Anda di halaman 1dari 19

TUGAS HERBAL MEDICINE

(Jati Belanda, Jambu Biji dan Kunyit)

OLEH:
ENDANG RATNA SARI HULU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
JATI BELANDA (Guazuma ulmifoliae Lamk.)

1. Deskripsi Tanaman
Tumbuhan berupa semak atau pohon. Tinggi 10 m sampai 20 m, percabangan ramping.
Batang tanaman jati belanda keras, berkayu, bercabang, dan berwarna hijau keputih-putihan.
Daunnya tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal
berlekuk, pertuakangan menyirip, dan letaknya berseling. Panjang daun sekitar 4-22,5 cm dan
lebar 2-10 cm. Pada bagian bawah daun berbulu. Panjang tangkai daun sekitar 5-25 mm. Jati
belanda mempunyai daun penumpu yang berbentuk lanset atau berbentuk paku dengan
panjang antara 3-6 mm (MMI, 1978).
Bunga tanaman jati belanda tunggal, bulat, dan muncul dari ketiak daun. Bunganya
berwarna hijau muda. Bentuk bunga agak ramping,berjumlah banyak, dan beraroma harum.
Panjang kelopak bunga sekitar 3-4 mm dengan tajuk terbagi menjadi dua bagian. Tajuknya
berwarna ungu tua dan kadang-kadang menjadi kuning tua. Panjang tajuk sekitar 3-4 mm.
Bagian bawah tajuk berbentuk garis dengan panjang 2-2,5 mm (MMI, 1978).
Buah jati belanda berbentuk kotak atau agak bulat, keras, permukaan berduri, dan
berwrna hitam. Bijinya kecil, keras, dan berwarna coklat muda, dan berdiameter 2 mm.
Akarnya tunggang dan berwarna putih kecoklatan (MMI, 1978).

Gambar. Pohon daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)


2. Sistematika tumbuhan
Sistematika tumbuhan jati belanda adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Guazuma
Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk, var. tomantosa. K. Schum (MMI, 1978).

3. Bagian yang digunakan


Bagian yang digunakan adalah daun, biji, buah dan kulit kayu.

4. Kandungan Kimia
Tanaman Jati Belanda mengandung senyawa aktif seperti tannin, lender, zat pahit, damar,
0,2% kamferetin, kuersetin dan kaemferol, daunnya mengandung 0,09-0,14% alkaloid.Bunga
segar jati belanda mengandung 0,2% kamferetin, kuersetin dan kaemferol, daunnya
mengandung 0,09-0,14% alkaloid, lendir, dammar, flavonoid, saponin dan tannin. Hasil
analisis GC/MC minyak atsiri daun menunjukkan adanya komponen utama prekosen I (56%),
-kariofilen (13,7%) dan (2Z,6E)-farnesol (6,6%).

5. Habitat dan Daerah asal Distribusi


Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dibawa dari Amerika oleh orang
Portugis ke Indonesia dan dikultivasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Suharmiati dan Herti,
2003).
a. Kultivasi Tanaman
Tanaman ini tumbuh dengan biji, dapat juga dengan stek tunas berakar. Perbanyakan
tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dilakukan dengan biji. Tanaman ini
dirawat dengan disiram dengan air, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan
pupuk organik. Tanaman ini menghendaki tempat yang terbuka dengan cukup sinar
matahari (Arief, 2005).
b. Pemanenan
Tinggi pohon jati belanda bisa mencapai 10-20 m. meskipun demikian, pemanenan daun
sudah bisa dilakukan sejak masih 4 m. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak daun
yang bisa dipanen. Menurut Lizarraga Sanchez dkk, pohon jati belanda dengan tinggi 4 m
dapat menghasilkan daun sebanyak 2,7-4 kg. Daun yang siap dipanen adalah daun yang
telah membuka sempurna. Sementara itu, buahnya yang berduri sudah masak dan siap
dipanen jika sudah berwarna hitam.
c. Penanganan Pascapanen
Jika tidak digunakan dalam bentuk segar, tanaman obat yang sudah dipanen harus segera
diproses selanjutnya (pascapanen). Karena jika dibiarkan dalam waktu yang lama,
tanaman akan busuk atau kualitasnya akan menurun. Pascapanen merupakan suatu tahap
pengolahan dari bahan-bahan yang telah dipanen. Pengolahan pascapanen harus
dilakukan secara benar, karena akan berpengaruh terhadap kualitas dan zat berkhasiat
yang terkandung dalam tanaman obat yang digunakan. Jika pengolahan tidak dilakukan
secara baik dan benar, akan dihasilkan simplisia yang tidak memenuhi persyaratan. Hasil
akan dikatakan baik jika memenuhi kriteria, seperti penampakan menarik, bersih dan
memenuhi standar mutu yang berhubungan dengan zat berkhasiat. Salah satu contoh
penanganan pascapanen adalah dibuat simplisia.
d. Penyimpanan
Simplisia sebaiknya disimpan ditempat yang kering, tidak lembab dan terhindar dari sinar
matahari.

