(TAHAPAN PEMBUATAN
SIMPLISIA)
Pertemuan 2
TAHAPAN PEMBUATAN
SIMPLISIA
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
Lingkungan tempat
Bagian tanaman
tanaman
tumbuh
Waktu panen
Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen merupakan periode kritis
yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas tanaman sebagai bahan baku.
BUAH
(contoh : adas)
❑ Buah dipanen saat buah berubah warna
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah
memasuki periode matang fisiologis yang dilakukan dengan memangkas tanaman.
Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu
pukul
09.00-12.00.
Pemanenan yang terlambat daun mengalami penuaan mutunya rendah, karena
bahan aktifnya sudah terdegradasi.
Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan
kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dapat dipanen
pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah
buaya
pada dipanen
Daun umur 12sewaktu
- 18 bulan setelah
tanaman tanam.
berbunga dan sebelum buah menjadi masak
contohnya: daun Athropa belladonna, (kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman).
Pengambilan pucuk daun saat mengalami perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif
(pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua)
contoh : Orthosipinis stamineus (kumis kucing)
Pengambilan daun tua dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak di bagian
cabang/batang yang menerima sinar matahari sempurna (terjadi asimilasi sempurna)
contoh : daun Blumea balsamifera (sembung)
Rimpang, akar, umbi lapis,
umbi
Rimpang, akar, umbi lapis, umbi dikumpulkan sewaktu proses
pertumbuhannya berhenti, yaitu saat mengeringnya bagian tanaman
di
atas permukaan tanah (misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur).
Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen
Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah
Daun Blumea balsamifera (sembung) membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang
yang memperoleh sinar matahari sempurna
Manual Mekanik
(dengan tangan) (dengan alat/mesin)
- keterampilan - perhatikan zat aktif
pemetik (kimia), jangan pakai
- baik bagi tanaman alat dari besi/logam
dipanen berulang- agar tidak merusak
ulang ZA simplisia
seperti :
fenol, glikosida, dsb.
b. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak
melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain.
Keuntungan: dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam
bahan.
Kerugian : menggunakan air yang cukup banyak
c. Penyikatan (manual maupun otomatis)
d. Penirisan
Setelah pencucian, bahan ditiriskan di rak-rak pengering.
Khusus
untuk bahan rimpang, penjemuran dilakukan selama 4 - 6 hari.
Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan
Perajangan - Rimpang
- Daun
- Herba
Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C (tergantung pada jenis
bahan)
Hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar
air
10%.
Waktu pengeringan bervariasi (tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan).
Pengeringan yang salah mengakibatkan face hardening
Cara pengeringan :
a. Alami : - cahaya matahari langsung (kayu, kulit kayu, biji,
tanaman rendah (lumut, jamur, thallus, dsb))
- diangin-anginkan (daun, bunga, bahan aktif mudah
menguap)
- dibawah sinar matahari tidak langsung (ditutup kain hitam)
untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat dan
paparan sinar UV matahari. Contoh : bahan baku berupa rimpang
b. Buatan,
- kelembaban ruang pengeringan (kelembaban relatif 90%)
- sirkulasi udara ruang pengeringan
- suhu < 60°C selama 8 – 10 jam
- tempat pengeringan
memungkinkan sirkulasi udara
dari atas ke
- peletakkan bawah
bahan yang dikeringkan, lapisan setipis mungkin
- (tidak menggunakan plastik atau logam )
keuntungan : keringnya rata, cepat, praktis
Pengeringan dapat dilakukan menggunakan
microwave atau oven pada suhu 30-90 oC (terbaik
60 oC). Contoh : buah pala = Myristica fragrans
dan cabai merah = Capsicum annuum.
Jika kandungan zat aktif tidak tahan panas/mudah
menguap menggunakan suhu rendah (30 - 45oC)
atau dengan cara pengeringan vakum.
Pengeringan dengan hanya diangin-anginkan di
tempat teduh atau oven dengan suhu rendah 25-35
oC. Contoh : bahan baku berupa bunga
Kadar air bagian tanaman (simplisia)
Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air simplisia
Kulit batang Kulit batang mengandung minyak atsiri digunakan alat < 10%
pengelupas bukan logam
Batang Dipotong – potong dengan diameter tertentu < 10 %
Tujuan :
- agar tahan lama
- agar tidak tercampur antara
simplisia satu dengan yang lain
Persyaratan wadah untuk pembungkus simplisia :
Dapat menjamin mutu produk yang dikemas
Mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan,
Harus inert, yaitu tidak bereaksi dengan bahan lain
Tidak beracun, baik bagi bahan yang diwadahi
ataupun bagi manusia yang menanganinya
Mampu melindungi bahan dari cemaran mikroba,
simplisia
serangga, dsb dari penguapan bahan
Mampu melindungi bahan
simplisia aktif (seperti minyak dari pengaruh cahaya,
atsiri)
Mampu melindungi
Mampu melindungi bahan
isi pada waktu pengangkutan (distribusi),
simplisia
Kedap udara, kedap terhadap cahaya inframerah
oksigen, dan uap air.
Wada simplisia yang umum digunakan :
h
Karung goni
plastik karton
Aluminium
Peti kayu Botol kaca/guci porselen
kaleng (untuk bahan cair)
- Peti kayu berlapis timah atau
- kertas timah (untuk bahan
beraroma)
Faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat
merusak/menurunkan mutu simplisia :
Nama Simplisia :
Asal Bahan :
Tanggal Pengemasan :
No./Kode Produksi :
Nama Produsen :
Alamat Produsen :
Penyimpanan Simplisia
Suhu :
- suhu kamar (15 – 30oC)
- tempat sejuk (5 – 15oC)
- tempat dingin (0 – 5oC)
Hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan simplisia :
❑ Suhu (tidak lebih dari 30C), kelembaban, dan sirkulasi udara ruang
harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan simplisia yang disimpan.
❑ Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan
berventilasi. Terhindar dari gangguan hewan pengerat dan serangga.
❑ Ruang penyimpanan harus bersih dan terpisah dari ruang proses lain
❑ Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in-first out
(yang masuk awal harus dikeluarkan terlebih dahulu dibandingkan
dengan yang amsuk belakangan)
❑ Setiap simplisia yang masuk ruang penyimpanan harus berlabel
❑ Simplisia yang tercemar dan rusak harus dimusnahkan
❑ Simplisi yang mengandung bahan aktif keras dan beracun harus
a terpisah, dikunci, dan diberi label khusus
disimpan
Penyebab kerusakan simplisia saat
pengepakan dan penyimpanan :
1. Cahaya
2. Oksigen udara
3. Reaksi kimia
4.
intern
5.
Dehidrasi
6.
Penyerapan air
7.
Pengotoran
Kapang
PEMERIKSAAN MUTU
SIMPLISIA
Standarisasi simplisia merupakan pemenuhan
terhadap persyaratan sebagai bahan dan
penetapan nilai berbagai parameter dari produk
seperti yang ditetapkan sebelumnya.
Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi
terakhir dari buku-buku resmi yang
dikeluarkan oleh DEPKES RI seperti FI, FHI,
MMI, untuk identifikasi atau spesifikasi
simplisia.
Pemeriksaan mutu simplisia
Metabolit primer
Penetapan : Metabolit sekunder
Organoleptik Mikroskopik Kimia Biologi Fisika ▪ Jenis konstituen
& ▪ Kadar konstituen
Makrosk ▪ Standarisasi
opik
Kromatografi :
▪ Warna ▪ Kinerja tinggi
▪ Bau ▪ Reaksi warna Mikrobiologi : ▪ Kelarutan ▪ Lapis tipis
▪ Rasa ▪ Pengendapan ▪ Penetapan ▪ Indeks bias ▪ Kolom
▪ Penggaraman angka kuman ▪ Bobot jenis ▪ Kertas
▪ Reaksi kompeks ▪ Pencemaran ▪ Titik lebur ▪ Gas
▪ Rotasi optik
▪ Rekristalisasi
▪ Mikrosublimasi
- Parameter mutu umum simplisia sbg bahan kefarmasian:
◼ Kebenaran jenis (Identifikasi)
◼ Kemurnian
◼ Aturan penstabilan (wadah, penyimpanan
dan transportasi)
- Simplisia hrs memenuhi 3 paradigma sbg produk
: kefarmasian
- QSE (mutu-aman-manfaat)
Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia
bertanggung jawab terhadap respon biologi hrs mempunyai
spesifikasi kimia berupa informasi komposisi (jenis dan
kadar)
senyawa kandungan.
SEKIAN
KETEMU MINGGU DEPAN DENGAN
KARBOHIDRAT