Anda di halaman 1dari 81

Injeksi

Muhammad Fariez Kurniawan


Sediaan Injeksi
Adalah : Sediaan parenteral yang pemberiannya
dilakukan dengan cara injeksi melalui kulit atau
dengan menembus jaringan luar.
Sediaan steril yang mengandung satu atau lebih
dari satu zat aktif dan diberikan secara parenteral
Sediaan steril berupa larutan, suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih
dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir
Sediaan Injeksi
Dari volumenya dibagi jadi :
 Large Volume Parenteral (LVP)
 Volume >100 ml (250, 500, 1000 ml) large plastic bag and Bottle
 Digunakan untuk pengatasan gangguan keseimbangan elektrolit dan
cairan tubuh, Nutrisi, serta sistem penghantaran obat (IV Mixture)
 Contoh : infus, larutan irigasi, larutan hemodialisis
 Small Volume Parenteral (SVP)
 Volume 10 – 100 ml
 Digunakan untuk penghantaran obat sekali pakai
 Dikemas dgn small bag, ampul, vial
 Contoh : ampul injeksi, tetes mata, salep mata, infus botol (asam
amino), dry injection, fat emulsion
Sediaan Injeksi
Istilah
 [DRUG] Injection—Liquid preparations that are drug
substances or solutions thereof.
 [DRUG] for Injection—Dry solids that, upon the addition
of suitable vehicles, yield solutions conforming in all
respects to the requirements for Injections.
 [DRUG] Injectable Emulsion—Liquid preparations of drug
substances dissolved or dispersed in a suitable emulsion
medium.
 [DRUG] Injectable Suspension—Liquid preparations of
solids suspended in a suitable liquid medium.
 [DRUG] for Injectable Suspension—Dry solids that, upon
the addition of suitable vehicles, yield preparations
conforming in all respects to the requirements for
Injectable Suspensions.
Sediaan Injeksi
 Keuntungan :
Dapat dicapai efek fisiologis segera
Dapat diberikan untuk sediaan yang sensitif saluran
lambung/menghindari first pas effect
Dapat diberikan untuk pasien yang tidak sadar/tidak
memungkinkan secara oral

 Kerugian :
Nyeri
Tidak bisa memakai sendiri (terlatih)
Terkait prosedur aseptik
Sediaan Injeksi
Cara pemberian sediaan
injeksi
 Cara Pemberian :
• Intrakutan
• Subkutan
• Intramuskular
• Intravena
• Intraperitoneal
Cara pemberian sediaan injeksi
Cara pemberian sediaan injeksi
Macam-macam jarum suntik
Syarat ideal :

 Jernih
 Isohidris
 Isotonis
 Steril
 Bebas pirogen
Pelarut yang digunakan :
 Aqua pro injeksi
 Oleum pro injeksi
Bahan tambahan yang digunakan :
 Antioksidan : Na Metabisulfit, As Askorbat
 Preservative : Khlorbutanol, Benzoat
 Solubilizer : Ethyl Alcohol, gliserin
 Surfaktan : Polyoksiethylen, Tween, Span
 Buffer : Buffer fosfat
INFUS
Infus
Sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen, dan isotonis terhadap darah,
disuntikkan langsung ke dalam vena dalam
volume relative banyak

Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung


mulai dari 10 ml yang diberikan melalui
intravena tetes demi tetes dengan bantuan
peralatan yang cocok.
Infus
Termasuk sediaan parenteral.
Sediaan parenteral adalah sediaan obat steril, yang
ditujukan untuk tujuan sistemik atau lokal yang
dapat berupa larutan atau suspensi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga cocok untuk diberikan
dalam bentuk injeksi dengan pembawa atau zat
pensuspensi yang cocok.
Syarat :

 Steril
 Bebas partikel asing
 Bebas pirogen
 Stabil
 Isotonis
 Jernih
 pH sesuai
Contoh infus :
 Infus ringer laktat (NaCl, KCl, CaCl2.2H2O, Na
Laktat)
 Aminovel-600, 1000 ( produksi Otsuka, tiap liter
mengandung asam amino 5 %, sorbitol   10 % ,
vitamin dan elektrolit )
 Infus Glukosa
 Infus Adrenalin
Formula
 Bahan aktif, bahan tambahan, bahan pengisi

