Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PENCUCIAN DAN STERILISASI INSTRUMEN /ALAT


(KARET, VIAL DAN BOTOL INFUS, ALAT-ALAT GELAS)
Oleh:

Nama : Kadek Ira Suhendri

Nim : 2020E0B004

Kelas : 3A/D3 Farmasi

Dosen Pengampu : Dzun Haryadi Ittiqo, M.Sc.,Apt

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2021/2022

A. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan dalam proses pencucian

dan sterilisasi instrumen/alat

B. Dasar Teori

Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia (Tille, 2017)
a. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemanasan
A. Pemanasan kering
i. Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas
api bunsen sampai ujung ose memijar.
ii. Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau
kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak
sampai memijar. Misalkan: a) melewatkan mulut tabung yang
berisi kultur bakteri di atas api Bunsen; b) memanaskan kaca
objek di atas api busnen sebelum digunakan; c) memanaskan
pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada
cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji
kepekaan antibiotik.
iii. Hot air oven
Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari
kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang
terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama
1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus
menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi.
iv. Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang
ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan
dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa
asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi
dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat
meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi dengan
baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.
B. Pemanasan basah
Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah
dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat
digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil
praktikum) dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip,
mikropipet), pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan
yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017)
Pemanasan basah dapat menggunakan.
i. Autoklaf manual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di
dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak
dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu
mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka
suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak.
ii. Autoklaf digital/otomatis
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15
menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun
sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika
digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk
emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.
2. Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan
plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum
digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan
microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan
sinar gamma high energy.
3. Filtrasi (penyaringan)
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive
terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik.
i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan
larutan pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat.
ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency
particulate air (HEPA) untuk menyaring organisme dengan
ukuran lebih besar dari 0.3 µm dari ruang biology savety
cabinet (BSCs)
b. Sterilisasi dengan metode kimiawi
a) Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi
filter HEPA pada BSCs.
b) Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam
waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet,
dan logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.

C. ALAT DAN BAHAN

No Alat No Bahan

1 Autoclave 1 Natrium karbonat 0,5%

2 Oven 2 Tepol 1%

3 Glassware 3 Aquadest

4 HCL Encer
D. PROSEDUR KERJA
1) Pencucian tutup karet

1. Tutup karet direndam dalam


larutan HCL 2% selama 30 menit

2. Direndam dalam larutan (tepol


1% + Na karbonat 0,5%) 1:1
selama 30 menit

3. Rendaman karet dalam (2)


dididihkan

4. Diulang-ulang tindakan 3 5. Karet kemudian dimasukkan ke


sampai larutan kelihatan jernih dalam beker gelas/plastik kemudian
dan bersih ditambah aquabidest lalu di autoklav
pada suhu 1100C selama 20 menit
kemudian dilihat kejernihan filtratnya,
apabila belum jernih dapat diulang
tindakan ini sampai

mendapatkan filtrate yang jernih.

NB: Untuk karet yang berkwalitas baik


no 1dan 2 bisa diabaikan.
2) Pencucuian ampul/ vial/ botol infus (glassware)

1. Rendam Ampul/ vial botol


infuse dengan HCL encer

2. Didihkan ampul, vial, botol


infuse dengan campuran sama
banyak tepol 1% dan Na2CO3
0,5% (natrium karbonat )

3. Ulangi prosedur no 2 hingga


larutan tetap jernih (max.3 x).

4. Cucilah ampul/vial/botol infuse 5. Atur container dengan teratur dan rapi

dengan aquadest dalam oven dan sterilkan pada tempratur


2000C selama 1jam.

