Disusun Oleh :
NIM : P17120204056
Kelompok :3
Kelas : 1B
JURUSAN GIZI
2020/2021
PEMBUATAN SIMPLISIA
A. TUJUAN
1. Memenuhi tugas praktikum mata kuliah Farmakognosi dan Fitokimia.
2. Memahami cara pembuatan simplisia yang baik dan benar.
3. Mengetahui kandungan dan khasiat di dalam daun sirih (Piper Betle).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60oC (BPOM, 2014).
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak
mengandung bahaya kimia, mikrobiologis, dan bahaya fisik, serta mengandung
zat aktif yang berkhasiat. Ciri simplisia yang baik adalah dalam kondisi kering
(kadar air < 10%), untuk simplisia daun, bila diremas bergemerisik dan berubah
menjadi serpihan, simplisia bunga bila diremas bergemerisik dan berubah
menjadi serpihan atau mudah dipatahkan, dan simplisia buah dan rimpang
(irisan) bila diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang baik adalah
tidak berjamur, dan berbau khas menyerupai bahan segarnya (Herawati,
Nuraida, dan Sumarto, 2012).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belummengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Bahan Alamiah :
1. Bahan nabati : Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat.
Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman
2. Bahan hewani : Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Bahan mineral : Berupa mineral yang belum diolah atau telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Syarat Simplisia Nabati/Hewani :
1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menunjukkan tanda-tanda
pengotoran lain
4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%
Daun Sirih (Piper Betle L.)
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh
merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daundan
buahnya biasa dimakan dengan mengunyah bersama gambir,pinang dan
kapur.Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan
pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan(http://id.
wikipedia/).
Daun sirih (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat danbersandar
pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan
meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang.
Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna
hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta
berkerut-kerut. Daun sirih disamping ramuan obat-obatan juga masih sering
digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan „nginang‟
(Jawa).Biasanya kelengkapan untuk „nginang‟ tersebut adalah daun sirih, kapur
sirih, pinang, gambir, dan kapulaga (Herlima Widyaningrum, 2011).
Kandungan yang ada pada sirih yaitu, Minyak atsiri dari daun sirih
mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan
zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan
fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang
ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan,
menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga
bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan
menghentikan pendarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2
lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam
lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih
hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan
hama penghisap.
Sirih dipercaya dapat digunakan untuk mengobati :
Batuk, Sariawan, Bronchitis, Jerawat, Keputihan, Sakit gigi karena berlubang,
Demam berdarah, Bau mulut, Haid tidak teratur, Asma, Radang tenggorokan
(daun dan minyaknya), Gusi bengkak (getahnya), Membersihkan Mata,Bau
ketiak,Bau Mulut
C. Metode Pembuatan Simplisia Daun Sirih
Pada praktikum pembuatan simplisia daun sirih yang telah saya lakukan, daun
sirih tersebut berhasil saya lakukan sampai pada tahap penyimpanan. Pengeringan
daun sirih yang saya lakukan yaitu selama 2 hari dengan metode diangin-anginkan
saja didalam ruangan.
Taksonomi daun sirih adalah sebagai berikut :
- Kingdom : Plantae
- Subkingdom : Tracheobionta
- Divisio : Spermatophyta
- Sub Divisio : Angiospermae
- Kelas : Dikotiledonaea
- Ordo : Piperales
- Famili : Piperaceae
- Genus : Piper
- Spesies : Piper betle L.
Dalam praktikum kali ini saya juga melakukan perhitungan susut pengeringan
padasimplisia daun pepaya yang saya lakukan, rinciannya adalah sebagai berikut:
Bobot awal ditimbang setelah bahan baku sudah di sortasi basah dan bobot
akhirditimbang saat simplisia sudah di sortasi kering. Berdasarkan data tersebut,
simplisiayang saya lakukan mengalami susut pengeringan sebesar 80%. Dikatakan
sesuai persyaratan karena susut pengeringan pada simplisia minimal 30%.
KESIMPULAN
1. BPOM, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional,
Bpom: Jakarta.
2. Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Depkes:
Jakarta.
3. Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012, Cara Produksi Simplisia Yang Baik,
Seafast Center, Bogor, 10-11.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Sirih
5. http://eprints.umm.ac.id/36809/3/jiptummpp-gdl-niniksulas-50043-3-babii.pdf
6. https://www.academia.edu/9852870/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMAKOGNOSI
_1
LAMPIRAN
Gambar 1 (pohon daun sirih) Gambar 2 (sortasi basah pada daun sirih)