Disusun Oleh :
KUDUS
2021
I. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan melakukan pencucian dan sterilisasi karet,
ampul, vial dan botol infus.
2. Agar mahasiswa dapat memahami batasan wadah gelas yang digunakan untuk injeksi
dan cara pengujiannya.
II. Dasar Teori
Uji wadah gelas untuk injeksi memenuhi FI III ada tiga yaitu:
Pemeriksaan batas keamanan
Pemeriksaan batas arsen
Pemeriksaan batas timbal
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan
sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan
metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan.
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelm digunakan, yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Alat Bahan
Autoclave Na karbonat 0,5%
Glassware Tapol
Ampul Aquabidest
Vial Alkohol
Botol kaca infus HCL encer
Tutup karet
Las ampul
Percobaan 2
Alat Bahan
Autoclave Air bebas CO2
Glassware H2SO4 0,01 N
Botol infus kaca Aquabidest
Alumunium foil Aceton
Indikator metil merah
IV. Cara Kerja
PERCOBAAN I
1. Cara mencuci karet botol infus :
Karet dididihkan lagi dengan larutan (tapol 1% dan Na karbonat 0,5% ) baru
Karet kemudian ditambahkan aquades lalu diautoclove 1100 C, 20 menit (1x melihat
jernih tidaknya aquades rendam setelah diautoclave 1x)
Terakhir diautoclave 1x lagi dalam kantong plastik tanpa air untuk mensterilkan
2. Ampul/Vial/Botol Infus (glassware)
1.
Dididihkan ampul/vial/botol infus dengan campuran yang sama banyak tapol 1% dan Na
karbonat (Na2CO3) 0,5%
2.
3.
4.
Diatur container teratur dan rapi dalam oven dan sterilkan pada temperatur 200⁰C selama 1
jam
PERCOBAAN II
Dibilas bagian dalam dengan aquabidest dan aqua bebas CO2 secara bergantian hingga dirasa
sempurna (maksimal 4x untuk masing-masing larutan pembilas)
Diisi tiap botol dengan aqua bebas CO2 hingga masing-masing botol terisi 90%
Dikeluarkan botol, dinginkan sebentar, kemudian 100 mL isi botol dituang dalam erlenmeyer
untuk titrasi
Ditambahkan 1-2 tetes indikator metil merah, kemudian lakukan titrasi menggunakan H 2SO4
0,01 N
No Pencucian Kejernihan
. Menggunakan
1. Teepol ++
2. Teepol +++
3. Aquadest ++++
4. Aquadest +++++
Keterangan: Pada tampungan larutan teepol yang pertama kami merebusnya sampai
mendidih, dan hasilnya yang pertama belum jernih pada larutannya dan masih
meninggalkan bercak pada tutup karetnya. Lalu kami mencucinya kembali beberapa
kali sampai larutan terlihat jernih, yaitu pada pencucian kedua dengan Teepol. Setelah
itu, dicuci dengan aquadest 2 kali dan diautoklav dan hasilnya tidak terdapat bercak
pada tutup karet dan larutan terlihat jernih.
Kesimpulan: Pencucian dengan larutan Teepol beberapa kali dapat membuat wadah
jernih, serta tidak adanya bercak pada tutup karet.
No Pencucian Kejernihan
. Menggunakan
1. Teepol +
2. Aquadest +++
3. Aseton ++++
Keterangan: Botol terlihat jernih setelah dioven.
Kesimpulan:belum steril sepenuhnya jika belum dioven.
PERCOBAAN II
Volume botol : 10 mL
Hasil titrasi :
VI. Pembahasan
PERCOABAAN 1
Pada percobaan ini dilakukan pencucian dan sterilisasi glassware dan tutup botol yang
terbuat dari karet. Tujuan pencucian dalan sterilisasi ini agar diperoleh wadah kaca dan tutup
botol yang bersih dan steril, sehingga memenuhi persyaratan sebagai pengemas sediaan obat
yang baik yaitu melindungi dari kontaminasi.
Pada pencucian tutup botol karet, tahapan awal yang dilakukan adalah merendam tutup
karet dalam larutan HCl 2%. Tahap ini bertujuan untuk menetralkan senyawa basa. Tahap
selanjutnya adalah merendam tutup karet dalam larutan tepol 1% dan natrium karbonat 0,5%
selama 1 hari. Tepol 1% berfungsi sebagai detergen yang membersihkan dari kotoran.
Sedangkan penggunaan natrium karbonat bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa HCl.
Tutup karet lalu di-didihkan dengan larutan tersebut dan diganti hingga bersih dan jernih.
Perendaman dan pendidihan ini bertujuan untuk meperbesar pori-pori karet sehingga dapat
mengeluarkan kotoran secara optimal. Optimasi pembersihan dilakukan dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 110 C selama 20 menit.
Pencucian glassware yaitu ampul, vial, dan botol infus menggunakan proses yang mirip
dengan pencucian tutup karet. Perbedaannya adalah pada glassware tidak dilakukan
perendaman dengan waktu tertentu. Semua tahapan dilakukan dalam satu hari. Hal ini
dikarenakan pada wadah kaca tidak perlu prosis infiltrasi pori-pori. Berdasarkan profil
absorbansinya, diketahui semua wadah kaca yang diuji telah bersih sebab profil absorbansi
mirip dengan blanko dan tidak ada puncak/peak.
Sterilisasi ampul, vial, dan botol infus dilakukan menggunakan metode panas kering yaitu
dengan oven pada suhu 200 C selama 1 jam. Sebelumnya wadah kaca ini dibungkus dengan
aluminium foil untuk mencegah kontaminasi.
