Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanama kemiri Aleurites muluccana (L.) Willd adalah tanaman

asli indonesia multiguna, penelitian ni berujuan untuk mengetahui

kandungan kimia ada tidaknya senyawa tanin, saponin, flavanoid

pada kemiri Aleurites muluccana (L.) Willd.


Aleurites muluccana (L.) Willd tersebar luas dikepulauan

indonesia hingga asia tenggara, daerah tropis benua Amerika

kepulauan Virgin. Tanaman kemiri merupakan tanaman yang memiliki

banyak kegunaan pada hampir seluruh bagian tanaman. Diindonesia

penggunaan empiris kulit batang kemiri untuk pengobatan disentri,

antidiare, sariawan, Dijepang kulit batang kemiri digunakan sebagai

anti tumor.
Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya

dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah.

Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong. Tanaman kemiri

dapat tumbuh sampai setinggi 20-30 m. Batang pohon kemiri tegak,

dengan permukaan batangnya terdapat banyak lentisel, dengan

percabangan simpodial, dan berwarna coklat.


Kemiri dikenal dengan banyak nama . Di antaranya, kembiri,

gambir, hambiri (batak), kemili (aceh), kemiling (lampung), buah kereh

(minang kabau), keminting (kalimantan), juga muncang (sunda),

derekan, pidekan, miri (jawa).


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemeriksaan anatomi bahan baku Aleurites

moluccana L. Willd ?
2. Bagaimana pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik Aleurites

moluccana L. Willd ?
3. Apa kandungan senyawa dalam Aleurites moluccana L. Willd ?
4. Bagaimana cara penetapan kadar abu pada tanaman Aleurites

moluccana L. Willd ?
5. Berapa kadar zat ekstraksi air dan etanol pada Aleurites

moluccana L. Willd ?
6. Bagaimana mengidentifikasi senyawa dengan pola kromatogram ?
7. Berapa susut pengeringan yang diperoleh ?
8. Berapa kadar air yang diperoleh ?
9. Apa saja cara uji metabolit primer ?
C. Maksud
Untuk mengetahui dan menentukan cara identifikasi pada

tumbuhan kemiri (Aleurites moluccana L. Willd), berdasarkan bentuk

anatomi, morfologi dan identifikasi kandungan kimia ?

D. Tujuan
1. Mendeskripsikan kandungan kimia tumbuhan kemiri (Aleurites

moluccana L. Willd).
2. Mendeskripsikan khasiat tumbuhan kemiri (Aleurites moluccana L.

Willd).
3. Mendeskripsikan cara memanfaatkan tumbuuhan kemiri (Aleurites

moluccana L. Willd) sebagai obat.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheonionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Archichlamydae
Famili : Euphorbibiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.) Willd.
(Sunanto, 1994)
2. Nama Daerah Tanaman
Di indonesia kemiri dikenal dengan banyak nama.

Diantaranya, kembiri, gambir, hambiri (batak), kemili (aceh),

kemiling (lampung), buah kereh (minang kabau), keminting

(kalimantan), juga muncang (sunda), derekan, pidekan, miri (jawa),

kamere, komere, mere (madura), kumbe (belitung) dan lain-lain

(Hayne, 1987).

3. Morfologi Tanaman
Tanaman kemiri dapat tumbuh sampai setinggi 20-30 m.

Batang pohon kemiri tegak, dengan permukaan batangnya

terdapat banyak lentisel, dengan percabangan simpodial, dan

berwarna coklat. Tanaman kemiri berakar tunggang.


Tanaman kemiri berdaun tunggal, bentuknya lonjong

dengan bagian tepi yang rata, ujung daun runcing, pangkal daun
tumbul, pertulangan daunnya menyirip, permukaan atas daun licin,

daun kemiri dapat tumbuh sampai sepanjang 18-2 cm, dengan

lebar 7-11 cm, tangkai daun silidris, dan daunnya berwarna hijau.
Tanaman kemiri berbunga majemuk dan berkelamin dua.

Buah kemiri berbentuk bulat telur dan beruas-ruas, pada waktu

masih muda buahnya berwarna hijau, dan akan menjadi coklat dan

berkeriput setelah tua. Biji kemiri berbentuk bulat, berkulit keras

dan beralur, diameter bijinya sekitar 2-3 cm, inti biji banyak

mengandung minyak dan berwarna putih kecoklatan.


4. Kandungan Kimia
Pohon kemiri mengandung 44,4% selulosa, 24,9% lignin,

16,1% pentosa, dan 1,4% abu. Daging biji, daun dan akar Aleurites

moluccana mengandung saponin, flavanoid dan polifenol

disamping itu daging bijinya mengandung minyak lemak, pada

korteksnya mengandung tani. (Paimin, 1997).


5. Manfaat tanaman
Daging bijinya bersifat laksasif. Di ambon korteksnya

digunakan sebagai anti tumor (Harini, 2000), dijawa digunakan

sebagai obat diare, sariawan, dan desentri, disumatera daunnya

digunakan untuk obat sakit kepala dan gonnorhea. Minyak kemiri

dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh rambut (Julaiha,

2003)
B. Parameter Standar Mutu (Standarisasi) Simplisia

Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III,

adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum


mengalami pengolahan apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa

bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM, 1979).

Cara pembuatan simplisisa (Ditjen POM, 1985) :

Pembuatan simplisia merupakan proses memperoleh simplisia

dari alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang

dikehendaki

1. Teknik pengumpulan

Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan

atau menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan

secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan

keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian tanaman

yang dikehendaki, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka

daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman

lainnya. misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari

logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan

glikosa.

a. Waktu pengumpulan atau panen


Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh

waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan

lingkungan tempat tumbuhnya,


Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :
1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum

buah menjadi masak, contohnya, daun Athropa belladonna

mencapai kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat


mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis diambil

daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul

09.00-12.00.
2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
3. Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu

dipetik sebelum buah masak.


4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) dan umbi lapis

(bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya

berhenti.

b. Bagian Tanaman

1. Klika batang/klika/korteks
Klika diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas

dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, sebaliknya

dengan cara berselang-seling dan sebelum jaringan

kambiumnya, untuk klika yang mengandung minyak atsiri

atau senyawa fenol gunakan alat pengelupas yang bukan

terbuat dari logam.


2. Batang (caulis)
Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar,

dipotong-potong dengan panjang dan diameter tertentu.


3. Kayu (Lignum)
Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan

potong-potong kecil.
4. Daun (Folium)
Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik satu

persatu secara manual.


5. Bunga (Flos)
Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau

bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dapat

dipetik langsung dengan tangan.

6. Akar (Radix)
Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di

bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran

tertentu.
7. Rimpang (Rhizoma)
Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar,

dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.


8. Buah (Fructus)
Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda,

dipetik dengan tangan


9. Biji (Semen)
Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau

alat, biji dikumpulkan dan dicuci.


10. Bulbus
Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar

dengan memotongnya.
2. Pencucian dan Sortasi Basah
Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk

membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar (tanah,

batu dan sebagainya), dan memisahkan bagian tanaman yang

tidak dikehendaki. Pencucian dilakukan bagi simplisia utamanya

bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar, rimpang,),

untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat.


3. Pengeringan
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :
1. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat

digunakan dalam jangka relative lama.

2. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya

pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses

enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati.

Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang

dainjurkan adalah kurang dari 10 %.

3. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin

dibuat serbuk.

a. Pengeringan alamiah
Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia, pengeringan

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman

yang keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan

mengandung zat aktif yang relative stabil oleh panas)

2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara

langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak

(bunga, daun dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya

tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).

b. Pengeringan buatan
Cara pengeringan dengan ,menggunakan alat yang dapat

diatur suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya.

Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas (Amin, 2009) :

1. Identifikasi meliputi pemeriksaan :

1. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari

bahan simplisia. Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu

memuat paparan mengenai bentuk dan rasa yang dimaksudka

untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati sebagai

syarat baku.

2. Mikroskopik, yaitu membuat uraian mikroskopik paparan

mengenai bentuk ukuran, warna dan bidang patahan atau

irisan.

3. Mikroskopoik yaitu membuat paparan anatomi penempang

melintang simplisia fragmen pengenal serbuk simplisia.

4. Tetapan fisika, melipti pemeriksaan indeks bias, bobot jenis,

titik lebur, rotasi optic, mikrosublimasi, dan rekristalisasi.

5. Kimiawai, meliputi reaksi warna, pengendapan,

penggaraman, logam, dan kompleks.


6. Biologi, meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan

angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap hewan.

2. Analisis bahan meliputi penetapan jenis konstituen (Zat

kandungan), kadar konstituen (Kadar abu, kadar sari, kadar air,

kadar logam), dan standarisasi simplisia.

3. Kemurnian, meliputi kromatografi: kinerja tinggi, lapis tipis, kolom,

kertas, dan gas untuk menentukan senyawa atau komponene kimia

tunggal dalam simplisia hasil metabolit primer dan sekunder

tanaman
BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

1. Pengumpulan Data Taksonomi

1. Spesimen segar ( koleksi herbarium )

2. Buku lapangan ( data isian )

2. Pengumpulan Data Awal Fitokimia

1. Spesimen segar

2. Buku lapangan.

3. Pengolahan herbarium

Alkohol 70 %, Galah, Buku Lapangan / Catatan, Ketapel, Pensil

, Teropong, Label Gantung, Hand Lens 10 x dan 20 x, Kantong

plastik berbagai ukuran, Penggaris, Jangka Sorong, Parang,

Pinset, Jarum dan Benang, Lem, Kertas Bebas Asam,Gunting

stek / gunting tanaman, Kompas dan GPS, Kertas Koran,

Selotip, Kertas karton, Kamera, Alat Pengepres, Sesak (35 x 50

cm),Alumunium bergelombang, tali pengikat


4. Pengumpulan Data Etnomedisin

1. Alat tulis menulis

2. Kamera digital

3. Tape rekorder / semacamnya.

5. Pengolahan Simplisia

1. Bagian tumbuhan

2. Gunting

3. Plastik

6. Pengumpulan Data Awal Fitokimia

1. Wadah ember

2. Jepitan ( bamboo atau dari bahan stanlees steel)

3. Gabus / Styforoam

4. Es batu

5. Metanol

6. KOH 0,1 %

3.2 Cara Kerja

1 Pengumpulan Data Taksonomi


Pengumpulan data taksonomi berupa pengumpulan data

dokumentasi dari spesimen segar atau koleksi tumbuhan yang

langsung dilakukan dilapngan, Beberapa informasi yang harus

diperoleh baik spesimen tumbuhan tumbuhan tinggi maupun

tumbuhan rendah, adalah :

Karakter Jenis
Nama Kolektor Resti, Meidy, dan Mira
Nama Tanaman Aleurites moluccana (L.) Willd

Nama Daerah Kemiri

Lokasi Desa Kamiri, kec. Ballusu, Dusun,

tandru tedong. Kab, Barru

Habitat Daerah tropis, beriklim kering


PERAWAKAN

Pohon

Merambat

Herba
DAUN

Tangkai Lurus

Pangkal Lurus

Tepi

Ujung Meruncing

Urat Bercabang
BUNGA

Tunggal

Majemuk
BUAH

Keras

Lunak
2 Pengumpulan Data Awal Fitokimia
Uji Rasa
a Ambil bagian tumbuhan yang ingin diidentifikasi lalu bersihkan
b Jika dalam keadaan segar maka sampel lunak dapat diremas

kemudian dikecap. Sampel yang keras dapat dihancurkan

terlebih dahulu.
c Interpretasi rasa
Pahit memberi petunjuk adanya senyawa alkaloid.
Pedas memberi petunjuk adanya senyawa fenolik atau

turunannya.
Manis memberi petunjuk adanya senuawa golongan

karbohidrat dan senyawa glikosida.


Sepat memberi petunjuk adanya sentawa tannin atau polifen

Uji Bau

a Ambil bagian tumbuhan yang ingin diidentifikasi lalu bersihkan


b Sampel didekatkan pada indera penciuman.
c Senyawa yang menimbulkan bau adalah senyawa golongan

alkohol, keton dan aldehid dari mono- dan seskuiterpen serta

fenilpropanoid.

Nama Bagian Pengujian Interpretas


Rasa Bau
Sampel i
kemiri, Daun Sepat Khas

Aleurites

moluccana

(L.) Willd.

3 Pengumpulan Data Awal Fitokimia


Koleksi Tumbuhan
a) Tumbuhan kecil harus dikolesi seluruh organnya.
b) Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya

dengan panjang 30 40 cm yang mempunyai organ lengkap :

daun ( minimal punya 3 daun untuk phylotaksis ), bunga dan

buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat

tinggi pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan

galah, ketapel atau menggunakan hewan.


c) Untuk pohon atau perdu kadang kadang penting untuk

mengkoleksi kuncup ( daun baru ) karena kadang kadang

stipulannya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya

pada bagian bagian yang muda.


d) Tumbuhan herba dikolesi seluruh orgnanya kecuali untuk herba

besar seperti araceae.


e) Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun

botani dan rumah kaca.

Penanganan specimen tumbuhan di lapangan

a) Setiap spesimen diberi label ( etiket gantung).


b) Kemudian spesimen dimasukkan ke dalam lipatan kertas Koran
c) Selanjutnya spesimen dimasukkan ke kantong plastik dan

disiram dengan alkohol 70 % hingga basah.


d) Tutup kantong plastic dengan isolative dengan rapat.

Pengelolaan koleksi kering tumbuhan tinggi

Terdiri dari 4 kelompok kegiatan utama

1. Pengepresan Contoh Tumbuhan

Setiap potongan spesimen diselipkan dalam kertas Koran

kering.
Setiap potongan spesimen harus diupasyakan untuk temuat

dalam ukuran kertas pengeplakan dengan tidak

menghilangkan / menutupi informasi yang diperlukan.


Pemukaan atas dan bawah daun pada satu ranting harus

ditampilkan, sedapat mungkin daun tidak saling melekat.


Lipatan kertas Koran tambahkan ditempatkan sedemikian

rupa pada bagain bagian yang tebal seperti ranting atau

buah sehingga spesimen dapat kering secara merta.


Bagian bagian yang lepas / rontok dimasukkan daam

kantong kertas dengan tabel gantung yang sesuai.


Buah besar yang sulit dipres dapat dikeringkan terpisah

dalam kotak kaleng disebt koleksi karpologi ( buah-buah

kering )
Kurang lebih 2 10 spesimen dalam lipatan keras Koran

dapat ditumpuk bersama, dilapisi kertas Koran, karton dan

alumunium bergelombang di atas dan di bawahnya,

kemudian tumpukan berikutnya diperlakukan serupa.


Setelah tumpukan mencapai 30 40 cm bagian atas dan

bawah ditumpukan ini diberi sasag kayu, kemudian diikat

dengan tali / sabuk pengikat ( biasaanya 2 buah sejajar )

dan dieratkan sekuat kuatnya.


Tumpukkan bersasag kayu disusun tegak di dalam rak oven

sehingga pasnya merata dengan suhu oven kurang lebih

60oC atau dijemur di bawah sinar matahari.


Waktu yang diperlukan sekitar 3-4 hari namun spesimen

yang tebal dan berair seperti sukulen membutuhkan waktu

yang lebih lama.


Setiap haripun dilakukan pengetatan ikatan tali sasag

karena ada penyusutan spesimen dari hasil pengeringan.

2. Pengeplakan Spesimen

Pengeplakan = menempatkan spesimen yang telah karing

pada kertas pla yang sesuai untuk penyimpanan jangka

panjang.
Dilakukan untuk spesimen baru ( mounting ) dan spesimen
lama ( remounting ).
Setiap kertas plak diberi nomor
Setiap spesimen yang diplak harus beserta label informasi

yang baku berdasarkan catatan lapngan kolektor.


Posisi material diatur sedemikian rupa sehingga menarik

namun tetap informative.


Semua bagian termasuk kantung bagian bagian yang

terlepas diupayakan dalam satu halaman, jika tidak

memungkinkan dapat dipotong dan ditempatkan di halaman

terpisah dengan disertai label label yang sama / sesuai.


Sedapat mungkin material tidak menutupi nomor kertas plak

dan label.
Jika spesimen diplak dalam beberapa kertas plak maka

dikumpulkan dalam satu sampul dan pada bagian bawah

tengah kertas sampul dituliskan nomor kolektor.


Ranting atau buah buahan yang cukup tebal direkatkan

dengan cara dijahit jika tidak memdai dengan salotip.


Bagian spesimen yang runcing dan dapat merusak kertas

plak spesimen lain pada waktu disimpan dapat dipotong.


Jika ada bagian spesimen yang disimpan terpisah

( misalnya awetan basah atau karpologi ) maka diberi label

keterangna.
Spesimen yang termuat dalam lebih dari satu halaman

maka pada kertas plaknya diberi keterangan.


Spesimen karpologi dan basah diberi label dengan format

tertentu yang sesuai dengan koleksi keringnya.

3. Penyimpanan

Setap herbarium memiliki tata cara penyusunan / pemilihan


penyimpanan koleksinya sendiri yang ditempatkan dalam

lemari atau box tertentu.


Di BO ( Herbarium Bogoriense), material dipilah

berdasarkan takson kemudian kawasan, Malesiana, asia

lainnya, Australia dan pasifik, serta kawasan lainnya.


Dalam kawasan I, material dipilah kembai berdasarkan

kelompok pulau sesuai penglompokan dalam buku flora

malesiana I.
Setap spesimen ( kering ) baru dapat dimasukkan ke ruang

koleksi setelah ditempatkan dalam freezer selama kurang

lebih 5 hari.

4. Pengepresan Contoh Tumbuhan

Kegiatan ini dimmaksudkan untuk menjaga kelangsungan

kondisi sepesimen agar tetap baik.


Ancaman utama di daerah tropis adalah serangan jamur

dan serangga.
Perlakuan yang umum dengan pengaplikasian zat kimia

HgCl2 namun sudah tidak direkomendasikan karena

berbahaya bagi kesehatan.


Perlakuan alternatife adalah dengan pengetatan peraturan

akses terhadap spesimen dan pemnyimpanan dalam

freezer 20oC secara bersakala.


Material segar tidak boleh dibawah ke dalam ruang koleksi.
Semua spesimen yang akan dibawah ke dalam ruang

koleksi harus melalui proses pembekuan di ruang freezer

selama minimal 72 jam baik spesimen baru maupun

spesimen lama yang baru kembali dari peminjaman.


Spesimen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

kantong plastik ber ziplock yang tertutup kemudian

disimpan dalam lemari / box koleksi.


Lemari / box koleksi harus selalu ditutup kembali.
Pengonlaan Koleksi Basah Tumbuhan Tinggi
Koleksi basah merupakan salah satu metode penyimpanan

tumbuhan dengan cara. Cara menyimpan koleksi basah adalah

dengan merendam spesimen tersebut dalam larutan tertentu

berdasarkan bagian tumbuhan yang dikoleksi


a) Bagian tumbuhan yang akan dikoleksi ditempatkan di dalam

wadah kaca kemudian direndam dengan alkohol 75 %. Pelarut

diganti secara berskala dengan ditandanya terjadi perubahan

warna pada pelarut.


b) Bagain tumbuhan tertentu yang lunak atau tipis direndam dengan

perbandingan pelarut yaotu alkohol 96 %, aquadest, gliserin 40 %

= 70 : 20 : 1.
Pengelolaan Koleksi Tumbuhan Rendah
Tumbuhan rendah meliputi jamur ( fungsi), lumut kerak ( linchens ),

lumur sejati ( music). Lumut hari ( hepaticae), ganggang ( algae )

diberikan penganan yang berbeda beda. Jika memungkinkan

koleksi harus meliputi bagian lengkap dari organ tumbuhan tersebut.

Pengeringan dengan menggunakan oven. Penyimnan koleksi kering

menggunakan amplop dan koleksi basah disimpan dalam alkohol.


4 Pengumpulan Data Etnomedisin
a) Tentukan responden.
b) Lakukan komunikasi sesuai dengan mengedapankan tata krama.
c) Ajukan pertanyaan sesua informasi yang dibuthkan, meliputi:
Tumbuhan apa saja yang dikenal dan digunakan sebagai

obat dalam wilayah tersebut.


Urutkan dari yang paling sering digunakan sebagai
bahan obat dan kosmetik.
Khasiat masing masing bahan mulai khasiat utama

sampai terendah.
d) Hasil wawancara satu tumbuhan dimasukkan dalam sebuah

matriks untuk 5 narasumber ( kerjakan minimal 3 narasumber


5 Pengolahan Simplisia
a) Koleksi bahan baku
Pengumpulan bahan baku atau panen bergantung pada bagian

tmbuhan yang akan digunakan untuk membuat simplisia


b) Pencucian dan sortasi basah.
Pencucian dan sortasi basah dilakukan untuk membersihkan

bagaian tumbuhan dari zat zat asing yang bukan merupkana

bagian tumbuhan tersebut seperti pasir batu kotoran isektra dan

lain lain.
c) Pengeringan
Metode pengeringan ada dua yaitu pengeringan alamiah dan

pengeringan buatan. Pengeringan alamiah dapat dilakukan

dengan dua c ara pengeringan yaitu panas sinar matahari

langsung dan tidak langsung.


d) Sortasi Kering
Tujuan Sortasi kering adalah untuk memastikan tidak ada

kontaminasi bahan asing terhadap simplisia tersebut.


e) Pengepakan dan penyimpanan
Kecuali dinyatakan lain, simpilisia disimpat di tempat terlindungi

dari sinar matahari dan pada suhu ruang.


f) Pemeriksaan mutu ( standarisasi )
Pemeriksaan mutu bahan baku simplisia atau ekstrak merujuk

pada parameter standar ekstrak Indonesia ( 2000 ) dan farmakope

herbal Indonesia ( 2008, 2010 dan 2011 ).


6 Pengumpulan data biota laut
a) Pengambilan sebaiknya dilakukan siang hari atau bergantung

pasang surut laut.


b) Biota laut dipanen dengan hati hati karena beberapa jenis dapat

berbahaya pada peneliti / praktikan.


c) Sampel yang telah dipanen, dicuci dengan air laut.
d) Biota laut ( seperti spons ) direndalam dalam metanol, jika sampel

berupa maupun laut dapat dir3endam te3rlebih dahulu dengan

larutan alkali KOH 0,1 % selama kurang elbih 12 jam. Cara lain

adalah dengan menyimpan dalam gaubs Styrofoam berisi es dan

pengolahan selnajutnya dapat dilakukan di laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Aleurites Mollucana (L) Willd


Nama simplisia
Tumbuhan sumber Pegunungan/dataran tinggi di desa

Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten


Barru, Sulawesi Selatan.
Kemiri
Nama daerah

Tanaman kemiri yakni terdapat jaringan

epidermis, endodermis, eksodermis,

jaringan pembuluh, jaringan korteks

dan stomata. Pada pohon kemirih

mempunyai tinggi 20-30 cm. Batangnya

tegak lurus dan berkayu serta berwarna

coklat.Daunnya tunggal, berseling

Deskripsi tumbuhan memanjang ,tepi rata,ujungnya

meruncing, pangkalnya tumpul, dan

pertulangan menyirip, permukaan atas

daun licin , panjangnya 18-25 cm dan

lebar 7-11 cm ,bertangkai silindris

berwarna hijau. Akarnya tunggang

berwarna coklat.

Manfaatnya sebagai obat diare, obat

Manfaat empiris sakit gigi, obat sariawan,obat

demam ,dan penurun kadar kolestrol.


Akar membujur

Memiliki jaringan epidermis,

endodermis dan eksodermis.

Akar melintang

Memiliki jaringan epidermis,

endodermis dan eksodermis.

Daun membujur

Memiliki jaringan epidermis,

endodermis, eksodermis dan stomata.

Daun melintang
Pemeriksaan Anatomi
Memiliki jaringan epidermis,

endodermis, eksodermis dan stomata.

Batang membujur

memiliki jaringan epidermis,

endodermis, eksodermis, korteks dan

jaringan pembuluh.

Batang melintang

Memiliki jaringan epidermis,

endodermis, eksodermis, korteks dan

jaringan pembuluh.
Simplisia (daun) :
Pemeriksaan Memiliki jaringan epidermis,
Mikroskopik endodermis, fragmen dan terdapat
sromata.
Pemeriksaan Daun:
Pemeriksaan Organoleptik:
1. Bentuk : persegi panjang (Haksel)
2. Warna : Hijau muda
Makroskopik
3. Rasa : Sepat
4. Ukuran : Panjang 18-25 cm dan
Lebar 7-11 Cm
Flavonoid : tidak mengandung

flavonoid
Identifikasi golongan Tannin : tidak mengandung tannin
Alkaloid : mengandung alkaloid
senyawa
Saponin : tidak mengandung saponin
Glikosida : mengandung flavonoid
Terpen : tidak mengandung terpen
Susut pengeringan 49,902 %
Sari larut air -
Sari larut etanol -
Kadar air 11,2 %
Abu total 0,444 %
Abu tidak larut asam 7,317 %
1. Uji Terpenoid
Mengandung terpen dan saponin
2. Uji Alkaloid
Mengandung alkaloid
Profil KLT 3. Uji Fenolik
Tidak mengandung senyawa fenolik
4. Uji Flavonoid
Tidak mengandung senyawa fenolik

Identifikasi Uji Barfoed Uji Selliwanof


golongan
karbohidart
Tidak mengandung Tidak mengandung
karbohidrat karbohidrat

B. Pembahasan

Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau

karakteristik obat yang berasal dari bahan alam .Farmakognosi


mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi

tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan

farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak

yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya

mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin

berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.

Maksud dari penelitian ini untuk mempelajari dan mengetahui

cara memperoleh data farmakognostik yang meliputi anatomi,

morfologi dan organoleptik serta identifikasi kandungan kimia pada

tanaman jambu monyet (Anacardium occidentale L.).

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh data

farmakognostik yang meliputi anatomi, morfologi dan organoleptik

serta identifikasi kandungan kimia pada tanaman jambu monyet

(Anacardium occidentale L.).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun

temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara

tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi

penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan

secara tradisional.
Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan

dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman

obat, binatang, maupun mineral.

Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat

disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang

telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji

klinik pada manusia dengan criteria memenuhi syarat ilmiah, protocol

uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip

etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.

Penggunaan obat tradisional yang berasal dari bahan alam

telah lama dikenal dan sampai saat ini masih terus berlangsung

bahkan cenderung untuk meningkat karena keampuhannya dalam

mencegah, mengurangi dan mengobati berbagai macam penyakit.

Sehubungan dengan hal tersebut muncul berbagai macam upaya

dalam mencari dan menemukan bahan-bahan alam khususnya

tanaman untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat dan usaha

meminilisasi kekurangannya, salah satu caranya dengan melakukan

penelitian untuk memperoleh data-data tentang tanaman obat

tradisional yang dijadikan sebagai salah satu syarat standar resmi

yang berlaku dalam pengolahan bahan baku tanaman obat, oleh

karena itu dilakukan beberapa parameter standar mutu tanaman, dan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman putri malu

(Aleurates Mollucana (L) Willd),).


Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebagai standar

mutu tanaman kemirih (Aleurates Mollucana (L) Willd), meliputi

pemeriksaan organoleptis, pengamatan terhadap morfologi dan

antomi, serta identifikasi kandungan kimia.

Berdasarkan hal tersebut, untuk Pengamatan morfologi

dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran,

warna dan bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam

memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama

belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Dari

pemeriksaan diperoleh tanaman jambu monyet termasuk dalam

tumbuhan dikotil yang memiliki akar pena atau tunggang, berbatang

bulat, besar, tebal dan kokoh juga termasuk dalam daun tidak

lengkap, karena daunnya hanya terdiri atas helaian daun dan tangkai

daun, warna daun hijau, dan permukaan daun yang licin, memiliki

bunga yang berwarna kuning-kemerahan, dan buah yang berwarna

kuning hingga merah.

Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel

dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan

serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi

daunnya terdiri dari epidermis bawah ,epidermis atas,sklerenkim.

