Dosen Pengampu :
NIM : 25195750A
TEORI :2
FAKULTAS FARMASI
2020
TEH CELUP DAUN KEPEL
Tanaman kepel ini mempunyai banyak khasiat. Sebagai obat tradisional untuk
mengharumkan bau badan atau deodorant alami. Putri-putri kraton Yogyakarta jaman dulu
banyak memakan buah kepel, agar keringatnya tidak berbau, menjadi keringat yg harum. Makan
daging buahnya juga menyebabkan air kencing tidak berbau. Khasiat lain buah kepel adalah sifat
diuretiknya yang mampu memperlancar air seni. Kandungan vitamin C yang tinggi menjadikan
kepel sebagai buah yang berkhasiat antioksidan.
Manfaat yang banyak digunakan di masyarakat dan sudah terbukti secara ilmiah adalah
sebagai obat asam urat. Sutomo (2003) melaporkan fraksi tidak larut petroleum eter dari ekstrak
metanol daun kepel mampu menurunkan kadar asam urat dan hasil identifikasi menunjukkan
adanya flavonoid. Menurut Cos et al., (1998) aktivitas flavonoid sebagai penurun kadar asam
urat melalui penghambatan enzim xantin oksidase dari beberapa flavonoid selain dapat
menghambat enzim xantin oksidase juga bersifat sebagai antioksidan penangkap radikal
superoksida.
Kandungan kimia dalam Daging buah, daun, dan akar banyak mengandung saponin,
polifenol dan flavonoid. Kandungan Vitamin C dalam buah kepel sangat tinggi.
Pegagan (centella asiatica) yang di daerah jawa barat dikenal nama antanan, di Jawa
Tengah dikenal dengan nama gagan,mempunyai banyak khasiat. Semua bagian dari tanaman
pegagan ini mempunyai banyak aktifitas farmakologis antara lain antioksidan, immunomodulator
(meningkatkan daya tahan tubuh), hepatoprotektor, anti kanker. Triterpen dari pegagan yaitu
asiaticoside mampu menurunkan kadar asam urat. Pegagan banyak mengandung flavonoid,
triterpen, dan minyak esensial.
Istilah “teh” juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau
tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh
yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal. Kombinasi daun kepel dan Pegagan dalam
bentuk teh celup mengahasilkan efek hipokosurik yang sangat kuat. Banyak pasien yang terapi
dengan obat allopurinol bisa sembuh dengan minum teh celup daun kepel.
Bahan baku yang di ambil dalam pembuatan simplisia seharusnya didapat dari
satu wilayah yang sama dalam satu kali panen dengan kondisi tanah, air dan udara yang
sama. Agar kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman tersebut tidak berbeda - beda
kadar nya. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di
dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian
tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
Pada tanaman kepel pengumpulan daun di panen pada usia daun yang tidak terlalu
tua dan tidak terlalu muda, masih berwarna hijau dan segar.
2. Sortasi Basah
Pada proses sortasi basah ini bahan baku tanaman yang akan dibuat simplisia
dilakukan sortir atau sortasi langsung setelah proses pemanenan. Tujuan dilakukannya
sortasi basah ini untuk memisahkan bahan organik asing yang terbawa saat proses
pemanenan seperti tanah, pasir, batu dll yang dapat mengganggu pada proses selanjutnya.
Walaupun namanya sortasi basah tapi proses ini tidak menggunakan air untuk
mengerjakannya.
Pemisahan bahan simplisia dari kotoran bertujuan menjaga kemurnian dan
mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu proses selanjutnya, mengurangi
cemaran mikroba serta memperoleh simplisia dengan jenis dan ukuran seragam .Maka,
dalam tahapan ini juga dilakukan pemilihan bahan berdasarkan panjang, lebar, besar,
kecil, dll
Daun Kepel dipisahkan dari batang dan kotoran yang menempel pada daunnya.
3. Pencucian
Proses pencucian ini dilakukan menggunakan air yang mengalir agar air yang
membersihkan tanaman yang akan dibuat simplisia selalu baru. Tujuan dilakukannya
pencucian adalah agar lebih membersihkan sisa - sisa bahan organik asing yang masih
menempel pada saat sortasi basah.
Daun Kepel yang sudah disortasi kemudian dicuci dengan air mengalir. Pencucian
yang dilakukan tidak boleh terlalu lama agar senyawa – senyawa bermanfaat yang
terkandung dalam daun kepel tidak ikut larut bersama air. Setelah proses pencucian daun
kepel ditiriskan untuk mengurangi kadar airnya, hal ini dilakukan sampai tidak ada air
yang menetes.
4. Perajangan
5. Pengeringan
Proses pengeringan ini dapat dilakukan dengan tiga cara tergantung dari sifat
kandungan kimia yang spesifik dimiliki oleh tanaman yang akan dibuat simplisia.
Pengeringan dapat dilakukan secara modern yaitu menggunkan oven dengan suhu yang
digunakan adalah (40-50 0 C) dengan cara tradisional yaitu menggunakan pemanasan
dibawah sinar matahari langsung dan dapat dilakukan dengan proses mengangin
anginkan.
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air
dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan
media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu dalam sel, masih
dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan
simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih
hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena
adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis,
transformasi dan penggunaan isi sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah sel
tumbuhan mati.
Daun kepel yang telah dirajang akan dikeringkan dengan cara tradisional
diletakkan dibawah sinar matahari secara tidak langsung atau diangin – anginkan selama
kurang lebih 5 hari, atau sampai daun dirasa cukup kering. Cara ini digunakan untuk
mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan
mengandung senyawa aktif mudah menguap.
6. Sortasi Kering
7. Penggilingan
Apabila simplisia yang digunakan akan dibuat serbuk maka diperlukan proses
penggilingan ini. Penggilingan menggunakan mesin sehingga prosesnya harus berhati –
hati terhadap kualitas simplisia. Sifat simplisia yang tidak tahan terdadap logam tidak di
sarankan melalui proses ini. Penggilingan juga biasanya dilakukan pada beberapa
industri untuk langkah awal atau proses ekstraksi untuk pengujian lanjutan.
Simplisia Daun kepel yang sudah kering selanjutnya akan digiling untuk
menghasilkan simplisia serbuk halus. Karena simplisia akan dibuat dalam benuk sediaan
the celup maka dibutuhkan simplisia serbuk alami.
Bachri, M S. 2013. Membuat Teh Celup Daun Kepel. Yogyakarta. Fakultas Farmasi :
Universitas Ahmad Dahlan. [ diakses 04 September 2020 ]
Nurhadi. 2013. Teh Celup Daun Kepel Sebagai Obat Asam Urat. Yogyakarta. Universitas
Negri Yogyakarta. [ diakses 04 September 2020 ]