Anda di halaman 1dari 9

67

Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 67 - 75


ISSN : 2355 5386
Research Article

Formulasi Tablet Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaja L.)


dengan Bahan Pengikat Polyvinylpyrrolidone (PVP)
*Mutiara Herawati, Yandi Syukri, Lutfi Chabib
Prodi Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
*Email: mutiaraherawati89@gmail.com
Abstrak
Selama ini daun pepaya (Carica papaja L.) hanya digunakan sebatas sebagai sayuran
pelengkap makanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya dapat digunakan untuk pengobatan antikanker. Ekstrak daun
pepaya diperoleh dari metode penyarian maserasi dengan menggunakan cairan penyari
etanol. Sediaan tablet ekstrak daun pepaya diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan
antikanker yang mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui konsentrasi Polyvinylpirrolidone (PVP) sebagai bahan pengikat sehingga
didapatkan formula sediaan tablet dengan karakterisktik tablet yang baik. PVP berperan
dalam meningkatkan gaya kohesifitas serbuk atau granul, sehingga jika dikompresi akan
membentuk massa yang kohesif dan kompak sebagai tablet. Tablet dibuat 3 formula variasi
bahan pengikat PVP (4%; 6%; 8%) dengan metode granulasi basah. Granul diuji waktu alir,
sudut diam, pengetapan, dan Carrs Index sedangkan tablet diuji keseragaman bobot dan
ukuran, kerapuhan, kekerasan, dan waktu hancur. Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan
bahwa meningkatnya variasi kadar pengikat PVP tidak berpengaruh pada kekerasan dan
kerapuhan tablet, tetapi menyebabkan waktu hancur semakin lama. Formula I dengan bahan
pengikat PVP 4% merupakan formula yang paling baik karena memiliki nilai kekerasan,
kerapuhan, dan waktu hancur yang relatif lebih baik dibandingkan formula lain.
Kata kunci : ekstrak daun pepaya, Carica papaja L., antikanker, PVP.
Abstract
The use of papayas leaf (Carica papaja L.) is only consumed as vegetable to complete the
main food. Based on previous research, the result showed that extract of papayas leaf can be
used for anticancer treatment. Thats why the preparation tablet of extract of papayas leaf is
hoped to be the alternative of anticancer treatment which are easily to the patients who consume
it. The purpose of this research is to obtain the formulation of the tablet by knowing the optimal
concentration of PVP as a binding material in producing the best physical characteristic of the
tablet it self. PVP plays role in improving the cohesiveness, so as it is compressed, then it will
form the cohesive and compact as a tablet. The tablets were made from 3 formula with the PVP
binding-material variation (4%, 6%, 8%) using the wet granulation method. Granules obtained
were tested in the flow time, angle of repose, tapping, and Carrs Index. Tablet that was finally
processed then its physical properties included uniformity of weight and size, friability, hardness,
and disintegration time. The result of the test shows the characteristic physical tablet indicated
the raising of binding level of PVP variation does not affect the hardness and friability of the
tablets, but giving an effect related to the longer the disintegration time. Formula I which
contains combination of PVP 4% is the best tablet formula compare to the other formula.
Key words : papayas leaf extract, Carica papaja L., anticancer, PVP.
Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

68

I.

yang dapat mendukung kestabilan dari tablet

PENDAHULUAN

Obat tradisional telah lama dikenal dan

tersebut, karena ekstrak kental daun pepaya

digunakan oleh masyarakat Indonesia. Obat

memiliki daya lekat yang kecil sehingga

tradisional

oleh

dibutuhkan suatu formula tablet untuk menjaga

masyarakat karena selain telah akrab dengan

kestabilan ikatan antar ekstrak kental daun

masyarakat, obat ini lebih murah dan mudah

pepaya

didapat. Sementara ini, penggunaan tanaman

menghasilkan tablet dengan karakteristik tablet

obat atau obat tradisional relatif lebih aman

yang baik. Salah satu pendukung kestabilan fisik

dibandingkan obat sintesis (Yifang, 2002).

tablet adalah bahan pengikat yang memiliki

lebih

Pemikiran

mudah

tersebut

diterima

melatarbelakangi

dengan

bahan

tambahan

untuk

fungsi untuk meningkatkan gaya kohesifitas

pemanfaatan daun pepaya (Carica papaja L.) serbuk,

sehingga

jika

dikompresi

akan

yang digunakan sebagai salah satu bahan alami

membentuk massa yang kohesif dan kompak

yang digunakan untuk pengobatan antikanker

sebagai tablet serta menghasilkan daya tahan

karena

tablet yang optimal dengan merekatkan partikel

daunnya

sekunder

alkaloid

mengandung
yang

cukup

metabolit
banyak

dibandingkan dengan yang terdapat dalam buah


(Dalimarta, 2004).

serbuk membentuk granul (Niazi, 2004).


Bahan pengikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Polyvinylpyrrolidone (PVP)

Selama ini pemanfaatan daun pepaya hanya

berwarna putih, tidak berasa, serbuk yang

digunakan sebagai sayuran pelengkap makanan.

higroskopis, dapat berfungsi sebagai bahan

Penelitian

menunjukkan

penghancur, membantu disolusi dan sebagai

bahwa fraksi kloroform daun pepaya (Carica

pengikat tablet. Polyvinylpyrrolidone sebagai

papaja

antikanker

bahan pengikat memiliki keuntungan sebagai

terhadap sel mieloma dengan nilai LC50 sebesar

perekat yang baik dalam pelarut air atau alkohol,

104,4 g/ml pada hewan percobaan mencit dan

Polyvinylpyrrolidone

mampu menginduksi apoptosis dan berdasarkan

kemampuan sebagai pengikat kering (Anonim,

hasil analisis kromatogram lapis tipis dan

2007). PVP bagus untuk penggranulan, hasil

densitometri fraksi kloroform daun pepaya

granul cepat kering, memiliki sifat alir yang baik,

(Carica papaja L.) mengandung senyawa

sudut diam minimum dan menghasilkan daya

alkaloida (Sukardiman, 2006). Pemanfaatan

kompaktabilitas lebih baik (Rowe, 2005).

L.)

sebelumnya

memiliki

telah

aktivitas

juga

mempunyai

daun pepaya agar menghasilkan suatu produk


dengan dosis yang tepat untuk dikonsumsi

II. METODE PENELITIAN

sebagai alternatif pengobatan antikanker salah

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

satunya adalah bentuk sediaan tablet. Formula

Januari 2011 sampai bulan April 2011 di

sediaan tablet menggunakan bahan tambahan


Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

69
Laboratorium

Teknologi

Farmasi

Fakultas

MIPA Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

kotoran berupa tanah, bagian tanaman lain dan


bagian tanaman yang rusak. Dilanjutkan dengan
pengeringan yang bertujuan untuk mencegah
timbulnya bakteri dan kapang. Pengeringan

1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan

menggunakan

mesin

pengering.

adalah serbuk kering daun pepaya (Carica

Simplisia yang telah kering, diserbukkan hingga

papaja L.), etanol 96 %, kloroform, methanol,

menjadi serbuk (Agoes, 2007).

pereaksi Dragendroff, PVP (kualitas farmasi),


laktosa (DMV Fonterra, farmasetis), Primojel

(kualitas farmasi), dan magnesium stearat (Peter


Greven, farmasetis).

d.

Pembuatan ekstrak secara maserasi


Senyawa

aktif

daun

pepaya

(senyawa

flavopiridol) memiliki sifat tidak tahan dalam


suhu lebih dari 70C, sehingga maserasi
merupakan proses ekstraksi yang paling tepat.

2. Cara Penelitian
a. Pengambilan bahan
Daun

papaya

Satu kilogram serbuk daun pepaya yang akan

diambil

di

Jl.

Lawu

dimaserasi dibasahi terlebih dahulu dengan

Tawangmangu, Karang Anyar, Jawa Tengah.

penyari etanol 96 % secukupnya sampai serbuk

Daun yang diambil berwarna hijau tua dari

menjadi basah, dalam bejana tertutup selama 3

pohon papaya yang belum berbuah.

hari. Setelah dimaserasi, ekstrak cair dipekatkan


menjadi

b. Determinasi tanaman
Determinasi
laboratorium
Matematika

dan

Ilmu

kental

dengan

rotary

evaporator diatur suhu tidak lebih dari 60C.

tanaman
Biologi

ekstrak

dilakukan
Farmasi

di

Ekstrak yang sudah agak mengental, diuapkan

Fakultas diatas penangas air, agar sisa air dari etanol 96

Pengetahuan

Alam

Universitas Islam Indonesia yang mengacu pada

% dapat menguap keluar dari ekstrak.


Ekstrak

kental

yang

sudah

diperoleh

buku acuan Flora (Steenis, 1949). Bagian daun

kemudian diserbukkan secara manual melalui

pepaya (Carica papaja L.) yang digunakan

penambahan laktosa yang sebelumnya sudah

adalah daun pepaya yang diambil adalah yang

dilakukan

memiliki warna hijau yang mengandung getah,

perbandingan antara laktosa dengan ekstrak

tidak terlalu tua, ataupun terlalu muda dan masih

daun pepaya hingga diperoleh serbuk kering.

optimasi

untuk

mengetahui

menempel didahan .
e. Identifikasi flavonoid ekstrak etanol daun
c. Pembuatan serbuk daun pepaya

papaya menggunakan KLT

Daun pepaya yang berwarna hijau yang

Uji KLT ini dilakukan untuk mengetahui

banyak mengandung getah yang telah terkumpul

apakah senyawa flavopiridol yang termasuk

dicuci sampai bersih untuk menghilangkan

alkaloid golongan piperidina masih terkandung

Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

70
dalam ekstrak kental. Pengujian ini bersifat

Tabel I. Formula tablet ekstrak daun pepaya dengan


variasi konsentrasi PVP

kualitatif (Sukardiman, 2006). Berikut ini KLT


yang menggunakan fase diam silica gel F60254,
fase gerak kloroform : metanol (5 : 1) dan
pendeteksi Dragendroff.

Bahan (mg)
Ekstrak daun pepaya
Laktosa
PVP
Primojel 5%
Mg Stearat 1%

FI
PVP
4%

F II
PVP
6%

F III
PVP
8%

277
308
26
32,5
6,5

277
295
39
32,5
6,5

277
282
52
32,5
6,5

f. Penentuan Dosis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

3. Analisis Data

bahwa dosis serbuk daun pepaya yang memiliki

Analisis hasil dilakukan secara teoritis yang

aktivitas sebagai antikanker yaitu 50 mg/ 20

diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan

gram pada hewan percobaan yaitu mencit

[2]

. persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam

Karena ekstrak daun pepaya akan dibuat

Farmakope Indonesia edisi IV, USP NF edisi 32,

menjadi sediaan tablet, sehingga untuk dapat

dan pustaka-pustaka lain yang telah diketahui,

digunakan oleh manusia, maka perlu dilakukan

adalah sebagai berikut:

konversi dosis dengan rumus sebagai berikut :

a. Parameter penyimpangan bobot.

Dosis penelitian pada mencit = 50 mg / 20g

b. Parameter kekerasan yang baik adalah 4 - 10

Konversi dari mencit 20g ke manusia70 kg =

kg.

387,9

c. Parameter kerapuhan yang baik < 1 %.

Dosis konversi ke manusia = dosis mencit/BB

Waktu hancur tablet kurang dari 15 menit.

mencit x konversi= 50 mg / 20 g x 387,9 (70 kg)


= 969,75 mg / 70kg 970,0 mg / 70 kg
Berat rata-rata orang Indonesia adalah 60
kg maka dosisnya sebesar 831 mg. Dalam 1

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Determinasi tanaman
Determinasi

dilakukan

untuk

tablet mengandung zat aktif 277 mg, jadi dosis 1

mengidentifikasi tanaman yang akan diteliti

x minum sebanyak 3 tablet.

berdasarkan ciri-ciri fisik sehingga peneliti


yakin bahwa tanaman yang digunakan sesuai

g. Formula Tablet Ekstrak Daun Pepaya


Formula tablet ekstrak daun pepaya (Carica

dengan

yang

determinasi

yang

dimaksud.
telah

Berdasarkan

dilakukan

dengan

papaja L.) dengan menggunakan bahan pengikat

menggunakan buku acuan Flora, diperoleh hasil

PVP pada berbagai konsentrasi dapat dilihat

identifikasi

pada tabel dibawah ini (Parikh, 2005).

digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1b

untuk

tanaman

pepaya

yang

2b 3b 4b 6b 7b 9b 10b 11b 12b


13b 14a 15a ( golongan 8) 109b 119b
120a 121b 124b 125a 126a (Famili 85.
Caricaceae).
Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

71
Hasil determinasi menunjukkan bahwa daun

kental ini disimpan dalam wadah yang ditutup

pepaya yang digunakan dalam penelitian adalah

dengan aluminium foil dan disimpan didalam

benar benar daun pepaya yang dimaksud,

oven dengan suhu 50C.

dengan nama latin Carica papaja L.