PERCOBAAN II
Pada percobaan ini dilakukan praktikum Uji Wadah Gelas Untuk Injeksi. Tujuan dari
praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami batasan wadah gelas yang digunakan
untuk injeksi dan cara pengujiannya.
Gelas dipakai sebagai wadah untuk injeksi harus dapat menjaga pH larutan sehingga
tidak menaikkan pH karena pengeluaran alkali, oleh karenanya gelas harus bersifat netral.
Wadah yang telah mengalami perubahan fisika- kimia sehingga menyebabkan mungkin tidak
lagi memenuhi syarat. Syarat yang lain untuk wadah sediaan injeksi yaitu untuk ampul harus
mudah dilebur, pada waktu menutup ampul, tidak mudah pecah, dan untuk ampul pada waktu
dipotong tidak mengeluarkan pecahan gelas yang lembut. Dan untuk tutup karet harus
memenuhi syarat-syarat mengenai sifat fisis maupun khemis dan diperhatikan keadaan
bahwa tutup karet akan kontak dengan larutan-larutan pada tekanan dan suhu yang tinggi,
harus elastis, dapat menutup baik pada pencoblosan atau larutan tak keluar dari samping
jarum, dan apabila jarum ditarik, akan menutup lagi, permukaan lapisan karet harus licin dan
tak berlubang agar dapat dicuci bersih, dan tutup karet harus dibuat sedemikian rupa, hingga
sehabis sterilisasi karena penurunan tekanan dalam yang dengan demikian menjamin
penutupan wadah itu dengan sempurna (Anief, 2007).
Batas yang perlu diuji untuk wadah gelas untuk injeksi yaitu batas kebasaan, batas arsen,
dan batas timbal. Pada percobaan ini dilakukan percobaan batas kebasaan. Batas kebasaan
dibagi dalam dua metode yaitu metode serbuk gelas dan metode permukaan. Batas kebasaan
yang digunakan pada percobaan ini adalah metode permukaan, yaitu metode gelas ini diisi
dengan air bebas CO2 dan mengandung sejumlah HCl atau H2SO4 dan menggunakan
indicator yaitu metil merah.
Pada metode kebasaan dilakukan dengan pembilasan gelas dengan aquadest dan aqua
bebas CO2. Pembuatan aqua bebas CO2 dapat dilakukan dengan memanaskan air dan setelah
mendidih ditutup dan diharapkan tidak ada udara yang masuk. Air H2O bila ditambahkan
dengan Aqua bebeas CO2 akan berubah menjadi H2O2yang sifatnya asam sehingga
kebasaan menjadi berkurang. Reaksi: H2O2+ CO2® H2CO3. Gelas diisi dengan air bebas
CO2 sebanyak 90% dan ditutup dengan aluminium foil. Dilakukan steril panas basah dengan
cara botol di autoklav pada 110⁰C selama 20 menit. Hal ini berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme lewat tekanan uap yang merusak kerja sel penyusun mikroorganisme pada
pembentukan koagulasi protein, ini dilakukan pada botol infus.
Pada tahap pentitrasian, titik akhir titrasi ditandai dengan adanya warna merah yang
konstan (tidak hilang pada pengojokan). Pembuatan blangko dengan cara mentitrasi aqua
bebas CO2 dengan titran H2SO4. Volume H2SO4 sampel dikurangi dengan volume blangko
sehingga diperoleh volume H2SO4 yang ekuivalen dengan kebasaan. Ini bisa diketahui
volume H2SO4 harus lebih besar dari volume blanko karena batas kebasaan ini bisa
diketahui kadar kebasaan harus di bawah 0,5. Hasil percobaan kami untuk sampel H2SO4
menghasilkan volume total 0,4ml dan pada sampel Aquadest bebas CO2 menghasilkan
volume titrasi 0,8ml. Jadi, memenuhi syarat kebasaan pada titrasi sampel H2SO4 karena
hasilnya tidak melebihi 0,5.
VII. Kesimpulan
Percobaan I
1. Tujuan pencucian dalan sterilisasi ini agar diperoleh wadah kaca dan tutup botol yang
bersih dan steril, sehingga memenuhi persyaratan sebagai pengemas sediaan obat yang
baik yaitu melindungi dari kontaminasi.
2. Berdasarkan profil absorbansinya, diketahui semua wadah kaca yang diuji telah bersih
sebab profil absorbansi mirip dengan blanko dan tidak ada puncak/peak.
Percobaan II
1. Uji wadah gelas merupakan uji kebasaan untuk wadah injeksi dengan prinsip titrasi asam-
basa.
2. Wadah disetrilisasi dengan autoklav selama 1
20 menit pada suhu 110⁰C yang termasuk sterilisasi panas basah.
3. Hasil percobaan diperoleh 0,4ml pada sampel H2SO4 dan 0,8ml pada sampel Aquadest
bebas CO2
1. Cek dulu volume air dalam autoclave, pastikan tinggi air pada batas yang telah ditentukan.
Lebih baik gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari adanya kerak atau karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat medits yang akan disterilisasi
terkena air. Khususnya botol bertutup ulir, kendorkan tutupnya agar air bisa masuk.
3. Tutup autoclave dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Klep pengaman
autoclave jangan dikencangkan dulu.
4. Nyalakan autoclave, lalu atur timer minimal 15 menit dengan suhu 121o C.
5. Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi kompartemen autoclave dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kencangkan klep pengaman sampai selesai. Waktu
15 menit dihitung mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam kompartemen turun sehingga
tekanannya sama dengan udara di lingkungan (angka 0)
7. 7. Angkat isi autoclave dengan hati-hati.
MENDIDIHKAN VIAL, AMPUL DAN KARET