Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN PIL EKSTRAK ETANOL

DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.)

Laely Nur Afita1, Abi Aufa2, Ressy Krisbella Mardiantik3, dan Tris Naena Fatmawati4
E-mail : laelynurafita16@gmail.com
1234
Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi.
Jln. Cut Nyak Dhien, Kalisapu, Slawi, Tegal. Telp/Fax (0283) 6197570

Abstrak

Jati belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan
secara maksimal. Bagian yang banyak digunakan adalah bagian daun, kulit batang dan biji. Daun
berkhasiat membantu menurunkan berat badan dan menurunkan kadar lipid dalam darah. Senyawa
kimia yang terdapat pada tanaman jati belanda terdiri dari triterpenoid, sterol, alkaloid karotenoid,
flavonoid, tannin, karbohidrat dan saponin. Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil
mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimental. Penelitian dimulai dengan proses ekstraksi metode maserasi
dengan pelarut etanol 96%, pembuatan formulasi yang tepat terdiri dari ekstrak jati belanda sebagai
zat aktif, serbuk jati belanda sebagai zat pengisis, PGA sebagai zat pengikat, gliserin sebagai zat
pembasah dan talk sebagai zat penabur. proses pembuatan sediaan pil dilakukan dengan alat pillen
plank dan pillen roller dihasilkan 30 pil dengan bobot setiap pil 150 mg. Uji sifat fisik sediaan pil
yang dilakukan adalah uji keseragaman bobot dan uji waktu hancur. nilai keseragaman bobot yang
memenuhi persyaratan karena tidak ada bobot pil yang menyimpang dari rentang keseragaman
bobot yaitu 142,8 – 174,6 mg dan 126,9 – 190,4 mg. Pada uji waktu hancur, nilai tidak memenuhi
persyaratan karena memiliki waktu hancur lebih dari 15 menit, yaitu 20 menit. Disimpulkan
formulasi pil ekstrak jati belanda kurang layak karena tidak memenuhi persyaratan waktu hancur.

Kata kunci : Formulasi, Pil, Ekstrak Jati belanda, Sifat fisik.

1. Pendahuluan saponin. Menurut Rahardjo (2004), ekstrak


Pengembangan obat tradisional diusahakan etanol daun jati belanda mampu menurunkan
agar dapat sejalan dengan pengobatan modern. kadar kolesterol darah kelinci dengan cara
Berbagai penelitian dan pengembangan yang menghambat aktivitas enzim lipase pankreas
memanfaatkan kemajuan tekhnologi juga yang berfungsi dalam penyerapan lemak yang
dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu dan berasal dari makanan (2).
keamanan produk yang diharapkan dapat lebih Jati belanda merupakan tanaman berbentuk
meningkatkan kepercayaan terhadap manfaat semak atau pohon dengan tinggi 10 sampai 20
obat tradisional tersebut. Pengembangan obat meter dan termasuk dalam kelas Dicotyledone
tradisional juga didukung oleh Peraturan dan dari suku Sterculiaceae. Secara morfologi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tentang tanaman ini memiliki pangkal daun menjorong
fitofarmaka, yang berarti diperlukan adanya membentuk jantung, ujung daun lancip,
pengendalian mutu simplisia yang akan permukaan atas berbulu jarang, permukaan
digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan bagian bawah berbulu rapat, panjang helai daun
galenik (1). 4 – 22,5 cm. Bunganya berwarna kuning
Bahan alam yang berpotensi sebagai berbintik-bintik merah. Buahnya keras, beruang
antihiperkolesteremia adalah daun jati belanda. lima dan berwarna hitam, berbiji banyak dan
Berdasarkan analisis fitokimia Balai Tanaman berwarna kuning kecoklatan, berlendir dan
rempah dan Obat (Baliatro), jati belanda rasanya agak manis. Budidaya tanaman dapat
mengandung triterpenoid, sterol, alkaloid dilakukan dengan biji atau stek tunas berakar.
karotenoid, flavonoid, tanin, karbohidrat dan Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat dan
biasa digunakan sebagai tanaman pekarangan Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
atau peneduh di tepi jalan (3). Farmasetika Program Studi S1 farmasi STIKes
Jati belanda (Guazuma ulmifolia) Bhakti Mandala Husada Slawi, Tegal pada
merupakan salah satu tanaman yang belum tanggal 18 September 2019. Penelitian dimulai
dimanfaatkan secara maksimal. Bagian yang dengan proses ekstraksi, pembuatan formulasi
banyak digunakan adalah bagian daun, kulit yang tepat sehingga terbentuk sediaan pil yang
batang dan biji. Daun berkhasiat sebagai stabil, efektif dan aman, proses pembuatan
pelangsing tubuh, dan bijinya sebagai obat sediaan pil dan uji sifat fisik dari pil tersebut.
mencret, sembelit, karminatif dan bagian dalam
kulit batang tanaman jati belanda dipakai untuk 3. Alat bahan
mengobati penyakit cacing dan kaki gajah, dan Alat-alat yang digunakan pada penelitian
bagian buah untuk obat diare, batuk, nyeri ini, yaitu timbangan analitik, mortir, stemper,
perut, sementra kulitnya dipakai untuk cawan, wadah maserasi, gelas beaker, gelas
menciutkan urat darah (4). Senyawa kimia yang ukur, batang pengaduk, kain serbet, pipet tetes,
terdapat pada tanaman jati belanda terdiri dari water bath, stirrer mixer, pillen plank, pillen
triterpenoid, sterol, alkaloid karotenoid, roller, dan disintegrator tester.
flavonoid, tannin, kafrbohidrat dan saponin (5). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk yaitu simplisia daun jati belanda. Etanol 96%,
bulat seperti kelereng mengandung satu atau gliserin, PGA, talk dan aquadest.
lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100
mg sampai 500 mg. Pil kecil yang beratnya 4. Cara Kerja
kira-kira 30 mg disebut granula dan pil besar Pembuatan Serbuk Simplisia
yang beratnya lebih dari 500 mg disebut boli. Serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh
Boli biasanya digunakan untuk pengobatan atau potongan-potongan halus simplisia yang
hewan seperti sapi, kuda dan lain- lain (6). sudah dikeringkan. Pembuatan serbuk daun jati
Memasuki era globalisasi, perkembangan belanda dilakukan dengan cara diblender dan
teknologi dan bentuk tumbuhan obat di diayak dengan ayakan no. 18.
Indonesia dalam pelayanan kesehatan sudah
mengenal serta menggunakan konsep ekstrak Pembuatan Ekstrak
sebagai upaya peningkatan mutu dan keamanan Sejumlah 200 gram serbuk simplisia jati
produk yang diharapkan dapat lebih belanda dimasukkan dalam maserator,
meningkatkan kepercayaan terhadap manfaat ditambahkan 2 liter etanol 96%. Direndam
obat tradisional tersebut (7). Obat tradisional selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali
dibuat dalam bentuk ekstrak karena tanaman diaduk, kemudian didiamkan selama 24 jam.
obat tidak lagi praktis jika digunakan dalam Maserat dipisahkan dengan cara filtrasi
bentuk bahan utuh (simplisia). Ekstrak tersebut (penyaringan), proses penyaringan diulangi 2
bisa dalam bentuk esktrak kering, ekstrak kental kali menggunakan kertas saring. Semua maserat
dan ekstrak cair yang proses pembuatannya dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan water
disesuaikan dengan bahan aktif yang dikandung bath hingga diperoleh ekstrak kental.
serta maksud penggunaannya (8). Rendemen yang diperoleh ditimbang dan
Atas dasar pemikiran diatas, penelitian ini dicatat.
bertujuan untuk menghasilkan produk sediaan
pil yang stabil, efektif dan aman didasarkan Hasil rendemen ekstrak daun jati belanda dapat
pada formulasi yang sudah ditetapkan. dihitung dengan rumus berikut:

2. Metode Penelitian Bobot ekstrak


yg diperoleh (gram)
Jenis penelitian yang digunakan adalah % 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
Bobot simplisia sebelum
penelitian eksperimental menentukan formulasi diekstraksi (gram)
yang baik sediaan pil ekstrak etanol jati
belanda.
Pembuatan Pil Ekstrak Daun Jati belanda Pengujian Waktu hancur
Pil dibuat dengan cara ditimbang semua Waktu hancur dilakukan dengan cara
bahan, lalu dicampurkan ekstrak daun jati memasukkan 6 pil kedalam alat disintegrator
belanda, serbuk daun jati belanda dan PGA, tester, kemudian diatur waktu selama 15 menit,
kemudian ditambahkan gliserin sedikit demi dan suhu air antara 360C – 380C. Kemudian
sedikit hingga diperoleh massa pil yang baik, dibiarkan keranjang naik turun. Pil dinyatakan
selanjutnya digulung adonan pil membentuk hancur jika tidak ada bagian pil yang tertinggal
silinder pada alat pillen plank diberi talk dan diatas kasa kecuali fragmen yang berasal dari
dipotong, dibulatkan pil yang sudah dipotong zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu
pada pillen roller hingga diperoleh massa pil yang diperlukan untuk menghancurkan keenam
yang diinginkan. pil tidak lebih dari 15 menit untuk pil tidak
bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk pil
Tabel 1. Formulasi Pil Ekstrak Daun Jati bersalut gula dan bersalut selaput (9).
belanda
Bahan Jumlah (gram) 5. Hasil dan Pembahasan
Ekstrak daun Jati 2 Penggunaan obat tradisional sudah
belanda membudidaya di kalangan masyarakat. Adanya
Serbuk daun Jati 2 penggunaan obat tradisional akan menghemat
belanda biaya kehidupan karena selain bahannya dapat
PGA 1 diperoleh dengan mudah dialam, lebih murah,
Gliserin qs aman dan tidak memiliki efek samping (10).
Talk qs Pil merupakan bentuk sediaan padat
bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
Formulasi diatas dibuat sebanyak 30 pil dengan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini
bobot masing-masing pil 150 mg. sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet
dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada
Uji Sifat Fisik Sediaan Pil seduhan jamu dan sediaan obat-obatan
Evaluasi sifat fisik sediaan pil dilakukan tradisional.
selama satu hari bersamaan dengan pembuatan
sediaan pil. Uji sifat fisik yang diamati adalah Serbuk Simplisia Daun Jati belanda
uji keseragaman bobot dan uji waktu hancur. Tujuan dari proses penghalusan menjadi
serbuk yaitu untuk memperkecil ukuran partikel
Pengukuran Keseragaman Bobot sehingga permukaan partikel semakin luas dan
Keseragaman bobot dilakukan dengan semakin besar kontak permukaan partikel
menimbang 20 pil satu persatu, hitung bobot dengan pelarut akan mempermudah penetrasi
rata-rata penyimpangan terbesar yang di pelarut kedalam simplisia sehingga dapat
perbolehkan terhadap bobot rata-rata adalah menarik senyawa-senyawa dari simplisia lebih
sebagai berikut: banyak (11).

Tabel 2. Penyimpangan Terbesar Terhadap Ekstrak Kental Daun Jati belanda


Bobot Rata-rata yang Diperboleh. Metode ekstraksi yang digunakan adalah
maserasi. Alasan dipilihnya metode maserasi
Penyimpangan terbesar karena memiliki banyak keuntungan seperti
Bobot terhadap bobot rata-rata cara pengerjaan dan alat yang digunakan
rata-rata yang diperbolehkan (%) sederhana, biaya operasional relatif rendah,
18 pil 2 pil serta dapat menghindari rusaknya senyawa-
100 mg – 250 mg 10% 20% senyawa yang bersifat termostabil (12).
251 mg – 500 mg 7,5% 15% Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%
(9) karena termasuk pelarut ideal yang sering
digunakan dan merupakan pelarut
pengekstraksi yang terbaik untuk hampir semua Prinsip pembuatan pil yaitu
senyawa dengan berat molekul rendah (13). mencampurkan bahan-bahan sampai homogen,
Pengadukan juga berfungsi untuk ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi
mempercepat proses ekstraksi, kemudian massa pil yang baik, lalu dibuat silinder dengan
disaring dan diuapkan dengan water bath cara menekan sampai sepanjang alat pil yang
dihasilkan ekstrak kental warna hijau pekat dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat
kehitaman dengan berat ekstrak 1,68 gram dan pemotong pil. Bahan penabur ditaburkan pada
rendemen yang dihasilkan 0,84%. Rendemen alat penggulung dan pemotongan pil agar tidak
merupakan nilai penting dalam pembuatan melekat.
produk, dihitung berdasarkan perbandingan Formulasi diatas menghasilkan 30 pil
berat akhir (berat ekstrak yang dihasilkan) dengan warna hitam, bau daun jati belanda dan
dengan berat awal dikalikan 100% (14). Nilai bentuk bulat.
rendemen juga berkaitan dengan banyaknya
kandungan bioaktif yang terkandung dalam Evaluasi Fisik Sediaan Pil
tanaman (15). Evaluasi fisik sediaan bertujuan untuk
melihat kestabilan suatu sediaan obat.
Tabel 3. Rendemen simplisia terhadap ekstrak Kestabilan suatu sediaan merupakan salah satu
Berat Berat karakter terpenting dan mempunyai pengaruh
Rendemen
Ekstrak Simplisia Ekstrak besar terhadap mutu produk obat ketika
(%)
(g) (g) dipasarkan. Stabilitas produk obat ini akan
Daun Jati berpengaruh terhadap daya simpan sediaan
200 1,68 0,84 tersebut (18).
belanda
Evaluasi fisik sediaan emulsi dilakukan
Formulasi Sediaan Pil Ekstrak Jati belanda dalam satu hari bersamaan dengan proses
Formulasi sediaan pil ekstrak jati belanda pembuatan pil. Evaluasi fisik sediaan pil
terdiri dari bahan aktif dan bahan tambahan. meliputi uji keseragaman bobot dan uji waktu
Bahan aktif berupa ekstrak jati belanda hancur.
digunakan untuk membantu menurunkan berat
badan. Senyawa tannin yang terdapat pada Keseragaman Bobot
tanaman jati belanda berkhasiat sebagai obat Uji keseragaman bobot dilakukan untuk
untuk obesitas (16). melihat keseragaman dosis obat yang masuk
Bahan tambahan yang digunakan berupa kedalam tubuh sehingga dosis setiap pil
serbuk simplisia jati belanda sebagai zat pengisi diharapkan sama dan sesuai dengan keamanan
PGA (Pulvis Gummi Arabicum) sebagai zat terapi dari sediaan pil tersebut. Pengujian
pengikat yang memiliki kelarutan yang tinggi keseragaman bobot dilakukan dengan
dan higroskopis. PGA juga mempunyai daya menggunakan timbangan analitik (19). Bobot pil
pengikat yang lebih kuat dibandingkan pengikat 150 mg dengan nilai rata – rata bobot 20 pil
lain (17). Zat pengikat berfungsi untuk 158,7 mg, maka digunakan penyimpangan
memperbesar daya kohesi maupun adhesi bobot rata-rata 18 pil tidak lebih dari 10% pada
massa pil agar dapat saling melekat menjadi rentang 142,8 – 174,6 mg, dan penyimpangan
massa yang kompak. bobot rata-rata 2 pil tidak lebih dari 20% pada
Gliserin sebagai zat pembasah berfungsi rentang 126,9 – 190,4 mg (9).
untuk memperkecil sudut kontak antara Pada hasil, menunjukkan bahwa formula
molekul sehingga massa pil menjadi basah dan pil ekstrak jati belanda memiliki nilai
lembek serta mudah dibentuk. Talk sebagai zat keseragaman bobot yang memenuhi persyaratan
penabur berfungsi untuk memperkecil gaya karena tidak ada bobot pil yang menyimpang
gesekan antara molekul yang sejenis maupun dari rentang keseragaman bobot.
yang tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi
tidak lengket satu sama lain, lengket pada alat
pembuatan pil atau lengket satu sama lain.
Waktu Hancur Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma
Uji waktu hancur dilakukan untuk ulmifolia, L) dan Kelopak Rosella
mengetahui lamanya waktu hancur pil didalam (Hibiscus sabdarifa, L) Sebagai
tubuh. Pengujian ini dilakukan dengan Alternatif Penurun Trigliserida.
menggunakan desintegration tester (19). Pil yang Electronic/Portal e-Journal. 8 (2).
tidak bersalut waktu yang diperlukan untuk
(6) Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat
menghancurkan 6 tablet ≤ 15 menit (9).
Pada hasil, menunjukkan bahwa formula Edisi ke-4. Yogyakarta. UGM Press.
pil ekstrak jati belanda tidak memenuhi (7) BPOM RI., 2004. Monografi Ekstrak
persyaratan karena memiliki waktu hancur lebih Tumbuhan Indonesia, vol 1. Jakarta:
dari 15 menit, yaitu 20 menit. Badan pengawasan Obat dan Makanan
Waktu hancur yang terlalu lama dapat Republik Indonesia.
disebabkan karena faktor penambahan zat (8) Anam, S., Yusran, M., Trisakti, A.,
pengikat yang terlalu berlebihan. Ibrahim, N., Khumaidi, A., Ramadanil,
dan Zubair, M.S, 2013. Standarisasi
6. Kesimpulan Ekstrak Etil Asetat Kayu Sanrego
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat (Lunasia amara Blanco), Jurnal Of
disimpulkan bahwa pil ekstrak jati belanda
Natural Science, Vol2. (3):1-8.
dengan komposisi dan konsentrasi yang sesuai
dengan formulasi, menghasilkan sediaan pil (9) Depkes. 1979. Farmakope Indonesia
yang baik meliputi warna, bentuk dan baunya. Edisi III. Jakarta: Departemen
Evaluasi fisik pil menunjukkan tidak stabil Kesehatan RI.
karena ditandai dengan hasil waktu hancuur (10) Dewi, Ni ketut L, M. Jamhari dan
yang tidak sesuai dengan persyaratan, Isnainar. 2017. Kajian Pemanfaatan
sedangkan keseragaman bobot sesuai Tanaman Sebagai Obat Tradisional Di
persyaratan. Desa Tolai Kecamatan Torue
Kabupaten Parigi Moutong. E-JIP
Daftar Pustaka BIOL. 5 (2): 92-108.
(1) Tjitrosoepomo, G., 1994, Taksonomi (11) Husni, E. Netty.S, dan Arlyn. P. T. A.
Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada
2018. Karakterisasi Simplisia dan
University Press: Yogyakarta. 421-423
(2) Rahardjo, SS. 2004. Pengaruh Ektrak Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia
Etanol Daun Daun jati belanda (Guazuma inermis Linn) serta Penentuan Kadar
ulmifolia Lamk) terhadap Aktivitas Enzim Fenolat Total dan Uji Aktivitas
Lipase Serum Rattus novergicus.[tesis] Antioksidan. Jurnal Sains Farmasi
Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta: dan Klinis. 5 (1): 12-16.
UGM Press (12) Savitri. I, Lutfi Suhendra dan Ni Made
(3) Heyne K.. 1987. Tumbuhan Berguna Wartini. 2017. Pengaruh Jenis Pelarut
Indonesia. Badan Litbang Kehutanan, Pada Metode Maserasi Terhadap
Jakarta, 3:1348-1349. Karakteristik Ekstrak Sargassum
(4) Wahyuni, Sri, Rissa Laila Vifta, dan polycystum. Jurnal Rekayasa Dan
Agitya Resti Erwiyani. 2018. Kajian Manajemen Agroindustri. 5 (3): 93-
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 101.
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia (13) Arifianti, L., Rice. D. O., dan Idha
Lamk) Terhadap Pertumbuhan Kusumawati. 2014. Pengaruh Jenis
Streptococcus mutans. Inovasi Teknik Pelarut Pengekstraksi Terhadap Kadar
Kimia. 3 (1):25-30. Sinensetin Dalam Ekstrak Daun
(5) Keswara, Yane Dila, Sunarti, dan Dewi Orthosiphon stamineus Benth. E-
Ekowati. 2015. Kapsul Kombinasi Journal Planta Husada. 2 (1): 1-4.
(14) Sani, R. N., Fithri C.N., Ria D. A., dan
Jaya M.M . 2014. Analisis Rendemen
dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
Mikroalga Laut Tetraselmis Chuii.
Jurnal Pangan dan Agroindustri.
2(2):121-126.
(15) Dewatisari W. F., Leni R., dan Ismi
Rakhmawati. 2018. Rendemen dan
Skrining Fitokimia Pada Ekstra Daun
Sanseviera sp. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. 17(3): 197-202.
(16) Syahid, dkk. 2010. Pengaruh
Komposisi Media Terhadap
Pertumbuhan Kasus dan Kadar Tanin
dan Daun Jati Belanda Secara Invitro.
16(1):1-5.
(17) Sulastri L., Rizal M. F., Yayan R.
2018. Formulasi Granul Effervescent
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.).
(18) Suryani, et al. 2002. Teknologi Emulsi.
Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.
(19) Taufikurrahmi. dkk. 2017. Pengaruh
Variasi Bahan Penghancur Terhadap
Sifat Fisikokimia dan Disolusi Tablet
Aminofilim sebagai Terapi Asma.
Jurnal Pharmascience. 4 (1) : 74-84.

Anda mungkin juga menyukai