DENSITOMETRI
S1 Farmasi
5B
Kelompok 2 :
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode pemisahan komponen-komponen atas dasar
perbedaan adsopsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembangan/
pengembang campur.
KLt dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida-
lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna
untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi
kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi , dan isolasi senyawa mulai skala kecil.
Tujuan Kromatografi Lapis
Tipis
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan interaksi radiasi elektromagnetik dengan
analit yang merupakan noda pada KLT.
Interaksi radiasi elektromagnetik dengan noda KLT yang ditentukan adalah absorpsi, tranmisi, pantulan
(refleksi) pendar flour atau pemadaman pendar flour dari radiasi semua.
Densitometri lebih dititik beratkan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan kadar yang sangat kecil yang
perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan KLT.
Densitometri merupakan metode penetapan kadar suatu senyawa pada lempeng kromatografi, menggunakan
instrumen TLC scanner, pengukuran dilakukan dengan cara mengukur serapan anlit (cahaya yang diukur dapat
berupa cahaya yang dipantulkan atau yang diteruskan), pemadaman fluoresensi untuk lapisan yang mengandung
bahan berfluorsensi analit atau hasil reaksi analit.
Keuntungan dari Kromatografi
Planar
01 02 04
03
Kromatografi lapis tipis Identifikasi pemisahan Ketetapan penentuan Dapat dilakukan elusi
banyak digunakan untuk komponen dapat dilakukan kadar akan lebih baik secara menaik
tujuan analisis. dengan preaksi warna, karena komponen yang (ascending), menurun
fluorosensi atau dengan akan ditentukan (descinding), atau dengan
radiasi menggunakan sinar merupakan bercak yang cara elusi 2 dimensi.
ultraviolet. tidak bergerak.
Penyerap Untuk Kromatografi Lapisan
Tipis
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan
teknik yang sensitif.
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak antara
0,2 – 0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silica gel, polaritas fase
gerak akan menentukan kecepatan migrasi solute yang berarti juga menentukan nilai
Rf. Penambahan pelarut yang bersifat polar sedikit dietil eter ke dalam pelarut non
polar seperti metil benzene akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.
4. Solut-solut ionik dan solute-solute polar lebih baik digunakan campuran pelarut
sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan methanol dengan perbandingan
tertentu. Penaambahan sedikit asam etanoat atau ammonia masing-masing akan
meningkatkan solute-solute yang bersifat basa dan asam.
APLIKASI
(PENOTOLAN)
SAKPEL
Untuk memperoleh reprodusibilitas, volume sampel yang
ditotolkan paling sedikit 0,5 μl. Jika volume sampel yang
ditotolkan lebih besar dari 2-10 μl, maka penotolan harus
dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan antar
totolan.
PENGEMBANGAN
2. Kurva Kalibrasi
Penentuan kadar analit yang dikorelasikan dengan area noda plat KLT
akan lebih terjamin kesahihannya disbanding metode KCKT atau KGC, sebab
area noda kromatogram diukuur pada posisi diam atau zig-zag menyelruh.
Kolerasi kadar analit pada noda kromatogram yang dirajah terhadap area tidak
menunjukan garis lurus, akan tetapi merupakan garis lengkung mendekati
parabola.
TERIMAKASIH
Alternative Resources