan dalam
proses pencernaan dengan cara meningkatkan permeabilitas dinding sel pada
usus dan meningkatkan penyerapan zat makanan (Hasiib dkk., 2015).

Daun pepaya memiliki kandungan senyawa alkaloid karpain, papain,


flavonoida, polifenol, dan saponin. Selain itu, daun pepaya mengandung
protein, lemak, vitamin kalsium, dan zat besi yang berfungsi sebagai pembentuk
hemoglobin. Daun pepaya segar dapat berfungsi sebagai antioksidan. Rasa pahit
yang terdapat pada daun pepaya didapatkan dari kandungan alkaloid karpain
(Krishna et al. 2008). Ekstrak daun pepaya dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Terjadinya aktivitas antioksidan didapatkan dari metabolit sekunder yang
terkandung dalam daun pepaya yakni senyawa alkaloid yang memberikan rasa
pahit (Ginting et al., 2013). Senyawa alkaloid pada daun pepaya merupakan
senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai
pemberi rasa pahit (Aini et al., 2013)

2.2 Antioksidan
Menurut winarsi (2007), antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron
(electron donor) atau reduktan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan
suatu elektronya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa
oksidan tersebut bisa dihambat (Saleh et al., 2012). Antioksidan merupakan
senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi memutus reaksi
berantai dari radikal bebas yang terdapat dalam tubuh (Pratiwi et al., 2010). Tubuh
manusia memiliki sistem antioksidan untuk menangkal aktivitas radikal bebas,
yang secara kontinu dibentuk dalam tubuh memerlukan asupan antioksidan dari
luar (Rahayu et al., 2015). Radikal bebas yang dihasilkan secara terus menerus
selama proses metabolisme normal, dianggap sebagai penyebab terjadinya
kerusakan fungsi sel-sel tubuh yang akhirnya menjadi pemicu timbulnya penyakit
degeneratif (Juniarti et al, 2009).
Antioksidan sintetik seperti BHA (butyLated hidroxy aniLine) dan BHT
(buttyLated hidroxy toLuen) telah diketahui memilki efek samping yang besar
antara lain menyebabkan kerusakan hati (Kikuzaki, dkk, 2002). Di sisi lain alam
menyediakan sumber antioksidan yang efektif dan relatif aman seperti flavonoid,
vitamin C, beta karoten dan lain-lain. Hal tersebut mendorong semakin banyak
dilakukan eksplorasi bahan alam sebagai sumber antioksidan. Menurut Molyneux
(2004), antioksidan bereaksi dengan 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPHH) yang
menstabilkan radikal bebas dan mereduksi DPPH. Kemudian DPPH akan bereaksi
dengan atom hidrogen dari senyawa peredam radikal bebas membentuk 1,1-
difenil2-pikrilhidrazin (DPPH-H) yang stabil. Reagen DPPH yang bereaksi dengan
antioksidan akan mengalami perubahan warna dari ungu ke kuning, intensitas
warna tergantung kemampuan dari antioksidan (Putrawan Nurdin Anang, 201
2.3 metode uji stabilitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan mengetahui kapasitas senyawa aktif dalam
ekstrak untuk menangkap radikal bebas. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol
daun Alocasia marcorrizhos diukur menggunakan metode DPPH (1,1- diphenyl2-
picrylhydrazil). DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dan tidak
membentuk dimer akibat delokalisasi dari elektron bebas pada selurug molekul.
Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode ini didasarkan pada
hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH oleh senyawa antioksidan dalam
sampel, sehingga menghasilkan senyawa DPP Hidrazin (DPPH) berwarna kuning.
Metode ini tidak memerlukan substrat sehingga lebih sederhana dengan waaktu 16
analisis yang lebih cepat (Moluneux 2004). Metode DPPH telah banyak digunakan
dalam analisis antioksidan seperti pada penelitian Anwariyah (2011) yang
mengkaji aktivitas antioksidan lamun Cymodocea rotundata dengan metode
DPPH, selain itu Irianti et al. (2011). Menguji aktivitas antioksidan DPPH oleh
ekstrak etanolik batang brotowali dan fraksi-fraksinya (Syarah Anliza dan
Hamtini, 2017). Metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1- diphenyl-2-
picrylhydrazil) didasarkan pada reduksi dari larutan methanol radikal bebas DPPH
yang berwarna oleh penghambat radikal bebas. Ketika larutan DPPH yang
berwarna ungu bertemu dengan bahan pendonor elektron maka DPPH akan
tereduksi, menyebabkan warna ungu akan memudar dan digantikan warna kuning
yang berasal dari gugus pikril (Prayoga, 2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium untuk


membuat formulasi sirup antioksidan dari ekstrak daun pepaya serta pengujian
efektivitas kandungan antioksidan pada daun pepaya. Uji aktivitas antioksidan
dilakukan mengetahui kapasitas senyawa aktif dalam ekstrak untuk menangkap
radikal bebas. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun Alocasia
marcorrizhos diukur menggunakan metode DPPH (1,1- diphenyl2-
picrylhydrazil). Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode ini
didasarkan pada hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH oleh senyawa
antioksidan dalam sampel, sehingga menghasilkan senyawa DPP Hidrazin
(DPPH) berwarna kuning.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Nahdlatul


Ulama NTB.

2. Waktu

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Desember 2023- April 2024


C. Variabel Riset
1. Variabel Bebas

2. Variabel Terikat

D. Alat dan Bahan


1. Alat
gelas, oven, mesin penyerbuk, bejana maserasi, penangas air, pengaduk,
corong, desikator, mortir dan stamper, sendok besi, blender (Philips), botol
kaca, homogenizer (Kika Labortechnik), hot plate stirrer (Stuart), magnetic
stirrer, pengayak No. 25 (Retsch), pH-meter (Hanna Instruments), rotary
evaporator (Heidolph Laborate 4000 Efficient), stopwatch, sudip, timbangan
analitik (Ohauss), ultrasonic bath (Bandelin Sonorex Digitec), waterbath
(SMIC)
2. Bahan
Daun pepaya (carica papaya L.), akuades, aluminium foil, etanol 96%
(teknis), etanol 96% p.a (Merck), etanol 70% p.a (Merck), kertas saring,
sorbitol, asam sitrat, natrium benzoate, trietanolamin dan propilen glikol
(Brataco).
E. Metode Penelitian
1. Ekstraksi daun Pepaya
Daun pepaya yang digunakan adalah daun dewasa Daun dicuci
bersih di bawah air mengalir, ditiriskan dan dikeringkan dengan
dikeringanginkan. Sebelum diserbuk, simplisia daun pepaya dikeringkan
dengan oven selama 2 jam. Setelah simplisia kering, yang ditandai
dengan mudahnya simplisia tersebut dipatahkan, diserbuk dengan mesin
penyerbuk dan diayak dengan ayakan nomor 20.
Serbuk daun pepaya dimaserasi dengan pelarut etanol 70%,
direndam selama 24 jam sambil sekali-kali diaduk. serat dipisahkan
dengan penyaringan menggunakan kain flanel. Residu yang tersisa
dimaserasi kembali sebanyak 2 kali menggunakan etanol 70%. Seluruh
filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan diendapkan selama 24 jam.
Kemudian filtrat disaring kembali, dan filtrat diuapkan sehingga didapat
ekstrak kental daun pepaya.
2. Formulasi sediaan Sirup
formulasi sediaan sirup dengan ekstrak daun pepaya

Bahan F1 F2 F3

Ekstrak daun pepaya 2 2 2

Propulen glikol 3 3 3

Sorbitol 60 63 65

Asam sitrat 0,3 0,3 0,3

Natrium benzoat 0,4 0,4 0,4

Perasa qs qs qs

Trietamolamin qs qs qs

Aquadest Add 100 ml Add 100 ml Add 100 ml

Pada pembuatan sirup ini ekstrak kental dari daun pepaya di masukkan
kedalam gelas beker. Propilen glikol ang sudah di timbang dimasukkan
bersama ekstrak kental dalam wadah yang sama. Kemudian aduk larutan
hingga homogen. Setelah homogen masukkan sorbitol yang telah ditimbang
aduk kembali hingga homogen. Sirp kemudian dipindahkan kedalam labu
takar 100 ml lalu tambahkan perasa dan aquades yang telah dicampurkan
asam sitrat hingga volume tepat 100 ml sirup ditambahkan trietanolamin
sampai pH sediaan netral kemudian dilakukan pengadukan. Sediaan sirup
kemudian dimasukkan kedalam botol.
3. Evaluasi Sediaan Sirup
Evaluasi sediaan sirup ekstrak daun carica papaya L. yang dilakukan antara lain
adalah :

a. Uji organoleptis
Data-data yang dikumpulkan pada pemeriksaan organoleptis meliputi
warna, aroma, dan rasa dari sediaan sirup (Syakri & Putra, 2017).
b. Uji homogenitas
Pengukuran homogenitas dilakukan dengan cara menempatkan sirup
sebanyak 1 tetes diatas kaca objek kemudian ditekan dengan kaca objek
diatasnya dan diamati dibawah cahaya untuk melihat distribusi partikel
(Syakri & Putra, 2017).
c. Uji Viskositas Sediaan
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer
Brookfield. Rotor dinyalakan dan diuji dengan berbagai nomer spindel yaitu
nomer 1, 2, 3 dan 4 dengan menggunakan kecepatan 6, 12, 30, dan 60 rpm.
Angka dial reading dikalikan dengan faktor koreksi yang dilihat pada tabel
yang ada di brosur alat untuk mendapatkan nilai viskositas (Ratnapuri,
Haitami, & Fitriana, 2019)
d. Uji Bobot Jenis
Pengujian berat jsenis sediaan dilakukan dengan piknometer bersih
dan kering. Larutan sirup dimasukkan ke dalam piknometer. Atur suhu
piknometer yang telah diisi hingga suhu 25°C, buang kelebihan zat uji dan
timbang. Jika pada monografi tertera suhu yang berbeda dari 25°C
piknometer yang telah diisi harus diatur hingga mencapai suhu yang
diinginkan sebelum ditimbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dari
bobot piknometer yang telah diisi. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang
diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air, dalam piknometer
(Kemenkes RI, 2020).
e. Uji PH Sediaan
Pengujian diawali dengan mengkalibrasi elektroda pH meter
menggunakan larutan dapar pH 7. Elektroda dicuci dengan air suling
kemudian dikeringkan. Elektroda dicelupkan ke dalam larutan yang diperiksa
dan didiamkan hingga layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil
(Ratnapuri et al., 2019
3.4 Kerangka Konsep

Kandungan pepaya
(alkaloid, karpain,
enzim papain,
vitamin C dan
vitamin E )

Aktivitas Antioksidan

Kandungan jambu biji

(alkaloid, tanin,
saponin dan flavonoid)

Mencegah
Kerusakan Sel
tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Ayodele, O. D., and Dolapo E. O. 2015. Total antioxidant activity, total phenolic and
total flavonoid content of some plant leaves in South-West Nigeria.
International Journal of Scientific & Engineering Research 6 (8) : 418-427.

Fitria,M,dkk (2022). Formulasi dan uji stabilitas sirup ekstrak etanol tanaman
penghasil gaharu ((Aquilaria microcarpa Baill.) jurnal riset industri hutan 6(1)
33-34.

Irondi, A. E., G. Oboh, and J. K. Akintunde. 2012. comparative and synergistic


antioxidant properties of Carica papaya and Azadarichta indica leaves.
International Journal Pharmaceutical Sciences and Research 3 (12) : 477-
4779.

Kemenkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi VI. In Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Putri, D. D., dan Ashari, S. (2018). Keragama Dua Varietas Pepaya (Carica Papaya
L.) Berdasarkan Karakter Kuantitatif Dan Kualitatif. Jurnal produksi
Tanaman, 1282-1287.
Rahayu, S. E., et al. (2015). Potensi Daun Pepaya Carica pubescens dan Pengaruhnya
terhadap Serangga Hama. MSOpen Sofia Ery Rahayu, dkk, 113-121.

Ratnapuri, P. H., Haitami, F., & Fitriana, M. (2019). Stabilitas fisik sediaan emulgel
ekstrak etanol daging buah limpasu (Baccaurea lanceolata (Miq.) Müll. Arg.).
Jurnal Pharmascience, 6(2).

Syakri, S., & Putra, D. N. (2017). Formulasi dan uji aktivitas sirup sari buah sawo
manila (Manilkara Zapota Linn) terhadap beberapa mikroba penyebab diare.
Jurnal farmasi UIN Alauddin Makassar, 5(2).

Trissanthi, C. M., dan Wahono H. S. 2016. Pengaruh konsentrasi asam sitrat dan lama
pemanasan terhadap karakteristik kimia dan organoleptik sirup alangAlang
(Imperata cylindrica). Jurnal Pangan dan Agroindustri 4 (1) : 180- 189.

Zahra, N., Sania S., and Arif M. 2017. In vitro phytochemical screening and
antioxidant activity of Carica papaya plant parts collected from Lahore,
Pakistan. Journal of Natural Products Plant Resources 7 (4) : 23-28.

Anwariyah, (2011). Kandungan fenol, komponen fitokimia dan aktivitas antioksidan


lamun Cymodocea rotundata .

Anda mungkin juga menyukai