6. Identitas Simplisia Jati Belanda


Pemerian : bentuk berupa daun bundar menjorong sampai lanset, berwarna hijau kecoklatan
sampai cokelat muda, berbau khas lemah, rasa agak kelat, ujung daun meruncing, tepi daun
bergigi, permukaan daun kasar, tangkai daun panjangnya 5-25 mm (Depkes RI, 2009).

Gambar. Simplisia daun jati belanda


Mikroskopik :
Fragmen pengenal adalah epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata, rambut
penutup berbentuk bintang, rambut penutup pada tulang daun, rambut kelenjar, dan kristal
kalsium oksalat dan serabut dengan Kristal kalsium oksalat.

1. Epidermis atas 2. Epidermis bawah dengan stomata

3. Rambut penutup berbentuk bintang 4. Rambut penutup pada tulang daun

5. Serabut dengan Kristal kalsium oksalat 6. Rambut kelenjar dan Kristal kalsium
Oksalat
Gambar. Fragmen Serbuk Simplisia Daun Jati Belanda
- Susut pengeringan : tidak lebih dari 12%
- Abu total : tidak lebih dari 7,2%
- Abu tidak larut asam : tidak lebih dari 2,7%
- Sari larut air : tidak kurang dari 12,4%
- Ari larut etanol : tidak kurang dari 3,2%

7. Aksi Farmakologi
Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) mempunyai efek antidiare,
astrigen, dan menguruskan badan . Bagian dalam kulit batang tanaman jati belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) dipakai untuk mengobati penyakit cacing dan kaki gajah.

8. Data Keamanan
LD50 6324,14 mg/kgBB (tikus, per oral). Pemberian ekstrak kering daun jati belanda
dosis 2,4 dan 8 g/kgBB pada tikus jantan sekali sehari selama 3 bulan tidak menaikkan kadar
keratinan dan urea plama serta ukuran diameter rata-rata glomerulus ginjal tikus. Hasil
pengamatan mikroskopik praparat histologi ginjal juga tidak memperlihatkan adanya
perbedaan dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
jangka panjang daun jati belanda tidak mengganggu fungsi ginjal. Uji serupa telah dilakukan
pula terhadap granul kering daun jati belanda dengan kesimpulan yang sama yaitu tidak
mempengaruhi fungsi ginjal.
Uji mutagenic ekstrak etanol 50% daun jati belanda telah dilakukan dengan metode Ames
menggunakan lima galur bakteri Salmonella typhi yang telah dimutasikan dan tanpa activator
metabolic. Hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda
tidak bersifat mutagen, yang ditunjukkan dengan tidak terjadinya mutase DNA dan kerusakan
kromosom bakteri uji.