E. PEMBAHASAN
Pada saat melakukan pembuatan sediaan steril, maka wadah dan atau tutup yang
digunakan sebaiknya disterilkan sampai benar-benar steril terlebih dahulu. Hal ini bertujuan
agar wadah dan atau tutup tersebut tidak mencemari bahan obat yang akan dimasukkan ke
dalamnya. Tujuan pencucian dan sterilisasi ini adalah untuk menghilangkan zat-zat
pengotor atau penghilangan semua jenis organisme hidup, dan dalam hal ini adalah
mikroorganisme (fungi, mycoplasma, virus, bakteri, protozoa) sehingga diperoleh
pengemasan yang steril, bebas pirogen dan bebas partikel sehingga tidak mempengaruhi
produk dan isi.
Terdapat berbagai macam metode sterilisasi, tetapi dalam percobaan pertama
ini kami melakukan proses sterilisasi dengan metode sterilisasi fisik. Adapun
metode sterilisasi fisik yang kita lakukan disini adalah sterilisasi dengan panas
basah dan sterilisasi dengan panas kering.
Sterilisasi alat– alat yang terbuat dari karet atau alay yang sensitif terhadap
pemasanan/kelembapan yaitu dengan menggunakan metode panas basah. Sterilisasi
basah biasanya dilakukan dengan alat autoklaf uap dengan menggunakan uap air
jenuh pada suhu 121° dengan waktu 15 menit. Penggunaan suhu 121°C itu
disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoklaf
merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang
sterilisasi di rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril.
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang akan
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. (Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu UGM, 2020).
Bahan yang akan disterilisasi dengan metode ini adalah tutup karet. Pada
proses pencucian tutup karet, tutup karet direndam dengan HCl 2% selama 30
menit dan direndam pada larutan Teepol selama 30 menit dan terlihat larutan Teepol
yang keruh dan terdapat sedikit busa yang diprediksikan masih terdapat kontaminan
atau belum steril, sedangkan botol infus dan vial dicuci dengan HCl 2%. Fungsi HCl
2% adalah untuk melarutkan asam dan mengurangi kebasaan dari pengemas agar
kira-kira menjadi netral.
Teepol 1% merupakan surfaktan yg mempunyai gugus lipofil dan hidrofil.
Gugus lipofil akan mengikat lemak dalam tutup karet, sedangkan gugus hidrofil
akan tertarik oleh aquadest pada pencucian yang terakhir sehingga tutup karet
terbebas dari lemak yg menempel. Teepol yang digunakan dalam sterilisasi kali ini
berguna sebagai desinfektan dan zat pembasah sehingga Teepol dapat berpenetrasi
ke dalam pori-pori bahan yang akan disterilkan. (Ilmawati, 2013)
Pada proses perebusan tutup karet dengan larutan Teepol 1% dilakukan
berulang-ulang sampai larutan bersih dan jernih lalu dicuci dengan aquadest yang
berfungsi untuk membilas karet. Kemudian tutup karet di autoklav 1150C selama 20
menit, digunakan alat autoklav karena untuk sterilisasi tutup karet dilakukan dengan
metode sterilisasi panas basah. Selanjutnya karet ditaruh di kantong plastik tanpa air
dan di autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan.
Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, ampul, dan vial atau alat yang
berbahan dasar kaca maka proses sterilisasinya mengunakan metode sterilisasi
panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika dipaparkan pada
suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi panas
kering yaitu masih bertahannya endospora bakteri.
Proses sterilisasinya yaitu semua alat yang akan di sterilkan direndam dalam
larutan HCl. Setelah direndam, kemudian semua alat dididihkan dengan Teepol 1%
dan natrium karbonat 5% dan diulangi sampai larutan berubah jernih. Setelah
larutan dirasa sudah jernih, semua alat dicuci dengan aquadest dan di sterilkan
dengan oven pada temperatur 2000C selama 1 jam.
Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering,
dimana fungsi oven adalah mensterilkan alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip
oven yaitu menghancurkan lisis mikroba menggunakan panas udara kering. Untuk
sterilisasi panas kering sangat diperhatikan penempatan bahan yang akan
disterilisasi, yaitu sebisa mungkin tidak renggang atau seminimal mungkin hindari
adanya celah agar aliran udara tidak dapa menembus dan terdistribusi, selain itu
agar bahan tidak pecah atau retak karena bahan tersebut akan memuai pada
pemanasan. (Ilmawati, 2013)

F. Kesimpulan
1. Sebelum melakukan/membuat sediaan steril, hendaknya semua alat yang
digunakan harus dalam keadaan steril.
2. Terdapat berbagai macam metode sterilisasi seperti metode fisika
(pemanasan), kimia (menggunakan bahan-bahan kimia), radiasi (penyinaran)
dan filtrasi (penyaringan).
3. Pemilihan metode sterilisasi harus disesuaikan dengan karakteristik dari alat
yang akan di sterilisasi.
4. Untuk alat-alat yang akan disterilisasi yang berbahan dasar karet maka proses
sterilisasinya menggunakan metode fisika yaitu panas basah.
5. Untuk alat-alat yang akan disterilisasi yang berbahan dasar kaca atau gelas,
maka proses sterilisasinya menggunakan metode fisika yaitu panas kering.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmawati, E. M. (2013, Oktober 17). Pencucian dan Pensterilan Tutup Karet, Ampul, Vial
dan Botol Infus. Dipetik Januari 13, 2021, dari Blogspot.com:
http://caramembuatmakalah1.blogspot.com/2013/10/pencucian-dan-pensterilan-tutup-
karet.html

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu UGM. (2020). Pemanfaatan Plastik


Polipropilen Standing PouchSebagai Salah Satu Kemasan Sterilisasi Peralatan
Laboratorium . Indonesian Journal of Labolatory, 43.

Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical


Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai