id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
WEDA KUSUMA
G0007025
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini diperoleh jumlah rata-rata inti sel nekrosis
pada kelompok kontrol sebesar 6,40, KP I 74,60, KP II 22,40, KP III 16,60, dan
KP IV sebesar 11,40. Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok penelitian p = 0,000
(p<0,050). Hasil uji statistik LSD juga menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara kelima kelompok dengan masing-masing p = 0,000 dan p = 0,001
(p<0,050).
Simpulan Penelitian : Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun kemangi dapat mencegah kerusakan sel hati pada mencit yang dipapar
minyak sawit dengan pemanasan berulang. Pemberian ekstrak daun kemangi
dengan dosis bertingkat juga terbukti semakin meningkatkan efek proteksinya
terhadap hepar.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Weda Kusuma, G0007025, 2010. The Effect of Basil (Ocimum sanctum L.)
Leaves Extract on Mice Hepatocyte Damage Induced by Palm Oil with Recurrent
Warming, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objectives : The purpose of this experiment is to know the effect of basil
(Ocimum sanctum L.) leaves extract to prevent mice hepatocytes damage induced
by palm oil with recurrent warming and whether the increasing doses of the
extract can increase its protection effect.
Methods : This was a pure experiment with post test only control group design.
Twenty five male mice Swiss Webster strain divided into 5 groups; control group
and groups of I-IV. The groups of I-IV was induced by palm oil with recurrent
warming on day 1-14. On the 8th-14th day, group II-IV were administered orally
with multilevel doses of basil leaves extract (5,6 mg, 11,2 mg, dan 16,8 mg/ 20gs
body weight of mice). On the 15th day, all of mice were sacrificed for liver
histopathological study. The hepatocytes damage were observed by number of
necrosis cells on the central lobule of liver. Then the data was analyzed using One
Way Anova and LSD.
Results : The data showed that average number of necrotic nucleus in the control
group was 6,40, group I was 74,60, group II was 22,40, group was III 16,60, and
group IV was 11,40. The results of One Way ANOVA statistical test showed a
significant difference among the five groups, p = 0,000 (p <0,050). The results of
LSD test also showed a significant differences between the five groups with each
p = 0,000 and p = 0,001 (p <0,050).
Conclusion : From this experiments, it can be concluded that the leaves extract of
basil (Ocimum sanctum L.) can prevent mice hepatocytes damage induced by
palm oil with recurrent warming and the increasing doses of the extract can
increase its protection effect or can reduce the greater amount of damaged mice
liver cells.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Kemangi ...................................................................................... 5
a. Klasifikasi ............................................................................... 5
d. Deskrispsi ............................................................................... 6
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
k. Ekstrak ................................................................................... 11
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................50
LAMPIRAN.......................................................................................... ............ 56
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
adalah deep frying. Metode deep frying merupakan metode menggoreng bahan
seluruhnya. Selain itu, metode ini juga menggunakan suhu tinggi dan jangka
waktu yang lama (Sartika, 2009). Oleh karena itu metode deep frying ini
menyisakan minyak goreng yang cukup banyak. Minyak ini biasanya tidak
disebabkan karena proses oksidasi dan polimerisasi asam lemak jenuh yang
perubahan bau dan rasa serta senyawa peroksida yang dapat membahayakan
berulang berbahaya bagi kesehatan karena dapat membentuk radikal bebas dan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
lainnya akan mengganggu integritas membran sel, khususnya asam lemak tak
sehingga akan terbentuk peroksida lipid. Peroksida lipid inilah yang akan
merusak membran sel sampai pada akhirnya terjadi kematian sel. Peroksida
lipid juga menekan pompa Ca2+ mikrosom hati sehingga terjadi gangguan
tidak terbentuknya ATP sebagai sumber energi. Akibatnya terjadi proses yang
negatif radikal bebas, dalam hal ini akibat penggunaan minyak sawit dengan
Ahmad, 2003).
