Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

“ Pembuatan Simplisia Singkong ( Manihot utilissima) dan Pengujian Amilum’’

Jum‘at ,09 Agustus 2019

Nama : Siti Warohma

NIM : 184840135

Dosen Pengampu: Eva Dewi Rosmawati Purba,. M.Kes

PRODI D-III FARMASI

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Parktikum
Farmakognosi yang berjudul “ Pembuatan Simplisia dan Pengujian Amilum Singkong(
Manihot utilissima)” .Saya juga berterima kasih pada ibu Eva Dewi Rosmawati Purba ,.
M.Kes selaku Dosen mata kuliah Praktikum Farmakognosi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai simplisia dan pengujian amilum singkong(Manihot utilissima).
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan praktikum ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Air Itam, 14 Agustus 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………...i


KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………... 1

B. Tujuan Penulisan ………………………………………..………...2

C. Manfaat Penulisan ……………………………………… ………..2

BAB II LANDASAN TEORI

A.Pengertian simplisia. ………………………………………………3

B. proses pembuatan simplisia……………………………………….4

C.klasifikasi tanaman singkong………………………………………4

D.Amilum…………………………………………………………….5

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat praktikum………………………………… … 7

B. Alat dan bahan…………………………………………………… 7

C.Prosedur kerja ……………………………………………………..7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil pengamatan…………………………………………………..9

B. Pembahasan………………………………………………………..9

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan………………………………………………………11

B.saran………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….12

LAMPIRAN…………………………………………………………13
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Singkong merupakan Produk Pertanian yang cocok untuk di jadikan unit


bisnis karena manfaat yang di peroleh komoditi tersebut cukup banyak dan
bermanfaat melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan atas bahan baku singkong.
Singkong (Manihot esculenta)yang di kenal juga Ktela pohon atau Umbi kayu, adalah pohon
tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.Umbinya di kenal luas sebagai
makanan pokok penghasil Karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.Keberadaan Singkong
(Manihot esculenta) pada awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun sendiri,
bahkan tumbuh disembarang tempat. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat,
maka beberapa singkong dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, singkong
memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan singkong
terletak pada kandungan karbohidrat, lemak, Protein,
kalori, fosfor dan cita rasanya yang lezat.Selain memiliki rasa yang enak
, Singkong juga bergizi tinggi. Kandungan vitamin B1, B2, C dan asam nitikonat. Presentasi
tersebut menunjukkan kandungan karbohidrat singkong setara dengan Karbohidrat yang
terkandung di dalam beras ketika beras tersebut di masak.Singkong ini juga dipercaya
mempunyai khasiat obat untuk penyakit Rabun Senja, Rematik, Asam Urat, Pegel Linu . Di
samping itu, singkong juga dipercaya mampu sebagai anti oksidan, antikanker, antitumor dan
menambah nafsu makan.

. Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi
karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa
polisakarida yaitu amilum. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di
seluruh penduduk dunia. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung
protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Pati atau amilum merupakan
simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik
dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras,
gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga
terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Didalam
berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang
tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang
bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam
produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna.

Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena itu, pada praktikum
kali ini akan membahas tentang amilum pada tumbuhan singkong (Manihot utilissima)
B.Tujuan praktikum

Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidetifikasi amylum dan simplisia dengan mikroskop
sehingga mahasiswa dapat membedakan macam-macam amylum dan simplisia secara
mikroskopik.

C.Manfaat praktikum
manfaat yang dapat diambil dari praktikum-praktikum yang telah dilakukan sebelumnya
adalah untuk mempermudah mahasiswa-mahasiswi bagaimana cara pembuatan simplisia dan
membedakan macam-macam amilum.
BAB II

LANDASAN TEORI

A pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang

dikeringkan ( Depkes, 1989 ). Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku pembuatan

ekstrak, baik sebagai bahan obat atau produk

( Depkes, 1985 ).

Pembagian

Simplisia terbagi dari :

1. Simplisia nabati, adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat

tanaman.

2. Simplisia hewani, adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-

zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni

3. Simplisia mineral ( pelikan ), adalah simplisia yang berupa mineral yang belum diolah

atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni ( Depkes, 1989

).

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan kegunaan, simplisia

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1.Bahan baku simplisia

2.Proses pembuatan simplisia

3.Cara pengepakan dan penyimpan simplisia


B.Proses Pembuatan Simplisia

1. Pengumpulan bahan baku, dipengaruhi oleh waktu pengumpulan, dan juga teknik
pengumpulan.
2. Sortasi basah, memiliki tujuan untuk membersihkan dari benda-benda asing seperti
tanah, kerikil, rumput, bagian tanamn lain dan bahan yang rusak.
3. Pencucian simplisia dengan menggunakan air, sebaiknya memperhatikan sumber air,
agar diketahui sumber air tersebut mengalami pencemaran atau tidak.
4. Pengubahan bentuk simplisa seperti perajangan, pengupasan, pemecahan, penyerutan,
pemotongan.
5. Pengeringan dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan senyawa aktif
dalam simplisia. Tujuan pengeringan yaitu agar simplisia awet, dan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama.
6. Sortasi kering, bensa-benda asing yang masih tertinggal, dipisahkan agar simplisia
bersih sebelum dilakukan pengepakan.
7. Pengepakan dan penyimpanan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu simplisia

C. Klasifikasi Tanaman Singkong

Tanaman Ubi kayu (Manihot utilisima)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotiledoneae

Ordo : Euporbiales

Famili : Euporbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilisima

Bagian Tanaman Ubi Kayu / Singkong Bagian tubuh tanaman singkong terdiri atas
batang, daun, bunga,umbi, dan kulit umbi. Batang tanaman singkong berkayu, beruas – ruas,
dengan ketinggian mencapai lebih dari 3 m. Warna batang bervariasi, ketika masih muda
umumnya berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih – putihan, kelabu, atau hijau
kelabu. Batang berlubang, berisi empulur berwarna putih, lunak, dengan struktur seperti
gabus. Susunan daun singkong berurat, menjari dengan cangap 5 – 9 helai. Daun singkong,
terutama yang masih muda mengandung racun sianida, namun demikian dapat dimanfaatkan
sebagai sayuran dan dapat menetralisir rasa pahit sayuran lain, misalnya daun papaya dan
kenikir. Bunga Bunga tanaman singkong berumah satu dengan penyerbukan silang sehingga
jarang berbuah. Umbi Umbi yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan
berfungsi sebagai tempat penampung makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat
memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (ari) berwarna kecoklat – coklatan (kering), kulit
dalam agak ebal berwarna keputih – putihan (basah), dan daging berwarna putih atau kuning
(tergantung varietasnya) yang mengandung sianida dengan kadar yang berbeda. Kulit umbi
ini menutupi umbi secara keseluruhan. Karena kulit umbi mempunyai susunan sel serta
mempunyai lapisan tertentu sehingga kulit umbi dapat dengan mudah dipisahkan dari bagian
umbinya.

D.Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan
tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan
yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman
menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan
kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan
ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai
terbuka.
Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan
terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul
amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah C6H11O6
dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan
menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas
terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim
amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai
bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi
kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu);
dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta
arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung
(Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat
(Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays
Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam
mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan
pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral
sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai
emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak
mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat
yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan
tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai
pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan
yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain.
Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007)
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A WAKTU & TEMPAT

Pelaksanaan praktikum simplisia singkong ( Manihot utilisina) dilakukan pada hari Jumat, 09
Agustus 2019 pada pukul 13:00-17:00 di LABORATORIUM FARMAKOGNISI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG.

B.ALAT DAN BAHAN

ALAT
Baskom
pisau
timbangan
serbet
talenan
mikroskop
Kain hitam
Kaca preparat
Mortar dan stamper

BAHAN
Singkong 500g
Air secukupnya

C. PROSEDUR KERJA

1. siapkan alat dan bahan

2.kupas singkong dan bilas dengan air mengalir hingga bersih

3.potong singkong tipis-tipis

4.timbang singkong yang telah ditiris,dan dicatat hasilnya

5. jemur singkong diatas sinar matahari ditutupi dengan kain hitam,jemur sampai kering

6kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya

7.masukkan kedalam tempat sediaan ( untuk singkong makroskopik)

8. ambil sebagian singkong yang telah kering , kemudian gerus hingga halus

9.kemudian amati singkong dibawah mikroskop

10.dokumentasikan amilum yang diamati


11.sisa singkong yang digerus, disimpan didalamn kaca gelas dan diberi nama
klasifikasinya.( untuk singkong mikroskopis)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. hasil pengamatan

Identifikasi amilum secara makroskopik

Bahan uji gambar


Manihot utilissima

Identifikasi Amilum secara mikroskopik

Bahan uji Gambar mikroskop keterangan


Manihot utilissima Berupa butir tunggal
perbesaran 10x10 yang saling berdekatan
dengan ukuran kecil,
hilusnya sebagian
terlihat dan lamella tidak
ada.

Manihot utilissima Perbesaran 10x10 Berupa butir


tunggal,yang saling
berdekatan dengan
ukuran kecil, hilusnya
sebagian terlihat dan
lamella tidak ada
Manihot utilissima Berupa butir
tunggal,butir agak bulat
atau bersegi banyak butir
yang sedang ,ada butir
pati ,hilus yang berupa
titik,lamella nya tidak
terlihat karna tidak jelas.

B.Pembahasan

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan lain,kecuali dinyataka
lain.
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan/ kotoran hewan, tidak
menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak mengandung bahan lain yang
beracun dan berbahaya. Jika simplisia tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama persyaratan kadarnya. Hal
yang menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu tanaman asal, cara panen, dan
pengeringan yang salah, pemyimpanan terlalu lama, kelembaban atau panas, atau isinya telah
disari dengan cara pelarutan dan penyulingan. Secara garis besar ada beberapa macam cara
pemeriksaan dalam menilai simplisia yaitu secara organoleptik, secara mikroskopik, secara
fisika, secara hayati, dan secara makroskopik.
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari
pengumpul / pedagang simplisia. Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik dilakukan
dengan mengguankan indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan
menggunakan mikroskop dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk
menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan
senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan terhadap serbuk.

Pada praktikum kali ini, kami membuat sediaan simplisia singkong( Manihot utilissima ) dan
pengujian amilum dengan ukuran mikroskop yang berbeda-beda . pada pembuatan simplisia
singkong basah sebanyak 500g , dan setelah pengeringan beberapa hari didapatkan214g. jadi
pengurangan hasilnya 286g . simplisia yang telah kering sebagian dimasukkan kedalam
toples kaca dan diberi label klasifikasinya.

pada pengujian amilum .mikroskop dengan ukuran 10x10 didapatkan Berupa butir
tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir yang sedang ,ada butir pati ,hilus yang
berupa titik,lamella nya tidak terlihat karna tidak jelas sedangkan ukuran 40x10 Berupa butir
tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir yang sedang ,ada butir pati ,hilus yang
berupa titik,lamella nya tidak terlihat karna tidak jelas mungkin dikarenakan kurang jelas dari
pengamatannya.

Berdasarkan teori: Amylum manihot ( pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi
akar manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan
putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil
dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus
tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir
majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya.

Dapat dismpulkan dari hasil praktikum saya dengan teori hampir mendekati persamaan.

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang

dikeringkan

Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang

ada didalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus, kemudian

diikuti oleh pembentukan lamella yang semakin banyak.

Amilum Manihot utilissima memiliki butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi

banyak butir yang sedang ,ada butir pati ,hilus yang berupa titik,lamella nya tidak terlihat

karna tidak jelas.

B.Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu saat mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya

medium yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi penampang yang

diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan mempersulit kita untuk mengamati hilus

dan lamella yang terbentuk. Dan menaati peraturan tata tertiba di labarorium.

DAFTAR PUSTAKA
Adam,M.,Hasan,H.2011. Penuntun Praktikum Farmakognos. Gorontalo: Universitas

Negeri Gorontalo

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. DepKes RI, Jakarta.

Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam


Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Gunawan,D.,Mulyani,S.2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar


Swadaya

Harsanto, P.B., 1986. Budidaya dan Pengolahan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.

Haryanto, B. Dan Pangloli, P., 1992. Potensi dan Pemanfaatan


Sagu. Kanisius. Yogyakarta.

Jumadi, A., 1989. Sistem Pertanian Sagu di Daerah Luwu Sulsel. Thesis Pasca Sarjana
IPB. Bogor.

Poedjiadi.2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai