PERCOBAAN III
PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA DAN PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIK
Disusun oleh :
Nama : 1. Kintyas Asokawati (G1F014069)
2. Irenne Agustina Tanto (G1F014071)
3. Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073)
4. Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075)
Golongan / Kelompok : IVA / Radix 2
Nama Asisten : Nisadiyah, Curie, Retno
Tanggal Praktikum : 23 November 2015
Dosen Pembimbing : Nur Amalia, M.Sc.,Apt.
II. PENDAHULUAN
Serbuk simplisia adalah simplisia yang telah digerus terlebih dahulu,
sampai derajat kehalusan tertentu (Anonim, 1995). Untuk mengetahui
kebenaran dan mutu simplisia, maka dilakukan analisis ynag meliputi analisis
kuantitatif dan kualitatif. Pengujian mikroskopik termasuk dalam analisis
kuantitatif (Anonim, 2007).
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang
derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia ayang dapat
diuji berupata sayatan melintang, radial, paradermal, membujur, ataupun
serbuk. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal spesifik masing-masing simplisia (Wiryodagdo,2007)
Sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama, akan membentuk
jaringan tumbuhan. Jaringan dewasa pada tumbuhan berdasarkan fungsinya
dibedakan menjadi :
a. Jaringan epidermis
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian
bunga, buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani
penebalan sekunder. Menurut fungsi dan bentuk sel-sel epidermis
tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yang umum juga dijumpai
banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta sel spesifik
lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu
secara ontogeni epidermis merupakan jaringan yang seragam.
Epidermis biasanya terdapat diseluruh kehidupan organ-organ
tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder. Lamanya
epidermis didalam organ tumbuhan dengan pertumbuhan sekunder
1
tidak sama. Sel epidermis bentuk umum mempunyai bentuk,
ukuran serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat
membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interselular (Agoes,
2007).
Derivat Epidermis :
Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai
arti lubang atauporus. Esau mengartikan sebagai sel-sel penutup
dan porus yang ada di antaranya. Jadi stomata adalah porus atau
lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing
dibatasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Guard cell
adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk
dan fungsi, juga dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada
diantaranya. Stomata umumnya terdapat pada bagian-bagian
tumbuhan yang berwarna hijau, jadi terutama sekali pada daun-
daun. Pada tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air
terdapat pula alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata,
padahal alat-alat tersebut bukanlah stomata (Agoes,2007).
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel epidermis lainnya, sel yang berbeda bentuk itu
dinamakan sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur
lebar celah. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuahan
diatas tanah, paling banyak ditemukan pada daun. Pada daun,
stomata ditemukan dikedua permukaan daun atau pada satu muka
saja, biasanya pada permukaan bawah. Sel penutup biasanya
mengadakan kloroplas sehingga bisa berlangsung fotosintesis. Sel
penutup umumnya berbentuk ginjal, tetapi pada tumbuhan
monokotil ada yang berbentuk halter. Dimungkinkan ada
hubungan antara bagian dalam tubuh tumbuhan dengan dunia luar
lingkungan, hal ini sangat berguna bagi proses fotosintesis,
2
respirasi, dan transpirasi. Stomata berasal dari sel protoderm yang
terdapat pada meristem apikal (Fahn, 2005).
3
Fungsi stomata pada daun adalah sebagai tempat pertukaran gas
antara oksigen dan karbondioksida, pengatur penguapan (Fahn,
2005).
Trikoma
4
dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu trikoma tanpa
kelenjar dan trikoma berkelenjar (Fahn, 2005).
5
Pada sebagian besar tumbuhan dalam jaringan periderm,
terdaapat area terbatas yang sel-selnya tersusun tidak rapat,
bersuberin atau tidak. Derah ini dinamakan lentisel. Lentisel
menonjol di atas periderm di sekitarnya, karena ukuran yang lebih
besar dan susunan sel-selnya yang tidak rapat, dan biasanya
jumlahnya lebih banyak di daerah-daerah ini. Karena
kesinambungan ini ruang-ruang antar sel dari lentisel serta dari
jaringan sebelah dalam dari organ aksial, diduga bahwa fungsi
lentisel berhubungan dengan pertukaran gas, sama dengan
stomata pada organ yang hanya ditutupi oleh epidermis (Fahn,
2005).
b. Jaringan Dasar
6
Parenkim air : parenkim untuk menyimpan air
7
floem (pembuluh tapis) : terdiri dari sel hidup, berdinding
selulosa dan dindingnya melintang. Terdapat pada bagian
kulit kayu. Pada samping ploem terdapat sel pengiring.
(Soesilo, 2005)
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Poedjiadi, A. 2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik yang
tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-
daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis.
Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman
menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum
dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya
amilopektin.
Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan
dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai
terbuka.
Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang,
sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang.
Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri
atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama
mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif
(Gunawan, 2004).Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur
glukosa adalah C6H11O6dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air
8
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase,
amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan
padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang
meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi
larut) (Fahn, 2005).Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di
bidang farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang
(Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot
utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari
Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum
tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal,
membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum
dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing
mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai
bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi
tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat
diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum
gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria
(Gunawan, 2004).Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri
farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya
alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan
sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau
sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah
(Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan
sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan
tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar,
9
pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam
pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).Fungsi amilum dalam dunia farmasi
digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang (disintegrant), yang
berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007)
Simplsia
- Diserbuk menggunakan penumbuk.
- Diayak sampai derajat kehalusan yang dikehendaki.
- Disimpan dalam toples / botol berwarna coklat diberi label.
Serbuk Simplisia
Pengamatan Mikroskopik
a. Pengamatan Amilum
Serbuk Amilum
- Diambil dan diletakkan pada gelas objek
- Ditetesi akuades secukupnya, ditutup dengan gelas
penutup
- Diamati dibawah mikroskop
- Digambar hasil yang diperoleh
Hasil
10
b. Pengamatan Serbuk Simplisia
Serbuk Simplisia
- Diletakkan diatas kaca objek, ditetesi kloralhidrat
70%P, dipanaskan diatas lampu spiritus, dijaga
jangan sampai mendidih
- Ditutup dengan gelas penutup
- Diamati dibawah mikroskop setelah dingin
- Diamati warna dan fragmen pengenal
- Digambar dan dibandingkan dengan MMI atau FHI
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
Amilum
No Nama amilum Perbesaran Literatur Foto
40 kali
11
2. Amilum Manihot 10 kali
40 kali
40 kali
40 kali
Simplisia
12
No
Nama Simplisia Perbesaran Literatur Foto
.
40 kali
2. Turnera ulmifolia L 10 kali
40 kali
40 kali
4. Curcuma domestica 10 kali
13
40 kali
5. Citrus L. 10 kali
40 kali
40 kali
40 kali
1. Apium gravieolens
2. Turnera ulmifolia L
3. Zingiber officinale
4. Curcuma domestica
5. Citrus L.
6. Orthosiphon aristatus
7. Amaranthus tricolor
Amilum :
1. Amilum Manihot (FI IV)
14
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot
utillissimaPohl ( familia Euphorbiaceae ).
Pemerian : serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil
diameter5µm sampai 10µm, butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm,
hilus di tengahberupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak
jelas,konsentris, butirmajemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal
tidak sama bentuknya.
Bahan organik asing : tidak lebih dari sespora sel.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rata
2. Amilum amantae (FI IV)
3. Amylum maydis (FI IV)
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae
). Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan : memenuhi
syarat seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2µm sampai 23µmatau
butir bulat dengan diameter 25µm sampai 32µm. Hilus ditengah berupa
rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5,tidak ada lamela. Amati
di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus.
4. Amylum oryzae (FI IV)
Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (Familia
Poaceae).Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan :
memenuhi syaratseperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : bitur versegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau
majemukbentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah,
tidakterlihat jelas,tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya terpol-
arisasi, tampakbentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
5. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rata
Hasil Vs Literatur
15
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas
molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan
sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan
terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan
bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih 1000 unit glukosa(Waluyo, 2006).
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amylum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase,
amylum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa(Poedjiadji, 2009).
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum oryzae, dan Amylum Amante.
Pati jagung (Amilum Maydis) adalah pati yang diperoleh dari biji Zea
mays L ( familia Poaceae). Berdasarkan literatur, pati jagung berupa butir bersegi
banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan hilus yang
berupa rongga atau celah dan terdapat lamela. Bentuk dan ukuran granula pati
jagung dipengaruhi oleh sifat biokimia dari khloroplas atau amyloplasnya. Sifat
birefringence adalah sifat granula pati yang dapat merefleksi cahaya terpolarisasi
sehingga di bawah mikroskop polarisasi membentuk bidang berwarna biru dan
kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan granula pati disebabkan oleh
adanya perbedaan indeks refraktif yang dipengaruhi oleh struktur molekuler
amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian cahaya
16
yang melewati granula pati. Bentuk granula merupakan ciri khas dari masing-
masing pati(Gunawan, 2004).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, didapat gambar
penampang amilum manihot pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuknya yang berupa pati jagung tersebut tidak punya
lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau
butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan literatur.
Amylum manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar
manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus
dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi
banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris
tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang
tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3
butir tunggal yang tidak sama bentuknya (Gunawan, 2004).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, didapat gambar
penampang amilum manihot pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat atau
bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis silang
dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
Hasil tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan amilum manihot berupa
butir tunggal, hilus berupada titik, dan lamella tidak jelas.
Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza
sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal
atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah
tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya
terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus
(Anwar,2004).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, didapat gambar
penampang amilum oryzae pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuknya butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk
17
bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak
terdapat lamella. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan
literatur.
Amylum marantae (pati garut) adalah amylum yang diperoleh dari
tanaman Maranta arundinacea yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir lingkaran ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak
terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris (Anwar,2004).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, didapat gambar
penampang amilum marantae pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuknya butir lingkaran, tunggal atau majemuk bentuk
bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak
terdapat lamella. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan
literatur.
Serbuk simplisia adalah simplisia yang telah digerus terlebih dahulu,
sampai derajat kehalusan tertentu (Anonim, 1995). Untuk mengetahui kebenaran
dan mutu simplisia, maka dilakukan analisis ynag meliputi analisis kuantitatif dan
kualitatif. Pengujian mikroskopik termasuk dalam analisis kuantitatif (Anonim,
2007).
Identifikasi simplisia secara mikroskopik dan senyawa kimiawi. Pada
praktikum ini menggunakan sampel apium graveolens, turnera ulimfolia L,
zingiber officinale, curcuma domestica, citrus L, Orthosiphon aristatus, dan
Amaranthus tricolor.
Seledri(apium graveolens) telah dikeringkan dan dibuat serbuk secara
mikroskopik memiliki fragmen pengenal antara lain stomata, kristal kalsium
oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan penebalan cincin (Anonim,
2008).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop didapatkan gambar
penampang apium graveolens pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuk fragmen kristal kalsium oksalat, berkas pembuluh
dan stomata. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan
literatur.
18
Jahe(zingiber officinale) yang telah di keringkan dan dibuat serbuk secara
mikroskopik memiliki fragmen pengenal antara lain butir amilum yang banyak,
pembuluh kayu, berkas pengangkut, periderm, serabut dan jaringan gabus
tangensial (Anonym, 2008)
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, didapatkan gambar
penampang zingiber officinale pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuk fragmen amilum yang bertumpuk-tumpuk banyak
tersebar, terlihat banyak memiliki berkas pengangkut, periderm dan jaringan
gabus. Dapat disimpulkan pada pengamatan ini sesuai dengan literatur.
Kunyit (Curcuma domestica) yang telah dikeringkan dan dibuat serbuk
secara mikroskopik memiliki fragmen pengenal antara lain jaringan gabus; sel
parenkim berisi bahan berwarna kuning, berkas pengangkut, rambut penutup,
butir amilum dan sel parenkim berisi amilum (Anonym,2008)
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, curcuma domestica
didapatkan gambar penampang pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuk fragmen butiran amilum berwarna kuning, banyak
berkas pengangkut dan sel parenkim berisi amilum serta kambium. Dapat
disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan literature.
Daun kumis kucing(Orthosiphon aristatus) yang telah di keringkan dan
dibuat serbuk secara mikroskopik memiliki fragmen pengenal antara lain
epidermis dengan rambut penutup, epidermis atas dengan sisik kelenjar, rambut
penutup, epidermis bawah dengan stomata dan berkas pengangkut penebalan
spiral (Anonym,2008).
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop Orthosiphon aristatus
didapatkan gambar penampang pada perbesaran 10 kali dan 40 kali. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bentuk fragmen stomata, berkas pengangkut epidermis dan
rambut penutup. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sudah sesuai dengan
literatur.
VII. KESIMPULAN
19
Simplisia dapat dikenali berdasarkan fragmen nya yaitu jaringan
epidermis, jaringan parenkim, endodermis, silinder pusat, jari-jari empulur, tipe
sel, stomata, hilus, lamela, ukuran, dan bentuk.
Ciri mikroskopik yang telah diamati antara lain pada seledri terdapat
kristal kalsium oksalat dan stomata, dalam kunyit terdapat banyak butiran amilum
berwarna kuning, dalam jahe terdapat banyak butiran amilum dan pembuluh kayu
serta periderm dalam kumis kucing terdapat epidemis dengan rambut penutup,
stomata dan berkas pengangkut dengan rambut penutup.
20
Wiryowidagdo, Sumali, 2007, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam, EGC,
Jakarta.
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan
1. Serbuk simplisia dibuat sampai derajat kehalusan tertentu, hal ini dapat
mempengaruhi mutu ekstrak. Mengapa demikian?
- Karena semakin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif
efisien namun makin halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi
peralatan untuk tahapan filtrasi. Selain itu, selama penggunaan peralatan
penyerbukn dimana ada gerakan dan interaksi dengan benda keras maka
akan timbul panas yang dapat berpengaruh pada kandungan senyawa.
Namun hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair.
21