Tabel II. Hasil uji kualitas ekstrak kental daun


pepaya

2. Hasil ekstrak kental daun papaya


Ekstrak kental daun pepaya yang dihasilkan
berwarna

hijau

kehitaman,

berbau

khas

Jenis Uji
Rendemen simplisia (%)
Uji daya lekat (detik)
Uji kekentalan (Centipoise)
Uji kadar air (%)

Hasil Uji
4,4
1,38 0,01
834,41 26,15
22,46 2,93

menyengat, rasa pahit, dan konsistensi ekstrak


kental dimana waktu daya lekatnya adalah 1,38

3. Hasil identifikasi flavonoid ekstrak etanol

detik. Waktu daya lekat cepat, oleh karena itu,

daun papaya menggunakan KLT

ekstrak kental daun pepaya yang akan dibuat

Analisis KLT dilakukan oleh laboratorium

menjadi tablet diperlukan konsentrasi bahan

pengujian LPPT-UGM dengan menggunakan

pengikat yang optimal agar memperbaiki daya

fase diam silika gel F254 dengan fase gerak

lekat ekstrak dengan bahan tambahan tablet

kloroform - metanol (5:1). Penampak noda yang

lainnya.

digunakan adalah sinar UV 254 nm dan sinar

Uji kekentalan dilakukan untuk mengetahui

UV 365 nm, kemudian plat KLT disemprot

suatu ekstrak memiliki daya hambat terhadap

dengan penyemprot identifikasi alkaloid yaitu

putaran rotor. Semakin kental suatu ekstrak

pereaksi dragendorff yang kemudian dilihat

maka daya hambatnya semakin tinggi terhadap

perubahan warna menjadi warna kuning yang

perputaran

dapat dilihat dibawah sinar visibel. Hasil uji

rotor. Hasil uji kekentalan dapat

dilihat pada tabel II dimana diketahui bahwa

KLT seperti terlihat pada gambar 1.

ekstrak kental daun pepaya memiliki nilai ratarata 834,41 Cp. Dengan demikian ekstrak daun
pepaya memiliki konsistensi yang kental.
Dari hasil percobaan uji kadar air ekstrak
kental didapatkan rata-rata kadar air sebesar
22,46 %. Hasil tersebut dinyatakan baik sesuai
dalam literatur yang menyatakan bahwa kadar
air ekstrak yang baik adalah 20 30 %. Ekstrak
kental daun pepaya bersifat higroskopis, oleh
karena itu, penyimpanan harus diperhatikan.
Penyimpanan yang salah berakibatkan ekstrak

Gambar 1. Foto KLT dengan sinar UV 254 nm, 365 nm


dan

sinar

visible.

Keterangan

foto:

(Pembanding = Quinine) dan S (Sampel =


ekstrak daun pepaya)

menjadi rusak karena adanya pertumbuhan

Pembanding yang digunakan adalah Quinin

bakteri atau jamur. Oleh karena itu, ekstrak

(golongan alkaloid) dikarenakan kandungan zat

Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

72
aktif dalam ekstrak daun pepaya adalah senyawa

ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur

flavopiridol yang merupakan alkaloid.

tablet.

Dari gambar diatas terlihat pada saat disinari


dengan penampak UV 365 nm tidak tampak

Tabel III. Hasil uji sifat fisik tablet ekstrak daun


pepaya dengan variasi konsentrasi
PVP.

adanya bercak yang menutupi perpendaran plat


Jenis Uji

KLT. Sedangkan jika menggunakan sinar UV


254 nm menunjukkan bahwa ekstrak kental
daun

papaya

mengandung

alkaloid

yang

ditunjukkan dengan bercak yang menutupi

Bobot tablet dan CV


a. Bobot rata-rata
(mg)
b. CV (%)
c.

alkaloid dimana termasuk senyawa flavopiridol

Bobot rata-rata
dalam range
85% - 115%
Ukuran tablet (mm)
a. Diameter

didalamnya. Hasil positif tersebut dilihat dari

b.

perpendaran plat KLT yang menghasilkan


positif

ekstrak

daun

pepaya

mengandung

Tebal

harga Rf ekstrak daun pepaya yaitu 0,35


mendekati

harga

Rf

dari

senyawa

pembandingnya yaitu 0,40. Selain itu pula,


setelah plat KLT dilakukan penyemprotan

Kekerasan (kg)
Kerapuhan (%)
Waktu
hancur
(menit)

Formula
I
(PVP
4%)

Formula
II
(PVP
6%)

Formula
III
(PVP
8%)

647,60
5,96
0,92
550,46
744,74

652,90
6,13
0,94
554,97
750,84

652,20
5,48
0,84
554,37
750,03

12,12
0,05
4,23
0,03
4,86
0,40
0,08 0
3,30
0,73

12,09
0,03
4,27
0,03
4,67
0,42
0,08 0
4,18
0,89

12,08
0,03
4,32
0,04
4,61
0,36
0,13 0
8,04
0,74

Pada tabel III diketahui bahwa pengujian

dengan pereaksi dragendorff dan dilihat pada yang dilakukan pada tablet ekstrak daun pepaya
sinar visibel menghasilkan perubahan warna diantaranya sebagai berikut :
kuning

yang

merupakan

identifikasi

dari

a. Organoleptik

alkaloid setelah disemprot dengan dragendorff,

Tablet ekstrak daun pepaya yang dihasilkan

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

yang memiliki bentuk bulat padat, tidak lengket,

perubahan kualitas ekstrak daun pepaya selama

dan tidak mengalami kerusakan fisik pada tablet.

pengolahan menjadi ekstrak kental

Hal ini terkait dari kelembaban granul sebelum


dicetak yang masih dapat diterima yaitu 4-6 %.

4. Tablet ekstrak daun papaya

Granul yang kelembaban tinggi mengakibatkan

Ekstrak kental daun papaya yang telah

pada saat proses pencetakan tablet akan lengket

melewati proses granul kemudian dilakukan

pada punch, sehingga akan terjadi kerusakan

pencetakan tablet dengan menggunakan mesin

fisik tablet seperti sticking. Tablet ekstrak daun

cetak tablet single punch (Gaur, 2009).

pepaya berwarna hijau kehitaman, tidak berbau,

Tablet ekstrak daun pepaya dapat dibuat

dan rasa pahit.

dengan variasi bahan pengikat PVP yang


menghasilkan tablet dengan sifat granul yang

b. Keseragaman Bobot

baik setelah dilakukan uji sifat fisik tablet

Dari setiap formula tablet ekstrak daun

meliputi uji keseragaman bobot, keseragaman

pepaya dengan variasi PVP memiliki koefisien

Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

73
variasi kurang dari 5%, dimana Coefisien d. Kekerasan
Variation (CV) merupakan parameter yang

Data hasil uji kekerasan yang dapat dilihat

digunakan untuk menentukan apakah berat

pada tabel III menunjukan bahwa ketiga formula

tablet tersebut konstan atau tidak. Selain itu

telah memenuhi syarat kekerasan tablet dengan

pula, tidak ada satu pun tablet yang memiliki

harga kekerasan yang paling tinggi dimiliki oleh

bobot diluar batas dari 85 %- 115 %. Oleh

formula I yaitu 4,86 0,40 kg sedangkan

karena itu, pada pengujian keseragaman bobot

kekerasan yang paling rendah adalah formula III

dinyatakan semua formula memiliki bobot tablet

yaitu 4,61 0,36 kg. Kekerasan diatur dengan

yang

ini

pengaturan tekanan yang konsisten supaya

dipengaruhi oleh sifat alir granul. Sifat alir

diperoleh kekerasan tablet yang seragam. Secara

granul yang dapat dilihat pada tabel III

teoritis seharusnya semakin tinggi konsentrasi

menghasilkan 100 gram granul dapat mengalir

bahan pengikat PVP maka menghasilkan tablet

kurang dari 10 detik, sehingga sifat alir

dengan kekerasan yang tinggi pula, namun pada

dinyatakan baik sesuai literatur. Sifat alir yang

penelitian ini didapatkan hasil semakin kecil

baik berkaitan dengan keseragaman dosis atau

konsentrasi bahan pengikat PVP, tablet yang

zat aktif disetiap tablet. Sehingga dengan bobot

dihasilkan memiliki kekerasan yang tinggi. Hal

yang konstan maka dihasilkan keseragaman zat

ini dikarenakan bahan pengikat PVP yang

aktif yang baik antar tablet.

digunakan dalam bentuk kering. Pada saat,

konstan.

Keseragaman

bobot

pencampuran
c. Keseragaman Ukuran

dengan

ekstrak

kental,

dimungkinkan pengaktifan PVP tidak optimal,

Diameter tablet antara formula I, II, dan III

sehingga pada konsentrasi PVP yang semakin

relatif konstan karena pada saat dilakukan

besar, pelarut pada ekstrak kental daun pepaya

pencetakan tablet digunakan mesin cetak tablet

tidak mampu mengaktifkan PVP tersebut. Oleh

dari punch dan die yang sama (cetakan tablet

karena itu, semakin besar PVP yang digunakan

sama). Sedangkan tebal tablet dipengaruhi oleh

mengalami penurunan kekerasan tablet.

kompresibilitas tablet, hal ini terkait pada bahan


pengikat yang digunakan. Penambahan PVP

e. Kerapuhan

sebagai bahan pengikat meningkatkan adhesi

Formula III memiliki kerapuhan kurang dari

dan kohesi partikel granul sehingga akan

1% merupakan kerapuhan yang paling besar

meningkatkan

Oleh

yaitu 0,13 % 0,09 dan formula I dengan nilai

karena itu, diameter dan tebal tablet memiliki

kerapuhan yang paling kecil yaitu 0,08 % 0.

nilai yang seragam dari semua formula.

Tingkat kerapuhan tablet mempunyai hubungan

kompresibilitas

tablet.

berbanding terbalik dengan kekerasan tabletnya.


Pada kerapuhan kekuatan fisik yang terberat
adalah bagian luar tablet. Bila dikaitkan dengan
Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

74
kekerasan tablet, maka tablet dengan kekerasan

dibutuhkan tablet untuk hancur didalam cairan

yang tinggi akan memiliki tingkat kerapuhan

pencernaan kurang dari 15 menit. Sehingga

yang rendah, karena tablet memiliki permukaan

waktu hancur tablet sesuai dengan literatur.

luar yang sangat kuat sehingga tahan terhadap

Perbedaan waktu hancur dari setiap formula

goncangan mekanik sesuai dengan kekerasan

terlihat jelas secara signifikan. Semakin tinggi

tablet.

konsentrasi bahan pengikat PVP menghasilkan

Faktor lain yang mempengaruhi kerapuhan

tablet dengan waktu hancur yang lebih lama

adalah kelembaban, dimana granul dengan kadar

dibandingkan dengan konsentrasi PVP yang

air yang rendah memiliki kohesif yang kecil,

rendah. Hal ini diakibatkan karena terjadi ikatan

sehingga

granul yang lebih kuat untuk mempertahankan

menghasilkan

tablet

dengan

kerapuhan yang lebih tinggi.

tablet untuk tidak mudah hancur dalam air.


Apabila

f. Waktu hancur

dikaitkan

dengan

mekanisme

pengikatan dari PVP adalah ketika bercampur

Waktu hancur tablet merupakan waktu yang

dengan air akan mengakibatkan PVP menjadi

dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi

berbentuk

partikel-partikel

kontak

masuknya air kedalam tablet, sehingga semakin

dengan cairan. Waktu hancur tablet juga

tinggi konsentrasi PVP akan semakin sukar

menggambarkan cepat atau lambatnya tablet

penetrasi air kedalam tablet dan juga dengan

hancur dalam cairan pencernaan. Data hasil uji

konsentrasi

penyusunnya

bila

gel.

Gel

PVP

tersebut

yang

menghambat

semakin

tinggi

waktu hancur yang dapat dilihat pada tabel III menghasilkan tablet dengan bentuk yang lebih
diketahui bahwa formula III memiliki waktu

kompak dan porositas yang kecil sehingga

hancur yang paling lama yang membutuhkan

menghambat penetrasi air kedalam tablet dan

waktu selama 8,04 menit 0,74 sedangkan

akhirnya memperlama waktu hancur tablet.

formula I memiliki waktu hancur yang paling

Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan bahwa

cepat yaitu 3,30 menit 1,01. Hal ini

meningkatnya variasi kadar pengikat PVP tidak

membuktikan

berpengaruh pada kekerasan dan kerapuhan

bahwa

harga

waktu

hancur

sebanding dengan konsentrasi bahan pengikat

tablet,

dimana konsentrasi PVP yang paling rendah

semakin

menghasilkan

konsentrasi PVP yang optimal adalah formula I.

waktu

hancur

yang

cepat

tetapi

ini

lama.

menyebabkan
Formulasi

disebabkan,

waktu

hancur

tablet

dengan

sedangkan formula dengan konsetrasi PVP yang

Hal

formula

dengan

tinggi akan menghasilkan waktu hancur yang

konsentrasi PVP 4 % menghasilkan pengaktifan

lama. Namun demikian dari pengujian waktu

PVP yang lebih optimal dibandingkan formula

hancur didapatkan bahwa dari semua formula

lainnya bila penambahan PVP dalam bentuk

menunjukan tablet memiliki waktu hancur rata- kering. Hasil pada formula I menunjukkan nilai
rata kurang dari 15 menit. Sehingga waktu yang
Volume 1, Nomor 2 (2014)

kekerasan (4,86 kg 0,40), kerapuhan (0,08


Jurnal Pharmascience

75
0), dan waktu hancur (3,30 menit 0,73) yang
baik dan sesuai dengan literatur. Didapatkan
kesimpulan bahwa dengan konsentrasi bahan
pengikat PVP yang kecil mampu menghasilkan
tablet dengan karakteristik yang baik, sehingga
diperoleh sediaan tablet yang baik dibandingkan
dengan formula yang lain.

Fraksi Kloroform Daun Pepaya (Carica


papaja L.) terhadap Kultur Sel Kanker
Mieloma, Media Kedokteran Hewan, 22 :
104-110.
Steenis, Van, 1949, Determinasi Tumbuhan,
Saduran dari buku Flora disusun oleh Suryo,
Moeso Suryowiyoto, 2003, Fak. MIPA
jurusan Farmasi, UII, Jogjakarta.
Yifang, Yang, 2002, Chinese Herbal Medicines
Comparisons and Characteristics, Churchill
Livingstone, London.

IV. KESIMPULAN
Tablet
konsentrasi

ekstrak
PVP

daun
4%

pepaya

dapat

dengan

menghasilkan

karakteristik tablet yang memenuhi persyaratan


sifat fisik tablet yang paling baik dibandingkan
dengan formula yang lain. Sehingga dengan
konsentrasi bahan pengikat PVP yang kecil
mampu menghasilkan tablet yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes G., 2007, Teknologi Bahan Alam, ITB
Press, Bandung, 21,38
39.
Anonim, 2007, US Pharmacopoeia 30-NF25,
United States Pharmacopoeia, American.
Dalimarta, S., 2004, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia, Penerbit Trubus Agriwidya,
Jakarta, 1 -5, 76-77.
Gaur, R., Azizi, M., et al., 2009, British
Pharmacopoiea
2009,
British
Pharmacopoeia Commission Laboratory,
Queens Road, Teddington, UK, 6581, 6582.
Niazi, S.K., 2004, Handbook of Pharmaceutical
Manifacturing Formulations Compressed
Solid Product, Volume 1, CRC Press, USA,
70.
Parikh,
D.M.,
2005,
Handbook
of
Pharmaceutical Granulation Technology,
Second Edition, Sython Pharmaceuticals Inc.
U.S.A., 19-32, 79-103, 357.
Rowe, R. C., Paul, J.S., and Sian, C.O., 2005,
Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Fifth Edition, Royal Pharmaceutical Society
of Great Britain, London, UK, 634-639.
Sukardiman, Ekasari W., Hapsari P.P., 2006,
Aktivitas Antikanker dan Induksi Apoptosis
Volume 1, Nomor 2 (2014)

Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai