1. Pengertian Simplisia
Simplisia merupakan bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari
kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia digunakan untuk
menyebutkan bahan- bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya
atau belum mengalami perubahan bentuk. Jadi dengan kata lain simplisia adalah
bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses
apapun , kecuali dinyatakan lain. Umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Misalnya : Datura
folium dan piperis nigri fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dengan sengaja dikeluarkan
dari selnya. Eksudat ini dapat berupa zat- zat atau bahan- bahan nabati lainnya
dengan cara tertentu dipisahkan / diisolasi dari tanamannya.
b. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni.
Misalnya : Minyak ikan ( Oleum iecoris asselli) dan maddu ( sel Mel depuratum)
c. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa bahan kimia murni. Contoh : Serbuk seng dan serbuk tembaga
Radix Akar
Rhizoma Rimpang
Tubera Ubi
Bulbus Umbi Lapis
Fructus Buah
Semen Biji
Lignum Kayu
Cortex Kulit Kayu
Caulis Batang
Folia Daun
Herba Seluruh tanaman
Amyllum Pati
Thallus Bagian dari tanaman rendah
Daun dan herba saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan
saat – saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk
pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk
daun berubah menjadi daun tua.
Kulit batang Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah
cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau
Akar Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau
tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar
umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan
b. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih
segar. Sortasi dilakukan terhadap :
a. Tanah dan kerikil
b. Rumput – rumputan
c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan,
dan
d. Bagian tanaman yag rusak (dimakan ulat dan sebagainya)
c. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
melekat, terutama bahan – bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga
bahan – bahan yang tercemar pestisida.
Pencucian bisa dilakukan dengan menggunakan air yang berasal dari
beberapa sumber sebgai berikut :
a. Mata air
Pencucian yang dilakukan dengan mengunakan air yang berasal
dari mata air harus memperhatikan kemungkinan pencemaran yang
diakibatkan oleh adanya mikroba dan pestisida
b. Sumur
Pencucian mengunakan air sumur perlu memperhatikan pencemar
yang mungkin timbul akibat mikroba dan air limbah buangan rumah
tangga
c. PAM
Pencucian mengunakan fasilitas air PAM (Ledeng) sering tercemar
oleh kapur khlor
d. Perubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk
memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan
baku akan semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk ini meliputi
beberapa perlakuan berikut.
Perajangan untuk rimpang, daun, dan herba
Pengupasan untuk buah, kayu kulit kayu, dan biji – bijian yang
ukurannya besar.
Pemipliran khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan dengan
bonggolnya
Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu, dan ranting
Penyerutan untuk kayu
e. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut :
Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi
kapang dan bakteri
Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut
kandungan zat aktif
Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya ( ringkas,
mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya)
Faktor yang mempengaruhi pengeringan :
• Waktu pengeringan, semakin lama dikeringkan akan semakin kering
bahan tersebut
• Suhu pengeringan, semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi
harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel
yang kebanyakan tidak tahan panas.
• Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan atau kandungan
air dari bahan
• Ketebalan bahan yang dikeringkan
• Sirkulasi udara
• Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin
mudah kering.
f. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan – bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya
dikeringkan di tepi jalan raya ), atau dibersihkan dari kotoran hewan.
g. Pengepakan dan Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai makan
simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
bercampur antara simplisia satu dengan lainnya. Selanjurnya, wadah –
wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang
penyimpanan
Standardisasi
Serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya
merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian
memenuhi standar (kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas)
stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. Proses menjamin bahwa produk
akhir (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu yang
konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula) terlebih dahulu. Tujuannya
yaitu agar diperoleh bentuk bahan baku atau produk kefarmasian yang bermutu,
aman serta bermanfaat.
5.1.5.Syarat Baku Simplisia
Kadar air : tidak lebih dari 10%
Angka lempeng total : tidak lebih dari 10
Angka kapang dan khamir : tidak lebih dari 10
Mikroba pathogen : Negatif
Aflatoksin : tidak lebih dari 30 bagian per juta
Sari Jamu:
Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari 1% v/v (20oC)
Kadar methanol : tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol
2. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet. Biasanya pada tiap ml ekstrak, mengandung
senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat. Infus adalah sediaan cair
yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada suhu 90 oC selama 15
menit.
Produk ekstrak harus memenui persyaratan:
Parameter standar umum
Parameter standar spesifik
Buku monografi
Kesimpulan :
1. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun
2. Simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu, simplisia nabati, simplisia
hewani, dan simplisia pelican atau mineral
3. Standardisasi bertujuan agar memperoleh bentuk bahan baku atau produk
kefarmasian yang bermutu, aman serta bermanfaat.
4. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
5. Produk ekstrak harus memenui persyaratan : Parameter standar umum,
Parameter standar spesifik, Buku monografi
BAB VI
EKSTRAKSI BAHAN ALAM
1. Pembasahan
Pembasahan dan pembengkakan (steeping and swelling) dilakukan sebelum
ekstraksi dengan tujuan :
a.untuk meningkatkan porositas dinding sel yang akan mempermudah difusi zat
aktif dari sel menuju pelarut.
b.untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari
memasuki seluruh rongga utk mempermudah penyarian selanjutnya.
Pembasahan dilakukan di luar alat ekstraksi dgn alasan:
a. Mencegah pemelaran secara tiba-tiba yang akan berakibat kepada alat
ekstraktor.
b. Untuk menjamin proses pembasahan agar merata.
Bahan yang biasa digunakan untuk pembasahan: cairan penyari, air, Na carbonat
atau ammonia.
2. Penyarian (Pelaksanaan Proses Ekstraksi)
Menurut Muravev et al. Proses ekstraksi senyawa aktif dari simplisia pindah ke
solvent terjadi dalam tiga tahap:
a. Penetrasi solvent ke dalam sel dan pengembangan sel.
b. Pelepasan (dissolution) extractive substance.
c. Difusi extractive substance keluar dari sel.
Beberapa percolator :
Perkolator sederhana (tradsional)
Perkolator berlawanan arah (soxhlet)
Perkolator U
Helical countercurrent extractor
Carousel extractor
Extractor centrifuges
Column extractor
Aplikasi perkolasi :
Perkolasi umum digunakan dalam proses ekstraksi baik di laboratorium
untuk analisa maupun di skala industri.
Menguntungkan dari segi ekstraksi karena dengan cara perkolasi substansi
yang dikehendaki tersari habis. (maksimal).
Sokletasi
√ Keuntungan menggunakan refluks:
1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung
2. Pemanasannya dapat diatur
√ Kerugian menggunakan refluks :
1. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
oleh panas.
2. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi.
3. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan
volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
Destilasi uap
√ Ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah menguap (minyak atsiri) dari
bahan (segar atau simplisia) dengan
√ Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya
√ Digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih.
√ Dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
√ Dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.
√ Prinsip kerja Destilasi Uap :
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan
dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke
dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam
simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor
dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa panjang, campuran air dan
minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara
air dan minyak atsiri.
4. Pemurnian/clarifikasi micelle
Seringkali ekstrak/micelle yg diperoleh terkotorkan oleh komponen yang
tidak dikehendaki misalnya: tannins yg dpt menyebabkan kekeruhan, adanya
pigment; substansi-substansi yg mungkin mengganggu stabilitas micelle, mikroba
yg berkontaminasi.Tujuan pemurnian/penjernihan juga untuk membuang
konstituent yg tidak diinginkan tanpa merusak ‘extracted substances’.
Tujuan pemurnian micelle: membuang constituent yg tidak dikehendaki
secara kuantitatif tanpa merusak bahan aktif ekstrak atau menimbulkan perubahan
yg akan mengakibatkan kerusakan misalnya mengurangi stabilitas. Seringkali
pada micelle terdapat bahan yg tdk dikehendaki seperti: tannin yg dpt
menyebabkan kekeruhan, pigments ataupun residu lainnya.
Cara Pemurnian :
Cara fisika
a. Separasi secara sedimentasi dan sentrifugasi.
sentrifugasi biasanya dilakukan untuk partikel ukuran kecil.
b. Dekantasi; cara sederhana yg sudah dikenal lama serta umum
digunakan. Biasanya dekantasi dilakukan pada endapan-endapan halus dan
melayang; caranya didiamkan beberapa waktu sampai semua terpisah di dasar
bejana; kemudian cairan dituang dengan hati-hati untuk dipisahkan.
Filtrasi: dengan penyaringan menggunakan penyaring manual ataupun
dengan mesin.
Type: clear filtration (when the clear filtrate is the product obtained);
separation filtration (when the residue is the product obtained); analytical
filtration (when filtrae and residue are the products obtained).
Type filtrat: sieve filtration, cake filtration.
Decantasi
centrifugai
Filtrasi (sieve filtration, cake filtration,
(Note: clear filtration jk yg diperlukan adalah filtrat; separation filtration,
bila residu yg diinginkan; analytical filtration, apabila filtrat dan residu keduanya
diambil). Pada pemurnian ekstrak adalah ‘clear filtartion’
Cara fisiko-kimia:
a. Adsorption (adsopban: activated charcoal, silica gel, aluminium oksida)
b. Ion exchange
Sterilisasi
a. Pasteurisasi
b. UHT
Pemilihan alat dan cara filtrasi tergantung jenis micelle-nya.
Pada penyaringan ada kondisi tertentu yg harus diperhatikan misalnya
menyaring bahan yang mucilaginous harus dengan tekanan dan suhu panas
dsbnya.
Sieve filtration: partikel tersisa di permukaan; contohnya membrane
filtration; ultrafiltartion.
Cake filtration, in which the filter retains the particles on its surface like a
sieve so that a filter cake is built up during the filtarion process.
Adsorption; yaitu pemurnian dgn cara mengadsorpsi bahan atau kumpulan
bahan melalui adsorbants.
contoh adsorbants: activated charcoal, silica gel, activated aluminium
okside, fueller’s earth, polyvinylpirrolidone, sephadex.
ion exchange
5. Pemekatan micelle
Pemekatan dilakukan setelah pemurnian micelle.Pemekatan artinya
peningkatan jumlah substansi dalam larutan dengan cara menguapkan cairan tanpa
merusak kandungan aktif didalamnya.
Kadar pemekatan yang dilakukan tergantung tergantung keperluan.
a. Secara partial atau total tergantung apakah untuk memperoleh ekstrak cair,
kental
b. Dipekatkan dan diekstraksi lagi untuk mendapatkan senyawa tertentu.
Micelle yang sudah dimurniksn diperlukan pemekatan untuk memperoleh
ekstrak sesuai standar.
Prinsip vaporation:
Procedure in simplebvaporation
Multistage vaporation
Vapor compression
6. Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak dilakukan apabila memang diperlukan untuk sediaan
bentuk kering ataupun dengan tujuan mengawetkan. Ekstrak disimpan dalam
keadaan kering merupakan salah satu cara menjaga stabilitasnya. Ekstrak dalam
keadaan kering juga memudahkan dalam pengangkutan. Tipe pengeringan:
a. evaporation drying
b. vaporation drying
Cara pengeringan berdasarkan sumber panas:
a. Convecting drying
b. Contact drying
c. Reduksi
d. Dielectic drying
Menurut nama alat:
a. Spray drying; freeze drying; vaccum drying etc.
Cara-cara pengeringan:
a. Vaccum freeze dryers
b. Vaccum belt drying
c. Rolled drying
d. Oven drying
e. Spray dryer
Spray drying :
Umum digunakan untuk sediaan fitofarmaka sebagai contoh: spray-dried
tea.
Banyak digunakan baik di laboratorium maupun di industri mulai dari
mengeringkan 1kg larutan/jam (skala lab) sampai 10-50kg/jam dan ada yang
sampai 80 ton/jam.
Parameters : larutan yg digunakan, suhu udara yg masuk dan suhu udara yg
dialirkan.
Cara kerja spray drying: spray drying merubah ekstrak cair menjadi bahan
kering dalam satu kali proses.Berlangsung cepat dengan panas udara yang tinggi
tanpa merusak bahan yang dikeringkan. Sehingga cocok dilakukan untuk bahan
labil atau bahan yg peka terhadap pemanasan.Bahan-bahan yg dikeringkan: bahan
farmasi,, bahan makanan, minuman,bahan organik dll.
Tiga proses dalam spray drying:
a. Atomization
b. Spray – air mixing and moisture evaporation
c. Separation of dry product from the exit air.
Freeze drying
Freeze drying disebut juga lyophylization, cryodessication; proses
ygumum digunakan untuk mengawetkan bahan atau memudahkan untuk
keperluan transportasi.Prinsipnya yaitu freezing material, reducing the
surrounding pressure, adding enough heat to allw the frozen water in the material
to sublime directly from the solid phase to gas phase.
Ada 4 tahapan pada Freeze drying; yaitu: a. Pretreatment (concentrating,
formulating etc), b. Freezing ( menempatkan material di dlm ferzee drying flask
and rotary flask in bath, c. Primary drying, pada fase ini butiran es dibuang c.
Secondary drying, membuang moleku air yg tdk terfrozen. Bagian alat pada freeze
dryer: a. Drying chamber with a temperature controlling device; b. A pump for
sucking up water vapor and air; c. A condensor of absorber.
Bahan yang dikeringkan dgn freeze drying a.l. Ekstrak air dari biota laut;
selain untuk menguapkan untuk untuk memisahkan kandungan garam dalam
ekstrak.
7. Penyimpanan ekstrak
Penyimpanan ekstrak hendaknya dalam botol warna coklat, ditempat yang
dingin dan kering. Pada etiket tercantum: nama ekstrak, kadar, pelarut, tgl
pembuatan.
Kesimpulan
Ekstraksi adalah proses pemisahan active substances dari simplisia secara
kimia atau fisika dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Untuk pelarut yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sudah
ditetapkan dan sesuai dengan senyawa ekstrak yang digunakan.
Tahapan ekstraksi yaitu Penghalusan simplisia
(Comminution/pulveration), Pembasahan simplisia (Steeping/swelling), Penyarian
simplisia (proses ekstraksi), Pemurnian (clarification) micelle/ekstrak, Pemekatan
micelle ekstrak, Pengeringan ekstrak, Pembakuan/standardisasi ekstrak,
Stabilisasi ekstrak
Untuk tahap penghaluskan dipisahkan sesuai ukuran dan bahan yang
digunakan
Cara ekstraksi yang digunakan harus sesuai dengan bahan yang digunakan.
BAB VII
KERAGAMAN METABOLIT SEKUNDER
1. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan
dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat.
Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan
tahan disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-
reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu
pengeringan perlu diperhatikan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan
yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40-600C dan
hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar
air kurang dari 10%.
Pengeringan dapat dilakukan dengan :
1. Sinar matahari, secara tidak langsung namun ditutup dengan kain hitam.
2. Oven, suhu 40-60 derajat C
3. Dikering anginkan
2. Budidaya Tanaman
Tanaman obat ditanam bukan sekadar diambil biomassanya, tetapi lebih
dititikberatkan pada kandungan bahan aktifnya atau lazim juga dikenal dengan
istilah metabolit sekunder. Tindakan budidaya tanaman obat bertujuan untuk
dapat memanipulasi, mengubah atau juga meningkatkan kandungan bahan
aktifnya.
Saat panen
a. Biji
Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini
ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji
yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong
mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau
kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering.
b. Buah
Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara memetik.
Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan
kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Pemanenan yang terlambat
akan menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan
aktif yang terdapat di dalamnya menjadi zat lain.
c. Daun
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal
dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan
memangkas tanaman. tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1-1,5
tahun, jambu biji pada umur 6-7 bulan setelah tanam. Pada beberapa tanaman
pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses panen.
d. Rimpang
Untuk jenis rimpang waktu pemanenan bervariasi tergantung peng-
gunaan. Tetapi pada umumnya pemanenan dilakukan pada saat tanaman
berumur 8-10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam
bentuk segar jahe dipanen pada umur 8-9 bulan setelah tanam
e. Bunga
Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada
saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhannya maksimal. Berbeda dengan
bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat
bunga sedang mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam
keadaan masih kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.
f. Herba
Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada
saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase
generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan seb. Pemanenan yang
dilakukan terlalu awal mengakibatkan produksi tanaman yang kita dapatkan
rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Sedangkan jika
pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun
berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu. elum tanaman berbunga
Pasca Panen
Pentingnya penanganan pasca panen dengan benar adalah karena
sebagai produk biologis, baik sebelum maupun setelah jadi simplisia, masih
berada dalam kondisi yang riskan terhadap kerusakan. Kemungkinan
terjadinya perubahan yang berpengaruh terhadap mutu atau kualitas simplisia
masih besar karena belum terbebas sepenuhnya dari berbagai aktivitas
biokimia.
Kegiatan pasca panen :
1. Pengangkutan hasil panen
2. Sortasi
Untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan
yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih
kecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan organik
asing tidak lebih dari 2%.
3. Pencucian
Bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-
mikroba yang melekat pada bahan
4. Penirisan
5. Perajangan
Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak
besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain.
Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam
bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan
agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan
kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur.
6. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan
dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat
terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak
mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama.
Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40-600C dan hasil yang
baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air
kurang dari 10%. Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional
dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara modern dengan
menggunakan alat pengering seperti oven, rak pengering, blower ataupun
dengan fresh dryer. Tetapi terdapat beberapa bahan yang rusak jika
dikeringkan dibawah sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet, misal
bahan yang mengandung minyak Atsiri, pro-Vit A, zat zat antioksidan.
7. Pengemasan dan Penyimpanan
Simplisia yang sudah bersih serta kering dan bahan baku yang bukan
simplisia yang telah lulus dari pemeriksaan mutu bila tidak langsung
digunakan hendaklah disimpan dalam wadah tertutup dan diberi label yang
menunjukkan status simplisia dan bahan baku tersebut. Persyaratan jenis
kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai,
tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu
pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi.
Pasca panen sebagai mata rantai proses untuk memperoleh jaminan
mutu bagi simplisia, secara umum sangat dipengaruhi oleh :
(1) kandungan air bahan,
(2) pengaruh sinar ultra violet
(3) pengaruh suhu (pemanasan),
(4) pengaruh pH
3. Metabolit Sekunder
Metabolit Primer adalah senyawa yg secara langsung memiliki fungsi/
terlibat dalam proses metabolisme utama, jalur katabolisme & anabolisme pada
tumbuhan. Penyusun utama dari makhluk hidup , Misal: asam amino, asam lemak,
nukleotida, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Metabolit Sekunder tidak memiliki
fungsi langsung untuk pertumbuhan & perkembangan secara langsung. Penting
untuk kelangsungan hidup dan interaksi dgn lingkungan , Terdapat pada berbagai
macam tumbuhan. Misal: alkaloid, terpena, flavonol, dan sebagainya.
Proses Metabolisme Primer
Keseluruhan proses sintesis (penyusunan) & perombakan zat-zat-utama
penyusun tubuh (polisakarida, protein, asam lemak, dll)
Proses Metabolisme Sekunder
Proses-proses kimia jenis lain yang hanya terjadi pada spesies tertentu
sehingga memberikan produk yang berlainan, sesuai dgn spesiesnya
Proses Metabolisme Intermediet
Reaksi-reaksi yang memungkinkan terjadinya pertukaran materi antara
tahap-tahap metabolisme dan tahap yang menghasilkan energi yang
dibutuhkan baik oleh sel maupun organisme utuh.
Fungsi metabolit sekunder
1. Proteksi terhadap serangan mikroba
Fitoaleksin senyawa pertahanan yg dpt diinduksi
a) struktur bermacam-macam
b) disintesis di dalam sel di sekitar sel yg terinfeksi
c) terakumulasi dlm konsentrasi yg tinggi pada sel yg mati
Elisitor senyawa kimia spesifik yg menginduksi respon mekanisme
pertahanan tumbuhan
2. Proteksi terhadap serangan/gangguan herbivora
Umumnya bersifat konstitutif. Pestisida alami pada tumbuhan dapat
mencapai 10% . Berat kering tumbuhan liar memiliki potensi sebagai
toksin
3. Proteksi terhadap gangguan lingkungan
Proteksi terhadap UV antosianin, kutikula
Osmoproteksi prolin, glisin
4. Agen Alelopati
Menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya (kompetisi)
5. Menarik serangga pollinator & hewan herbivora untuk membantu
penyebaran biji
6. Farmakologi
Berbagai macam obat-obatan
Fungsi utama metabolit sekunder untuk interaksi tumbuhan dengan
lingkungan
Metabolit sekunder atau produk alami tumbuhan/ senyawa bahan alam umumnya
terbagi menjado 3 kelompok utama, didasarkan pada asal mula biosintesisnya:
1. Terpenoid
2. Alkaloids dan senyawa nitrogen terkait
3. Fenilpropanoid dan senyawa fenolat
Terpena
Senyawa yg termsk kelompok metabolit sekunder golongan lipida,
tersusun dari senyawa2 yang mengandung suatu gabungan kepala ke ekor dari
satuan-satuan kerangka isoprena (2-metil butadiena) atau senyawa yang
mempunyai hubungan struktural dengan isoprene. Kebanyakan mempunyai
karbon yg jumlahnya kelipatan 5 C5; Klasifikasi terpenoid didasarkan pada
jumlah unit 5C. Sering dinamakan isoprenoid walaupun isoprene bukan
merupakan prekursor biologis. Berasal dari fusi berulang dari cabang 5C dari
unit struktur isopentenyl. Monomernya disebut sebagai unit isoprene. Terpena
merupakan gol. hidrokarbon yang banyak dihasilkan tumbuhan dan terutama
terkandung pada getah dan vakuola sel. Pada hewan, terutama serangga dan
beberapa hewan laut
Terpenoid
Struktur yg mirip dgn terpena dan mengandung unsur – unsur lain
(gugus fungsi) disamping C dan H. Terpenoid dapat mengandung gugus
hidroksil, gugus karbonil, gugus karboksilat, dan lain-lain .Terpenoid berperan
untuk bau harum (pada pohon kayu putih), selera/rasa dari kayu manis, jahe,
cengkih, warna bunga yang kuning
Monoterpen (C-10)
Molekul dengan rantai terbuka atau siklis. Umumnya bersifat volatil&
biasanya mrpkan penyusun minyak atsiri, memberi aroma khas pada tumbuhan.
Monoterpen dikelompokkan menjadi:
- asiklik (misal: geraniol)
- monosiklik (misal: limonene)
- bisiklik (misal: pinene)
Diterpen (C-20)
Resin yang dihasilkan beberapa tumbuhan digunakan utk menutup luka
akibat herbivora. Manusia menggunakan salah satu senyawa diterpen utk obat anti
kanker (taxol dr pacific yew). Pada pinus-pinusan dan klerodan merupakan zat
penolak makan bagi serangga
Triterpenes (C-30)
Sterol, hormon, saponins. Bersifat toksik. Berstruktur: steroid. Contoh:
cardenolides (toksin utk jantung); Azadirachtin (zat penolak makan bagi serangga)
saponins: struktur menyerupai detergent.
Sesquiterpen (C-15)
Kelompok terbesar terpenoids, lebih dari 200 . Struktur cincin yg
berbeda merupakan penyusun minyak atsiri. Banyak yg berperan dlm mekanisme
pertahanan tumbuhan. Misal : poligodial & warburganal mrpkan zat penolak
makan berbagai jenis serangga. Berasa pahit.
Penyusunan Isoprena
1. DMAPP berkondensasi secara kepala ke ekor dgn IPP menghasilkan
geranil pirophosphate
2. DMAPP berperan sebagai pondasi tempat diletakkan unit-unit IPP
3. Kombinasi IPP dan DMAPP yg terkontrol enzim, atom karbon C5 dari
GPP, berkaitan dgn gas alkohol dan DMAPP mengalami inversi
konfigurasi
GPP, GGPP, GFP, GFPP mrpkan nama-nama ester pirophosphate bebas yang
terbentuk dari unit isoprene
Alkaloid
Merupakan kelompok basa yang mengandung gugus nitrogen
sebagian besar berasal dari asam amino dan hanya beberapa yang berasal dari
purin atau pirimidin (misal: kafein). Sering bersifat beracun bagi manusia & byk
mempunyai kegiatan fisiologis yang menonojol banyak digunakan dalam
bidang pengobatan. Biasanya tidak berwarna, sering bersifat optis aktif,
kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misal:
nikotina) pada suhu kamar. Uji sederhana (tdk sempurna) utk alkaloid dalam
daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah.
Alkaloid merupakan golongan heterogen, berkisar senyawa sederhana
spt konina (alkaloid utama Coninum maculatum) sampai struktur pentasiklik spt
strikhnina (racun pada kulit Strychnos); amina tumbuhan (misal: meskalina) dan
basa purin dan pirimidin (misal: kafein). Banyak alkaloid yg bersifat terpenoid &
bbrp (misal: solanina: alkaloid pada kentang) sebaiknya ditinjau dari segi
biosintesis sbg terpenoid termodifikasi. Alkaloid lain: berupa senyawa aromatik
(misal: kholkisin, alkaloid-tropolon umbi Crocus : mengandung gugus basa sbg
gugus rantai samping. Ditemukan pada bagian daun, akar,, biji, batang dan kulit
kayu. Byk ditemukan pd angiospermae, umumnya tdk terdpt dlm gymnospermae,
paku-pakuan, lumut dan tumbuhan tingkat rendah. Fungsi: pelindung (penghalau
atau penarik) tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, sbg
basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.
Reaksi utama yg mendasari biosintesis senyawa alkaloid adl reaksi
mannich antara suatu aldehid dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu
senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap
oksidatif fenol dan metilasi. Selain itu juga jalur poliketida dan mevalonat
Pemanfaatan Alkaloid
o Pharmaceuticals
-Scopolamine: anestesi
-Sanguinarine: anti bakteri
o Stimulan : nicotine, caffein
o Narcotic : cocaine, morphine
o Racun : tubocurarine
Senyawa Fenol
Biosintesis :
Beberapa eksperimen menunjukkan fenol terbentuk dari phenillalanin
melalui p-coumarin acid (btk trans p-coumaric acid) diubah menjadi asam
benzoat oxidatively decarboxylated fenol
Meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, mempunyai ciri sama
cincin aromatik yang mngandung satu atau dua penyulih hidroksil. Cenderung
mudah larut dalam air karena umumnya sering berikatan dgn gula sbg glikosida
(biasanya terdpt dalam vakuola sel). Golongan terbesar yaitu flavonoid, selain
fenolonosiklik sederhana, fenilpropanoid dan kuinon fenolik. Bagi biokimiawan
tumbuhan senyawa fenol tumbuhan dapat menimbulkan gangguan besar krn
kemampuan dalam membentuk senyawa kompleks dgn protein melalui ikatan
hidrogen yaitu menghambat kerja enzim pada ekstrak tumbuhan
Fenol
Sangat peka thd oksidasi enzim. Peranan beberapa golongan senyawa
fenol:
- Lignin : bahan pembangun dinding sel
- Antosianin : pigmen bunga
- Flavol : potong pada pengaturan pengendalian tumbuh
pada tanaman kacang Pisum sativum
- Flavonoid : pada kebiasaan makan serangga tubuh
Fenolik
Fenolik merupakan senyawa yg byk ditemukan pada tumbuhan. Fenolik
memiliki cincin aromatik dgn satu atau lebih gugus hidroksi (OH-) & gugus lain
penyertanya. Bersifat asam karena kemampuan disosiasi gugus OH-nya. Fenolik
Memiliki kemampuan untuk membentuk kompleks chelat dengan logam . Mudah
teroksidasi membentuk polimer (agregat berwarna gelap) menghambat
pertumbuhan. Misal: pencoklatan pada potongan tumbuhan atau tumbuhan mati.
Contoh: coumarins, asam sinamat, asam sinapinat, coniferyl alcohols. Sebagian
besar senyawa fenolik termasuk dalam flavonoid
Pada sebagian besar senyawa fenolik, produk awal biosintesisnya
adalah shikimate. Senyawa fenolat ada hubungannya dgn lignin terikat sebagaia
ester atau terdapat di daun dlm fraksi tidak larut dlm etanol atau mungkin dalam
fraksi larut dalam air yaitu sebagai glikosida sederhana. Degradasi flavonoid dan
fenol kompleks lainnya dalam suasana basa menghasilkan satu fenol sederhana
atau lebih dan asam fenolik. Tan memproduksi bbrp senyawa yg terdiri atas satu
atau lebih residu fenolik, yg dibagi dalam kelompok besar berdasarkan jumlah
atom karbon
fenil propanoid.
Senyawa fenol alam yang mempunyai cincin aromatik dgn rantai
samping terdiri atas tiga karbon yang merupakan turunan asam amino protein
aromatik, yaitu fenilalanin dan fenilpropanoid (dpt mengandung satu sisa C6 –
C3). Contoh:
- Hidroksisinamat: sbg bangunan dasar liginin dan berkaitan dengan pengaturan
tumbuh dan pertahanan terhadap penyakit
- Hidroksikumarin, fenilpropena, lignan
Flavonoid
Semua flavonoid, menurut strukturnya mrpkan turunan senyawa induk
flavon (berupa tepung putih pada tumbuhan). Kerangka penyusun flavonoid: C6-
C3-C6. Flavonoid disatukan melalui jalan kecil phenylpropanoid-acetat dlm
semua tanaman tingkat tinggi. Flavonoid biasanya berikatan dgn gugusan gula shg
membentuk glikosida yg larut dalam air. Flavonoid mengandung sistem aromatik
terkonjugasi & krn itu menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum UV
dan spektrum tampak. Ditemukan dalam tingkat sangat tinggi pada buah apel,
bawang-bawangan, tomat dan teh.
Struktur dasar flavonoid berasal dari pola C15 flavon. Perbedaan dgn
senyawa fenolat lain: Tingkat oksidasi cincin pyran di bagian tengah dan sifat
biologisnya. Beberapa kelompok (misal: flavonon tidak berwarna) . Fungsinya
yaitu pembentukan pigmen, anti oksidatif atau agen alergi
Anthocyanin
Merupakan pewarna paling penting dam paling banayak tersebar dalam
tumbuhan. Turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin dgn
penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau metilasi atau glikosilasi.
Umumnya berwarna merah atau kuning, tergantung pada pH. Warna biru
diperoleh dari hasil pembentukan chelat dengan ion logam tertentu, misal: Fe atau
Al. Keragaman flavonoid sebagian besar didasarkan pada pola hidroksilasi dan
atau metilasi dari tiga sistem cincin. Antosianidin yaitu aglikon antosianin yg
terbentuk jika antosianin dihidrolisis dgn asam
Quinon
Kelompok fenolat berfungsi sebagai ko-faktor. Senyawa fenolat pada
tumbuhan umumnya dalam bentuk terikat dgn molekul lain, seringkali dgn residu
glucosyl, sulphate atau asetil. Dalam keadaan bebas terdetoksifikasi secara parsial
yaitu toksik. Senyawa fenol dgn BM rendah (misal: thymol digunakan sebagai
obat antiseptik). Ikatan antara flavonoid (misal: anthocyan) dan residu glycosyl
mempengaruhi warna bunga. Glikosilasi flavonoid yaitu proteksi terhadap hama
dan hewan lainnya. Khalkon, auron, flavonon, hidrokhalkon isoflavon disebut
falvonoid minor karena penyebaran pada kelas terbatas. Misal: Isoflavon hanya
terdapaat pada leguminosae dan iridaceae.
Flavonoid minor
Khalkon dan auron merupakan antoklor, yaitu pigmen kuning yg
dideteksi berdsrkan kenyataan bhw bila daun bunga berwarna kuning diasapi dgn
asap basa atau diuapi dgn uap amonia warnanya berubah mjd jingga atua merah
(terdpt dlm klas compositae). Dihidrokhalkon pada rosacea dan Ericaceae.
Floridin (senyawa dihidrokhalkon diisolasi dari apel berkaitan dgn ketahanan
tumbuhan thd penyakit). Tersebar dlm tumbuhan, baik sbg ko-pigmen dalam daun
bunga maupun tumbuhan tinggi , sering terdapat dalam bentuk glikosida. Contoh
flavonol: kemferol, kuersetin, mirisetin
Senyawa Aromatis
Senyawa yang rumus strukturnya sekurang-kurangnya mengandung
satu cincin benzene. Klasifikasi :
Senyawa aromatis sederhana
Benzokuinon
Turunan Fenantrena
Naptokuinon
Fenil Propano umum
Turunan fenilpropano rantai terbuka
Kumarin dan isokumarin
Furano dan Pirano kumarin
Lignan dan lignin
Asam Humat
Tanin terhidrolisa
Kesimpulan :
1. Metabolit sekunder dari bahan alam merupakan hasil resultan berbagai
faktor, baik itu inheren (genetik) maupun faktor eksternal (lingkungan)
sehingga kandungan bahan aktifnya tidak dapat dijamin selalu tetap.
2. Teknik budidaya maupun pasca panen merupakan salah satu rantai proses
untuk mencapai jaminan mutu dalam menghasilkan bahan yang memenuhi
spesifikasi dan parameter bahan aktif yang jelas.
3. Metabolit primer adalah senyawa yg secara langsung memiliki fungsi/
terlibat dalam proses metabolisme utama, jalur katabolisme & anabolisme
pada tumbuhan. Penyusun utama dari makhluk hidup ,
4. Metabolit Sekunder tidak memiliki fungsi langsung untuk pertumbuhan &
perkembangan secara langsung. Penting untuk kelangsungan hidup dan
interaksi dgn lingkungan , Terdapat pada berbagai macam tumbuhan.