Jml/batch
Bahan Jumlah/vial
200.000 vial

1 Sulfasalazine Zat aktif 1,5 g

2 Niacinamide Zat aktif 0,05 gr

3 Na. Benzoat Pengawet 0,002 ml

4 Gliserin Cosolvent 1 ml
NaCl Isotonis 2g
5

 6  WFI Pengisi   Ad 60 ml  


Air

Air yang digunakan untuk injeksi harus memenuhi syarat kimia


dan fisika yaitu :
1. Bebas mikroba
2. Bebas pyrogen
3. Bebas endotoksin
3. pH =5,0 - 7,0
4. Jernih
5. Tidak berwarna dan berbau
6. Tidak berbau
7. Bebas partikel
Inkompatibilitas
• Oksidasi (perubahan warna); dipengaruhi oleh sinar, oksigen, suhu,
pH.
 Larutan adrenalin teroksidasi dari berwarna jernih jadi berwarna
merah
 Asam Askorbat teroksidasi menjadi asam dehidro askorbat
 Multivitamin sangat rentan teroksidasi
• Pengendapan
 Injeksi Aminofilin jika tidak menggunakan air bebas CO2 akan
membentuk theofilin yangg mengendap
 Interaksi dengan wadah (Paclitaxel dengan wadah dr PVC)
• Degradasi zat aktif
 Zat aktif rusak atau terurai. Disebabkan oksidasi, kadaluarsa
obat, panas
Kemasan
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
memilih
tipe pengemas yang sesuai :
1.the product or pack contents
2.the application of the product
3.content stability, and the need for protection
from any
environmental factors
4.content reactivity( with relation to the packaging
material)
5.acceptability of the pack to the consumer or user
6.the packaging process
7.regulatory, legal and quality issues
Kemasan

1. Pengemas primer, merupakan pengemas


yang berhubungan langsung dengan obat,
contohnya : botol, ampul dan vial.
2. Pengemas sekunder, contohnya dos serta
perlengkapan pengemas seperti sendok,
brosur / leaflet
3. Pengemas tersier, contoh master box
PACKAGING MATERIALS
PACKAGING MATERIALS
1. GLASS
2. METALS
3.RUBBERS ( ELASTOMERS )
4.PLASTICS

JENIS PENGEMAS berdasar Komponen :


1.Ampul : Gelas , Plastik
2. Vial : gelas, karet, metal
3. Infus : plastic, gelas, karet ( elastomir ), metal
PACKAGING MATERIALS
PENGEMAS DARI BAHAN GELAS UNTUK
PARENTERAL
Persyaratan :
1.Good to excellent resistance to chemical
interaction with the contents
2. Impermeable
3.Easily cleaned in preparation for filling
4.Transparent, facilitating inspection of the
contents
5.Rigid, strong and dimensionally stable, and can
be sterilized by any currently acceptable process
6.Can be made an integral part of medical
devices for the administration of medication
Table.1. USP-NF Specification of Types of Glass

Tip General Description Type of Size (ml) 0,02 N Acid


e Test (ml)
I Highly resistant, Powdered all 1,0
Borosilicate glass glass

II Treated soda lime glass Water < 100 0,7


attact > 100 0,2
III Soda lime glass Powdered All 8,5
glass
IV General purpose soda Powdered all 15,0
NP lime glass glass
Glass : Plastics :
1.Excellent clarity 1.Relatively
2.Thermal resistance unbreakable
3.Barrier properties 2.Extremely
4.Chemically inert light(1/10 gls)
3.Mudah dibuat
Weaknesses of glass : 4. Biaya/harga lbh
1.breaks easily murah
2.heavy dari glass.
3.need rubber closure
Rubber and Aluminium for Weakness :
better packaging
Rubber to seal the glass - Oxygen dan
moisture
Aluminium, to hold the rubber tranmission
in place
Tabel 2. Typical final composition ( as weight
% ) of two grades of pharmaceutical glass
Composition Type I glass Type III
glass
Silica 66 – 74 66 –
75
Calcium oxide 1- 5
6–
Sodium oxide 7 - 10 12