9. Contoh Sediaan di Pasaran


Komposisi :
Guazumae folia (Daun Jati Belanda) . 700 mg

Aturan Pakai:
Program diet dan pengobatan : 3 x 3 kapsul / hari
Mempertahankan berat badan : 3 x 2 kapsul / hari
Kontra indikasi :
Untuk meningkatkan efektifitas obat ini maka selama minum obat ini sebaiknya tidak :
* Minum pil KB, minum vitamin atau tanaman obat yang merangsang nafsu makan
* Makan makanan berlemak dan berminyak
* Makan melebihi kebutuhan tubuh
* Makan makanan kecil yang tidak perlu

Khasiat :
Secara tradisional bermanfaat untuk melangsingkan tubuh secara alami
Mengurangi lemak dan menormalkan kolesterol
Melancarkan BAB (Buang Air Besar)
Mengurangi gelambir perut pada wanita sehabis melahirkan
Mengurangi lemak pada paha / pinggul
Mengecilkan perut yang buncit pada pria dan wanita
Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
Mencukupi kebutuhan nutrisi pada tubuh
Membantu meningkatkan daya tahan tubuh (immune system)
Melancarkan peredaran darah
Sebagai anti oksidan untuk mencegah penuaan dini dan sel Kanker
Membantu pemulihan pasca sakit
Menetralisir racun-racun di dalam tubuh
Dan membantu mengobati penyakit lainnya, karena herbal bersifat multikhasiat

Mekanisme Kerja Jati Belanda:


Jati Belanda dengan kandungan senyawa tanin dan mucilago akan bekerja dengan cara
melapisi dinding usus halus, sehingga pada saat makanan melewati usus halus, lemak tidak
akan diserap oleh permukaan usus. Hal ini secara otomatis akan mengurangi penumpukan
lemak di dalam tubuh. Selain itu, Mucilago juga bersifat sebagai pelicin atau pelumas
sehingga makanan yang masuk tidak diberi kesempatan untuk diserap oleh tubuh.
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

1. Deskripsi Tanaman
Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau, bau khas aromatik, rasa kelas. Daun tunggal,
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm, helai daun berbentuk bundar menjorong,
panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas
agak licin, warna hijau kecoklatan, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada
permukaan bawah, bertulang menyirip.

Gambar. Jambu Biji


2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.

3. Bagian yang Digunakan


Bagian yang digunakan adalah daun.

4. Kandungan Kimia Zat Aktif/ Zat Identitas


Mengandung senyawa flavonoid: guaijavarin, kuersetin, kuersitrin, isokuersetin,
guajavarin (kuersetin 3-O--L-arabinosida) dan asam guajavolat. Glukosida flavonoid: 3-O-
-L-liksopiranosida dan morin-3-O-alfa-L-arabopiranosida, serta minyak atsiri, tannin,
sitosterol.

5. Habitat
a. Kultivasi tanaman:
Sebagai bibit dapat digunakan dengan biji, cangkok, tunas akar ataupun okulasi.
Perbanyakan dengan biji baru mulai berbuah setelah berumur 7-8 tahun. Cara yang
baik untuk memperbanyak ialah dengan cara pencangkokan.
b. Pemanenan:
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah
memasuki periode matang fisiologis dan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan
dilakukan dengan menggunkan pisau yang bersih atau gunting stek yaitu pada umur
6-7 bulan.
c. Penyimpanan:
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan diruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang
ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, cukup kering, dan berventilasi.
Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas.

6. Identitas Simplisia Jambu Biji


Pemerian: Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat.
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk
bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke
atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kecoklatan; ibu tulang daun dan tulang
cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.

Mikroskopik
Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas; epidermis bawah dengan
Kristal kalsium oksalat, stomata tipe anomositis; mesofil dengan kelenjar minyak dan berkas
pengangkut.

Gambar. Fragmen serbuk simplisia

- Susut pengeringan : tidak lebih dari 10%


- Abu total : tidak lebih dari 9,0%
- Abu tidak larut asam : tidak lebih dari 0,8%
- Sari larut air : tidak kurang dari 18,2 %
- Sari larut etanol : tidak kurang dari 15,0%
7. Aksi farmakologi
Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antidiare pada ekstrak daun Psidium guajava L.
adalah flavonoid, tanin, minyak atsiri dan alkaloid. Adanya senyawa dari esktrak daun
Psidium guajava L. yang mampu menjadi agen antidiare tidak hanya menjadi inhibitor efek
spasmogenik pada usus tetapi juga dapat memberikan efek sebagai inhibitor pertumbuhan
dan perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan diare seperti Escherichia coli,
Salmonella, Shigella, Staphylococus aureus, dan Vibrio cholera. Terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan bakteri penyebab diare di usus akan mencegah proses iritasi pada usus
dan mengurangi peningkatan kecepatan gerakan peristaltik usus. Peristiwa ini dapat
mengurangi kontraksi usus dan memperpanjang waktu absorbsi makanan di usus sehingga
dapat menghentikan diare.
Beberapa penelitian telah menjelaskan bahwa kandungan daun Psidium guajava L. yang
paling efektif sebagai anti diare adalah quercetin yang merupakan turunan dari flavonoid.
Quercetin dapat menghambat berbagai neurotransmiter yang bersifat spasmogenik.
Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter spasmogenik usus yang dapat meningkat
akibat adanya iritasi dari bakteri di usus. Penghambatan pada asetilkolin tersebut akan
menyebabkan penurunan kontraksi usus sehingga dapat menghentikan diare.
Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus
sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin
dapat mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas
sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup
sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. Tanin juga mempunyai daya
anti bakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena diduga tanin mempunyai efek
yang sama dengan senyawa fenolat. Efek anti bakteri tanin antara lain reaksi dengan
membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik bakteri.

8. Data Keamanan
LD 50 mencit intraperitoneal: 13, 12 (8,95-19,23 mg/10gBB0. LD50 ekstrak air per oral
adalah 5g/kgBB, LD50 ekstrak petroleum eter 5 g/kgBB; ekstrak kloroform: 5g/kgBB;
ekstrak etilasetat: 2 g/kgBB; ekstrak methanol: 2 g/kgBB; ekstrak air: 2 g/kgBB.

9. Aplikasi klinis:
- Obat Diare
Daun Jambu Biji banyak mengandung quercetin yang dapat membantu sebagai anti-
diare. Pemanfaatan daun untuk pengobatan diare dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :
a. Daun jambu segar sebanyak kurang lebih 30 g, dan segenggam tepung beras
digongseng sampai kuning. Selanjutnya direbus dalam dua gelas air sampai mendidih
(selama 15 menit). Setelah dingin, di saring dan air saringannya diminum. Cara ini
dilakukan 2-3 kali dalam sehari.
b. Sebanyak 30 g daun jambu segar yang telah dicuci ditumbuk sampai lumat.
Selanjutnya ditambahkan dengan garam seujung sendok, dan setengah cangkir air
panas, lalu diaduk samapai rata. Setelah dingin, di peras dan saring. Air saringannya
diminum sekaligus. Jika penderita masih diare, pengobatan ini diulang 2-3 kali sehari.
c. Seganggam daun jambu yang masih muda dan segar dicuci , kemudian direbus dalam
tiga gelas air sampai tersisa separonya. Air rebusan ini digunakan untuk menyeduh
satu sendok teh daun teh hijau, dan di minum selagi hangat. Pengobatan ini dilakukan
2-3 kali sehari sampai sembuh.
- Obat Perut Anak Kembung
Tiga lembar daun jambu biji muda dan segar, lima butir adas, dan 1/2 jari kulit batang
pulosari yang dipotong kecil-kecil, lalu cuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut direbus
dalam 2 cangkir air sampai tersisa satu cangkir. Setelah dingin, disaring dan air
saringannya digunakan sebagai obat. Cara pemakaiannya, bayi umur 3 bulan 5-7 kali
sehari (masing-masing satu sendok), bayi umur enam bulan 3 kali sehari (masing masing
satu sendok makan), anak umur 3 tahun 3 kali sehari (masing-masing 2 sendok makan),
dan anak diatas 3 tahun 1 kali sehari (satu cangkir).
- Obat Penurun Kadar Kolesterol Darah yang tinggi
Sebanyak 7 lembar daun jambu biji, 2 genggam daun ceremai dan 10 lembar daun
sirih (ketiganya herba segar),dicuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut direbus dalam 3
gelas air sampai tersisa separonya. Pada saat merebud panci harus ditutup. Setelah dingin,
disaring, dan air saringannya diminum pagi dan malam hari, masing-masing gelas.
- Obat Sering Buang Air Kecil (Anyang-anyangan)
Kurang lebih segenggam daun jambu segar dan tepung beras digongseng sampai
kuning. Selanjutnya direbus dalam 3 gelas air sampai air rebusannya tersisa separonya.
Setelah dingin, disaring, dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing
aetengah gelas.
- Luka dan Luka Berdarah dan Sariawan
Daun jambu biji yang baru dipetik diambil secukupnya, kemudian dicuci.
Selanjuntnya ditempelkan pada luka, dan dibalut dengan perban. Perban dan ramuan
tersbut diganti 3 kali sehari sampai lukanya sembauh. Untuk pemakaian luar, daun yang
masih segar direbus, dan air rebusannya digunakan untuk mencuci luka. Cara lain, giling
daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat kecelakaan dan benda
tajam atau borok disekitar tulang.
- Sariawan, larutan kumur atau sakit gigi
Untuk Sariawan diambil 1 genggam daun jambu biji dan 1 potong kulit batang jambu
biji lalu direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih. Selanjutnya disaring untuk
diambil airnya. Ramuan ini diminum 2 kali sehari. Untuk sebagai larutan kumur mulut,
ramuan ditunggu dingin lalu langsung digunakan untuk dikumur. Untuk sakit gigi,
kunyah daun jambu biji yang sudah dicuci.
- Demam Berdarah
Untuk demam berdarah, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik menyebutkan
bahwa pemberian ekstrak kering daun jambu biji selama 5 hari mempercepat pencapaian
jumlah trombosit >100.000/l, pemberian ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan
jumlah trombosit >100.000/l setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang
berarti. Dengan demikian, ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan
kuratif demam berdarah. Untuk meraciknya, di ambil daun Jambu Biji sebanyak 3-5
lembar, di rebus dengan air sebanyak 2 gelas lalu diminum setiap 4 jam.

10. Sediaan di Pasaran


Komposisi:
Tiap kapsul PSIDII mengandung: Ekstrak daun
jambu biji (Psidii folium) 71.4% dan amilum
sampai 100% (setara dengan ekstrak Psidii
folium 500 mg)
Dosis dan cara pemakaian:
1-2 kapsul, 3 kali sehari
Indikasi:
Membantu meningkatkan trombosit
Kemasan:
Kotak 1 Botol : 50 kapsul
KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

1. Deskripsi Tanaman
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang
semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari
pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-
40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga
majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan
mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun
runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah
merah jingga kekuning-kuningan.

Gambar. Kunyit

2. SistematikaTumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.
3. Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah rimpang.

4. Kandungan Kimia
Komposisi kimia pada rimpang kunyit berbeda-beda, tergantung daerah pertumbuhan
serta kondisi pra panen dan pasca panen (Purseglove et al., 1981). Rimpang kunyit yang tua
biasanya mengandung pati, protein, selulosa, beberapa mineral, kurkuminoid, dan minyak
atsiri. Komponen yang paling banyak pada kunyit adalah pati yang berkisar 40-50%
(Purseglove et al., 1981).

5. Habitat
- Pedoman Budidaya (Kultivasi)
a. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah
tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat,
berdaun banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal
dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna seragam;
memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup;
terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).
2) Penyiapan Bibit
Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan berat yang
seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan
ditutup dengan abu dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan
fungisida (benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan
rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dengan berat antara 20-30 gram dan panjang
3-7 cm.
3) Teknik Penyemaian
Bibit Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara:
mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dengan
penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu
kamar (25-28oC).
4) Pemindahan Bibit
Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan
muncul tunas setelah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka
rimpang sudah dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus
dilakukan secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tidak rusak.
Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan dengan hati-
hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu untuk memudahkan pengangkutan bibit ke
lokasi lahan.

b. Panen
Ciri dan Umur Panen
Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah
pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi
yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada
umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan
berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan
batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).
Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu.
Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang
telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar
tidak rusak.
Periode Panen
Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang
terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit
sehingga memudahkan proses pengeringannya.

6. Identitas Simplisia
Pemerian: Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan; bau khas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan
menimbulkan rasa tebal; bentuk hamper bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang
bercabang; lebar 0,5-3 cm, panjang 2,6 cm, tebal 1,5 mm; umumnya melengkung tidak
beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks
dan siliner pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning
jingga sampai coklat kemerahan.

Simplisia rimpang kunyit


Mikroskopik
Fragmen pengenal adalah jaringan gabus; sel parenkim berisi bahan berwarna kuning;
berkas pengangkut; trikomata; butir amilum dan sel parenkim berisi amilum
Susut pengeringan : tidak lebih dari 12%
Abu total : tidak lebih dari 8,2%
Bu tidak larut asam : tidak lebih dari 0,9%
Sari larut air : tidak kurang dari 11,5%
Sari larut etanol : tidak kurang dari 11,4%

7. Aksi Farmakologi
Selain memiliki aktivitas antimikroba, antiradang, dan antivirus, kunyit juga berpotensi
meningkatkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Kurkumin, senyawa fenolik alami pada
kunyit, bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kunyit berpotensi dalam
pengobatan kanker. Pada penderita kanker, sel-sel kanker menjalar melalui pembuluh darah
(metastasis) dan jaringannya menjadi tumor. Kurkumin mengobati kanker dengan
menghambat laju pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut. Wanita yang
mengalami masalah dengan haid dapat menggunakan kunyit untuk mengatasinya. Efek
farmakologis kunyit dapat melancarkan darah dan haid sertamengurangi rasa nyeri haid dan
lelah datang bulan. Sebagai antikoagulan alami, kunyit dapat menghalangi pembekuan darah
dan mencegah terjadinya trombosis. Kunyit dapat menurunkan tekanan darah, mengobati
diare, sakit lambung, asma, usus buntu, dan rematik. Sifat analgesik alami kunyit bekerja
dengan menghambat Cox-2 yang mencetuskan rasa nyeri. Dengan sifat analgesik dan
antiinflamasinya, kunyit dapat mengobati artritis dan rheumatoid artritis. Penyakit pikun
dapat diperlambat dengan sering mengonsumsi kunyit dalam makanan. Kunyit berpotensi
memperpanjang jangka waktu abilitas kognitif otak. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa manula di Asia yang sering mengkonsumsi kare (curry) yang mengandung kunyit
memiliki daya ingatan yang lebih baik daripada manula di benua yang lain.

8. Data Keamanan
LD 50 ekstrak air pada mencit intraperitoneal: 18,72 (16,30-21,50 mg/10BB0. Monyet
diberi 0,8 mg/kgBB kurkumin/hari dan tikus 1,8 mg/kgBB/hari selama 90 hari tidak
menunjukkan efek samping. Invitro tidak bersifat mutagenic. Per oral pada tikus dan mencit
tidak teratogenic. Mencit yang diberi 1% dan 5% selama 14 hari menunjukkan
hepatotoksisitas. FDA mengklasifikai sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe). Tidak
ada efek samping pada pasien artritis rematoid yang diberi 1200mg/hari kurkumin slama 2
minggu. Tidak ada efek toksik setelah pemberian oral 8 mg atau 2,2 g tumerik (setara 180
mg kurkumin)/hari selama 4 bulan.
9. Sediaan di Pasaran
- Sari Kunyit Sidomuncul
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung ekstrak Curcuma
domesticata Rhizoma (kunyit) 500 mg setara
kurkuminoid 100 mg. Dosis ini setara dengan 40
g kunyit segar.
Indikasi:
Sidomuncul sari kunyit membantu memelihara
kesehatan lambung dan pencernaan, seperti
gejala maag, tukak lambung, IBS, perut
kembung dan sembelit.
Kontraindikasi:
hipersensitivitas, gangguan kehamilan,
pendarahan, gangguan lambung.
Aturan minum :
Untuk pemeliharaan : 1-3 x sehari @ 1 kapsul
Untuk penyembuhan : 3 x sehari @2 kapsul
Sebaiknya diminum sebelum makan

Anda mungkin juga menyukai