PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
1.1.1 Keadaan Umum
KKN MAPRES (Kuliah Kerja Nyata
Mahasiswa Berprestasi) 2017 Fakultas Teknologi
Pertanian dilaksanakan di Dusun Tegalrejo, Desa
Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa
Timur. Alasan dipilihnya tempat tersebut karena
mempunyai potensi yang cukup besar pada hasil
pertaniannya. Hasil pertanian yang banyak terdapat
pada desa tersebut adalah komoditas sayur dan buah-
buahan. Komoditas buah yang banyak dihasilkan
adalah buah nanas.
Salah satu Dusun yang memiliki komoditas
unggulan adalah Dusun Tegalrejo yang diberi nama
Nanas BANASARI (Blitar Nanas Semen Gandusari).
Menurut data BPS pada tahun 2010, produksi nanas
mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebanyak 192,91
kuintal menjadi 321,04 kuintal di tahun 2009. Berikut
data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten
Blitar secara umum sebagai salah satu daerah pertanian
potensial di Jawa Timur, pada Tabel 1.1
1
Tabel 1.1 Produksi komoditas andalan pertanian tahun
2006 2009
No Uraian Satuan Tahun
2006 2007 2008 2009
1 Padi Ton 299,091 273,815 280,198 290,911
2 Nanas Ton 192,91 221,52 10,54 321,04
3 Ketela Ton 52,131 41,832 45,381 44,981
Pohon
2
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Desa Semen
No Kelompok Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
(Tahun)
1. 09 538 538 1076
2. 10 19 860 831 1691
3. 20 29 721 581 1302
4. 30 39 578 552 1130
5. 40 49 533 577 1110
6. 50 59 464 495 959
7. >59 428 553 961
Jumlah total 4142 4126 8268
(Profil Desa Semen, 2017)
Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa
tersebut sebagai petani sebanyak 3.211 orang.
Mayoritas penduduk Desa Semen menyelesaikan
sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan
tahun (SD dan SMP).Rendahnya kualitas tingkat
pendidikan di Desa Semen disebabkan oleh terbatasnya
sarana dan prasarana pendidikan yang ada, masalah
ekonomi dan pandangan hidup masyarakat.
3
Tabel 1.3 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Semen
No. Keterangan Jumlah Persentase
(orang) (%)
1. Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas 0 0
2. Usia Pra-Sekolah 543 6,56
3. Tidak Tamat SD 1286 16
4
Gambar 1.1 Peta Desa Semen (Profil Desa Semen,
2017)
Dusun Tegalrejo memiliki potensi besar
terutama dalam bidang perkebunan seperti nanas, teh,
pisang, manggis maupun buah-buahan lainnya.
Berdasarkan profil Desa Semen, luas lahan perkebunan
yaitu 599,46 ha. Menurut hasil wawancara secara
langsung dengan perangkat desa, luas areal budidaya
komoditas nanas di Desa Semen mencapai 10 Ha per
dusunnya. Kelompok tani komoditas nanas yang
terdapat di Dusun Tegalrejo disebut Kelompok Tani
Berkah yang diketuai oleh ibu Mujiati dengan anggota
sebanyak 30 orang. Lahan budidaya ini digunakan
untuk menanam dua jenis komoditas nanas, yakni buah
nanas dengan komoditas Smooth cayenne dan nanas
5
komoditas lokal Banasari. Desa Semen ini juga terdapat
perkebunan teh (PTPN XII) yang berlokasi di Dusun
Tegalrejo.
b. Ekonomi
Luasnya lahan pertanian dan perkebunan yang
ada di Dusun Tegalroejo Desa Semen, Kecamatan
Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini bermata
pencaharian sebagai petani, seperti pada Tabel 1.4.
Komoditas sektor pertanian salah satunya adalah nanas
Banasari. Pemanenan komoditas ini dilakukan setiap
hari dan dipasarkan dalam bentuk segar kepada
pengepul dalam bentuk olahan seperti sirup nanas, selai
nanas, dan sari nanas. Pada proses pengolahannya
masih terdapat beberepa kendala, seperti proses
pengolahannya yang tidak rutin, pemasarannya yang
masih kurang meluas, dan lain sebagainya. Maka dari
itu perlu adanya proses yang lebih rutin lagi, tidak
menunggu adanya pesanan saja dan alur pemasaran
yang lebih jelas dan merata.
6
Tabel 1.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Semen
No Mata Pencaharian Jumlah Presentase
(orang) (%)
1. Pertanian 3211 42,80
. Jasa/Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan 105 1,40
2. Jasa Perdagangan 350 4,67
3. Jasa Angkutan 67 0,90
4. Jasa Keterampilan 35 0,47
5. Jasa Lainnya 24 0,32
3. Sektor Industri 65 0,87
8
memberikan pengetahuan baru bagi warga Dusun
Tegalrejo.
Metode penanaman yang digunakan petani
nanas di Desa Semen adalah penanaman secara acak,
sehingga panen buah dapat dilakukan hampir setiap
minggu. Buah nanas juga mempunyai umur simpan
yang singkat yaitu sekitar 1 hingga 7 hari, untuk
mengoptimalkan pemanfaatan buah nanas pada saat
jumlahnya sangat melimpah perlu dilakukan usaha
untuk memperpanjang umur simpan sekaligus
meningkatkan nilai ekonomi dan perlu dilakukan
diversifikasi produk sehingga dapat diterima oleh
konsumen.
Hasil survei kelompok KKN Mapres 2017 pada
tanggal 16 Desember 2016, menunjukkan pemanfaatan
buah nanas lebih bervariasi dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2016, warga Dusun
memproduksi berbagai olahan dari buah nanas seperti
selai nanas, sari nanas, dan sirup nanas. Proses
pengolahan dan pemasaran produk masih kurang efisien.