fenolat), senyawa nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
dan beta karotene (Hidayati, 2008). Beta karotene yang terkandung dalam
B. Perumusan Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
pemanasan berulang.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
2. Aspek aplikatif
penelitian lebih lanjut mengenai daun kemangi sebagai obat herbal alami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
b. Nama Daerah
Tengah),commit to user
Kemanghi (Madura)
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Bali : Uku-uku
Manado : Balakama
Minahasa : Baramakusu
(BPTO, 2004)
c. Nama asing
brinda, common basil, garden basil, green holy basil, hot basil, Indian
red holy basil, sacred basil, sacred purple basil, shayama tulsi, St.
Joseph's wort, suvasa tulasi, Thai basil, thulasi, thulsi, Trittavu, tulasi,
d. Deskripsi
hijau sering keunguan, dan berambut atau tidak (Sudarsono dkk., 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
terdapat daun pelindung berbentuk elips atau ulat telur dengan panjang
0,5-1 cm. Kelopak bunga berbentuk bibir, sisi luar berambut kelenjar,
berwarna ungu atau hijau, dan ikut menyusun buah, Mahkota bunga
berwarna putih dengan benang sari tersisip di dasar mahkota dan kepala
mm. Biji berukuran kecil, bertipe keras, coklat tua, dan waktu diambil
segera membengkak, Tiap buah terdiri dari empat biji. Akar tunggang
2002).
e. Deskripsi daun
tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging daun tipis,
permukaan berambut halus, panjang daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
daun tampak epidermis atas terdiri darisatu lapis sel kecil, bentuk empat
persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin.
agak berkelok-kelok. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel kecil
bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis
dan licin. Rambut penutup, bengkok, terdiri dari 1 sel tangkai dan 2-4
dari selapis sel berbentuk silindris panjang dan berisi banyak butir
g. Kegunaan di masyarakat
encok, urat syaraf, air susu kurang lancar, sariawan, panu, radang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
h. Kandungan kimia
(Avianto, 2007).
i. Efek farmakologis
yang positif. Oleh karena itu infeksi bakteri dan jamur kulit dapat
k. Ekstrak
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar
berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat dan
melalui celah untuk keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
deep frying, yaitu bahan pangan yang digoreng terendam dalam minyak
goreng panas (Fennema, 1985). Dengan kata lain, jumlah minyak yang
memerlukan waktu 8 menit untuk matang pada suhu tersebut. Oleh karena
metode deep frying ini akan menyisakan sejumlah minyak yang masih
2009). Minyak sawit akan diganti setelah tiga kali atau lebih penggunaan
kerusakan khususnya asam lemak tak jenuh (Fer, 2004). Dengan sistem
dan juga pemakaian berulang minyak goreng, akan mengubah asam lemak
tidak jenuh menjadi asam lemak trans, yang dapat meningkatkan kolesterol
dilakukan oleh Sartika pada tahun 2009 menunjukkan bahwa asam lemak
goreng yang digunakan berulang kali pada suhu tinggi akan mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
dengan berat antara 1,2 - 1,8 kg atau kurang lebih 2,5% berat badan orang
substansi toksik yang terbawa oleh aliran darah. Sebagian besar darah
yang menuju ke hepar dipasok dari vena porta, dan sebagian kecil dipasok
dari arteri hepatika (Amirudin, 2007; Junqueira dan Carneiro, 2007). Hati
al., 2004).
vena porta dan arteri hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
a. Lobulus hepar
disebut trigonum portae yang berisi cabang arteri hepatika, cabang vena
permanent function”.
