Nim : 2018143223
A. URUTAN BILANGAN
Bilangan merupakan kumpulan angka yang menempati urutan dari kanan sebagai nilai
satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya.Urutan bilangan adalahn menyusun urutan dari
terkecil ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil.
Contoh
Jawab:
a. 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12
b. 75, 76 2/7, 80, 89, 90
B. POLA BILANGAN
Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus adalah suatu pola bilangan yang paling
sederhana dibandingkan dengan pola bilangan yang lainnya.Sebuah bilangan hanya digambarkan
dengan menggunakan noktah dengan mengikuti pola garis lurus.
contoh:
a. ●● : mewakitil bilangan dua.
a. 7
b. 9
Jawab:
a. ●●●●●●●
b. ●●●●●●●●●
Pada umumnya, penulisan pada bilangan yang dilandasi dengan pola persegipanjang hanya
dipakai dalam bilangan yang bukan bilangan prima.Pada pola ini, noktah-noktah disusun akan
menyerupai bentuk persegipanjang.
contoh.
a.●●●●●
●●●●●
b.●●●
●●●
a. 15
Jawab:
●●●●●
●●●●●
●●●●●
C. GARIS BILANGAN
Bilangan-bilangan yang akan dijumlahkan digambarkan dengan anak panah yang arahnya sesuai
dengan bilangan tersebut. Apabila bilangan positif, maka anak panah menunjuk ke arah kanan.
Sebaliknya, apabila bilangan negatif, maka anak panah menunjuk ke arah kiri.
Contoh
a.5 + 3
b. 6 + (-8)
c.(-3) + (-4)
Jawab
Bilangan 4 dan 5 kita gambarkan dalam bentuk anah panah pada garis bilangan seperti yang
diperlihatkan gambar berikut ini.
Untuk menghitung 4 + 5, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 5 satuan ke kanan sampai pada angka 5.
(b) Gambarlah anak panah kedua dimulai dari angka 5 sejauh 3 satuan ke kanan sampai pada
angka 8.
(c) Hasilnya, 4 + 5 = 8.
Bilangan 6 dan -8 kita gambarkan dalam bentuk anah panah pada garis bilangan seperti yang
diperlihatkan gambar di bawah ini.
(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 6 satuan ke kanan sampai pada angka 6.
(b) Gambarlah anak panah kedua dimulai dari angka 6 sejauh 8 satuan ke kiri.
B.PENGURANGAN
Pengurangan (subtraction) adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk
mengeluarkan beberapa angka dari kelompoknya. Operasi pengurangan merupakan kebalikan
dari operasi penjumlahan. Operasi pengurang dilambangkan dengan tanda minus ” – “ dalam
notasi infix.
1.Pengurangan (tanpa meminjam)
Seorang pedagang mempunyai beras 5.874 kg. Beras itu terjual 4.651 kg.
Berapa kilogram beras yang belum terjual?
Penyelesaian:
5.874 – 4.651 = ....
a)Dengan cara bersusun panjang:
5.874 = 5.000 + 800 + 70 + 4
4.651 = 4.000 + 600 + 50 + 1 _
1.223 = 1.000 + 200 + 20 + 3
= 1.223
Jadi, tepung terigu yang belum terjual adalah 1.223 kg.
(b)Dengan cara bersusun pendek:
5.874
4.651 _
1.223
Langkah-langkah:
1.Satuan dikurangi satuan, yaitu 4 – 1 = 3, tulis 3
2.Puluhan dikurangi puluhan, yaitu 7 – 5 = 2, tulis 2
3.Ratusan dikurangi ratusan, yaitu 8 – 6 = 2, tulis 2
4.Ribuan dikurangi ribuan, yaitu 5 – 4 = 1, tulis 1
Maka 5.874 – 4.651 = 1.223
1.Satuan, 5 – 8 tidak bisa, maka pinjam 1 puluhan dari 3 menjadi (10 + 5) – 8 =7, tulis 7
2. Puluhan, 3 telah dipinjam 1 sisanya tinggal 2. 2 – 4 tidak bisa, pinjam 1 dari 7 menjadi (10 +
2) – 4 = 8, tulis 8
4.Ribuan, 3 – 2 = 1, tulis 1
Ada 3 piring yang berisi jeruk. Setiap piring berisi 6 buah jeruk.
Banyak jeruk seluruhnya dapat dihitung dengan cara.
6 + 6 + 6 = 18
Bentuk 6 + 6 + 6 menunjukkan penjumlahan angka 6 sebanyak 3 kali
Jadi, 6 + 6 + 6 dapat ditulis menjadi perkalian 3 × 6 = 18.
Ibu mengemas buah jeruk dengan 4 kantong plastik. Tiap kantong plastik berisi 30 jeruk.
Berapakah jumlah jeruk yang dikemas ibu?
Untuk menjawab pertanyaan ini perhatikan gambar berikut!
a. Cara Mendatar
Contoh:
6 x 35 = 6 x (30 + 5)
= (6 x 30) + (6 x 5)
= 180 + 30
= 210
Jadi, 6 x 35 = 210
B. Pembagian
1. Pembagian sebagai pengurangan berulang
Pembagian dapat dilakukan dengan cara pengurangan berulang, sampai sisanya 0.
Misalnya:
1.102 : 17, pengulangn berulangnya 120 – 17 – 17 – 17 – 17 – 17 – 17 = 0
Ada 6 kali pengurangan berulang dengan 17. Jadi, 102 : 17 = 6
2.105 : 21, pengulangan berulangnya 105 – 21 – 21 – 21 – 21 – 21 = 0
Ada 5 kali pengurangan berulang dengan 21. Jadi, 100 : 21= 5
2. Hubungan Perkalian dan Pembagian
5 x 3 = 15 15 : 5 = 3
15 : 3 = 5
54 x 7 = 378 378 : 7 = 54
378 : 54 = 7
100 : 5 = 20
20 x 5 = 100
125 – 100 = 25; 25 : 5 = 5
5 x 5 = 25
25 – 25 =0
Langkah-langkah pengerjaannya:
1)Ratusannya 4, (4 : 4) = 1, tulis di atas
1 x 4 = 4, tulis di bawah angka 4 (ratusan) dan kurangkan
2)Turunkan angka 8, (8 : 4) = 2 tulis di atas
2 x 4 = 8, tulis di bawah angka 8 (puluhan) dan kurangkan
3)Turunkan angka 8, (8 : 4) = 2 tulis diatas.
2 x 4 = 8, tulis di bawah angka 8 (satuan) dan kurangkan
8 – 8 = 0, pembagian selesai.
Jadi, 488 : 4 = 122
D.MENGENAL PECAHAN,MENGURUTKAN PECAHAN DAN PECAHAN
SENILAI
Bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan
juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru disusul dengan
penyebut. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus
disisipkan kata "per". Misalkan untuk bilangan 3/5 maka kita dapat menyebutnya dengan "tiga
per lima" begitu juga dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per empat" atau
"seperempat".
B.Mengurutkan Pecahan
Apabila kita diberikan dua pecahan, misalkan 2/3 dan 8/11, apakah kamu dapat
membandingkan kedua pecahan tersebut? Pecahan mana yang lebih besar? Sebelumnya, mari
kita selesaikan permasalah tersebut dengan sebuah perumpamaan. Dua pertiga sama dengan dua
bagian roti apabila kita membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar. Demikian juga dengan
8/11 sama dengan 8 bagian roti apabila kita membaginya menjadi 11 bagian yang sama besar.
Perhatikan gambar yang merepresentasikan kedua pecahan tersebut.
Dengan bantuan gambar di atas, kita dapat melihat dengan mudah bahwa 8/11 lebih besar dari
2/3, atau dapat dituliskan 8/11 > 2/3. Sekarang mari kita lihat posisi kedua pecahan tersebut pada
garis bilangan.
Dari garis bilangan tersebut, kita dapat memperoleh bahwa 8/11 berada di kanan 2/3. Hal ini
merupakan bukti lain bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3. Selain dengan menggunakan gambar dan
garis bilangan, apakah ada cara lain untuk membandingkan dua pecahan?
Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya, yaitu 8/11 dan 2/3. Faktor
persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita ambil saja faktor
persekutuan yang terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga,
Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka
Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih untuk mengurutkan
beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-pecahan 1/3, 2/5, 4/15, 5/12, dan 5/6. Dapatkah
kamu mengurutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang terkecil ke terbesar?
Sebelum mengurutkan pecahan-pecahan tersebut, kita harus membandingkan pecahan-pecahan
tersebut dengan menyamakan penyebutnya. KPK dari 3, 5, 15, 12, dan 6 adalah 60. Sehingga,
Berdasarkan hubungan-hubungan di atas, pecahan senilai dapat diperoleh dengan cara membagi
pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan yang sama yang bukan nol.
Pecahan senilai adalah pecahan yang nilainya tidak akan berubah walaupun pembilang dan
penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama yang tidak nol.
Penyelesaian:
E.PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PENYEBUT SAMA DAN
PENYEBUT BERBEDA
Untuk menjumlahkan dua buah bilangan pecahan, maka syarat utama dari kedua bilangan
tersebut adalah harus memiliki penyebut yang sama. Contohnya:
Sedangkan untuk menjumlahkan bilangan pecahan yang memiliki bilangan penyebut berbeda,
maka kalian harus menyamakan kedua penyebut tersebut dengan cara mencari kpk dari kedua
bilangan yang menjadi penyebut. Contohnya:
konsep pengurangan pada bilangan pecahan sama saja dengan konsep penjumlahannya.
pengurangan bisa dilakukan langsung apabila penyebutnya sama. dan apabila penyebut dari
kedua bilangan pecahan yang dikurangkan adalah berbeda, maka harus disamakan terlebih
dahulu. contohnya:
Penyebut sama:
a.3/2 - 1/2 = 2/2 = 1
b.5/6 - 4/6 = 1/6
c.4/3 - 2/3 = 2/3
Penyebut berbeda:
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung (Imam Riji, 1997). dengan permukaan yang datar bangun datar hanya memiliki
panjang dan lebar (2 Dimensi). Pada bangun datar juga terdapat ruas garis dan titik sudut. Garis
yang menghubungkan titik sudut pada bangun datar disebut ruas garis. Sedangkan garis yang
menghubungkan antara titik sudut pada bangun ruang disebut rusuk.
1. Segi tiga
3. persegi panjang
4. trapseium siku-siku
Banyak Sudut = 4 buah
Banyak Sisi = 4 buah
6.jajaran genjang
7. belah ketupat
9.Segi lima
10.Segi enam
Banyak Sudut = 6 buah
Banyak Sisi = 6 buah