Aluminium oxid 4 - 10 12 -
19
Boric oxide 9 - 11
1-
7
Table 3.Typical uses of Glass Containers by Type
Type Product Packed
I SVPs of all kinds regardless of pH; LVPs that are mildly
alkaline or
When high thermal shock resistance is important

II LVPs : especially I.V. solutions and irrigating solutions;


also anticoagulants, and blood component; diagnostic
preparations; a few SVPs;
These parenterals are usually neutral or acidic

III SVPs that have been demonstrated to be unharmed by


packaging and storage in ordinary Soda-Lime glass :
mostly solutions or suspensions in Vegetable oil or
Sterile powders to which Water for Injection is added
at time of use; several neutral aquaeous products

NP Cough syrups , elixirs, tinctures, extracts, creams,


salves, lotions,
Tablets , capsules , other dry products
Pengemas sediaan Infus dapat dibuat dengan bahan dasar :
1.Gelas
2.Plastik
Keuntungan pengemas gelas antara lain:
1.kuat
2.transparan sehingga dapat melihat/mengontrol kandungan isi
3.dapat disterilisasi dengan Autoclave
4.impermeable trhadap gas/udara atau uap air
Keuntungan pengemas plastik antara lain:
1.unbreakable 2.light-weight
3.easier to set up 4.has a built-in hanger
Wadah berkerut saat pemberian, sehingga dapat menjaga penetesan
cairan infus secara konstan.
Plastics used in Parenteral Packaging
A.Commodity resins ( strong in chemical resistance and
barrier properties )
1.Polyethylene ( LDPE,LLDPE,MDPE HDPE )
2.Polypropylene
3.Popyvinyl chloride ( PVC )
4.Ethylene/Propylene Copolymers
5. Polyesters( PET ) dan Polyethylene
napthalate(PEN)
B.Engineering Resins ( excellent resistent to heat and
good thoughness )
1.Polycarbonate ( PC )
2. Polysulfone( PSO )
C.Specialty Resins
1.Polymethylpentene 2. Modified Acrylics
Additives dalam pembuatan plastik ( modifikasi sifat fisk dan
Kim)
1.Antioksidan, contoh BHT
2.Heat stabilizer, contoh metallic stearate dan senyawa
epoxy
misal epoxy soybean oil,octyltin ,camp. Ba + Cd.benzoate)
3.Lubricants
Internal lubricants: fatty-acid amides, fatty acid esters dan
Polyethylene waxes
External lubricants : Zinc stearate, silicones,fluorocarbons
4.Plasticizers
Contoh : Dioctylphthalate dan low-molecular-weight
polyester
5. Fillers
6.Colorants
Contoh : Ultramarine blue
TABLE : 4 EXAMPLES of Plastics Used for Parenteral Drugs
Containers.
Sterile plastic device Plastic material
Containers for blood products Polyvinyl chloride
Disposable syringe Polycarbonate,Polyethylene,
Polypropylene
Irrigating solution containers Polyethylene,Polyolefins,Poly-
Propylene
I.V. infusion fluid containers Polyvinyl chloride,Polyester,
Polyolefins
Adminitration set Acrylonitrilebutadienestyrene,
Nylon(spike),PVC(tube),Polyme
thylmetacrylate(needle
adapter),Polypropylene
( clamp).
Catheter Teflon , Polypropylene
Plastic Softbag :
Double Wound Medical Film(DWMF):
layer 1(inside);modified ethylene/propylene copolymer
layer 2 :polyethylene
layer 3 :polyethylene
layer4 : ethylene methylacrylate copolymer
layer 5:copolyester

Produk Infus a.l:


Ringer/RL
Dext.
NaCl
Aminofusin
Stabilitas
 Stabilitas Kimia : Jaminan mutu zat aktif dalam
sediaan punya sifat kimia dan potensi sesuai dengan
persyaratan (farmakope).
 Stabilitas Fisik : Jaminan mutu zat aktif dalam
sediaan memiliki sifat fisik, kelarutan, warna dll
tetap sama dalam waktu tertentu
 Stabilitas Mikrobiologi : Jaminan mutu bahwa
sediaan obat menjaminsterilisitas dan resistensi
terhadap M.O masih memenuhi syarat, bahan
pengawet masih bekerja efektif.
 Stabilitas Farmakologi :Jaminan mutu bahwa obat
menunjukkan aktifitas terapi yang baik, tidak toxis
Sterilisitas
 Freedom from the presence of
viable microorganism, is a strict,
uncompromising requirement of an
injectable dosage form
 Bahan pengemas sediaan infus meliputi bahan
pengemas primer dan bahan pengemas sekunder
 Bahan pengemas primer terdiri dari plastic double
wound medical film, tube, injection port with colourless
cap, infusion closure with flip off cap, hot stamp
imprint ribbon, dan single function closure
 Bahan pengemas sekunder meliputi overwrapplastic
(untuk infus double portsoft bag), plastik pengemas
polietilen (untuk infus single port soft bag), brosur,
stiker “sterilized at 121ºC”, stiker obat keras (K),
stiker HET, plakban, strapping band, dan master box.
 Bahan baku dan bahan pengemas yang akan digunakan harus
diperiksa dan dinyatakan diluluskan terlebih dahulu oleh bagian
QC.
 Bahan baku dan bahan pengemas, yang telah diluluskan bagian
QC dikirim dari gudang bahan baku dan gudang bahan pengemas
sesuai dengan jumlah yang diperlukan berdasarkan batch record.
 Bahan baku dan bahan pengemas primer dibawa melalui pass
through ke area produksi. Di area penerimaan ruang produksi,
bahan-bahan dibawa melalui pass through lagi ke ruang
penimbangan untuk bahan baku dan ke ruang pengisian untuk
bahan pengemas primer.
 Sebelum proses penimbangan harus dipastikan dahulu bahwa
ruang penimbangan harus bersih, bahan baku yang akan
ditimbang harus sudah dinyatakan lulus oleh QC dan bahan yang
akan ditimbang belum expired date
 Proses penimbangan bahan baku dilakukan di ruang
grade A (3.520 partikel / m3 untuk partikel berukuran
0,5 µm) di bawah LAF dengan latar belakang ruang
grade C (352.000 partikel/m3 untuk partikel berukuran
0,5 µm).
 Proses penimbangan dilakukan oleh bagian gudang,
disaksikan oleh IPC inspector dan diserahkan ke
bagian produksi.
 Sebelum digunakan, tangki yang akan digunakan untuk mixing
harus dipastikan telah dibersihkan dan disterilkan terlebih dahulu
kemudian diberi label bersih dan label steril
 Tangki dibersihkan dengan menggunakan metode CIP (Clean-In
Place) dan di SIP (Sterilization-In Place).
 Proses CIP meliputi pencucian menggunakan PW (purified water)
dan pembilasan menggunakan hot WFI (water for injection). Proses
SIP dilakukan dengan cara mengalirkan pure steam dari pure steam
generator
 Selain tangki, sebelum proses filling, proses CIP dan SIP juga
dilakukan di sepanjang jalur transfer sampai ke nozzle mesin
pengisian larutan infus.
 SIP yang dilakukan ada 2 jenis yaitu SIP jalur transfer dan SIP lokal /
filter. Pada saat dilakukan SIP jalur transfer, steam tidak melalui filter
melainkan melalui housing tanpa filter. Hal ini dimaksudkan supaya
suhu pada nozzle dapat mencapai 121oC secara konstan
 Untuk SIP lokal dilakukan pada pre filter (0,45 µm) dan final filter
(0,22 µm).
 Pada awal jalur pengisian terdapat dua jenis filter, yaitu 1 unit
pre-filter berukuran 0,45 µm dan 1 unit final filter yang
berukuran 0,22 µm kemudian pada akhir jalur filter, yaitu pada
mesin pengisian (nozzle) terdapat 3 unit filter 0,22 µm untuk 3
nozzle. Untuk pembilasan jalur transfer digunakan 60 kg produk.
Pembilasan jalur transfer bertujuan untuk membersihkan jalur
dari sisa-sisa uap air.
 Uji integritas filter digunakan untuk memastikan bahwa selama
proses filtrasi, filter tersebut berfungsi dengan baik (tidak bocor)
atau tidak mampet sehingga produk yang dihasilkan memenuhi
syarat. Uji integritas filter dilakukan sebelum dan setelah proses
filling dengan menggunakan integrity tester
 Proses mixing dimulai dengan memasukkan sebagian
WFI, kemudian bahan baku dimasukkan, dan
ditambahkan WFI sampai dengan volume batch size
 Setiap mixing tank dilengkapi dengan agitator pada
bagian bawah mixing tank serta magnetic stirrer
 Setelah proses mixing dilakukan sampling oleh bagian
IPC kemudian dicek oleh QC untuk pemeriksaan kimia
(pemerian larutan, homogenitas kadar, BJ, dan pH)
dan mikrobiologi (bioburden)
 Filling dilakukan menggunakan Automatic Bag Form, Fill and Seal
Machine
 Area didalam mesin filling adalah area grade A (3.520 partikel/m3
untuk partikel berukuran 0,5 µm ketika mesin sedang tidak
beroperasi) karena mesin ditempatkan di bawah LAF, tetapi latar
belakang yang digunakan adalah ruangan grade B (3.520
partikel/m3 untuk partikel berukuran 0,5 µm ketika mesin sedang
tidak beroperasi).
 Proses filling diawali dengan mencetak tulisan pada pengemas,
kemudian membentuk double wound medical film, dibentuk huruf
“U” (contour) dan welding, selanjutnya bag yang sudah terbentuk
dipotong
 Kemudian dilakukan pre-heating untuk memasang tubing (flexible
connection tube) dan dilanjutkan proses sealing pada bagian tubing
 Setelah terbentuk soft bag, dilanjutkan dengan proses filling.
Pada proses filling infus double port, injection port dipasang
terlebih dahulu, dilanjutkan filling dan terakhir pemasangan
infusion closure.
 Sedangkan untuk infus single port (setelah soft bag terbentuk),
dilakukan pemasangan port single function closure (port SFC)
dilanjutkan filling dan pemasangan cap SFC
 Sterilisasi dilakukan dengan autoklaf dengan suhu
121ºC selama 15 menit. Sterilisasi dilakukan
menggunakan super heated water yang disirkulasi
sehingga produk akan tersterilkan oleh super heated
water tersebut. Satu siklus sterilisasi umumnya
berlangsung selama kurang lebih 2 jam
 Tahapan sterilisasi dengan autoklaf yaitu:
1) Persiapan autoklaf (pengecekan parameter sterilisasi seperti suhu, waktu
pemaparan, dsb.)
2) Pengisian chamber dengan H2O (sebanyak 3000 liter PW dimasukkan ke dalam
chamber)
3) Sirkulasi H2O
4) Stabilisasi
5) Pemanasan
6) Sterilisasi (suhu minimal 121ºC dipertahankan selama 15 menit)
7) Cooling (penurunan suhu dari 121ºC sampai 100ºC)
8) Cooling extension (pengontrol untuk memantau penurunan suhu yang terjadi)
9) Cooling (penurunan suhu dari 100ºC sampai 60ºC)
10) Cooling extension (pengontrol untuk memantau penurunan suhu yang terjadi)
11) Chamber drain
12) Atmosphere pressure balance and exchange drain
13) Cycle end
 Autoclave mempunyai dua pintu yaitu satu pintu di ruang persiapan sterilisasi
(grey area) dan yang satunya di ruang packaging (black area).
 Pada setiap trolley ditempelkan indicator tape yang akan berubah warna dari
putih menjadi garis-garis coklat bila suhu sterilasasi sudah dilakukan dan suhu
121 ºC tercapai.
 Produk yang telah selesai disterilisasi dikeluarkan dari autoclave.
Sebelum dikeringkan dengan hot air drying machine produk didiamkan
selama 3-4 jam
 Tujuan didiamkan adalah untuk membantu pengeringan sisa air yang
menempel di soft bag dan air yang terjebak dalam infusion closure.
 Kemudian sisa air yang masih menempel pada infus dikeringkan
menggunakan hot air drying machine dengan suhu 50o-60oC agar tidak
mengganggu pengamatan terhadap soft bag secara visual. Kecepatan
dan suhu dari hot air drying machine dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
 Visual inspection dilakukan untuk memeriksa adanya partikel, serat,
kebocoran visual, kemasan jelek, kemasan kotor. Visual inspection
dilakukan secara manual dengan menggunakan lampu 2000-3750 lux,
diperiksa pada latar belakang hitam, dilanjutkan pemeriksaan pada latar
belakang putih. Latar belakang hitam digunakan untuk memeriksa
partikel dan serat berwarna putih, sedangkan latar belakang putih
digunakan untuk memeriksa partikel dan serat selain putih.
 Uji kebocoran untuk big leak dan small leak dilakukan
menggunakan alat automatic leak tester. Alat ini bekerja dengan
memberikan tekanan pada bag infus. Bag infus yang bocor akan
terjatuh dan terpisah dari produk yang tidak bocor karena jika
terjadi kebocoran maka alat akan memberikan tekanan yang lebih
besar daripada tekanan balik yang diberikan oleh bag infus
sehingga infus akan terjatuh dan terpisah.
 Pengemasan sekunder dilakukan dengan menggunakan automatic
wrapping machine
 Setelah proses overwrapping produk diberi stiker “sterilized at
121ºC”, stiker “obat keras (K)” dan stiker HET selanjutnya
dimasukkan ke dalam master box.
 Master box diberi label dengan stiker identitas produk serta diberi
identitas dengan injection ink yang bertuliskan nama produk, nomor
batch, bulan serta tahun kadaluarsa
 Pemeriksaan berat dilakukan menggunakan timbangan digital
automatic check weigher with rejector
 Apabila master box tidak mencapai bobot target, maka bagian
rejector secara otomatis akan mengeluarkan master box
tersebut dari jalur pengemasan
 Master box tersebut diletakkan di atas pallet dengan kapasitas
50 box/pallet
 Masing-masing pallet selanjutnya di-stretching menggunakan
stretching film untuk membedakan dengan produk yang berada
dalam masa karantina akhir
 Produk dikarantina selama 14 hari (disebut WIP/Work In Process)
untuk menunggu hasil uji sterilitas dari bagian QC.
 Setelah produk lolos dari uji sterilitas, maka diberi label “sterility
test passed”dan siap untuk dilakukan pemeriksaan kebocoran mikro
(microleak) secara manual menggunakan kaca pembesar (lup).
Microleak dapat timbul selama penyimpanan yang mungkin tidak
terdeteksi pada saat pemerikasaan produk ruahan.
 Selanjutnya dilakukan final packaging menggunakan master box
yang dilengkapi empat brosur, ditimbang, diplakban kemudian di
strapping
 Produk kemudian diatur dalam pallet yang keempat sisi pallet
tersebut telah diberi label karantina, kemudian produk siap dikirim
ke gudang obat jadi untuk dikarantina menunggu status released
dari bagian QC.
 Bahan baku dan bahan kemas primer yang akan digunakan
untuk produksi, sebelumnya harus diperiksa oleh bagian QC
terlebih dahulu. Bahan baku dan pengemas yang memenuhi
syarat dan dinyatakan lolos oleh bagian QC kemudian dibawa
dari gudang ke ruang produksi oleh orang gudang
 Kemasan terluar bahan dilepas di ruang antara kemudian bahan
dimasukkan melalui pass box khusus barang. Bahan baku dibawa
dari pass box menuju ke ruang produksi dengan menggunakan
trolley. Bahan baku kemudian disimpan dalam gudang
penyimpanan bahan baku dalam ruang produksi sedangkan
bahan kemas primer dibawa ke ruang persiapan (pencucian dan
sterilisasi) bahan kemas primer.
 Proses sterilisasi (depirogenasi) ampul menggunakan oven (suhu
260ºC selama 1jam). Oven yang digunakan mempunyai dua pintu.
Pintu yang satu berada di ruang persiapan bahan kemas (grade D)
dan pintu yang lain berada di ruang produksi (grade C). Ampul yang
sudah disterilisasi dikeluarkan dari oven melalui pintu yang berada di
ruang produksi.
 Sebelum proses penimbangan bahan baku, terlebih dahulu
dilakukan line clearance ruang timbang agar terbebas dari sisa
penimbangan sebelumnya untuk menghindari mix up
 Sebelum penimbangan juga dilakukan pengecekan kesesuaian jenis
dan jumlah bahan yang akan ditimbang. Penimbangan bahan baku
dilakukan di bawah LAF dengan latar belakang ruang grade C
 Penimbangan dilakukan oleh orang gudang dengan diawasi pihak
produksi dan IPC. Penimbangan dimulai dari bahan penolong
(eksipien), kemudian bahan aktif. Penimbangan antar zat aktif
diberikan jeda waktu selama 15 menit. Hal ini untuk menghindari
terjadinya cross contamination. Diharapkan setelah jeda waktu
tersebut sisa serbuk penimbangan sebelumnya yang ada di udara
telah dihisap oleh sistem HVAC dan digantikan dengan udara baru
yang lebih bersih.
 Proses pencampuran bahan dilakukan dalam mixing tank di bawah
LAF pada latar belakang ruang grade C
 Sebagian WFI untuk proses pencampuran dimasukkan dalam mixing
tank terlebih dahulu, dilanjutkan bahan aktif dan penolong yang akan
dilarutkan, baru kemudian ditambahkan WFI hingga volume yang
ditentukan dalam batch record
 Setelah proses mixing dilakukan, diambil sampel untuk pemeriksaan
kadar, pH, bobot jenis,dan bioburden.
 Transfer bulk product dari mixing tank ke holding tank lalu ke buffer
tank dilakukan di bawah LAF. Untuk mendorong larutan ke holding
tank digunakan filtered nitrogen yang telah disaring dengan filter
0,2 µm. Larutan ditransfer dari mixing tank ke dalam holding tank
melewati filter 0,45 µm (pre filter) dan 0,2 µm (final filter). Transfer
larutan steril dari holding tank ke buffer tank yang terpasang
sebelum mesin filling melewati final filter 0,2 µm.
 Proses pengisian dilakukan dengan filling machine dalam ruang grade A
dengan background ruang grade B.
1) Pengisian ampul dilakukan dengan Ampoule Filling Machine
2) Pengisian tetes mata dilakukan dengan Eye Drop Filling Machine
3) Basis salep dilelehkan dalam melter, ditransfer ke Vacuum Mixer and
Homogenizer melalui filter untuk dimixing kemudian dilakukan pengisian
dengan Tube Filling Machine.
4) Pengisian infus menggunakan Infuse Bottle Filling.
5) Pengisian dry powder injection dilakukan dengan dry powder filling machine.
Selama proses filling dilakukan sampling untuk pemeriksaan kesesuaian
volume setiap 15 menit. Selama proses filling dilakukan, diambil sampel
untuk pemeriksaan kimia dan mikrobiologi (sterility dan endotoksin test).
UJI MIKROBIOLOGI

1. Total viable count (jumlah total bilangan kuman) yang


dilakukan terhadap bahan baku dan bahan kemas
2. Uji bioburden terhadap bulk product
3. Uji endotoksin terhadap bahan kemas, bahan baku, bulk
product dan produk jadi
4. Uji sterilitas terhadap produk jadi
5. Uji potensi antibiotik untuk produk jadi yang mengandung
bahan aktif berupa antibiotik
6. Pemantauan udara atau lingkungan dan pemantauan air.
Uji bioburden

Bioburden adalah kandungan mikroorganisme


(bakteri/jamur/kapang/yeast) dalam produk sebelum dilakukan
sterilisasi akhir (dalam satuan Colony Forming Unit (CFU)). Uji
bioburden dilakukan dengan metode membran filtrasi, dan media
yang digunakan adalah :
Trypticase Soya Agar (TSA) untuk pengujian bakteri, yang
diinkubasi pada suhu 30°C–35°C selama 48 jam.
Sabouroud Dextrose Agar (SDA) untuk pengujian
jamur/kapang/yeast, yang diinkubasi pada suhu 20°C–25°C selama
5–7 hari. Selain pengujian bakteri, jamur/kapang, dan yeast/khamir,
juga dilakukan identifikasi terhadap bakteri patogen dengan
menggunakan media selektif.
Uji Sterilitas
Steril adalah suatu kondisi bebas dari mikroorganisme sampai level endospora bakteri
yang tidak aktif. Uji sterilitas dilakukan terhadap produk jadi. Metode yang digunakan
untuk uji sterilitas, yaitu:
Metode inokulasi langsung.
Metode ini digunakan pada pengujian bahan kemas primer steril. Contohnya adalah
botol tetes mata steril yang telah diradiasi dengan sinar gamma.
Uji ini dilakukan dengan cara mengambil botol tetes mata steril dengan menggunakan
pinset steril dan diinokulasikan langsung ke dalam media TSB (Trypticase Soya
Broth) steril dan diinkubasi selama 14 hari.
Metode filtrasi membran.
Metode filtrasi membran bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu: metode opened
system atau closed system. Media yang digunakan untuk uji sterilitas adalah
media Fluid Thioglycolate Medium (FTM) yang diinkubasi pada suhu 30 – 35°C
dan Trypticase Soya Broth (TSB) yang diinkubasi pada suhu 20 – 25°C masing-
masing selama 14 hari. Sistem yang digunakan dapat berupa opened system
ataupun closed system. Filtrasi membran opened system digunakan untuk pengujian
terhadap WFI dan sediaan dry powder for injection, sedangkan metode closed
system digunakan untuk pengujian produk jadi.
Uji Endotoksin
Total Viable Count

 Total viable count adalah pengujian yang dilakukan untuk


mengetahui jumlah total mikroorganisme pada sampel.
Pengujian ini dilakukan terhadap bahan awal dan bahan kemas.
Metode yang digunakan adalah:
Uji Potensi Antibiotik

 Uji potensi antibiotik dilakukan dengan metode difusi dengan


mengukur diameter zona hambatan yang terbentuk. Uji ini
dilakukan terhadap sampel uji yang dibuat 3 seri konsentrasi,
yaitu konsentrasi rendah, sedang dan tinggi dengan 6
ulangan/replikasi. Pengenceran sampel dilakukan dengan
menggunakan larutan dapar fosfat, dengan pH sesuai dengan
yang tertera di dalam USP. Setelah diinkubasi, diameter zona
hambatan yang terbentuk diukur dan dibandingkan antara
sampel dan baku/ standar.
Pemantauan air, udara dan
personil
Pemantauan air, udara dan personel dilakukan untuk menjamin kualitas
produk yang dihasilkan. Pengujian kualitas lingkungan dilakukan
dengan:
Metode settle plate, menggunakan TSA dan SDA
Metode swab test (metode apus), dilakukan untuk permukaan
alat, dinding, dan lain-lain. Caranya adalah dengan menggunakan
batang apus steril yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam WFI
steril, kemudian diusap pada permukaan seluas 25 m2 dan
diinkubasikan pada media TSA yang mengandung lesitin & polisorbat
80 (untuk menetralisir desinfektan). Media biakan tersebut diinkubasi
selama 2 hari pada suhu 30 – 35°C.
Metode air sampler dilakukan dengan cara menyedot udara di dalam
ruangan sebanyak 10.000 L/10 menit.
Alat yang digunakan untuk
sterilisasi :
Oven (Dry Heat Sterilization)
Oven yang digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas, misalnya cawan
petri, pipet (suhu 180°C selama dua jam).
Oven yang digunakan untuk depirogenasi, misalnya botol yang
digunakan untuk mengambil sampel WFI (suhu 250°C selama 60
menit).
Autoklaf (Steam Sterilization)
Autoklaf untuk destruksi, digunakan untuk mendestruksi media habis
pakai yang telah ditumbuhi mikroorganisme (suhu 121°C selama 45
menit).
Autoklaf untuk sterilisasi media (suhu 121°C selama 15 menit).
Autoklaf untuk sterilisasi alat, misalnya sterilisasi filter holder dan botol
sampling (suhu 121°C selama 45 menit).
Endotoksin ?
Toksin yang dihasilkan gram negatif
Uji Kejernihan
- Kotoran
- Sisa bahan penyaring
- Bahan yang tidak larut
- Kotoran
- Pecahan bahan kemas
Terima kasih
Kalau ada yang belum jelas bisa ditanyakan.
Jangan malu hubungi saya 

Anda mungkin juga menyukai