Anda di halaman 1dari 4

Oktavita Nurul H 1800023218

Arfi Ainun Najah 1800023219


Alifia Rizky S.I 1800023220
Golongan 1 Kelompok 5 Kelas 6C

PEMBAHASAN
Pada praktikum pencucian dan sterilisasi karet bertujuan untuk memahami tahapan-tahapan
dalam proses pencucian dan sterilisasi karet, ampul, vial dan botol infus. Praktikum pencucian dan
sterilisasi karet ini penting Karena merupakan salah satu elemen penting dalam suatu rangkaian
pembuatan sediaan steril. Sterilisasi adalah proses menghilangkan, membunuh atau memusnahkan
segala bentuk mikroorganisme yang hidup yang pathogen maupun tidak, bahkan dalam bentuk
vegetative (spora) dari suatu objek atau bahan. Dengan sterilisasi akan diperoleh objek atau bahan
yang steril. Kemasan steril menuntut kondisi yang steril dalam hal persiapan maupun proses
pembuatannya. Sterilisasi kemasan semacam ini terutama digunakan untuk sediaan steril, bersifat
mutlak, artinya kemasan harus steril dan tidak boleh sedikit disterilkan. Hal ini karena penggunaan
sediaan steril langsung menembus mekanisme pertahanan tubuh alami seperti kulit dan mukus.
Jika obat yang diberikan tidak steril dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit akibat
mikroorganisme dari obat yang diberikan sehingga terjadi infeksi atau kerusakan jaringan.
Pemilihan wadah juga harus dipertimbangkan karena wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan
kontaminasi pada bahan/zat aktif. Wadah yang baik pada sediaan steril tidak boleh bereaksi dengan
isi karena reaksi dikhawatirkan akan menghasilkan zat lain yang dapat merusak khasiat obat,
wadah harus tahan suhu dan tekanan pada proses sterilisasi artinya tidak mudah pecah atau
meleleh, tahan terhadap penyimpanan atau tetap stabil, serta transparan sehingga memudahakan
untuk mengetahui partikel asing atau adanya perubahan warna.
Pada praktikum dilakukan proses pencucian tutup karet, ampul, vial dan botol kaca. Untuk
pencucian tutup karet hal pertama yang dilakukan adalah merendam tutup karet dengan HCL 2%
selama 2 hari. Tujuan dari peredaman degan HCL 2% ini adalah untuk membersihkan partikel
yang bersifat basa (menetralkan sisa-sisa basa yang terdapat pada permukaan wadah). Kaitan
waktu perendaman sangat tergantung dari kualitas gelas. Jika gelas stabil sebetulnya tidak perlu
direndam sampai 2 hari atau malah tidak melalui proses perendaman HCl. Oleh karena itu, harus
ditentukan terlebih dahulu kualitas gelas yang akan digunakan , selanjutnya industri farmasi yang
akan melakukan pemesanan wadah ke vendor lain sesuai dengan spesfikasi wadah yang
diinginkan.
Langkah selanjutnya adalah cairan perendam diganti menggunakan larutan 1 yang berisi
tepol 1 % + Na karbonat 0,5% dan dilakukan perendaman selama 1 hari kemudian larutan 1 diganti
dengan yang baru dan didihkan . Dalam hal ini tepol 1 % merupakan deterjen yang mempunyai
fungsi sebagai surfaktan. Surfaktan ini akan mengikat lemak yang ada pada karet maupun gelas.
Lemak tersebut akan terikat pada gugus lipofilnya yaitu gugus non polarnya. Keuntungan
menggunakan tepol adalah tidak menimbulkan noda putih, karena teepol tidak mengandung asam
stearat. Selain sebagai surfaktan, teepol 1% juga berfungsi untuk desinfektan dan depirogenasi.
Sedangkan natrium karbonat 0,5% berfungsi untuk menetralkan sisa-sisa asamkarena pencucian
HCl pada awal proses. Pendidihan dilakukan supaya pencucian lebih efektif karena larutan dapat
mencuci semua bagian permukaan dengan adanya transfer massa dan energy. Pendidihan
dilakukan supaya pencucian lebih efektif karena larutan dapat mencuci semua bagian permukaan
dengan adanya transfer massa dan energi. Ulangi langkah tersebut minimal 3x hingga hasil
rendaman bersih dan jernih.
Selanjutnya setelah bersih tutup karet dimasukkan kedalam bekker glass dan ditambahkan
aqua p.i sebagai blanko, kemudian di autoclave suhu 121OC selama 30 menit. Parameter bersih
dibuktikan dengan cara membandingkan profil absorbansi aqua p.i. yang diatoklaf bersama tutup
karet dengan profil absorbansi larutan blanko. Pengukuran absorbansi ini dialkukan dengan
menggunakan alat spektrofotometer UV dengan range panjang gelombang adalah 200-40 nm.
Hasil Scanning profil absorbansi tidak menunjukkan adanya satu puncak yang timbul dari aqua
p.i. Hal tersebut berarti larutan aqua p.i yang digunakan sebagai blanko adalah bersih Karena tidak
adanya puncak pada hasil scanning. Selanjutnya tutup karet dibilas menggunakan larutan II yang
berisi spirtus dilutus + aqua p.i. Penggunaan spiritus dilitus sebagai disinfektan untuk membunuh
kuman.
Langkah terakhir adalah tutup karet dibungkus menggunakan kertas 2 lapis kemudian di
autoclave pada suhu 1210C selama 30 menit. Dalam hal ini tutup karet dibungkus menggunakan
alumunium foil. Pembungkusan tutup dengan kertas aluminium foil bertujuan mencegah
kontaminasi, melindungi wadah ketika dikeluarkan dari autovlave pasca sterilisasi dan menjaga
tetap terjaga sterilitasnya sampai ruang LAF atau ruang kelas I. Jumlah pembungkus sangat
tergantung pada step dalam proses produksinya. Sterilisasi dengan autoklaf 120oC selama 30 menit
maksudnya adalah waktu yang diperlukan untuk memanaskan larutan/bahan/alat sampai
temperatur 120oC ditambah 30 menit dengan tetap mempertahankan temperatur pada 120oC.
Untuk pencucian glassware (ampul, vial dan botol infus) menggunakan proses yang mirip
dengan pencucian tutup karet. Perbedaannya adalah pada glassware tidak dilakukan perendaman
dengan waktu tertentu. Semua tahapan dilakukan dalam satu hari. Hal ini dikarenakan pada wadah
kaca tidak perlu prosis infiltrasi pori-pori. Untuk pencucian glassware ini sterilisasi dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu sterilisasi dengan panas basah atau sterilisasi dengan panas kering.
Sterilisasi panas basah langkahnya adalah membungkus glassware dengan kertas, prosedur
tersebut sama halnya sebagaimana dalam sterilisasi tutup karet. Sedangkan untuk sterilisasi panas
kering langkahnya adalah membungkus glassware menggunakan alumunium foil 2 lapis kemudian
dimasukkan kedalam oven suhu 2000C selama 1 jam. Waktu untuk mensterilkan ini biasanya
meliputi lag time yang cukup besar agar zat-zat dapat mencapai temperatur sterilisasi dari ruang
oven dan merupakan waktu pendiaman yang tepat oleh sterilisasi dan merupakan periode
pendinginan agar bahan tersebut kembali ke suhu kamar.
Prinsip dasar sterilisasi basah adalah menggunakan uap air, dimana uap air ini akan
menembus dinding sel mikroba dan mengakibatkan koagulasi protein. Sehingga mikroba akan
mati. Dengan cara ini, spora bakteri juga dapat dimusnahkan. Kelebihan sterilisasi panas basah
dibandingkan dengan sterilisasi panas kering yaitu :
1) Uap air mempunyai daya bakterisida yang lebih besar daripada panas kering. Sehingga
sterilisasi dapat dilakukan pada suhu yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.
2) Kapasitas kalor uap air lebih besar daripada kapasitas kalor udara kering. Sehingga
pemindahan kalor terjadi dengan lebih cepat.
3) Uap air menempati seluruh ruangan dengan merata

Sterilisasi panas kering dilakukan untuk alat-alat yang tidak dapat ditembus air dengan mudah
dan alat-alat yang tahan dengan pemanasan tinggi. Misalnya vial dan ampul yang terbuat dari
bahan gelas. Pada metode ini, pemusnahan mikroba berdasarkan proses dehidrasi dan oksidasi.
Suhu yang dibutuhkan jauh lebih tinggi daripada sterilisasi panas basah. Keuntungan sterilisasi
panas kering ini adalah alat-alat yang disterilisasi tetap kering. Perlu diperhatikan, penempatan
alat-alat dalam kontainer harus sedemikian rupa sehingga sterilisasi dapat berjalan dengan
sempurna
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh kelompok kami didapatkan hasil praktikum
dimana untuk pencucian alat gelas dari 3 replikasi diperoleh untuk replikasi 1 keruh, replikasi 2
dan 3 adalah jernih. Pengamatan tersebut dilakukan secara visual (menggunakan indra mata).
Kemudian untuk hasil spektogram, larutan blanko (aqua.pi) tidak menunjukkan adanya puncak
yang berarti larutan blanko yang digunakan steril. Larutan blanko ini kemudian digunakan sebagai
pembanding dari 3 replikasi. Dimana hasil 3 replikasi menunjukkan replikasi 1 tidak steril. Hal
tersebut ditunjukkan pada hasil spektogram yang menunjukkan adanya puncak. Sedangkan untuk
replikasi 2 dan 3 steril dimana hasil spektogram tidak menunjukkan adanya puncak.
Sedangkan untuk hasil dari pencucian glassware yang meliputi ampul, vial dan botol infus
menunjukkan bahwa replikasi 1 keruh sedangkan replikasi 2 dan 3 jernih. Pengamatan tersebut
juga dilakukan secara visual (menggunakan indra mata). Untuk hasil spektogramnya
menggunakan larutan pembanding yaitu aqua pi (blanko). Dimana hasil spektogram dari larutan
blanko ini akan digunakan sebagai pembanding dari 3 replikasi. Dimana hasil 3 replikasi
menunjukkan replikasi 1 tidak steril. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil spektogram yang
menunjukkan adanya puncak. Sedangkan untuk replikasi 2 dan 3 steril dimana hasil spektogram
tidak menunjukkan adanya puncak.

KESIMPULAN
1. HCl digunakan untuk menetralkan sisa-sisa basa yang terdapat dalam permukaan wadah.
2. Teepol 1 % merupakan detergen yang berfungsi sebagai surfaktan.
3. Natrium karbonat 0,5 % merupakan basa yang berfungsi untuk menetralkan sisa asam saat
pencucian dengan HCl encer.
4. Bahan pengemas yang tidak tahan pemanasan seperti karet disterilkan dengan metode
panas basah menggunakan alat autoclave pada suhu 110C selama 20 menit atau dapat juga
dilakukan pada suhu 121C selama 15 menit.
5. Bahan pengemas yang tahan pemanasan seperti glass ware dapat disterilkan dengan
metode panas kering menggunakan oven suhu 200C selama 1 jam
6. Berdasarkan data praktikum pada pencucian tutup karet menurut pengamatan visual
maupun data spektogram diperoleh replikasi 1 tidak steril sedangkan replikasi 2 dan 3 steril
7. Berdasarkan data praktikum pada pencucian glassware (ampul, vial dan botol infus)
menurut pengamatan visual maupun data spektogram diperoleh replikasi 1 tidak steril
sedangkan replikasi 2 dan 3 steril

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1995), Farmakope Indonesia ed III, DepKes RI, Jakarta.


Lachman, L., (1994), Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jilid 3, UI Press, Jakarta.
Voight, R., (1995), Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta
Ansel, H.C, (1989), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV, UI press, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai