Nim : E0019078
Kelas : 3B Farmasi
Mk : Fitofarmaka
Dosen : Apt. Oktariani Pramiastuti, M.Sc.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN PIL EKSTRAK ETANOL DAUN JATI
BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.)
Indonesia kaya dengan bahan alam terutama tumbuhan yang berpotensi untuk
dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) termasuk
salah satu spesies tanaman yang dipilih sebagai tanaman unggulan untuk diteliti lebih lanjut
termasuk uji klinik oleh Depkes RI. Berdasarkan Badan POM Depkes RI terdapat sembilan
tanaman obat unggulan Indonesia untuk pengembangan produk obat bahan alam ke arah
fitofarmaka dengan melakukan serangkaian penelitian mulai dari budidaya sampai uji klinik
yang salah satunya ialah daun Jati Belanda.
Jati belanda merupakan tanaman berbentuk semak atau pohon dengan tinggi 10 sampai
20 meter dan termasuk dalam kelas Dicotyledone dan dari suku Sterculiaceae. Secara
morfologi tanaman ini memiliki pangkal daun menjorong membentuk jantung, ujung daun
lancip, permukaan atas berbulu jarang, permukaan bagian bawah berbulu rapat, panjang helai
daun 4 – 22,5 cm. Bunganya berwarna kuning berbintik-bintik merah. Buahnya keras, beruang
lima dan berwarna hitam, berbiji banyak dan berwarna kuning kecoklatan, berlendir dan
rasanya agak manis. Budidaya tanaman dapat dilakukan dengan biji atau stek tunas berakar.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat dan biasa digunakan sebagai tanaman pekarangan
atau peneduh di tepi jalan (Permana et al., 2016).
Daun “Jati Belanda” juga diketahui mengandung beberapa zat kimia seperti alkaloid,
flavanoid, sterol, saponin, tanin, glukosa, asam fenolat dan Kalsium oksalat. Sterol juga
diketahui dapat mengikat kolesterol dan molekul lipid yang ada dalam makanan dan
mengakibatkan penurunan penyerapan lipid dan kolesterol di usus, sehingga dapat digunakan
untuk menurunkan kadar kolesterol dalam sirkulasi darah. Dengan kata lain ini juga dapat
digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah (Rozqie et al.,).
Untuk memperoleh simplisia jati belanda yang bermutu perlu memperhatikan tahap berikut:
a. Bagian tanaman jati belanda yang digunakan adalah daunnya
b. Panen Jati belanda yang baik dilakukan pada musim kemarau, karena pada waktu
tersebut kandungan senyawa senyawa aktif pada kadar yang tinggi.
c. Tanaman dapat dipanen setelah berumur 1 tahun atau lebih setelah tanam.
d. Pada panen awal dapat dilakukan dengan cara memetik daun secara langsung dari
ranting atau cabang yang dapat dijangkau.
e. Daun yang dipanen haus daun yang telah dewasa dan bentuknya sempurna
f. Jika pemanena daun jati belanda dilakukan pada tanaman yang telah dewasa (pohon),
maka sebaiknya menggunakan gunting atau alat pemotong dengan cara memotong
ranying atau cabang-cabang tanaman.
g. Agar hasil panen tidak kotor dibawah pohon diberi alas berupa plastik atau terpal.
h. Pemanenan dapat dilakukan setiap 2-3 bulan atau saat kebutuhan meningkat
i. Pada tanaman yang berumur 4-5 tahun dapat dihasilkan 2,5 kg daun kering/pohon
setiap pemangkasan.
❖ CPOTB
CPOTB bertujuan untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi persyaratan
yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu ditata dengan cermat agar persyaratan
dimaksud senantiasa terpenuhi. Persyaratan tersebut meliputi: personalia, bangunan,
peralatan, sanitasi dan higiene, pengolahan dan pengemasan, pengawasan mutu, inspeksi
diri, dokumentasi, serta penanganan terhadap hasil pengamatan produk di peredaran
(Fudholi & Suryadi 2004).
Untuk pengolahaan sediaan pil menurut CPOTB
- Pembuatan larutan atau suspensl dan penggunaannya dalam proses granulasi
hendaklah dilakukan sedemikian rupa sehingga risiko pencemaran dan perrtumbuhan
jasad renik dapat dicegah;
- Bahan penabur atau bahan peIumas yang berhubungan langsung dengan bahan yang
diolah hendaklah bersifat netral dan tidak toksik
- Untuk mencegah terjadinya campur aduk antar produk antara, hendaklah dilakukan
pengendalian baik secara fisik, prosedur maupun pencantuman label.
- Hendaklah tersedia alat tlmbang untuk dipakai dalam pemantauan berat pil atau tablet
yang sedang dalam proses;
- Pil atan tablet yang diambil dari ruang pencetakkan untuk keperluan pengujian atau
keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi kedalam bets yang bersangkutan
- Pil yang ditolak dan disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang diberi
label dengan jelas mengenai status dan jumlahnya, untuk tindakan lebih lanjut.
- Udara yang dialirkan kedalam panci penyalut untuk pengeringan hendaklah udara
bersih;
- Larutan penyalut dibuat dan digunakan dengan cara yang dapat menekan risiko
pertumbuhan jasad renik seminimal mungkin
DAFTAR PUSTAKA
Afita, L. N., Aufa, A., Mardiantik, R. K., & Fatmawati, N. (2018). FORMULASI DAN UJI
SIFAT FISIK SEDIAAN PIL EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA ( Guazuma
ulmifolia Lamk .).
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta.
Fudholi, A., & Suryadi, B. (2004). Evaluasi penerapan cara pembuatan obat tradisional yang
baik ( CPOTB ) di industri obat tradisional di Jawa Tengah Evaluation the
implementation of the good manufacturing practice for traditional medicine industries.
15(2), 75–80.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Permana, R. J., Azaria, C., Kedokteran, F., & Kristen, U. (2016). The Effect of Jati Belanda
Leaves ( Guazuma ulmifolia Lamk .) Ethanol Extract on Microscopic Features of
Atherosclerotic Animal Model ’ s Aorta * Faculty of Medicine Maranatha Christian
University Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia
lamk). Journal of Medicine and Health, 1(4), 305–318.
Rivai. (2016). Pembuatan Dan Karakterisasi Ekstrak Kering Simplisia Jati Belanda ( Guazuma
ulmifolia lamk). Jurnal Farmasi Higea, 5(1), 1–8.
Rozqie, R., Diah, M., & P, W. R. (n.d.). The effect of Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia Lamk)
leaves extract on histopathology of rat ’ s kidney. 02(1), 57–65.