Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. FARMAKOGNOSI
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari obat yang berasal dari alam.
Farmakognosi membahas aspek biologi, kimia, biokimia, fisika, farmakologi, budidaya dan cara
pembuatan sediaan dan juga aspek ekonominya.
Etnofarmakognosi mempelajari Farmakognosi pada etnis (suku) atau bangsa tertentu.
Etnofarmakognosi disebut juga etnofarmakologi atau etnomedisin.
Banyak contoh penemuan obat yang dikembangkan dengan mempelajari etnofarmakognosi.
Fitokimia adalah ilmu kimia tumbuhan yang mempelajari berbagai senyawa kimia yang terdapat
dalam tumbuhan.

B. SIMPLISIA
Simplisia adalah :
Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. ( Materia
medika dan FI III )
Sumber dan jenis simplisia :
1. tumbuhan → simplisia nabati
2. hewan → simplisia hewani
3. mineral → simplisia mineral ( pelikan )
Sumber simplisia di alam :
1. Daratan / bumi
2. Lautan

Simplisia nabati adalah


1. simplisia yang berupa tumbuhan utuh,
2. bagian tumbuhan atau
3. eksudat tumbuhan. adalah
• isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau
• isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau
• senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhan
dan
• belum berupa senyawa kimia murni
Simplisia hewani adalah
1. bagian atau seluruh bagian hewan atau
2. zat yang dikeluarkan oleh hewan
3. yang belum berupa senyawa murni
Simplisia mineral ( pelikan ) adalah
1. simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral bumi
2. yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
3. belum berupa senyawa murni

1
Persyaratan minimal simplisia untuk menjamin mutu:
1. keseragaman senyawa aktif
2. keamanan
3. kegunaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu simplisia :
1. Bahan baku dan penyimpanan bahan baku
2. Proses pembuatan simplisia
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia

PEMBUATAN SIMPLISIA SECARA UMUM


I. BAHAN BAKU
Sumber simplisia nabati adalah tanaman obat yang berupa :
1. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang
a. tumbuh dengan sendirinya di hutan atau tempat lain
b. tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain ( tanaman hias, tanaman
pagar )
c. bukan untuk tujuan produksi simplisia
Kurang baik sebagai bahan baku simplisia karena mutunya tidak tetap
2. Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan untuk
produksi simplisia.
Berupa perkebunan luas, tanaman tumpang sari, TOGA ( Taman Obat Keluarga )
Baik sebagai sumber bahan baku simplisia
Keseragaman kandungan senyawa aktif dipengaruhi oleh :
1. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan, penanganan panen ( umur dan
bagian tumbuhan )
2. Jenis tumbuhan ( Kesamaan morfologi ), dipilih bibit unggul
3. Lingkungan tempat tumbuh :
a. tinggi tempat tumbuh dari permukaan laut
b. keadaan tanah
c. cuaca
d. musim
e. keadaan sinar matahari dalam sehari
f. lama sinar matahari
g. suhu
h. curah hujan
Pengolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan, perlindungan tanaman
SUHU
• faktor pengatur utama
mengatur proses metabolisme

variasi suhu dalam setahun


perbedaan suhu siang dan malam
berpengaruh pada proses metabolisme

2
• Pembentukan metabolit sekunder besar pada siang hari dengan sinar matahari penuh
• Minyak atsiri meningkat pembentukkannya pada siang hari, suhu panas tetapi minyak
atsiri menguap pada suhu ini.
CURAH HUJAN
Musim hujan umumnya kadar metabolit sekunder turun dibandingkan dengan pada musim
kemarau terutama untuk glikosida dan garam alkaloid. Hal ini terjadi karena golongan senyawa
polar yang larut air akan terikut air hujan.
KEADAAN SINAR MATAHARI
Alkaloid banyak terbentuk pada tempat yang terkena sinar matahari terus menerus sehingga
bagian yang teduh kandungan alkaloidnya kurang.
Misalnya Atropa belladonna
Datura stramonium
KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH
Tumbuhan yang jenisnya sama, umur sama, tetapi tempat tumbuh berbeda, maka kandungan
zat aktif berbeda. Tinggi tempat tumbuh harus sesuai.
Misalnya Theobroma cacao : 100 – 200 mdpl
Coffea sp : 800 – 1800 mdpl
Thea sp. : 400 – 800 mdpl

II. DASAR PEMBUATAN


Simplisia dibuat dengan cara pengeringan
1. Bahan baku dirajang dengan ukuran tertentu agar cepat kering
2. Pengeringan dilakukan dengan cepat agar tidak ditumbuhi kapang
3. Suhu tidak terlalu tinggi agar tidak terjadi perubahan kimia kandungan bahan aktif
Simplisia dibuat dengan proses fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan salsama agar tidak berkelanjutan ke arah yang tidak
diinginkan
Simplisia dibuat dengan proses khusus
1. Penyulingan
2. Pengentalan eksudat nabati
3. pengeringan sari air
Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air
Air yang digunakan harus bebas dari pencemaran :
1. Racun serangga
2. Kuman patogen
3. Logam berat

3
III. TAHAP PEMBUATAN
Pembuatan Simplisia

Tumbuhan

Panen

Organ/bagian tumbuhan ( simplisia segar )

Pencucian
Sortasi basah
Perajangan
Pengeringan

Simplisia kering ( rajangan )

Pembubukan
Pewadahan

Simplisia kering ( serbuk )TUMBUHAN

- Pengumpulan/panen
- Pengeringan Penyiapan bahan obat
- Penggilingan

SIMPLISIA ( BAHAN OBAT TRADISIONAL )

- Ekstraksi

EKSTRAK

Tahap pembuatan simplisia :


1. Pengumpulan bahan baku
Kandungan bahan aktif dipengaruhi oleh :
a. Umur tanaman
b. Bagian yang digunakan
c. Waktu panen : minyak atsiri dipanen pagi hari
d. Cara panen : faktor ketrampilan dan alat
Atropa belladonna Alkaloid hiosiamin Pucuk tanaman saat berbunga
Mentha piperita menthol Daun saat akan berbunga
Cinnamomum camphora kamfer Kayu tua

Pedoman panen :

Organ Contoh species Panen


Panen dilakukan pada buah yang telah tua. Sering
Parkia roxburgii
Biji pemetikan dilakukan pada buah (kapsul) yang belum kering
Ricinus communis
dan belum pecah
Cucurbita moschata
Pengambilan buah dihubungkan dengan tingkat
Tamarindus indica
Buah kemasakannya, ditandai dengan perubahan kekerasan,
Averrhoa bilimbi
warna, kadar air buah, perubahan bentuk buah
Cucumis sativus
Orthosiphon Panen dilakukan pada saat tumbuhan dari vegetatif ke
Pucuk
stamineus generatif
Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah
Daun Blumea balsamifera membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang yang
memperoleh sinar matahari sempurna

4
Kulit Cinnamomum Pengambilan kulit batang dilakukan pada batang tanaman
batang burmanni dewasa pada musim yang sesuai ( menjelang dewasa )
Umbi Umbi lapis dikumpulkan setelah mencapai besar max dan
Allium cepa
lapis pertumbuhan bagian tumbuhan di atas tanah terhenti
Rimpang dikumpulkan pada saat pertumbuhannya max.
Curcuma sp
Rimpang ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tumbuhan di
Zingiber sp
atas tanah dan pada musim kemarau (kering)

2. Sortasi basah
Tujuan : memisahkan pengotor anorganik dan organik
Pengotor anorganik :
• dari luar tanaman ( tanah, kerikil, dll )
Pengotor organik :
• dari luar : bagian tumbuhan lain
• dari dalam : bagian lain dari tumbuhan yang bersangkutan

3. Pencucian
Perhatikan :
• air yang digunakan sumur, PAM, mata air
• cara pencucian
Bakteri yang umum ada di air : Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Enterobacter, Escherichia
Bahan yang dikupas dengan tepat dan Bersih tidak perlu dicuci

4. Perajangan
Sebelum dirajang, jemur dalam keadaan utuh selama 1 hari
Tujuan :
• memperluas permukaan simplisia sehingga memperbesar permukaan penguapan air,
air jaringan mudah menguap pada proses pengeringan
• mempermudah proses pengeringan, pengepakan, penggilingan
Perhatikan : ● ketebalan irisan
• alat untuk mengiris
• mencegah tambahan kontaminasi
5. Pengeringan
Tujuan : ● mengurangi kandungan air jaringan
• mengawetkan simplisia ( dari segi fisika, kimia, khasiat )
• menghentikan reaksi enzimatik
Jaringan hidup Jaringan mati

Pengumpulan

Air
+
Enzim

Reaksi enzimatik

• Proses metabolisme Proses degradasi


• Proses sintesis metabolit sekunder metabolit sekunder
5
Cara pengeringan :
a. Alami : - cahaya matahari langsung ( kayu, kulit kayu, biji dll )
- diangin – anginkan ( daun, bunga, bahan aktif mudah menguap )
b. Buatan, pengaturan oleh manusia
- kelembaban ruang pengeringan
- sirkulasi udara ruang pengeringan
Kondisi pengeringan ( buatan ) :
• suhu < 60°C selama 8 – 10 jam
• kelembaban relatif 90%
• ada sirkulasi udara
• tempat pengeringan memungkinkan sirkulasi udara dari atas ke bawah (tidak
menggunakan plastik atau logam )
• peletakkan bahan yang dikeringkan, lapisan setipis mungkin
Pengeringan yang salah mengakibatkan face hardening
Stabilisasi
Tujuan : mencegah reaksi enzimatik yang menguraikan senyawa aktif
Cara : ● perendaman dengan etanol
• dialiri uap air
Stabilisasi tidak perlu dilakukan bila akan dilanjutkan dengan proses fermentasi

6. Sortasi kering
Tujuan : memisahkan / membuang “sisa” pengotor anorganik dan organik

7. Pengepakan dan penyimpanan


Tujuan : mengawetkan simplisia ( segi fisik, kimia, khasiat ) selama belum digunakan
Penyebab kerusakan simplisia saat pengepakan dan penyimpanan :
a. Cahaya
b. Oksigen udara
c. Reaksi kimia intern
d. Dehidrasi
e. Penyerapan air
f. Pengotoran
g. Kapang
Syarat wadah :
• kedap udara
• kedap cahaya infra merah
• inert terhadap bahan didalamnya
Syarat ruang penyimpanan :
• pengaturan letak dan klasifikasi
• sirkulasi udara cukup
• pencegahan terhadap kotoran dari luar ruangan

6
8. Pemeriksaan mutu
Standar mutu simplisia terdapat pada :
a. Farmakope Indonesia
b. Ekstra Farmakope Indonesia
c. Materia Medika
Pemeriksaan simplisia :
a. Organoleptis
b. Makroskopis
c. Mikroskopis
d. Kimia
Organ, cara pengumpulan dan kadar air simplisia

Organ Cara pengumpulan Kadar air


Dari batang utama dan cabang, dikupas dengan ukuran panjang dan lebar
Kulit batang tertentu. Untuk kulit batang yang mengandung minyak atsiri atau gol. senyawa < 10 %
fenol, digunakan alat pengupas bukan logam

Batang Dari cabang, dipotong – potong dengan panjang dan diameter tertentu < 10 %

Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut (disugu) setelah dikupas
Kayu < 10 %
kulitnya

Daun Tua atau muda (daerah pucuk ), dipetik dengan tangan satu per satu <5%

Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bu8nga atau daun bunga, dipetik
Bunga <5%
dengan tangan

Pucuk Pucuk berbunga, dipetik dengan tangan ( mengandung daun muda dan bunga ) <8%

Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu < 10 %

Rimpang Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu <8%

Buah Masak, matang ( hampir masak ), dipetik dengan tangan <8%

Buah dipetik, dikupas kulit buahnya dengan menggunakan tangan, pisau atau
Biji < 10 %
menggilas, biji dikumpulkan lalu dicuci

Kulit buah Sama dengan biji, kulit buah dikumpulkan lalu dicuci <8%

Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan memotongnya,
Bulbus <8%
dicuci

7
Sumber obat alam

Bahan alam

Tumbuhan Hewan Mineral


± 90 % ±5% ±5%

Bahan alam = produk alam


( Natural products )

Metabolit

Metabolit Metabolit
Primer sekunder

Tumbuhan pada hakekatnya adalah bioindustri, karena


• butir hijau daun ( klorofil ) sebagai pabrik mini
• mengolah bahan baku : CO2 dan air
• dengan bantuan sinar matahari dan enzim
• melalui serangkaian proses
• menghasilkan senyawa organik

Bahan organik ini disebut produk bahan alam bahan kimia alami, berupa
• metabolit primer ( karbohidrat, protein, lipida, asam nukleat )
• metabolit sekunder ( terpenoid, alkaloid, flavonoid, steroid dll )

Contoh variasi perkembangan pembentukan metabolit sekunder

Contoh metabolit Species Perkembangan pembentukan metabolit

Pada tanaman muda terdapat pulegon yang berubah


Minyak atsiri Mentha piperita menjadi mentol, kadar tertinggi pada daun saat tepat akan
berbunga. Minyak atsiri dipanen pagi hari
Cinnamomum Kamfora terakumulasi pada kayu tua dan dipanen pada
Kamfora
camphora umur 40 tahun
Glikosida Purpurea glikosida A dibentuk terakhir tetapi akhirnya
Digitalis purpurea
kardioaktif mencapai kadar maksimum 50% dari glikosida total

Timbul perubahan kadar sapogenin pada musim pertama


Sapogenin steroid Dioscorea tokoro
pertumbuhannya

Rasio hiosin/hiosiamin turun dari 80% pada masa tunas


Alkaloid Datura stramonium
muda menjadi 30% pada tanaman berbuah tua

Kadar morfin tertinggi dicapai pada 2,5 – 3 minggu setelah


Papaver somniferum tanaman berbunga, sedangkan alkaloid sekunder ( kodein,
tebain, narkotin, papaverin ) dibentuk lebih dulu

8
Biosintesis vanillin mencapai kecepatan tinggi pada 8
Vanilin Vanilla planifolia
bulan setelah pembuahan bunga

Solasodin kadarnya berfluktuasi pada saat proses


Alkaloid steroid Solanum dulcamara
pemasakan buah

Metabolit dapat berupa


• senyawa kimia kompleks ( selulosa, amilum, karet dll ) atau
• senyawa kimia sederhana

Senyawa bioaktif yaitu


• senyawa yang dalam kadar kecil dapat mempengaruhi fungsi fisiologi sel hidup atau
• dapat bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia baik
• sebagai obat, kosmetik, pengharum, penyegar, pewarna, insektiseda dll

Metabolit dapat
• menguntungkan ( efek yang dikehendaki )
• merugikan ( efek samping )
• menyebabkan keracunan

Keracunan didefinisikan sebagai masuknya metabolit sehingga menimbulkan gejala yang


membahayakan, menimbulkan cacat atau bahkan mengundang kematian.
Keracunan ditentukan oleh besarnya dosis dan cara masuk metabolit ke dalam tubuh.

Macam keracunan :
• Keracunan akut
• Keracunan kronik ( teratogenik dan karsinogenik ).

Penyebab keracunan pada obat asal tumbuhan :


• Faktor endogen ( metabolit primer, metabolit sekunder, proses pembuatan, interaksi
antar komponen, proses artefak, oksidasi udara, reaksi katalis, reaksi enzimatik )
disebut juga toksik botani
• Faktor eksogen ( kontaminasi mikroba patogen, toksin mikroba, pestisida, insektisida,
herbisida, logam berat, obat sintetik, bahan radio aktif )

Bahan alam efek samping relatif lebih kecil karena adanya keseimbangan di alam, komponen
penyusunnya mempunyai efek yang antagonis.

9
BAB II
KARBOHIDRAT

Peranan dalam tumbuhan :


1. Energi cadangan ( misal amilum )
2. Sumber energi ( misal sakarosa )
3. pembentuk jaringan penyokong ( misal selulosa )
4. melindungi luka dan infeksi
5. detoksifikasi senyawa asing

Kata karbohidrat dari bahasa Perancis “hydrate de carbone”


Rumus empiris Cn(H2O)n . Rumus ini tidak tepat untuk turunan karbohidrat seperti
metilpentosa, asam-asam uronat, gula amino, nukleotida

Penggolongan karbohidrat berdasarkan ukuran molekul :


1. Monosakarida ( misalnya glukosa, fruktosa, galaktosa ) dan derivatnya
2. Oligosakarida : kondensasi 2 arau lebih monosakarida
3. Polisakarida : rantai panjang monosakarida, terikat kepala ke ekor, rantai lurus
atau bercabang

MONOSAKARIDA
• Rumus empiris (CH2O)n.
• Rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang, 1 atom C berikatan
ganda dengan atom O, membentuk gugus karbonil, atom C lainnya berikatan
dengan gugus hidroksil
• Jika gugus karbonil di ujung rantai C disebut aldosa ( suatu aldehid )
• Jika gugus karbonil di posisi lain disebut ketosa ( suatu keton )
• Monosakarida paling sederhana : gliseraldehid dan dihidroksiaseton
• Jumlah atom C dalam molekul :
- Triose : 3 atom C ( aldotriose dan ketotriose )
- Tetrose : 4 atom C ( aldotetrose dan ketotetrose )
- Pentose : 5 atom C ( aldopentose dan ketopentose )
- Heksose : 6 atom C ( aldoheksose dan ketoheksose )
- Heptosa : 7 atom C ( aldoheptosa dan ketoheptosa )
• Paling sering dijumpai D-glukosa ( aldoheksosa ) dan D-fruktosa
(ketoheksosa)
• Cara penulisan struktur :
- Kiliani 1886 : polihidroksi aldehid rantai lurus
- Rantai cincin : 1. anggota 5 : furanosa

10
2. anggota 6 : piranosa
Furanosa tidak stabil, stabil dalam bentuk glikosida
• Fruktosa di alam selalu dalam bentuk furanosa, kristal dalam bentuk piranosa
• Oksidasi gugus alkohol terminal menjadi –COOH ( asam uronat, dari glukosa
menjadi asam glukoronat, galaktosa menjadi asam galaktoronat )
• Sintesis dimulai dari fotosintesa D-fruktosa-6-fosfat atau D-glukosa-6-
fosfat yang digunakan untuk :
- akumulasi gula bebas
- respirasi
- terkonversi ke nukleotida gula ( uridin-difosfoglukosa / UDPG )
- epimerase menjadi gula yang lain

OLIGOSAKARIDA
• Adalah sakarida yang terdiri dari 2-10 unit monosakarida
• Contoh sukrosa,
- hasil fotosintesa dari UDPG dan fruktosa-6-fosfat,
- dihidrolisa oleh enzim atau asam encer lalu didihkan

Tipe Nama Produk hidrolisa Keberadaan


Di- Sukrosa Glukosa, fruktosa Tebu, gula bit
Maltosa Glukosa, glukosa Hidrolisis pati, madu
Laktosa Glukosa, galaktosa Susu
sellubiosa Glukosa, glukosa Pemecahan enzim thd selulosa
trehalosa Glukosa, glukosa Ergot, ragi, rhodophyceae
Tri- gentianosa Glu, glu, fruk Gentiana sp
melezitiosa Glu, fruk, glu Manna dari larix
planteosa Glu, fruk, gal Biji Psilium sp
raffinosa Gal, glu, fruk Biji kapas
Stachyosa/ Umbi Starhys japonica dan
Tetra- Gal, gal, glu, fruk
manneotetrosa Manna dari fraxinus ornus

POLISAKARIDA
• Fungsi :
- bentuk penyimpan cadangan makanan
- unsur struktural dinding sel
- jaringan ikat
• Disebut juga glikan
• Terdapat 2 jenis yaitu :
- homopolisakarida : 1 jenis unit monomer
- heteropolisakarida : terdiri 2 jenis atau lebih unit monosakarida
• Polisakarida yang terdiri dari unit-unit monosakarida:
1. Amilopektin ( α -amilosa ) : 80% pada pati, α -1,6 glukosa
2. Amilosa ( β -amilosa ) : 20% pada pati, kadang tidak ada, α -1,4 glukosa

11
3. Glikogen ( animal strarch ) = amilopektin
4. selulosa : polisakarida utama pada dinding sel tanaman, β -1,4 glukosa
5. Inulin: cadangan karbohidrat di famili compositae, ± 30 β -1,2
fruktofuranosa
6. Xylin, mannan, galaktan : sering bergabung satu sama lain dan dengan
selulosa, sulit diperoleh dalam bentuk murni
7. Lichenin : polisakarida di lichen
• Polisakarida yang terdiri dari unit asam uronat dan unit lainnya:
1. Hemiselulosa : dinding sel
2. Pektin : pada buah
3. Algin ( asam alginat ): pada alga coklat
4. Ester asam sulfat : pada beberapa alga
5. Kitin : pada tanaman rendah, serangga, crustaceae
6. Gum dan mucilage
• Penyebaran :
1. tumbuhan tingkat tinggi
2. rumput laut
3. hewan
4. bakteri
5. paku-pakuan dan lumut

SELULOSA
• Penyebaran :
1. mikroba
2. tumbuhan tingkat tinggi ( dinding sel pelindung tumbuhan )
3. permukaan sel luar hewan
• Adalah senyawa seperti serabut, liat, tidak larut air, homopolisakarida linier
tidak bercabang, terdiri dari 10.000 atau lebih unit D-glukosa dengan ikatan
β -1,4, sedangkan amilosa, amilopektin, glikogen dengan ikatan α -1,4.
• Karena dengan ikatan β -1,4, tidak dapat dihidrolisa oleh α -amilase sehingga
glukosa dari selulosa tidak dapat digunakan untuk makanan organisme
tingkat tinggi
• Identifikasi :
30 g zat larutkan dalam 270 ml air dalam pengocok mekanik 18000 ptm
selama 5 menit. Pindahkan 100 ml ke gelas ukur, biarkan 3 jam, terjadi
dispersi bebas gelembung, opak, putih

SUKROSA
• Disebut gula tebu terdiri dari glukosa dan fruktosa.

12
• Rasa paling manis.
• Hanya terdapat dalam tanaman, tidak di hewan
• Hewan tidak dapat menyerap sukrosa, dihidrolisis dulu dengan enzim
invertase menjadi D-glukosa dan D-fruktosa baru bisa diserap usus.
• Guna : bahan sirup, pemanis, pengawet
• Sumber :
1. Saccharum officinarum ( Gramineae )
2. Beta vulgaris ( Chenopodiaceae )
3. Acer saccharum ( Aceraceae )

FRUKTOSA
• Disebut juga gula buah
• Sumber : semua buah yang manis dan madu

MANITOL
• Sumber : Fraxinus ornus ( Oleaceae )
LAKTOSA
• Disebut juga gula susu
• Sumber : Bos Taurus
MADU
• Sumber : Apis mellifera
SORBITOL
• Sumber : Sorbus aucuparia ( Rosaceae )
AMILUM
• Sumber : Zea mays ( Graminae )
Maranta arundinacae ( Marantaceae )
Oryza sativa
Triticum sp.
Hordeum vulgare
Solanum tuberosum
Dioscorea alata
D. esculenta
Manihot utilissima
Ipomoea batatas
Zamia spp
Canna edulis
Colocasia
Xanthosoma
Cyrtosperma

13
Alocasia
Amorphophallus

GLIKOSIDA
• bila dihidrolisa menjadi gula ( disebut glikon )dan bukan gula ( aglikon)
• Bila gulanya glukosa disebut glukosida, bila gula lain disebut glikosida
• Pembagian glikosida berdasarkan sifat kimia aglikonnya :
1. Kelompok kardioaktif 6. Alkohol
2. Antrakinon 7. Aldehid
3. Saponin 8. Lakton
4. Sianofor 9. Fenol
5. Isosianat 10. Flavonol
• Mempunyai aktivitas farmakologik yang spesifik
• Bentuk fisiknya mucilago dan gom

Derivat serat di perdagangan :


- Cotton, raw cotton
Berupa epidermal trichomes dari biji Gossypium herbaceum ( Malvaceae )
- Absorbent cotton : bentuk murni selulosa
- Jute : diambil dari kulit kayu Corchorus caprularis dan C. olitoria
- Flax : diambil dari fibrestem yang belum mengalami lignifikasi pada Linum
usitatissimum ( Linaceae )
- Hemp : diambil dari fibrestem yang mengalami sedikit lignifikasi pada Cannabis sativa

Serat dengan modifikasi kimia :


- Viscose BP ( regenerated selulosa, rayon ) : bentuk murni selulosa
- Selulosa eter : dari selulosa basa murni yang berasal dari cotton linters atau dari
bubur kayu yang mengalami proses delignifikasi dengan caustic soda
- Selulosa asetat : dengan mengasetilasi sebagian selulosa
- Absorbable haemostatic dressing
- Oxidized selulosa
- Alginates fibres
- Wood pulps dan kertas saring

Karbohidrat yang berguna dalam bidang farmasi dan tercantum dalam FI antara lain :
14
1. Amilum manihot
Dari : umbi akar Manihot utilissima ( singkong )
Guna : bahan tambahan untuk obat luar dan obat dalam
2. Amilum oryzae
Dari : biji Oryza sativa ( beras )
Guna : sumber energi
3. Amilum solani
Dari : umbi Solanum tuberosum ( kentang )
4. Glukosa
Guna : kalorigenikum oral dan iv
5. Gossypium depuratum ( kapas murni )
Dari :rambut biji Gossypium hirsutum, dibebaskan dari lemak dan kotoran,
diputihkan
Guna : pembalut
6. Gummi acaciae
Dari : eksudat gom kering dari batang dan dahan Acacia senegal
Guna : bahan tambahan
7. Selulosa
Dari : α -selulosa dari serat nabati yang diolah menjadi pulpa dengan asam
mineral
Guna : bahan tambahan
8. Tragakan
Dari : eksudat gom kering dari penorehan batang Astragalus gummifer labil
Guna : bahan tambahan

Glikosida yang berguna dalam bidang farmasi dan tercantum dalam FI antara lain :
1. Digitoxinum
Dari : Digitalis purpurea, D. lanata (Schrophulariaceae)
Guna : kardiotonikum
2. Ampicillinum, ampicilin trihidrat
Dari : Penicillium notatum, P. crysogenum
Guna : antibiotik
3. Heparin
Dari : jaringan hewan menyusui, berupa polisakaridasulfat
Guna : antikoagulan
4. Kanamycine sulfat
Dari : Streptomyces kanamycetius
Guna : antibiotika
5. Nystatine
Dari : Streptomyces noursei

15
Guna : antijamur
6. Riboflavin
Merupakan komponen vitamin B kompleks
7. Streptomycine sulfat
Dari : Streptomyces griseus
Guna : antibiotik
8. Neomisin, amfoterisin
UJI KARBOHIDRAT
2. Mereduksi Fehling:
Isi : CuSO4, Na2CO3, Na-sitrat
Reaksi positif : endapan merah bata CuO,
Karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid dan keton bebas
3. Tes Molisch
Isi : larutan α -naftol dalam alkohol 95%
Reaksi positif : warna ungu
Semua karbohidrat
4. Pembentukan ozazone
Isi : fenilhidrazin, Na-asetat, asam asetat
Kristalisasi gula
5. Tes resorsinol untuk gugus keton/ tes Seliwanoff
Terjadi perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulenat dan
4-hidroksimetilfurfural, lalu terkondensasi dengan resorsinol menjadi merah
6. Tes pentosa
Isi : phloroglucin,HCl
Reaksi positif : merah]
Adanya gugus pentosa
7. Tes Killer-Kiliani untuk gula deoxy
Reaksi : zat dilarutkan dalam asam asetat yang mengandung FeCl3lalu
tambah asam sulfat lewat dinding, cincin coklat merah → biru
8. Reaksi enzi
9. Kromatografi
SUKROSA
• Identifikasi:
Dengan larutan kalium tembaga (II) tartrat 5% panas akan terbentuk endapan
merah

16

Anda mungkin juga menyukai