Zona 3 : zona pasif, aktifitas sel-selnya rendah dan tampak aktif bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
b. Parenkim hepar
kromatin. Pada sel hepar tikus dapat juga ditemui polipoid nukleus,
melalui celah Disse dan juga kontak dengan permukaan hepatosit lain
c. Sinusoid hepar
teratur dan hanya terdiri dari satu lapisan sel-sel endotel yang tidak
yang saling bertemu satu sama lainnya pada vena sentralis. Menurut tipe
kapilernya dibedakan menjadi dua : (1) sinusoid yang lebar dan bervariasi
dalam ukuran diameter, dan (2) sinusoid yang dindingnya terdiri atas dua
tipe sel yang dapat dibedakan, yaitu sel endotel, dan sel Kupffer (Jones,
1993). Sel Kupffer berbentuk stelat dengan sifat histologis seperti vakuola
d. Kanalikuli Biliferus
porta. Oleh karena itu, empedu mengalir berlawanan arah dengan aliran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
tikus, hati dapat memulihkan kehilangan sampai 75% berat total hati
hanya dalam waktu satu bulan (Junqueira dan Carneiro, 2007). Sel
nekrotik lokal dapat digantikan oleh sel baru melalui mitosis hepatosit
cedera, jika kerangka retikulum masih utuh akan terjadi regenerasi sel
hati yang teratur dan struktur lobuli yang kembali normal serta
4. Proses kerusakan sel hati akibat radikal bebas yang ditimbulkan oleh
(Robbins et al., 2004). Dalam hal ini kerusakan sel hati disebabkan oleh
radikal bebas dan senyawa toksin (Detak, 2009) serta terjadi pembentukan
menyebabkan radikal bebas secara kimiawi sangat tidak stabil dan mudah
bereaksi dengan zat kimia anorganik atau organik (Robbins et al., 2004).
(Subroto, 2005).
Tiga reaksi yang paling relevan dengan jejas sel yang diperantarai
Struktur dasarnya ialah sebuah lapisan lipid bilayer dan diantara lapisan
struktur dasar dari lapisan lipid bilayer sendiri terdiri atas molekul-
mempunyai ikatan rangkap antara beberapa atom karbon. Ikatan ini mudah
diserang oleh radikal bebas yang berasal dari oksigen sehingga terbentuk
senyawa peroksida lipid yang dapat merusak membran sel (Robbins et al.,
2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
radikal bebas seperti H2O2 maka akan terjadi reaksi Fenton (Fe2+ + H2O2
tembaga (Cu) dan zat besi (Fe). Reaksi Fenton tersebut akan menghasilkan
radikal hidroksil (OH0) yang akan lebih merusak membran sel (Robbins et
al., 2004).
hati. Ketika suatu sel tidak dapat kembali normal lagi (point of no return)
atau tidak dapat beregenerasi lagi setelah mendapat jejas berulang kali dan
dengan durasi yang panjang maka sel tersebut akan mengalami kematian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
dan tidak menyerap zat warna hematoksilin, sering pucat. Pada nekrosis
kerusakan banyak terjadi pada inti, perubahan pada inti diantaranya adalah:
e. inti tidak lagi menyerap zat warna, karena itu pucat dan tidak nyata
dapat terjadi pada semua bagian sel, tetapi perubahan pada inti sel adalah
penunjuk paling jelas pada kematian sel (Price dan Wilson, 2006).
Petunjuk paling positif bahwa sel telah mati diperoleh dari penampilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
subseluler melalui tiga tahap yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi, dan
tahap terminasi. Oleh karena itu untuk melawan radikal bebas ini
dalam arti kimia, namun menurut arti biologis pengertian antioksidan lebih
1995)
(alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina) (Mishra et al., 2007;
Hidayati, 2008).
commit
tiga cara untuk menghilangkan to user
radikal vitamin E yaitu (1) radikal vitamin
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
radikal vitamin E dapat pula bereaksi dengan glutation atau sistein yang
juga terdapat dalam sitosol. Vitamin E hanya dapat berperan bila tekanan
dalam sel. Kematian sel hati pun dapat dicegah. Kemampuan flavonoid
dalam menangkap radikal bebas ini 100 kali lebih efektif dibandingkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
dengan pemanasan berulang dapat dicegah dan kerusakan hati pun dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Antioksidan alami
Penangkap radikal bebas
Peroksidasi lipid pada
membran sel Menghambat peroksidasi lipid
commit
Gambar 2.2 Skema to user
Kerangka Berpikir Konseptual
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
pemanasan berulang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(Taufiqurrahman, 2003).
