OLEH KELOMPOK 6 :
1. Fitriana Widya K (P17120223045)
2. Aminah Ali (P17120224080)
DOSEN PENGAMPU :
Lukky Jayadi, S.Farm, M.Farm, Apt.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan laporan tentang Pembuatan Simplisia ini
dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................7
BAB IV..............................................................................................................................8
BAB V.............................................................................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu eksipien yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi
adalah amilum. Amilum alami merupakan salah satu eksipien yang sering digunakan
sebagai bahan pengisi, penghancur dan pengikat dalam pembuatan tablet. Amilum
merupakan eksipien yang bersifat inert dan murah (Plackett, 2011; Rowe et al.,
2003). Namun, amilum alami memiliki beberapa kelemahan seperti sifat
kompresibilitas dan sifat alir yang rendah serta tidak mudah larut dalam air dingin
(Anwar dkk., 2006). Oleh sebab itu perlu dilakukan modifikasi untuk menghasilkan
amilum dengan sifat yang lebih baik. Salah satu modifikasi dapat dilakukan melalui
proses pregelatinized.
Amilum pregelatinized adalah amilum yang dibuat dengan pemanasan
suspensi amilum pada suhu gelatinasinya, kemudian dikeringkan. Terdapat 2 jenis
amilum pregelatinized, yaitu partially pregelatinized dan fully pregelatinized.
Amilum fully pregelatinized adalah amilum yang dimodifikasi secara fisik dengan
cara penambahan air pada amilum dan pemanasan di atas suhu gelatinasinya. Proses
ini akan menyebabkan pecahnya seluruh ikatan dari butir-butir amilum sehingga
memiliki sifat mengalir. Salah satu amilum yang umum digunakan adalah amilum
singkong. Amilum singkong memiliki kemampuan sebagai pengikat yang lebih baik
dibandingkan dengan amilum jagung dan amilum kentang, hal ini disebabkan karena
kandungan amilopektin pada amilum singkong lebih besar dibandingkan pada
amilum jagung dan amilum kentang. Amilopektin bersifat lebih lekat dibandingkan
dengan amilosa dan cenderung membentuk gel jika disuspensikan dengan air
sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan pengikat pada tablet (Sugiyono,
2011).
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pembuatan amilum
pregelatinized adalah rasio amilum dan air. Amilum pregelatinized yang baik akan
terbentuk dengan perbandingan jumlah air dan amilum yang tepat. Pada pembuatan
amilum partially pregelatinized dengan rasio amilum dan air sebesar 1:1 yang
dipanaskan pada suhu 50o C, 55o C, dan 60o C, amilum yang dihasilkan memenuhi
persyaratan kadar air dan pH. Rasio antara amilum kecambah beras merah dan air
1:1 memberikan kelarutan amilum pregelatinized yang paling baik dibandingkan
dengan konsentrasi 2:1 dan 3:1. (Chainat, 2011).
2. Tujuan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi serbuk pati (amilum)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya
bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak daun
telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk membundar telur hingga agak
membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun berbulu
padat, berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan malai.Bunga putih atau
putih ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak
menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni agak
Sendana, 2014).
5
menjadi umbiakar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3
cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan
keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat
meracun bagi manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya
karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru
terdapat pada daunsingkong karena mengandung asam amino metionina.(Endra
Sendana, 2014).
6
BAB III
METODE KERJA
Bahan :
B. Cara Kerja
1. Ambil serbuk pati amati organoleptiknya (bau, warna, rasa)
2. Buatlah sediaan dalam media air dengan menggunakan aquadest dan iodium dari
masing-masing serbuk pati! Amati dibawah mikrsokop dan perhatikan bentuk,
ada/tidaknya hillus dan lamella dari masing-masing amilum.
3. Tambahkan sol-lod pada masing-masing serbuk pati. Amati warnanya dibawah
mikroskop!
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
8
terlihat dengan
jelas, juga lamella
terlihat jelas.
9
(aquadest)
2. Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan uji mikroskop, pada amilum oryzae berbentuk
bulat telur dan ada yang bersegi banyak, hillus tidak terlalu jelas pada bulatan, tetapi
lamella terlihat jelas, jarak antara bulatan cuku jauh. Secara mikroskopik yaitu
berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm Berdasarkan uji
oragnoleptik pati beras berbentuk butiran halus, berwarna putih, tawar, dan tidak
berbau.
Pada amilum solani, uji mikroskop berbentuk bulatan, dan ada yang tidak
beraturan, hillus terlihat jelas ditengah bulatan, begitupun lemalla terlihat pada
tepian bulatan, berukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm
sampai 35 µm, berdasarkan uji organoleptic amilum solani berbentuk serbuk
dan berwarna putih.
Sedangkan pada amilum Manihot, uji mikroskop berbentuk bulat
simetris, dan sangat rapat jarak antara bulatan dengan diameter 5µm sampai
10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hillus terlihat
jelaspada bagian tengah bulatan berbentuk cabang 2 atau 3, begitu pula
dengan lamella tidak jelas. Berdasarkan uji organoleptic amilum Manihot
berbentuk serbuk halus dan berwarna putih.
Berdasarkan hasil uji mikroskop yang telah difoto terlihat perbedaan
pada setiap gambar dan tergantung pada perbesaran lensa mikroskop, yaitu
4x, 10x, dan 40x. Sampel atau amilum terlihat sangat jelas pada mikroskop
dengan perbesaran 40x, dan lebih mudah untuk menganalisis bentuk amilum,
letak hillus dan lamellanya.
10
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, kita dapat mengetahui amilum secara uji mikroskop
dari bentuk, letak hillus, dan lamella serta uji organoleptic (bentuk, warna, bau, dan rasa)
pada amilum oryzae, amilum solani, dan amilum Manihot. Mengetahui perbedaan lensa
perbesaran pada mikroskop yaitu 4x, 10x, dan 40x, terlihat jelas bentuk, letak hillus dan
lamella pada lensa 40x.
11
Daftar Pustaka
Plackett, D. 2011. Biopolymers-New Materials for Sustainable Films and
Coatings. USA : Wiley. P. 15.
Anwar, E., K. Khotimah, dan A. Yanuar. 2006. An Approach on Pregelatinez
Cassava Starch Phosphat Esters as Hydrophyllic Polymer Excipient for Controlled
Release Tablet. J. Med. Sci. 6(6). P. 923-929.
Sugiyono. 2011. Pengaruh Variasi Kadar Amilum Biji Durian (Durio zibethinus,
Murr) sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tablet Parasetamol.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Semarang: Universitas Wahid Hasyim.
Hal: 67.
Chainat. 2011. Effects of Pregelatinization on Physicochemical Properties of
Flour of Germinated Brown Rice cv. Agricultural Sci. J. 42(2). P. 425- 428.
12