( FARMAKOGNOSI )
Umur tanaman
Bagian yang digunakan
Waktu panen : minyak atsiri dipanen pagi hari
Cara panen : faktor ketrampilan dan alat
BUAH
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan
sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas
tanaman.
Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi
masak, contohnya, daun Athropa belladonna mencapai kadar alkaloid tertinggi
pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis
diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.00-12.00.
Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh
rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati
belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7
bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah
tanam.
Pemanenan yang terlambat menyebabkan daun mengalami penuaan sehingga
mutunya rendah karena bahan aktifnya sudah terdegradasi.
Rimpang, akar, umbi lapis, umbi
1.waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah
maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan
dilakukan sebelum tanaman berbunga.
Contohnya : tanaman sambiloto dipanen pada umur 3 - 4 bulan, pegagan pada umur
2 - 3 bulan setelah tanam, meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum
berbunga dan tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera
setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.
KAYU
Pemanenan kayu dilakukan setelah
pada kayu terbentuk senyawa
metabolit sekunder secara maksimal.
Umur panen tanaman berbeda-beda
tergantung jenis tanaman dan
kecepatan pembentukan metabolit
sekundernya.
Tanaman secang baru dapat dipanen
setelah berumur 4 sampai 5 tahun,
karena apabila dipanen terlalu muda
kandungan zat aktifnya seperti tanin
dan sappan masih relatif sedikit.
BIJI
Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna,
dan berasal dari buah yang tidak terserang hama
dan penyakit.
Pedoman panen beberapa simplisia
Organ Contoh species Panen
Panen dilakukan pada buah yang telah tua. Sering
Parkia roxburgii
Biji pemetikan dilakukan pada buah (kapsul) yang belum kering
Ricinus communis
dan belum pecah
Cucurbita moschata
Pengambilan buah dihubungkan dengan tingkat
Tamarindus indica
Buah kemasakannya, ditandai dengan perubahan kekerasan,
Averrhoa bilimbi
warna, kadar air buah, perubahan bentuk buah
Cucumis sativus
Orthosiphon Panen dilakukan pada saat tumbuhan dari vegetatif ke
Pucuk
stamineus generatif
Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah
Daun Blumea balsamifera membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang yang
memperoleh sinar matahari sempurna
Kulit Cinnamomum Pengambilan kulit batang dilakukan pada batang tanaman
batang burmanni dewasa pada musim yang sesuai ( menjelang dewasa )
Umbi Umbi lapis dikumpulkan setelah mencapai besar max dan
Allium cepa
lapis pertumbuhan bagian tumbuhan di atas tanah terhenti
Rimpang dikumpulkan pada saat pertumbuhannya max.
Curcuma sp
Rimpang ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tumbuhan di
Zingiber sp
atas tanah dan pada musim kemarau (kering)
CARA PANEN
Waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan
bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering.
Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi
terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Seperti rimpang,
alat untuk panen dapat menggunakan garpu atau cangkul.
Bahan yang rusak atau busuk harus segera dibuang atau dipisahkan.
Penempatan dalam wadah tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan
tidak menumpuk dan tidak rusak.
Pada waktu pengangkutan diusahakan supaya bahan tidak terkena
panas yang berlebihan, karena dapat menyebab-kan terjadinya proses
fermentasi/ busuk.
Pasca panen
Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen
yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil
panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang
baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.
Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan
kebersihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan.
Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan
simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya
tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Pembuatan simplisia
Pengumpulan bahan baku/panen
Sortasi basah
Pencucian
Perajangan
Pengeringan
Sortasi kering
Pengemasan
Penyimpanan
1.Penyortiran segar / sortasi basah
Tujuan : memisahkan pengotor anorganik dan organik
Pengotor anorganik :
b. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada
Proses ini biasanya menggunakan air yang cukup banyak, namun dapat mengurangi
resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan.
Penyikatan (manual maupun otomatis)
Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan yang
keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat. Pencucian ini
memakai alat bantu sikat yang digunakan bentuknya bisa bermacam-
macam, dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan dari sikat yang
digunakan.
Penirisan
Setelah pencucian, bahan langsung ditiriskan di rak-rak pengering.
Khusus untuk bahan rimpang penjemuran dilakukan selama 4 - 6 hari.
Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan
langsung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan permintaan.
Contoh : rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran sesuai standar
perdagangan, karena mutu bahan menentukan harga jual.
Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk
membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar
dan memisahkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki.
Pencucian dilakukan bagi simplisia utamanya bagian
tanaman yang berada di bawah tanah (akar, rimpang), untuk
membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat.
3. Perajangan
Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya
adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk
irisan sebaiknya melintang (slice).
4.Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada
.
6. Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah
2. Oksigen udara
3. Reaksi kimia intern
4. Dehidrasi
5. Penyerapan air
6. Pengotoran
7. Kapang
Pemeriksaan Mutu Simplisia
1. Identifikasi, meliputi pemeriksaan :
a. Organoleptik dan reaksi warna
b. Mikroskopik
c. Makroskopik
d. Pemeriksaan fisika (indeks bias, bobot jenis, titik lebur,
rotasi optik, mikrosublimasi, dan rekristalisasi)
e. Pemeriksaan kimiawi ( reaksi warna, pengendapan,
penggaraman, logam, dan kompleks)
f. Biologi (pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka
kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap hewan)
2. Analisis bahan meliputi penetapan jenis konstituen
(Zat kandungan), kadar konstituen (Kadar abu,
kadar sari, kadar air, kadar logam), dan standarisasi
simplisia.
3. Kemurnian, meliputi kromatografi: kinerja tinggi,
lapis tipis, kolom, kertas, dan gas untuk
menentukan senyawa atau komponene kimia
tunggal dalam simplisia hasil metabolit primer dan
sekunder tanaman.
3 parameter mutu umum simplisia :
Kebenaran jenis (Identifikasi)
Kemurnian
Aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi)