Buah. Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik.
Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas
yang rendah dan kuantitasnya berkurang. pemanenan yang terlambat akan
menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif
yang terdapat di dalamnya menjadi zat lain.
Daun. Pemanenan daun dilakukanpada saat tanaman telah tumbuh
maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan
denganmemangkas tanaman. pemanenan yang terlambatmenyebab-kan
daun mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah
karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi.
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan
cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dengan
demikian dapat dihasilkan simplisiaterstandar, tidak mudah rusak dan tahan
disimpan dalam waktu yang lama Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksizat
aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu
diperhati-kan.
Suhu pengeringantergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya
suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasilyang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian pula
dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada jenis bahan yang
Proses penyortiran
dikeringkan merupakan
seperti rimpang, tahap
daun, akhir
kayu dari pembuatan simplisia kering
ataupunbunga.
sebelumdilakukan pengemasan, penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut.
Setelah penyortiran simplisia ditimbang untukmengetahui rendemen hasil dari
proses pasca panen yang dilakukan.
Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik, kertas
maupunkarung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin
mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidakmempersulit pena-
nganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun
dan tidak bereaksi dengan isi. label yang jelas pada tiap kemasan tersebut
yangisinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kodeproduksi, nama/alamat
penghasil, berat bersih, metode pe-nyimpanan.PenyimpananPenyimpanan
simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang
ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranyacukup kering
Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar
matahari ataupun secara mo-dern denganmenggunakan alat pe-ngering seperti
oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer.Pengeringan hasilrajangan
dari temu-temuan dapat dilakukan de-ngan menggunakan sinar matahari, oven,
blower dan fresh dryer padasuhu 30 - 500C. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi
dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapatmenurun.
1). Sortasi basah. Tahap ini perlu dilakukan karena bahan baku simplisia harus
benar dan murni, artinya berasal dari tanaman yang merupakan bahan baku
simplisia yang dimaksud, bukan dari tanaman lain. Dalam kaitannya dengan ini,
perlu dilakukan pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau tumbuhan
atau bagian tumbuhan lain yang terikut. Bahan baku simplisia juga harus bersih,
artinya tidak boleh
2). Pencucian. tercampur
Pencucian dengan tanah,
seyogyanya kerikil,
jangan atau pengotor
menggunakan lainnya karena
air sungai, (misalnya
serangga
cemarannyaatauberat.
bagiannya).
Sebaiknya digunakan air dari mata air, sumur, atau air ledeng
(PAM). Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air cucian mengalir. Ke dalam air
untuk mencuci dapat dilarutkan kalium permanganat seperdelapan ribu, hal ini
dilakukan untuk menekan angka kuman dan dilakukan untuk pencucian rimpang.
3). Perajangan. Banyak simplisia yang memerlukan perajangan agar proses
pengeringan berlangsung lebih cepat. Perajangan dapat dilakukan manual atau
dengan mesin perajang singkong dengan ketebalan yang sesuai. Apabila terlalu
tebal maka proses pengeringan akan terlalu lama dan kemungkinan dapat
membusuk atau berjamur. Perajangan yang terlalu tipis akan berakibat rusaknya
ALUR PENCARIAN BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN
Tumbuhan
Simplisia
(Skrining Fitokimia, Ekstraksi
Ekstrak
(Uji Bioaktivitas,
Separasi)
Fraksi
(Uji Bioaktivitas,
Pemurnian)
Isolat
(Uji Bioaktivitas,
Identifkasi
EKSTRAKSI
EKSTRAK TOTAL
EKSTRAK PARSIAL
BAHAN AWAL
PELARUT
CARA/METODE
BAHAN AWAL PELARUT
SELEKTIFITAS
SEGAR KERING
MUDAHPENANGANANN
Buah/fruktus
Daun/folium YA
Biji/semen
Herba EKONOMIS
JENIS JENIS PELARUT
Batang/caulis
Rimpang/rhizoma AirRAMAH LINGKUNGAN
Kulit kayu/korteks Hidrokarbon alifatik (PE,
Kayu/lignum Heksan)
Khloro hidrokarbon
(dikhlorometan,
trikhlorometan
Alkohol (metanol, metanol,
prpanol
METODA EKSTRAKSI