PERCOBAAN III
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS :D
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2018
0
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK
PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahan alam merupakan segala sesuatu yang ada di alam baik dalam
bentuk mahluk hidup (tanaman/tumbuhan, dan hewan) dan bukan mahluk
hidup seperti mineral. Bahan alam biasanya digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan obat. Bahan alam yang sering digunakan sebagai bahan obat
dan mempunyai jumlah yang berlimpah adalah tanaman atau tumbuhan.
Tanaman atau tumbuhan sebagai bahan obat dapat dimanfaatkan
setiap bagiannya baik bagian batang, daun, bunga, buah, akar dan biji.
Tumbuhan atau tanaman yang akan diteliti atau dijadikan suatu sampel disebut
simplisia. Simplisia merupakan bahan alam yang yang telah kering dan
digunakan dalam pengobatan serta belum mengalami proses pengolahan
apapun kecuali dinyatakan lain. Simplisia dari tumbuhan atau tanaman sangat
banyak jumlahnya sehingga untuk membedakan antara simplisia satu dengan
simplisia lainnya perlu diadakan uji terhadap simplisia-simplisia tersebut.
Simplisia untuk lebih mudah dilakukan pengujian terhadap simplisia
maka simplisia dapat dibuat dalam bentuk yang lebih kecil atau serbuk.
Pengujian yang sering dilakukan adalah pengujian simplisia secara
mikroskopik. Pengujian mikroskopik bertujuan untuk mengidentifkasi secara
khusus simplisia melalui pengamtan bagian-bagian tertentu dari simplisia
yang telah dibuat dalam bentuk serbuk.Tujuannya untuk mengamati simplisia
dan fragmen bentuk sel, isi sel dan jaringannya. Oleh karena itu, pada
percobaan ini akan dilakukan identifikasi simplisia secara mikroskopi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk dapat mengidentifikasi
beberapa macam simplisia yang biasa digunakan dalam ramuan untuk
pengobatan secara mikroskopik.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi
beberapa macam simplisia yang biasa digunakan dalam ramuan untuk
pengobatan secara mikroskopik.
E. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Bunga Cengkeh (SyzigiiFlos)
2. Batang Sepang (Caesalpiniae Cortex)
3. Daun Jambu Biji (Psidium Folium)
4. Daun Asam (Tamarindi Folium)
5. Bunga Kasumba Teratai (Bixae Flos)
6. Daun kembang Sepatu (Orthosiphon Folium)
7. Daun Mengkudu (Morindae Flos)
8. Daun Alpukat (Perseae Folium)
9. Akar Brotowali (Tinospora Radix)
10. Rimpang jahe (Zingiberaceae Rhizoma)
11. Daun Pepaya (Caricae Folium)
12. Daun Jarak Pagar (Jatrophae Folium)
13. Biji Lada Hitam (Nigri Semen)
14. Batang Kayu Manis(Burmanni Cortex)
15. Daun Jambu Monyet/Mete (Anacardiae Folium)
16. Daun Kangkung (Ipomoeae Folium)
17. Daun Ubi jalar (Batatasae Folium)
18. Biji Ketumbar (Semen Coriandrum)
19. Rimpang Kencur (Kaemferia Rhizoma)
20. Kacang Hijau (Phaseoli Semen)
21. Kelor (Moringae Folium)
22. Daun Kumis Kucing (Orthosiphoni Folium)
23. Daun belimbing (Averrhoae Folium)
24. Rimpang lengkuas (Alpiniae Rhizoma)
25. Rimpang Temulawak (Curcumae Rhizoma)
26. Rimpang Kunyit (Curcumae Rhizoma)
27. Akuades
28. KlotralHidrat 1%
1). Klasifikasi Tanaman.
1. Cengkeh(Syzygium aromaticum L)
Regnum :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledonae
Bangsa :Myrtales
Suku :Myrtaceae
Marga :Syzygium
Jenis :Syzygium aromaticum L
(Badan POM, 2008 :90)
2. Kayu Secang(Caesalpinia sappan L. )
Regnum :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledonae
Bangsa :Fabales
Suku :Fabaceae
Marga :Caesalpinia
Jenis :Caesalpinia sappan L.
(Badan POM, 2008:18)
F. DESKRIPSI TANAMAN
1. Cengkeh
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa pohon tinggi 10 m.
Batang berkayu bercabang banyak, berbentuk bulat dan mengkilap, saat
masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna keunguan, daun
tunggal, berhadapan,berbentuk bulat telur hingga menjorong dengan
ujung dan pangkal runcing dan tepinya rata. Pertulangan daun menyirip
sedangkan permukaan atas mengkilap. Panjang daun 6-13 cm dan
lebarnya 2,5-5 cm. Panjang tangkai 1- 2 cm, saat masih muda berwarna
merah dan setelah tua berwarna hijau. Mahkota bunga berbentuk bintang
dengan panjang 4-5 mm. Benang sari banyak, panjang ±5 mm. Tangkai
putik pendek, saat masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
merah. Buah buni, berbentuk bulat telur, panjangnya 2-2,5cm dan
berwarna merah kehitaman. Bijinya kecil,berdiameter ±4 mm dan
berwarna coklat muda. Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna
coklat(Badan POM, 2008 :90). Deskripsi haksel bunga cengkeh yaitu
bau aromatik, rasa pedas agak pahit, agak menggigit dan menimbulkan
rasa tebal, warna hijau kecoklatan (Depkes RI, 1989 : 121).
2. Kayu Secang
Deskripsi Tanaman yaitu habitus berupa semak atau pohon kecil,
tinggi lebih dari 10 m. Ranting-ranting berlentiseldan berduri, bentuk duri
bengkok, dan tersebar. Daun majemuk panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14
pasang sirip. Panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh
sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak
bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, unjung
bundar serta sisinya gak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11
mm. Perbungaan berupa malai, terdapat diujung, panjang malai 10-40 cm,
panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut. Panjang
daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar
bentuknya lonjong dengann panjang 1-2,5 cm, lebarnya 0,1-1 cm, tepi
daun rata, ujungnya tumpul dan pangkalnya membulat, pertulangan
menyirip, halus, berwarna hijau, panjang tangkai daun ±0,2 cm, warnanya
hijau. Bunga majemuk berbentuk tandan, terdapat di ketiak daun, panjang
tangkai ±0,6 cm, warnanya kuning, kelopak bunga berbentuk tabung,
warnanya hijau kecoklatan, benang sari berjumlah banyak, berwarna
putih, putik berwarna putih, mahkota bunga kecil, berwarna kuning. Buah
berbentuk polong dengan panjang ±10 cm dan lebar ±2 cm, warnanya
hijau kecoklatan. Bentuk biji kotak pipih, berwarna coklat, akar tunggang
berwarna coklat kotor (Badan POM, 2008 : 93). Deskripsi haksel daun
asam yaitu mempunyai bau aromatik, rasa asam dan warna hijau
kecoklatan atau hijau muda (Depkes RI, 1989 : 470).
5. Kasumba teratai
Deskripsi tanaman yaitu tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m,
mempunyai daun tunggal bertangkai panjang, bentuknya bulat telur, ujung
runcing pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata, panjang 8-20
cmlebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah. Bunga berwarna
merah muda atau putih, diamter 4-6 cm. Buahnya seperti buah rambutan,
tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4
cm dan berisi banhyak biji kecil berwarna merah tua (Kurdi, 2010).
6. Kembang Sepatu
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa perdu, tahunan, tegak, ±3
m. Batang bulat berkayu, keras, diameter ±9 cm, masih muda ungu
setelah tua putih kotor. Daun tunggal, tepi beringgit, ujung runcing
pangkat tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.
Bunga tunggal, bentuk terompet, terletak diketiak daun, kelopak bentuk
lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan. Mahkota terdiri dari lima belas
sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak,
tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah. Buah
kecil, lonjong, diameter ±4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji
pipih, putih. Akar tunggang, coklat muda (Badan POM, 2008 : 49).
Deskripsi Haksel daun kembang sepatu yaitu tidak berbau, rasa agak asin,
berlendir dan mempunyai warna hijau kecoklatan (Depkes RI, 1989 :
253).
7. Mengkudu
Deskripsi tanaman habitus berupa pohon, tinggi 4-8 meter. Batang
berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopodial, penampang cabang
muda segi empat, coklat kekuningan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 10-40 cm, lebar 5-17 cm, pertulangan
menyirip, tangkai pendek, daun penumpu, bulat telur, panjang 1 cm,
berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bonggol, bertangkai, di ketiak
daun, benang sari lima, melekat pada tabung mahkota, tangkai sari
berambut, tangkai bakal buah panjang 3-5 cm, hijau kekuningan, mahkota
bentuk trompet, leher berambut, panjang ±1 cm, putih. Buah bonggol,
permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan.
Biji keras, segi tiga, coklat kemerahan. Akar tunggang coklat muda
(Badan POM, 2008 : 57). Deskripsi haksel daun mengkudu yaitu tidak
berbau, tidak berasa dan berwarna hijau sampai hijau tua kekuningan
(Depkes RI, 1989 : 343).
8. Alpukat
Deskripsi Tanaman yaitu habitus berupa pohon, tingga ±10 m.
Batang berkayu, bulat, bercabang, berwarna coklat kotor. Daun tunggal,
bulat telur, bertangkai, tersebar ujung dan pangkal runcing, berbulu,
panjang 10-20 cm lebar 3-10 cm, hijau. Bunga majemuk, bentuk malai,
berkelamin dua, tumbuh diujung ranting, benang sari dua belas, ruang
kepala sari empat, putih kotor, mahkota berambut, diameter 1-1,5 cm,
putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, panjang 5-20 cm, berbintik-
bintik, atau gundul, daging buah jika sudah masak lunak, hijau atau
kekuningungan. Biji bulat, diameter 2-2,5 cm, keping biji putih
kemerahan. Akar tunggang, bulat berwarna coklat (Badan POM, 2008:
67). Deskripsi haksel daun alpukat bau aromatik lemah, rasa pahit dan
kelat serta memiliki warna hijau sampai hijau kecoklatan atau hijau
keunguan (Depkes RI, 1980 : 73).
9. Bratawali
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa semak, memanjat dengan
panjang lebih dari 15 cm. Batang bulat, berkayu, permukaan benjol-
benjol, bercabang dan berwarna hijau. Daun tunggal, berwarna hijau,
tersebar, bentuk jantung dengan ujung runcing, pangkal berlekuk dan
tepi rata. Panjang daun 7-12 cm, lebar 7-11 cm, bertangkai, pertulangan
daun menjari dan tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung. Bunga
majemuk, bentuk tandan, terletak pada batang, kelopak tiga, bentuk bulat
telur, mahkota enam, tangkai hijau muda, kepla sari kuning. Buah berupa
buah batu, kecil dan berwarna hijau. Akar tunggang berwarna putih
kotor(Badan POM, 2008 : 94).
10. Jahe
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa herba semusim, tegak
dengan tinggi 40-50 cm. Batangnya merupakan batang semu, berwarna
hijau, beralur dan membentuk rimpang. Daun berupa daun tunggal,
berwarna hijau tua, berbentuk lanset dengan tepi rata. Ujung daun
runcing dan pangkalnya tumpul. Perbungaan majemuk, berbentuk bulir,
sempit dengan ujung runcing. Panjang perbungaan 3-5 cm dengan lebar
1-2 cm, panjang tangkai ± 2 cm. Perbungaan berwrna hijau merah,
kelopak berbentuk tabung dan bergigi tiga. Mahkota bunga berwarna
ungu, berbentuk corong dengan panjang 2-2,5 cm. Buah berbentuk bulat
panjang, berwarna coklat. Biji bulat dan berwarna hitam. Rimpang jahe
putih kecil-kecil, berwarna putih, dan selalu dipanen pada saat tua
(Badan POM, 2008: 98). Deskripsi haksel rimpang Jahe yaitu bau khas,
rasa pedas dan mempunyai warna putih kekuningan (Menkes RI, 2009 :
32).
11. Pepaya
24. Lengkuas
Deskripsi tanaman yaitu lengkuas termasuk terna tanaman tegak
yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Tanaman ini memilki akar
tak teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit tipis berwarna coklat
sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna merah.
Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi kehijau-
hijauan. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas susunan
G. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil Pengamatan
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Nama
No. Gambar Keterangan
Simplisia
1. 1.Epidermis
1 Jambu Mete atas
1
2 Kangkung 1.Epidermis
1
atas
1 1.Epidermis
3 Singkong atas dengan
stomata
4 Ketumbar 1. Endokarp
5 Kencur 1 1.Parenkim
7 Lengkuas 1.Parenkim
1 korteks
1
1.Fragmen
8 Belimbing epidermis
bawah
9 Temulawak 1.Rambut
1 penutup
11 Kelor 1.Epidermis
1 bawah
12 Seppan 1
1.Serabut xylem
1
13 Cengkeh 1.Epidermis
1.Fragmen
tangkai sari
15 Kesumba 1
16 Asam 1 1.Epidermis
atas
1 1.Fragmen
17 Alpukat
epidermis atas
18 Kembang 1.Mesofil
sepatu
1.Hablur kalsium
19 Pepaya 1 oksalat
20 Mengkudu 1. Epidermis
atas
21 Jahe 1 1.Amilum
22 Jarak 1.Epidermis
bawah
1
1.Fragmen
23 Lada hitam epikarp berikut
hipodermis
1.Hablur
1 kalsium oksalat
24 Brotowali
berbentuk
prisma
25 Kunyit 1
1. Epiderm
H. PEMBAHASAN
Simplisia atau merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai
obatyang belum mengalami proses pengolahan apapun kecuali dinyatakn
lain, yang merupakan bahan yang telah dikeringkaan. Simplisia sendiri dapat
berasal dari tumbuhan/tanaman, hewan dan mineral yang ada di alam.
Simplisia tumbuhan/tanaman disebut juga sebagai simplisia nabati, yaitu
simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman ialah si sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi
sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentudipisahkan dari tanamannya dan belum
merupakan zat kimia murni. Simplisia hewan atau hewani merupakan
simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan
simplisia mineral atau disebut juga simplisia pelikan merupakan simplisia
yang berupa mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Percobaan ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikroskopik,
hal ini bertujuan untuk membedakan antara simplisia satu dengan simplisia
lainnya dengan mengidentifikasi suatu fragran, sel, isi sel atau jaringan yang
terdapat pada simplisia. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini
terdiri atas 26 simplisia yaitu Bunga Cengkeh (Syzigii Flos), Batang Sepang
(Caesalpiniae Cortex), Daun Jambu Biji (Psidium Folium), Daun Asam
(Tamarindi Folium), Bunga Kasumba Teratai (Bixae Flos),Daun kembang
Sepatu (Orthosiphon Folium), Daun Mengkudu (Morindae Flos), Daun
Alpukat (Perseae Folium), Akar Brotowali (Tinospora Radix), Rimpang jahe
(Zingiberaceae Rhizoma),Daun Pepaya (Caricae Folium),Daun Jarak Pagar
(Jatrophae Folium), Biji Lada Hitam (Nigri Semen),Batang Kayu
Manis(Burmanni Cortex), Daun Jambu Monyet/Mete (Anacardiae
Folium),Daun Kangkung (Ipomoeae Folium),Daun Ubi jalar (Batatasae
Folium),Biji Ketumbar (Semen Coriandrum),Rimpang Kencur (Kaemferia
berfungsi sebagai penyokong tubuh saat vakuola tertutup air, sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan, dan tempat fotosintesis. Fragmen pembuluh
kayu (xylem) berfungsi sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral
dari akar ke bagian daun. Fragmen korteks berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan. Fragmen epidermis bawah berfungsi
mengatur menutup dan membukanya stomata serta mengendalikan pertukaran
gas. Fragmen hablur kalsium oksalatberfungsi mencegah hewan herbivora
memakannya. Fragmen tangkai sari agar tetap berada pada posisi yang
ditentukan.
Masalah yang dapat timbul pada pemeriksaan simplisisa secara yaitu
pertama proses fiksasi yang terlalu lama akan menyebabkan larutan yang
berada pada kaca preparat sehingga akan menggangu proses pemanasan.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat kesimpulan bahwa
identifikasi atau pemeriksaan simplisa secara mikroskopik dilakukan
menggunakan alat mikroskop dan dilakukan dengan penambahan larutan
kloralhidrat untuk memudahkan pengamatan dibawah mikroskop untuk
mengidentifikasi anatomi seperti sel pada simplisia yang digunakan.
2.Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya simplisiadiayak tidak terlalu
halus agar semua fragmen yang akan diamati tidak habis terpotong halus.
Serbuk simplisia yang diletakkan di atas kaca preparat tidak teralalu banyak
sehingga pada saat pengamatan sel-sel tidak bertumpuk dan memudahkan
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI, 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup.Global Express. Jakarta.
Dalimartha, setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid IV. Trubus
Agriwidya. Jakarta.
Depkes RI, 1980. Materia Medika Indonesia Jilid 1-4. Depatemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Depkes RI, 1989. Materia Medika Indonesia Jilid 5-6. Depatemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Kurdi, Aserani. 2010. Tanaman Herbal Indonesia Cara Mengolah dan Manfaatnya
Bagi Kesehatan. SMKN 1 Tanjung.Jakarta.
Menkes RI, 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Menteri Kesehatan
RI. Jakarta.