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
Rumus Federer :
k : jumlah kelompok
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
4n-4 > 15
4n >19
D. Teknik Sampling
sampling karena pemilihan subjek sampel berasal dari hewan yang secara
E. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah The post test only control group design
(Taufiqurrahman, 2003).
KK O0
Sampel Bandingkan
Mencit KP1 O1 dengan uji
25 ekor statistik
KP2 O2
KP3 O3
KP4 O4
Keterangan :
KK : Kelompok kontrol, hanya diberi diet standar (pellet dan air minum)
KP1 : Kelompok perlakuan 1, diberikan diet standar dan minyak sawit dengan
KP2 : Kelompok perlakuan 2, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
KP3 : Kelompok perlakuan 3, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
KP4 : Kelompok perlakuan 4, diberi diet standar dan minyak sawit dengan
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok kontrol (KK)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 1 (KP1)
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 2 (KP2)
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 3 (KP3)
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 4 (KP4)
kariolisis.
3. Variabel luar
Jenis makanan, minuman, galur mencit, umur mencit, jenis kelamin mencit,
(alergi), keadaan awal hati mencit, daya regenerasi sel hati dari masing-
adalah daun karena sebagian besar kandungan zat antioksidan berada pada
sebanyak 200 mg/kg/hari atau 40 mg/200 g tikus per hari secara per oral
dengan berat badan 200 g ke mencit dengan berat badan 20 g adalah 0,14
(Ngatidjan, 1991).
= 5,6 mg / 20 g mencit
kemangi (Ocimum sanctum L.) sebanyak 5,6 mg/20 g mencit, 11,2 mg/20
gram mencit, dan 16,8 mg/20 g mencit untuk mengetahui apakah terdapat
efek hepatoprotektor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Hal ini dinilai dari jumlah sel hepar yang mengalami nekrosis yang
dihitung dari 100 sel pada zona sentrolobuler pada perbesaran 1000 kali.
Makanan yang diberikan berupa pellet dan minuman dari air PAM.
b. Galur mencit
Mencit berumur 2-3 bulan, berjenis kelamin jantan dengan berat ± 20g
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
d. Suhu ruangan
a. Keadaan psikologis
b. Patogenesis suatu zat yang dapat merusak hepar selain radikal bebas
dapat terjadi karena adanya variasi kepekaan mencit terhadap zat yang
digunakan.
c. Keadaan awal hati mencit tidak diperiksa pada penelitian ini sehingga
mengalami kelainan.
d. Daya regenerasi sel hati dari masing-masing hewan coba tidak sama.
sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
lilin).
d. Sonde lambung
h. Pipet mikro
b. Aquades
Haematoxylin Eosin/HE)
I. Cara Kerja
1. Persiapan percobaan
a. Sampel
menentukan dosis.
1991) yaitu sebesar 0,06 ml/20g BB mencit perhari. Dosis ini diberikan
2. Pelaksanaan percobaan
selama 14 hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
S
(mencit 25 ekor)
DIET STANDAR
HARI KE 1 - 14 HARI KE 1 - 14
minyak sawit dengan minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06
pemanasan berulang ml/20g BB mencit
0,06 ml/20g BB
mencit
HARI KE 15
Semua hewan coba dikorbankan
Pembuatan preparat
Analisis statistik
3. Pengukuran hasil
HE. Pembuatan preparat dilakukan pada hari ke-15 agar efek perlakuan
tampak nyata. Lobus hepar yang diambil adalah lobus kanan dan irisan
untuk preparat diambil pada bagian tengah dari lobus tersebut. Hal ini
3-8 mm.
masing hewan coba sehingga akan didapatkan 75 preparat hepar yang akan
pandang (pada arah jam 12, jam 3, jam 6, dan jam 9) yang persebaran
sel yang mengalami nekrosis yaitu yang ditandai dengan inti piknosis,
karioreksis dan kariolisis dari tiap 100 sel. Hasil yang diperoleh dari tiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Wilk karena besar sampel ≤ 50 dan p-value > 0,05. Kemudian, dilakukan
dependen berupa skala numerik, distribusi data normal, dan varians data
harus sama (p> 0,05). Jika terdapat perbedaan bermakna maka dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian berupa data rasio jumlah inti sel hati yang
mengalami nekrosis yang dihitung dari 100 sel pada lobulus centralis hati
ini:
Tabel 4.1 Rata-rata inti sel hati yang mengalami nekrosis dari 100 sel pada
lobulus centralis hati untuk masing-masing kelompok percobaan
Inti nekrosis
Kelompok
Mean SD
KK (diet standar + propylene glycol 50mg/ml 0,5 ml) 6,40 1,516
KP I (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml +
74,60 2,701
propylene glycol 50mg/ml 0,5 ml)
KP II (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
22,40 2,191
+ ekstrak daun kemangi 5,6 mg)
KP III (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
16,60 1,342
+ ekstrak daun kemangi 11,2 mg)
KP IV (minyak sawit dengan pemanasan berulang 0,06 ml
11,40 2,074
+ ekstrak daun kemangi 16,8 mg)
commit to
40 user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
memiliki jumlah rata-rata inti sel nekrosis yang lebih besar yaitu 74,60.
Sedangkan pada kelompok perlakuan II, III, dan IV, selain diberikan minyak
dengan dosis bertingkat, sehingga jumlah rata-rata inti sel nekrosis pun
berkurang. Pada tabel tersebut terlihat pengurangan jumlah rata-rata inti sel
yaitu pada kelompok perlakukan II 22,40, kelompok perlakuan III 16,60, dan
kelompok perlakuan IV 11,40. Untuk melihat lebih jelas perbedaan dari rata-
Rata-rata inti sel nekrosis yang terbesar adalah pada kelompok perlakuan I
B. Analisis Data
uji Shapiro Wilk. Uji ini bertujuan menguji apakah sebaran data yang ada
dalam distribusi normal atau tidak. Pada uji one sampel Shapiro Wilk
0,574 (p>0,05) untuk data inti sel nekrosis, maka dapat ditarik kesimpulan
(varians data homogen). Oleh karena data telah berdistribusi normal dan
varians data homogen, analisis data diputuskan menggunakan uji One Way
kelompok penelitian ini. Pada uji One Way Anova didapatkan nilai
ditolak dan H1 diterima, yang artinya data diantara kelima kelompok dalam
lebih jelas, hasil uji statistik One Way Anova dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 4.2 Hasil Uji Post Hoc Test LSD inti sel nekrosis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
kemangi terhadap kerusakan sel hati pada mencit yang dipapar dengan minyak
sawit dengan pemanasan berulang. Pada tabel 4.1 dapat dilihat kelompok
perlakuan I memiliki jumlah kerusakan sel yang lebih besar jika dibandingkan
dengan kelompok perlakuan II, III dan IV. Minyak sawit dengan pemanasan
struktur dan fungsi membran yang akan diikuti dengan kematian sel. Hal ini
bebas yang berpotensi dasar untuk merusak sel. Sedangkan pada kelompok
perlakuan II, III, dan IV, selain diberikan minyak sawit dengan pemanasan
dampak negatif dari radikal bebas tersebut yaitu dengan mengurangi jumlah
kerusakan sel hati. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah
tikus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kerusakan sel hati yang dipapar
dengan paracetamol. Pada penelitian ini, dosis ekstrak daun kemangi ditingkatkan
untuk mengetahui dosis mana yang paling baik dalam mencegah kerusakan sel
hati. Kerusakan sel hati mencit diamati dengan menghitung jumlah inti sel yang
mengalami nekrosis, baik inti sel yang mengalami piknosis, karioreksis, maupun
kariolisis. Penghitungan inti sel ini di lakukan pada lobulus centralis hati.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Anova dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji
LSD. Hasil uji One Way Anova menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
perbedaan yang bermakna antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain,
baik untuk inti sel yang normal maupun yang mengalami nekrosis. Inti sel
nekrosis, baik inti sel piknotik, karioreksis, dan kariolisis ditemukan pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kerusakan inti sel pada kelompok
tahun 2006, nekrosis adalah kematian sel yang merupakan proses patologis, dapat
ditemukan inti nekrosis seperti piknotik, karioreksis, dan kariolisis, tanpa terdapat
tanda-tanda peradagangan.
Hasil uji LSD antara kelompok kontrol (diberi diet standar dan propylene
Perbedaan ini disebabkan karena terjadi kerusakan sel hati pada kelompok
perlakuan I. Dari gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata inti sel nekrosis pada
kelompok kontrol sebesar 6,4 dan pada kelompok perlakuan I sebesar 74,6.
yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Menurut Robbins et al.
(2004), kerusakan sel oleh radikal bebas yang berasal dari oksigen didahului oleh
penyerangan radikal bebas pada ikatan rangkap membran sel sehingga terbentuk
senyawa peroksida lipid. Hasil peroksidasi lipid membran sel oleh radikal bebas
berefek langsung terhadap kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah
(diberikan minyak sawit dengan pemanasan berulang dan ekstrak daun kemangi
berulang dan ekstrak daun kemangi sebanyak 11,2 mg/20 g BB mencit) dan
ekstrak daun kemangi sebanyak 16,8 mg/20 g BB mencit). Pada grafik 4.1 dapat
dilihat rata-rata inti sel nekrosis pada KP I sebesar 74,6, pada KP II sebesar 22,4,
pada KP III sebesar 16,6, dan KP IV 11,4. Hal ini berarti pemberian ekstrak daun
kemangi dapat mengurangi kerusakan sel hati akibat paparan minyak sawit
dengan pemanasan berulang. Menurut Mishra et al. (2007) dan Hidayati (2008),
palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat), dan senyawa
berperan penting dalam meredam dampak negatif dari radikal bebas dan
tampak antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan III dan IV. Hal ini
berarti kerusakan sel hati yang terjadi akibat pemberian minyak sawit dengan
dengan dosis 5,6 mg/20g BB mencit perhari, 11,2 mg/20g BB mencit, maupun
16,8 mg/20 g BB mencit perhari. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel pada
kelompok perlakuan II, III, dan IV masih mendapat paparan radikal bebas dari
kemangi. Perbedaan yang signifikan tersebut dapat pula disebabkan karena dosis
ekstrak daun kemangi yang masih kurang sehingga dampak negatif dari radikal
Hal ini berarti ekstrak daun kemangi dengan dosis 16,8 mg/20 g BB mencit
perhari mampu mencegah kerusakan sel hati lebih baik dibandingkan ekstrak daun
kemangi dengan dosis 5,6 mg/20 g BB mencit dan 11,2 mg/20 g BB mencit
perhari walaupun dengan ketiga dosis tersebut belum mampu mencegah hingga
antioksidan pada ekstrak daun kemangi dengan dosis 16,8 mg/20g BB mencit
perhari lebih banyak daripada ekstrak daun kemangi dengan dosis 5,6 mg/20g BB
Dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
sel hati pada mencit yang dipapar minyak sawit dengan pemanasan berulang.
Pemberian ekstrak daun kemangi dengan dosis bertingkat juga terbukti semakin
mengurangi jumlah kerusakan sel hati mencit, walaupun belum mampu mendekati
dosis efektif ekstrak daun kemangi yang dapat mencegah kerusakan sel hati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
pemanasan berulang.
B. Saran
normal.
commit to user
49