Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PEMERIKSAAN HAKSEL
SECARA MAKROSKOPIK
Oleh:

Nama : Kadek Ira Suhendri

Nim : 2020E0B004

Kelas : 3A/D3 Farmasi

Dosen Pengampu : apt. Yuli Fitriana, M.Farm

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021/2022
A. Tujuan
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan
identifikasi beberapa haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan.

B. Dasar Teori
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji
dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan, Simplisia
adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dianggap
bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan,
khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya
tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas dan
lain-lain. Dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat
bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain. Dianggap dipalsukan jika secara sengaja
diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. (Anonim, 1978)
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat
menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan,
kontaminasi dan stabilitas bahan. Standarisasi suatu simplisia merupakan pemenuhan
terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk.
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan
untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
monografi Materia Medika Indonesia (MMI).
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka
dilakukan identifikasi dan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian
mikroskopik, dan pengujian histokimia.
Cara-cara pemeriksaan untuk menilai simplisia ada 5 cara. Pemeriksaan haksel
dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara organoleptis, mikroskopik, dan
makroskopik.
1. Identifikasi Identifikasi bertujuan untuk mengetahui kebenaran jenis
tumbuhan obat yang akan diolah lebih lanjut. Jenis tumbuhan dari sudut
keragaman hayati dapat dikonfirmasi sampai informasi genetik sebagai faktor
internal untuk validasi jenis (spesies).
2. Uji Organoleptik Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
khususnya bau dan rasa simplisia yang diuji.
3. Uji Makroskopik Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca
pembesar atau tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari
khususnya morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
4. Uji Mikroskopik Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop
yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang
diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur
atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi
jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia
berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi masing–masing simplisia.
5. Uji Histokimia Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam
zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi
spesifik, zat–zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik
pula sehingga mudah dideteksi.
Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen atau utuh yang
biasanya didapat dalam ramuan obat tradisional (haksel tidak berbentuk serbuk).
Pemerian yang perlu dideskripsikan meliputi tanaman atau tumbuhan asal, suku
atau familia, bentuk sediaan dan pemerian secara organoleptis, ciri khas (bila ada),
ukuran (bila perlu) secara gambar haksel tersebut.

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1 Pensil 1 Herba Patikkan Kebo
2 Penggaris
3 Kertas Gambar dan Kamera Digital/
Kamera Handphone
D. Evaluasi
1. Gambarlah dan fotolah contoh simplisia yang telah anda periksa sehingga anda
dapat mengingatnya.
2. Catatlah karakteristik dari masing-masing simplisia.
3. Sebutkan tanaman asal dari simplisia, nama latin dan nama simplisia yang anda
periksa, beserta kandungan kimia dan sebutkan pula kegunaan masing-masing
simplisia secara empiris di masyarakat maupun aplikasinya dalam dunia farmasi.
4. Buatlah laporan.

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan pemeriksaan haksel secara organoleptis
yaitu dengan mengamati warna, bau, dan rasa pada simplisa. Haksel merupakan bagian-
bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan
tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang
digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Pada praktikum ini pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia
secara organoleptis dan makroskopik pada Patikan Kebo. Pemeriksaan secara
organoleptis
dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa sedangkan pemeriksaan secara
makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia secara langsung dengan mata telanjang,
memperhatikan bentuk dari simplisia.
Prosedur pemeriksaan haksel dan makroskopik ini yang pertama adalah pengujian
identifikasi terlebih dahulu untuk melihat famili dan spesies dari tanaman masing-
masing,
Kemudian yang kedua yaitu organoleptis kita akan melihat atau menguji bau dan rasa
dari
masing masing simplisia, kemudian yang ketiga adalah pengujian makroskopik ini akan
melihat bentuk tekstur dengan menggunakan mata telanjang atau menggunakan kaca
pembesar. Pengujian secara organoleptis dan makroskopis yang sudah di jelaskan pada
bagian hasil pengamatan di atas yaitu:
Uji Organoleptis
Warna : hijau,
Rasa : khas,
Bau : aromatik
sedangkah setelah pengeringan terdapat
Warna : hijau pucat,
Rasa : khas,
Bau :aromatik tidak menyengat.
Uji Makroskopik
Patikan kebo : berwarna hijau, sebelum dilakukan perajangan herb aini memiliki
tinggi ±20-60cm, dan setelah pengeringen herb aini mengalami perubahan warna.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
identifikasi simplisia yang dilakukan dengan cara antara lain: Organoleptik yang meliputi
pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa.
Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan bantuan kaca pembesar untuk melihat berbagai organ tanaman yang digunakan
untuk simplisia.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran
atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima
alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental
(sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1978). Materia Medika Indonesia, jilid I-IV. Makasar: Departemen Kesehatan RI.

Farmakognosi, T. P. (2021). Petunjuk Praktikum Farmakognosi Fakultas . Mataram: Fakultas


Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Mataram.

Anda mungkin juga menyukai