Produk yang dihasilkan masih memiliki kekurangan dari
segi organoleptik, seperti rasa, aroma dan kenampakan
fisik. Pemasaran yang dilakukan masyarakat masih
9
mengalami kendala, seperti kecakapan dalam mengelola
bisnis secara online dan offline, dan kurangnya pembeli
pada produk hasil nanas Banasari. Berdasarkan
permasalahan dan potensi yang ada, diharapkan KKN
MAPRES FTP UB 2017 dapat bersinergi untuk
membantu masyarakat Desa Semen dalam memperbaiki
proses pengolahan dan pemasaran dari olahan nanas
khususnya produk selai nanas. Diharapkan pula pada
kegiatan ini dapat tercapai aplikasi keilmuan tekonologi
pertanian secara nyata sehingga dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
10
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka Kuliah
Kerja Nyata (KKN) mahasiswa berprestasi tahun 2017
mempunyai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilihat pada Tabel 1.5 dibawah ini.
Tabel 1.5 Permasalahan dan Solusi
No Permasalahan Solusi
1 Nilai jual nanas rendah Pengolahan buah nanas menjadi
selai nanas
2 Pemasaran kurang - Pengembangan web banasari
efektif sebagai sarana pemasaran
dengan internet
- Penyuluhan tentang
pengelolaan web banasari
11
1.3.1 Mengolah Buah Nanas Menjadi Produk Selai Nanas
Dalam memanfaatkan komoditas buah nanas
segar, warga Dusun Tegalrejo, mengolahnya menjadi
beberapa produk, salah satunya adalah selai. Selai
merupakan produk olahan yang dibuat dengan memasak
hancuran buah yang dicampur gula atau campuran gula
dengan dekstrosa atau glukosa, dengan atau tanpa
penambahan air dan memiliki tekstur yang lunak dan
plastis (Suryani et al., 2004). Pembuatan selai nanas
dinilai cukup mudah dan hanya memerlukan peralatan
yang sederhana.
Selai yang baik harus berwarna cerah, jernih,
kenyal seperti agar agar tetapi tidak terlalu keras, serta
mempunyai rasa buah asli (Margono, 1993). Pada
prinsipnya semua buah dapat dibuat selai terutama buah
yang mengandung pektin. Pektin adalah senyawa
karbohidrat yang berguna membentuk gel jika bereaksi
dengan gula dan asam. Manfaat dari selai itu sendiri
adalah untuk memperpanjang umur simpan buah-
buahan terutama pasca panen, untuk memvariasikan
aneka pangan terutama dari buah-buahan, memahami
dan mengetahui pembuatan selai secara sederhana
dengan pengolahannya yang baik, mengerti prinsip
12
kerja pada pembuatan selai dengan menjalankan
prosesnya berdasarkan skema kerja yang benar.
Pada hasil survey yang dilakukan pada tanggal
16 Desember 2016, selai nanas hasil produksi warga
Dusun Tegalrejo memiliki warna yang gelap dan rasa
yang kurang manis. Hal itu menjadi masalah tersendiri
ketika hendak dipasarkan. Penyebab selai nanas kurang
baik dikarenakan adanya proses pengolahan yang
kurang benar, sehingga hasil yang didapatkan kurang
optimal. Menurut Suryani et al. (2004), selai yang
memiliki mutu baik yaitu memiliki tanda spesifik yaitu
konsistensi kokoh, warna cemerlang, distribusi buah
merata, tekstur lembut, flavor buah alami, dan tidak
mengalami sineresis dan kristalisasi selama
penyimpanan.
Perlu adanya pengolahan buah nanas menjadi
olahan yang bernilai jual tinggi seperti selai nanas
melalui pendekatan proses. Pendekatan proses
pengolahan selai nanas meliputi tahap Pemilihan buah
nanas, pengupasan buah nanas, pencucian buah nanas,
penghancuran buah nanas, pemasakan selai nanas,
pengemasan selai nanas, pasteurisasi dan pendinginan
(Abadi dan Sudarwati, 2015).
13
1.3.2. Sosialisasi Metode Pemasaran
Sebuah produk baru memerlukan strategi
pemasaran yang jelas karena pasar belum mengetahui
keunggulan produk dan alasan mengapa produk tersebut
layak dikonsumsi. Kotler (2001) mengemukakan
definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran
untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan
maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu
produk.
Strategi pemasaran selai nanas akan dilakukan
secara bertahap, yaitu dimulai dari penyegaran
kemasan, pemasaran online melalui sosial media,
distribusi ke toko merchandise dan oleh-oleh di sekitar
Blitar.
14
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
2.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di
Dusun Tegalrejo, Desa Semen, Kabupaten Blitar adalah
sebagai berikut,:
1. Meningkatkan nilai jual produk lokal hasil
komoditas desa dengan pembuatan selai nanas
sebagai produk olahan sekunder
2. Meningkatkan mutu kualitas dan penampilan
produk dari segi pengemasan
3. Memberi usulan tentang konsep pemasaran selai
nanas
4. Meningkatkan kecerdasan ilmiah untuk pemecahan
masalah, pengedukasian dan kemampuan analitik
dalam melakukan pendekatan ilmiah untuk
mengatasi masalah yang ditemukan di Dusun
Tegalrejo, Desa Semen, Kabupaten Blitar
15
2.2 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di
Dusun Tegalrejo, Desa Semen, Kabupaten Blitar adalah
sebagai berikut,
1. Mahasiswa KKN MAPRES dapat membantu dalam
pengolahan limbah pembuatan sari buah nanas berupa
potongan buah nanas menjadi selai nanas yang selama
ini kurang dimanfaatkan dan juga untuk memanfaatkan
buah nanas grade C-D yang hanya dihargai sekitar Rp.
2000 Rp. 3000 /kg.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang telah didapat selama masa perkuliahaan kepada
masyarakat di Dusun Tegalrejo, Desa Semen.
3. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu secara mandiri
dan mencari alternatif pemecahan masalah yang ada di
lapang saat pelaksanaan KKN Mapres.
4. Mampu memberi solusi atau saran terhadap masalah
dan hambatan yang tengah dialami oleh masyarakat
Dusun Tegalrejo terkait pengolahan buah nanas
sehingga dapat meningkatkan daya saing dari buah
nanas serta memajukan ekonomi masyarakat tanpa
merubah tradisi atau adat yang sudah ada.
16
5. Mahasiswa dapat menjalin hubungan yang baik kepada
masyarakat Dusun Tegalrejo dan kerjasama melalui
pengabdian yang dilakukan.
17
18
BAB III
RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
19
bagian yang penting dari produksi karena dapat
menambah daya tarik dan dapat melindungi
produk jadi dari cemaran lingkungan yang ada
di tempat produksi.
3.1.3 Penyuluhan tentang konsep pemasaran/promosi
hasil olahan produk kepada masyarakat di
Dusun Tegalrejo
3.1.4 Kegiatan sosial kemasyarakatan yang terdiri
dari beberapa kegiatan seperti:
a. Sosialisasi KKN MAPRES
b. Kegiatan belajar mengaji untuk anak-anak
muslim.
c. Berpartisipasi dalam pemanenan nanas ke
lahan atau kebun
d. Kegiatan perlombaan di masjid dusun
tegalrejo
e. Kegiatan membuat kerajinan untuk anak-
anak
f. Kegiatan menonton film atau video edukasi
bersama anak-anak dan warga
g. Kegiatan MUSRENBANG desa Semen
tahun 2017 di Balai Desa
20
h. Kegiatan sosialisasi padi organic bersama
Gapoktan Desa Semen
i. Sosialisasi keamanan pariwisata bersama
Karang Taruna Puspo Jagad dan Polres
Blitar
j. Pembuatan plang desa binaan KKN
k. Kegiatan sosial lainnya
21
Gandusari, Kabupaten Blitar dapat dilihat pada
Lampiran 3.
22
BAB 1V
METODOLOGI KEGIATAN
23
dilanjutkan pukul 18.00 20.00 WIB. Metode yang
digunakan untuk kegiatan ini adalah pendekatan
psikomotorik dan nalar kepada para siswa di bimbingan
belajar. Peserta dari kegiatan ini adalah anak-anak sekitar
Desa Semen yang duduk di kelas 2 hingga 6 SD. Mata
pelajaran yang diajarkan antara lain matematika, bahasa
indonesia, IPS, IPA, bahasa inggris dan agama.
4.1.4 Kegiatan Mengajar Mengaji di Masjid Darun
Naim
Kegiatan mengajar mengaji di Masjid Darun Naim
dilaksanakan setiap hari Senin hingga Kamis pukul 15.00
sampai 17.00 WIB. Metode yang digunakan pada kegiatan
ini adalah pemdekatan ruhiyah kepata santri. Peserta yang
diajarkan mulai dari anak-anak usia 7 hingga 11 tahun.
Materi yang diajarkan meliputi tajwid, sorokan, dan kisah
kisa teladan yang dibagikan kepada anak-anak.
4.1.5 Kegiatan Membantu Posyandu
Kegiatan membantu posyandu hanya dilakukan sekali,
karena posyandu hanya diadakan sebulan sekali. Metode
yang digunakan pada kegiatan ini adalah pemdekatan
kekeluargaan karena dari peserta yang datang adalah anak
anak dan manula. Kegiatan ini diadakan di kediaman Pak
24
Sungkono. Posyandu ini ditujukan untuk anak-anak dan
manula (lanjut usia).
4.1.6. Kegiatan Penyuluhan Padi Organik
Kegiatan penyuluhan padi organik untuk Kelompok
Tani Desa Semen. Peserta kegiatan yang hadir adalah para
petani dari desa semen. Penyuluhan tentang padi organik
disampaikan oleh Dosen FTP, Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad,
MP dan Dr.Ir. Gunomo Djoyowasito, MS.
25
baku, selai nanas membutuhkan bahan tambahan seperti
gula, asam sitrat dan natrium benzoat.
4.2.2 Pengupasan Kulit
Pengupasan kulit dilakukan dengan
menggunakan pisau yang tajam atau dengan mesin
pengupas buah. Pengupasan kulit dilakukan untuk
memisahkan kulit dengan daging nanas.
4.2.3 Pencucian Bahan Baku
Pencucian bahan baku perlu dilakukan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada
buah nanas.
26
Gula berperan sebagai pengawet makanan.
Penambahan gula sangat penting untuk memperoleh
tekstur, penampakan, dan flavor yang baik (Winarno,
1997). Penambahan gula sebanyak 50% dari berat nanas
dilakukan ketika pemasakan. Gula ditambahkan ketika
slurry sudah matang dan mengental. Nanas dimasak
dengan api sedang dengan suhu 70oC dan harus
diaduk terus agar merata. Pemasakan berfungsi agar
gula meresap ke dalam selai nanas dan memberi tekstur
yang kental, memberikan warna kuning-coklat
keemasan serta membantu mempertahankan umur
simpan menjadi lebih lama.
4.2.7 Penambahan Natrium Benzoat dan Asam
Sitrat
Penambahan bahan pengawet Natrium Benzoat
bertujuan untuk membuat produk selai nanas mampu
bertahan lebih lama (Cahyadi, 2008). Natrium benzoat
ditambahkan sebanyak 0,1 % dari berat nanas yang
digunakan. Asam sitrat bertujuan mengatur pH yang
cukup untuk memperoleh pH yang diinginkan dan
menghindari pengkristalan gula. Apabila terlalu asam
akan terjadi sineresis yakni keluarnya air dari gel
sehingga kekentalan selai akan berkurang (Fachrudin,
27
1997). Penggunaan asam sitrat (0,5% berat bahan) juga
berfungsi untuk memberikan rasa dan aroma yang khas
pada selai, meningkat flavor serta memperpanjang umur
simpan (Winarno, 2008).
4.2.8 Pengemasan dalam botol
Botol yang digunakan adalah botol kaca/jar.
Alasan pemilihan botol kaca adalah umur simpan selai
nanas lebih lama dibandingkan dengan kemasan plastik
polypropilen. Kemasan gelas jar pada suhu 25oC
memiliki umur simpan 117 hari, 101oC pada suhu 35oC
dan 88 hari pada suhu 45oC (Wijaya, 2010). Selai nanas
yang telah matang selanjutnya dilakukan pengemasan
dalam botol kaca dengan metode hot filling, dimana
selai yang telah didapatkan dimasukkan kedalam botol-
botol steril dengan menyisakan ruang sedikit pada leher
botol untuk head-space dan selanjutnya dilakukan
proses exhausting.
4.2.9 Pendinginan
Selai nanas yang sudah dikemas dalam botol,
selanjutnya dimasukkan ke dalam air agar terjadi heat
shock. Sehingga mikroba-mikroba yang masih terdapat
dalam selai dapat mati dan dapat memperpanjang umur
simpan selai nanas.
28
4.2.10 Pemberian label
Selai yang sudah didinginkan kemudian di berikan
label pada botol atau kemasan selai nanas.
29
30
BAB V
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
31
5.1.1 Sosialisasi Produk dan Pelatihan Pembuatan Selai
Nanas
Jenis nanas di Dusun Tegalrejoada dua jenis,
yakni nanas bogor (smooth cayenne) dan nanas
varietas lokal (banasari). Menurut Rosmaina (2011),
nanas jenis Cayenne disebut juga Smooth Cayenne
karena sepanjang daunnya tidak berduri kecuali di
ujung daun saja. Nanas jenis ini selain dikonsumsi
segar juga diproduksi dalam bentuk olahan, berupa
buah kaleng, jus,dan keripik buah nanas. Ukuran dari
nanas smooth cayenne mencapai 2-3 kg. Desa
Tegalrejo merupakan salah satu penghasil nanas
smooth cayenne kualitas ekspor.
Nanas varietas lokal yaitu nanas banasari
merupakan nanas yang memiliki duri pada bagian
kulit maupun mahkotanya. Ukuran dari nanas lokal ini
yaitu mencapai 1,5-2 kg. Menurut Shanti dan Evi
(2009), pengolahan nanas dapat mengamankan hasil
panen yang berlimpah dengan mengolahnya menjadi
berbagai macam produk sehingga daya simpannya
menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya lebih
luas. Perlakuan pengolahan buah nanas untuk
memperpanjang masa simpan dan daya tahannya
32
dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu
pengeringan, perebusan, penggilingan, penggarangan,
fermentasi, pengalengan, pembuatan Selai, dan lain
sebagainya.
Proses pembuatan Selai nanas menurut LIPI
yaitu, 250 g buah nanas dikupas kulit nanas hingga
bersih dan dibuang matanya. Setelah itu potong
hingga mendapat ukuran yang lebih kecil lalu cuci
hingga bersih. Siapkan blender, masukkan potongan
nenas kemudian blender (tanpa air) hingga halus atau
dapat juga menghaluskannya dengan cara memarut
nanas. Siapkan panci, tuangkan nanas yang sudah
diblender tadi kedalam panci dan tambahkan gula.
Masak di atas api kecil sampai sedang. Diaduk terus
dan masak selai hingga kering dan kental. Setelah
matang tunggu hingga dingin, setelah itu masukan
kedalam toples yang sudah disiapkan, ditutup rapat
dengan penyumbat bersih, dan kemudian botol yang
berisi Selai panas di masukan kedalam air dingin.
Proses pembuatan Selai nanas banasari dilakukan
dengan penggabungan metode optimal dari beberapa
literatur, sehingga didapatkan takaran yang digunakan
yaitu, sebagai berikut :
33
1) 2 kg buah nanas
2) 1 kg gula pasir
3) 10 gram asam sitrat
4) 2 gram natrium benzoat
Pada tanggal 21 Januari 2017 dilakukan
sosialisasi pertama yaitu sosialisasi produk dan
pelatihan pembuatan selai nanas kepada warga Dusun
Tegalrejo. Proses pembuatan selai nanas dimulai
dengan percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1,
dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2
34
Gambar 5.2 Proses Demonstrasi Pembuatan Selai Nanas
36
Gambar 5.4 Selai nanas percobaan II (100% nanas matang)
37
Berdasarkan percobaan yang telah Tim KKN
Mapres lakukan menggunakan 3 perbandingan
komposisi nanas diatas, didapatkan perlakuan terbaik
yaitu pada percobaan I dengan menggunakan
perbandingan komposisi nanas matang dengan
setengah matang sebanyak 50:50. Pada perbandingan
tersebut didapatkan tekstur, cita rasa, warna dan aroma
selai nanas terbaik dibandingkan dengan percobaan
yang lain. Untuk mempertahankan standar
organoleptik tersebut, kelompok tani berkah telah
diberikan SOP pembuatan selai sehingga kualitas
produk diharapkan akan homogen.
Pada kegiatan sosialisasi produk dan pelatihan
pembuatan selai nanas, faktor keberhasilan dapat
dilihat dari respon masayrakat pada saat mengikuti
sosialisai. Antusias dari mereka sangat baik selama
kegiatan sosialisasi ini berlangsung, banyak
pertanyaan yang meraka tanyakan kepada tim KKN.
Pada awalnya masyarakat sudah bisa membuat selai
nanas, namun selai yang dibuat mempunyai warna
yang gelap dan kurang menarik. Setelah dilakukan
sosialisasi, masyarakat mengetahui cara memperbaiki
warna selai nanas dengan cara proses pengadukan
38
selai. Metode ini memerlukan waktu yang lama,
sehingga masyarakat menginginkan cara yang lebih
efisien secara waktu dan tenaga.
5.1.2 Sosialisasi Pemasaran Produk dan Keorganisasian
Pada tanggal 25 Januari 2017 dilakukan
sosialisasi kedua tentang pemasaran produk dan
keorganisasian. Acara ini dilaksanakan di rumah Ibu
Lasemi dan dihadiri 9 orang pemuda karang taruna.
Acara ini direncanakan dimulai pada pukul 19.00
WIB, akan tetapi pelaksanaannya mundur hingga
pukul 20.00 WIB. Kendala dari kegiatan ini adalah
mundurnya acara dari jadwal karena kedatangan
peserta yang terlambat akibat hujan.
Kegiatan dilanjutkan pada acara inti yaitu
penyampaian materi dan sesi tanya jawab. Antusiasme
peserta akan acara ini sangat tinggi yang dilihat dari
keaktifan peserta. Selama kegiatan berlangsung,
secara teknis kegiatan berjalan dengan baik. Tempat
dan listrik yang dikhawatirkan terbatas telah diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi keluhan,
hambatan, dan gangguan selama kegiatan.
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan,
39
mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan
cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik
sahamnya (Kotler, 2007). Peran fungsi pemasaran
adalah mencapai sasaran perusahaan dengan
menghasilkan penjualan produk/jasa yang
menguntungkan di pasar sasaran. Tujuan pemasaran
adalah mengetahui dan memahami pelanggan
sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok
dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya
sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan
seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua
yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan
produk atau jasa itu (Kotler, 2007).
Strategi pemasaran adalah bauran pemasaran
(marketing mix) yang merupakanalat bagi pemasar
yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses. Menurut Lupiyoadi
dan Hamdani (2006), unsur bauran pemasaran terdiri
dari 7 hal :
a. Product (produk) : produk seperti apa yang ingin
40
ditawarkan.
b. Price (harga) : bagaimana strategi penentuan
harga.
c. Promotion (promosi) : bagaimana promosi yang harus
dilakukan.
d. Place (tempat) : bagaimana sistem penyampaian
jasa yang akan diterapkan
e. People (orang) : jenis kualitas dan kuantitas orang
yang akan terlibat dalam
pemberian jasa.
f. Process (proses) : bagaimana proses dalam operasi
jasa tersebut.
g. Customer service : tingkat jasa yang bagaimana yang
akan diberikan kepada konsumen.
Pada konsep pemasaran dikenal juga strategi
penentuan STP atau segmentation, targeting dan
positioning maka strategi ini juga diterapkan pada
produk selai nanas. Segmentasi pasar (market
segmentation) dari produk selai nanas yaitu
berdasarkan geografis. Segmentasi geografis yang
dilakukan berupa membagi pasar bedasarkan wilayah,
yaitu penduduk lokal (Dusun Tegalrejo), penduduk
41
sekitar Dusun Tegalrejo dan wisatawan yang datang
ke Dusun Tegalrejo.
Dari kegiatan ini, didapatkan hasil bahwa
produk sirup nanas akan dipasarkan melalui kerja
sama antara kelompok tani dan karang taruna dengan
menjadikan selai nanas sebagai oleh-oleh khas bagi
wisatawan yang berkunjung di Dusun Tegalrejo.
Dengan adanya sinergitas antara kelompok tani
sebagai produsen dan karang taruna Puspa Jagad
sebagai pemasar, maka sangat memungkinkan
keberlanjutan produk serta tercapainya tujuan yaitu
meningkatkan nilai ekonomis dari buah nanas
Banasari.
Pada kegiatan sosialisasi pemasaran produk dan
keorganisasian, mempunyai faktor keberhasilan
sebesar 80%. Masyarakat telah mengetahui cara
pemasaran produk selai nanas dan keorganisasian.
Masyarakat sudah dapat memasarkan produk dengan
cara offline dan online, namun terkendala oleh minat
pembeli yang masih sedikit. Setelah dilakukan
sosialisasi, pemasaran melalui website sudah berjalan.
Pada sosialisasi keorganisasian, sebelumnya
masyarakat telah menerapkan sistem keorganisasian,
42
namun kurang optimal dalam pelaksanaannya. Setelah
dilakukan sosialiasi, masyarakat sudah memahami dan
menerapkan struktur organisasi.
43
Sosialisasi ini juga menjelaskan bagaimana cara
menghitung HPP produk untuk menentukan harga jual
produk yang di hasilkan dan berapa keuntungan yang
ingin di ambil dari sebuah produk.
44
net sebesar Rp 12.463. Harga jual ditentukan dengan
menetapkan keuntungan yang dinginkan sebesar 30%
dari HPP dan didapatkan harga jual sebesar Rp 16.202
per botol Selai nanas banasari. Keuntungan dalam
sebulan sebesar Rp 1.944.240 dengan jangka waktu
pengembalian 10 botol selai setiap kali produksi
sehingga terpenuhinya budget equal production.
Perhitungan analisis finansial disajikan pada
Lampiran 4.
Pada kegiatan sosialisasi HPP (Harga Pokok
Produksi), mempunyai faktor keberhasilan sebesar
80%. Masyarakat telah mengetahui cara menghitung
harga pokok selai nanas, sehingga dalam penjualannya
mendapatkan keuntungan yang sesuai dan
meminimalisir kerugian. Pada awalnya masyarakat
menjual selai nanas dengan cara memperkirakan saja.
Setelah dilakukan sosialisasi, masyarakat mengetahui
cara menghitung harga selai nanas jika sewaktu-waktu
bahan baku yang digunakan mengalami kenaikan
harga.
45
5.1.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Pembuatan
Selai Nanas Banasari
Selama pelaksanaan KKN banyak faktor-faktor
yang mendukung dan menghambatan pembuatan Selai
nanas Banasari, yaitu :
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan pembuatan Selai
nanas Banasari di Dusun Tegalrejo adalah tersedianya
nanas yang melimpah dari desa semen yang dapat
mengakibatkan bahan baku yang tersedia cukup
banyak. Adanya kegiatan bersama warga berupa
kumpul warga, sosialisasi tempat wisata dan rapat
karang taruna. Kegiatan-kegiatan tersebut mendukung
sosialisasi dan penyuluhan karena dapat menjadi
sarana berkomunikasi dengan warga. Pada kegiatan
sosialisasi tempat wisata, penjelasan singkat mengenai
pemasaran sirup, sari, dan selai nanas dapat
disampaikan, karena di tempat wisata dapat menjadi
pemasar dari produk diversivikasi buah nanas ini
nantinya dan menghubungkan antara produsen dan
wisatawan yang datang berkunjung.
Faktor pendukung produk salah satunya dengan
adanya nanas lokal yang mempunyai kualitas sangat
46
baik. Dengan itu dapat dihasilkan produk selai yang
berkualitas. Sehingga produk siap untuk dipasarkan
dan bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Faktor pendukung lainnya merupakan kemasan
yang digunakan saat ini. Kemasan yang digunakan ini
cukup dekat untuk dibeli karena masih didaerah
malang dekat dengan desa semen, kemasan ini juga
tahan lama dan terbuat dari kaca. Kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu
produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek,
kemasan itu sendiri dan label. Fungsi kemasan adalah
Packaging protects what it sells (Kemasan
melindungi apa yang dijual) serta Packaging sells
what it protects (Kemasan menjual apa yang
dilindungi). Dengan kata lain, kemasan bukan lagi
sebagai pelindung atau wadah tetapi juga sebagai nilai
tambah produk. Kemasan juga dapat berfungsi untuk
mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya,
produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang
dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus.
Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada
rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan
47
mahal untuk membungkus produk yang dijual.
Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada
bungkus tersebut, tapi kemasannya
mengkomunikasikan suatu citra yang baik (Cenadi,
2006).
Kemasan yang baik dan akan digunakan
semaksimal mungkin dalam pasar harus
mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa
faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap
berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab
timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar
matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-
lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup
kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif
termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak
melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-
produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau
makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
3. Faktor pendistribusian
48
Kemasan harus mudah didistribusikan dari
pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan
konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai
menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan
menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek,
dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan
mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena
bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak
dapat diletakan secara vertikal, harus diletakkan pada
posisi horizonatal atau miring sehingga ada tulisan
yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi
kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau
dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah
penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi
bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi
kenyamanan pemakai produk atau konsumen.
49
Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical
yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan
tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik
visual yang mencakup pertimbangan penggunaan
warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata
letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah
untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda
dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar
mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk
yang lain.
8. Faktor promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam
bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi
sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan
dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-
konsumen baru.
50
9. Faktor lingkungan
Pada era industrialisasi, masalah lingkungan
tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam
masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran
mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah.
Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat
adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-
organisasi lingkungan hidup berhasil menekan
perusahaan Mc Donalds untuk mendaurulang
kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak
perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan
yang ramah lingkungan, dapat didaur ulang (recycle)
atau dapat dipakai ulang (reuse) (Cenadi, 2006).
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat kegiatan pembuatan Selai
nanas banasari ini adalah proses pembuatan yang
masih manual dikarenakan tidak tersedianya alat
pengaduk otomatis yang dapat mengaduk selai nanas,
kedua adalah letupan selai nanas dari wajan yang
sangat membahayakan karena masih panas dan bisa
membuat luka pada kulit, ketiga dalam pembuatan
selai nanas di dusun Tegalrejo alat timbangan yang
digunakan rusak sehingga dalam mengatur berat
51
bahan tim KKN Mapres melakukan perkiraan. Selain
itu, bahan baku yang didapatkan untuk melakukan
sosialisasi berupa nanas banasari juga belum matang
dan susah untuk didapatkan pada saat itu. Pada saat itu
bukan musim nanas banasari, sehingga nanas yang ada
terbatas (masih muda). Saran yang kami berikan untuk
pembuatan selai nanas menggunakan sarung tangan
dan alat pelindung untuk melindungi diri dari cipratan
selai nanas dan kami menyarankan untuk
menggunakan pengaduk otomatis agar pembuat tidak
merasa kelelahan dalam pembuatan selai nanas. Selain
itu, mengatasi buah nanas yang tidak dalam musimnya
adalah dengan memilah buah nanas pada saat
pemanenan.
52
yang ditemukan pada Dusun Tegalrejo, Desa Semen.
Selain itu, kegiatan ini menjadi salah satu metode
untuk mendekatkan diri dan menjalin hubungan erat
dengan masyarakat sekitar.
53
lomba, diantaranya: lomba balon, estafet karet, dan
lomba mewarnai. Kegiatan perlombaan ini sangat
disenangi oleh murid TPA karena menarik dan setiap
juara diberikan hadiah oleh tim KKN. Pengumuman
juara lomba dilakukan dengan menonton film
bersama. Film yang diputar adalah film kisah Nabi
Musa A.S dan Nabi Yunus A.S.
Faktor pendukung kegiatan belajar dan bermain
di TPA Darul Naim adalah semangat dari para murid
yang cukup tinggi untuk ikut berkontribusi dalam
kegiatan yang dilaksanakan. Para murid juga cukup
menghormati dan menghargai tim KKN yang
mengadakan kegiatan di tempat mereka mengaji.
Adapula faktor penghambat yaitu jarak usia antar anak
yang satu dengan yang lainnya cukup jauh, sehingga
materi yang disampaikan terlalu tinggi untuk beberapa
anak yang masih belum sekolah. Selain itu murid
merasa memiliki semangat baru ketika bertemu
dengan pengajar yang baru. Tenaga pengajar juga
merasa sangat terbantu dengan kehadiran Tim KKN
Mapres mengingat jumlahnya yang cukup sedikit.
Beberapa evaluasi yang Tim KKN Mapres dapatkan
adalah:
54
1. Kurang disiplinnya Tim KKN Mapres dalam
masalah waktu
Beberapa kali Tim KKN Mapres terlambat hadir di
kegiatan. Saran Tim KKN Mapres adalah faktor
kedisiplinan tiap mahasiswa penting untuk
diterapkan dan PJ kegiatan lebih diberdayakan
untuk mengatur kegiatan yang berlangsung juga
mengajak mahasiswa lain untuk segera datang
mengajar ke TPA sehingga bisa lebih tepat waktu.
2. Kurang terencananya materi yang disampaikan
Sebagian besar materi bersifat spontan. Saran Tim
KKN Mapres adalah merencanakan bahan ajar
yang akan disampaikan ketika proses belajar
mengajar.
55
Gambar 5.8 Kegiatan Belajar Mengajar dengan siswa SD
56
5.2.2 Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan oleh tim
KKN di rumah Bu Lasemi. Tujuan kegiatan ini adalah
membantu anak-anak Dusun Tegalrejo mengerjakan
tugas sekolah dan membantu memahamkan materi
yang sulit dipahami. Peserta kegiatan bimbingan
belajar adalah siswa Sekolah Dasar kelas 1 smpai
kelas 6. Kegiatan dilakukan setiap hari mulai minggu
kedua tanggal 23 Januari pukul 14.00 WIB sampai
16.00 WIB dan pukul 18.00 WIB sampai 20.00 WIB.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Diah Fitri selaku
pembimbing dari bimbingan belajar tersebut,
dikarenakan banyak anak yang menjadi terbantu
penjelasannya dan menjadi lebih paham akan
pelajaran yang didapat.
5.2.3 Membantu Kegiatan Posyandu
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan adalah
mengikuti posyandu rutinan untuk balita dan lansia
yang diadakan disalah satu rumah warga Dusun
Tegalrejo. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23
Januari 2016. Kegiatan ini berlangsung dari pagi
hingga siang. Pemeriksaan kesehatan pada anak-anak
mencakup penimbangan berat badan, pengukuran
57
tinggi badan dan pemberian imunisasi. Sementara itu,
pemeriksaan kesehatan pada lansia meliputi
penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan
darah.
Setelah kegiatan selesai, tim KKN juga ikut
membantu membersihkan dan merapikan peralatan
yang digunakan untuk pemeriksaan kesehatan.
Evaluasi yang tim KKN dapatkan adalah kurangnya
koordinasi di awal sehingga Tim KKN Mapres masih
mengalami beberapa kebingungan, namun tenaga
kerja Posyandu memberi arahan dan bimbingan
kepada Tim KKN Mapres sehingga kegiatan dapat
berjalan lancar. Dalam pelaksanaannya, tim KKN
membagi tugas-tugas yang dilakukan di posyandu
tersebut. Beberapa anggota ditugaskan membantu
menimbang dan mengukur tinggi balita, beberapa
anggota bertugas mencatat hasil, beberapa orang lagi
menyambut warga dan menerima kartu.
58
Gambar 5.10 Kegiatan Posyandu
60
Kendala yang dialami selama proses pembelajaran
adalah waktu yang terbatas sehingga kurangnya materi
yang tersampaikan dengan optimal dan juga sarana
dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengajar masih
belum optimal dikarenakan persiapan yang kurang
dari tim KKN. Namun, hal tersebut bisa teratasi
dengan sarana dan fasilitas yang diberikan oleh pihak
sekolah.
62
masjid sehingga jamaah yang sholat dapat merasa
nyaman berada di dalam masjid. Terdapat evaluasi
dari kegiatan ini, yaitu:
1. Tidak terlibatnya semua mahasiswa dalam
kegiatan ini. Hal tersebut dikarenakan adanya agenda
lain yang harus dihadiri sehingga mengharuskan Tim
KKN Mapres untuk membagi tugas.
2. Keterlambatan dalam memulai kegiatan
sehingga kegiatan ini selesai hampir sebelum jumatan.
Keterlambatan dikarenakan persiapan Tim KKN
Mapres yang kurang. Saran Tim KKN Mapres adalah
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan di hari
sebelumnya, dan juga melakukan briefing pagi harinya
sehingga kegiatan membersihkan masjid dapat
berjalan lancar.
63
5.2.6 Penyuluhan dan Sosialisasi Padi Organik
65
.
66
5.3 Evaluasi dan Saran KKN Mapres FTP 2017 secara
Keseluruhan
Berdasarkan evaluasi program kerja yang telah
dilakukan, diperoleh beberapa evaluasi dan saran terkait
kegiatan yang telah dilakukan, diantaranya:
- Perlu dibuatnya timeline/jadwal kegiatan setiap hari
yang rapi dan rinci serta dilaksanakan
- Pembagian PJ yang tidak merata mengharuskan
adanya perbaikan koordinasi dalam kelompok dan
antar kelompok dengan membentuk struktur dan divisi
yang rapi agar target lebih tercapai
- Perlu adanya peningkatan kedisiplinan mahasiswa
terutama dalam masalah waktu
- Dari pengamatan pada progam utama
(perbaikan/peningkatan kualitas produk selai nanas),
perlu adanya survey yang lebih intensif terkait
permasalahan yang perlu diselesaikan di desa tempat
berlangsungnya KKN, hal tersebut dikarenakan
berdasarkan hasil dari penyuluhan selai nanas, warga
kurang puas karena berharap adanya produk baru yang
disosialisasikan.
- Dari pengamatan pada progam utama (pemasaran selai
nanas), perlu ditentukannya SDM dari beberapa target
67
sasaran kegiatan yang dapat melakukan kegiatan
pemasaran, sehingga kegiatan pemasaran dapat
berjalan dengan optimal
- Perlu disusun program kegiatan masyarakat yang jelas
agar dapat dikoordinasikan denga mitra kegiatan
- Perlu adanya peningkatan controlling dari fakultas dan
pendampingan Tim KKN setelah KKN berlangsung
kepada mitra kegiatan secara berkala dengan harapan
masalah yang ada tidak berlanjut serta terciptanya
kontinuitas program yang dilaksanakan.
68
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian kegiatan KKN Mapres FTP-UB
2017 yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Permasalahan buah nanas di Dusun Tegalrejo, yaitu
rendahnya nilai jual ketika panen raya dapat diatasi dengan
cara diversifikasi menjadi suatu produk yaitu selai nanas.
2. Untuk menghasilkan selai nanas dengan kualitas yang baik,
digunakan perbandingan 50% nanas mentah dan 50% nanas
matang.
3. Warga Desa Semen khususnya Dusun Tegalrejo
mengetahui cara pemasaran, pengemasan serta prosedur
pembuatan P-IRT yang tepat serta mengetahui penjualan
secara online dan offline
4. Peserta KKN Mapres dapat menjalin hubungan yang baik
dengan warga Dusun Tegalrejo dengan baik, hal ini
dibuktikan dengan adanya dilibatkannya peserta KKN
Mapres dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan keagamaan,
sosial ataupun kebudayaan.
69
6.2 Saran
Berdasarkan telaah hambatan-hambatan yang ada,
sebaiknya perlu dilakukan pendekatan yang lebih intensif
terhadap sasaran kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan KKN.
Hal tersebut akan mempermudah penyesuaian jadwal aktifitas
harian sasaran kegiatan program KKN. Hal ini dilakukan agar
kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata dapat mengetahui apa
yg diinginkan oleh penduduk desa dan mencari penyelesaian
yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, hal ini
bertujuan agar penyesuaian jadwal aktivitas harian sasaran
kegiatan sudah disepakati jauh hari sebelum pelaksanaan KKN
bersama pelaksana maupun pendamping program KKN,
sehingga tidak adanya waktu terbuang dan terbentuknya
timeline yang jelas serta tidak mepet. Selain itu perlu adanya
penelitian pendahuluan terhadap produk terutama masa simpan
dan kandungan sirup nanas untuk lebih meyakinkan
keterjaminan produk terhadap calon konsumen. Kegiatan
pembuatan sirup nanas juga lebih baik jika dilakukan
monitoring setelah kegiatan KKN selesai untuk melihat indeks
keberhasilan produk.
70
DAFTAR PUSTAKA
71
Wijaya, Rima Aprilia. 2010. Proses Pengolahan Selai Nanas
Organik dan Pendugaan Umur Simpannya. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia,
Jakarta.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
72
LAMPIRAN
Mulai
Buah
Nanas Pemilihan buah nanas
nanas
Banasari
yang t
masuk
Pengupasan kulit nanas Kulit
grade
dan bo
nanas
Air Pencucian hingga bersih
bersih
Penimbangan 0,5 kg
Pemotongan kecil-kecil
Air 25%
berat Penghancuran buah nanas
Pengeluaran Udara
Sterilisasi botol
Pendinginan
74
Selesai
Lampiran 2
75
organik Balai desa Semen Januari 2017
Sabtu, 28
Januari 2017
Jumat, 27
Januari 2017
76
Tabel 2 Timeline Pelaksanaan KKN Mapres FTP 2017
Hari Ke-
Jenis
Kegiatan 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 4
Sosialisasi
dan pelatihan
pembuatan
selai nanas
banasari
Sosialisasi
dan pelatihan
tentang
pengemasan
sirup nanas
banasari
Sosialisai
tentang
pemasaran
hasil olahan
produk
banasari
Kegiatan
77
sosial kepada
masyarakat
Penutupan
78
Lampiran 3
79
Gula 10 kg 12.000 120.000
Asam sitrat 60 gram 1.500 90.000
Botol plastic (kemasan) 30 botol 1.000 30.000
Print Sticker logo 6 lembar 4.000 24.000
Isi ulang gas 1 kali 18.000 18.000
Transportasi 2 minggu 100.000 100.000
Akomodasi
2 minggu 300.000 300.000
(penginapan)
Sewa laboratorium 1 minggu 100.000 100.000
Dokumentasi, print,
- 150.000 250.000
ATK, pembuatan modul
Konsumsi peserta
- 200.000 200.000
penyuluhan
Bingkisan bina desa - 300.000 300.000
Total 2.183.500
80
Lampiran 4
Analisis Finansial
81
9. Gas - 10.000 100.000
10. Biaya - - 250.000
Pemasaran
11. Biaya 1 liter x 8.500 85.000
Transportasi 8.500
12. Ongkos Pekerja 1 orang x 10.000 100.000
Rp 10.000
Biaya tetap
82
Harga Pokok Produksi (HPP)
40.998 + 1.454.500
= 12.463 = 12.500
120
= 30% x 12.500
= 3.750 rupiah
Harga jual
= 12.500 + 3.750
= 16.250 rupiah
Hasil usaha
= 1.950.000 rupiah
83
Break Even Point (BEP)
1 ( + )
40.998
= 161.344,299
1 (1.454.500 1.950.000)
= 161.500,00
161.500 161.500
= = 9,938 (10 )
16.250
1950000
= = = 1,3
149548
84
Lampiran 5
Label Kemasan
85
Lampiran 6
Dokumentasi Kegiatan
86
Gambar 3 Persiapan Sosialisasi materi Pembuatan Selai Nanas
87
Gambar 5 Perpisahan dengan Puspo Jagad
88
Gambar 7 Display Selai Nanas saat Pembuatan Selai Nanas
89
Gambar 9 Pamit dengan Siswa Bimbingan Belajar
90
Gambar 11 Sosialisasi materi pemasaran online dan offline
91
Lampiran 7
92