Identifikasi kandungan kimia Simplisia yang diuji berupa simplisia

tunggal baik dalam bentuk rajangan, serbuk, ekstrak, yang

ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna dilakukan


untuk pemastian identifikasi.Dari pemeriksaan diperoleh kemirih

(Aleurates Mollucana (L) Willd),.) mengandung tannin, alkaloid.

Khasiat dari tanaman kemirih (Aleurates Mollucana (L) Willd),

daunnya berkhasiat obat sakit kepala, pereda deman (antipiretik). Dan

bagian tanaman yang digunakan adalah daun dalam bentuk segar

atau yang telah dikeringkan. Dapat juga digunakan sebagai obat

diare, obat sakit gigi, obat sariawan, dan penurun kadar kolestrol.

Cara pemakaian yaitu untuk yang diminum ,direbus 15 -30 g

daun segar,lalu air rebusannya diminum. Dan untuk pemakaian

luar,giling daun segar sampai halus

Pada praktikum metabolit primer , hanya dilakukan 2 pengujian

yaitu uji barfoed dengan hasil negatif mengandung karbohidrat, dan uji

selliwanof juga tidak mengandung karbohidrat.


BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari dapa diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari pemeriksaan organoleptik dapat diketahui bahwa kemiri

(Aleurites moluccana (L.) Willd) memiliki warna hijau muda,

berasa sepat dan berbau khas. Selain itu, simplisia kering yang

telah diamati, memiliki panjang 8-25 cm dan lebar 7-11 cm.


2. Pada identifikasi golongan senyawa pada tanaman kemiri

(Aleurites moluccana (L.) Willd) diperoleh hasil bahwa kemiri

(Aleurites moluccana (L.) Willd) tidak mengandung flavonoid,

tanin, saponin ,dan terpen. Tetapi, positif mengandung alkaloid

dan glikosida.
3. Anatomi dari kemiri yakni terdapat jaringan epidermis,

endodermis, eksodermis, jaringan pembuluh, jaringan korteks dan

stomata. Pada kemirih mempunyai cabang-cabang kecil yang

menyebar horizontal dan tingginya dapat mencapai 20-30 meter.

Batang tegak lurus dan berwarna coklat,daun tunggal ,berseling,


tepi rata,dan meruncing serta permukannya licin. Tangkainya

silindris berwarna hijau, berakar tunggang dan berwarna coklat.


4. Kadar abu total yang diperoleh pada tanaman jambu monyet

sebesar 0,444%; kadar abu tidak larut asam 7,317%,kadar air

11,2% dan susut pengeringan 49,902%.


5. Data profil KLT yang diperoleh untuk uji terpenoid positif

mengandung terpen dan saponin dan pada uji alkaloid positif

mengandung alkaloid. Sedangkan kemirih negatif tidak

mengandung fenolik dan flavonoid.


6. Pada pengujian identifikasi golongan karbohidrat disimpulkan

bahwa pada uji barfoed dan uji selliwanof negatif mengandung

karbohidrat.
C. Saran

Diharapkan penelitian yang lebih lanjut mengenai tanaman

kemirih mo (Aleurites Mollucana ( L) Willd.), sehingga dapat diketahui

khasiat dan kandungan kimia lain dari tanaman ini.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2016. Penuntun dan Lembaran Kerja Praktikum Farmakognosi I.
UMI : Makassar

Amin, Asni dkk. 2009. Penuntun Praktikum Farmakognosi I. UMI.


Makassar.

Ditjen POM. 1979.Farmakope Indoneia Edisi III. Depkes RI :Jakarta.

Harini, M., Zuhud, E.A.M., Damayanti, Ellyn K., 2000. Kamus Penyakit

dan Tumbuhan Obat Indonesia. Yayasan Obat Indonesia : Jakarta


Julaiha, S., 2003. Pengaruh Fraksi PE Ekstrak Etanolik Biji Kemiri

terhadap Kecepatan Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan dan Uji

Kuantitatif Kandungan Asam Lemak dan Sterolnya. Fakultas

Farmasi UGM : Yogyakarta.


Hayne, K.., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid 2. Sarana Wana

Jaya : Jakarta.
STANDARISASI SIMPLISIA DAUN KEMIRI (Aleurites moluccana (L.)

Willd) ASAL DAERAH DESA KAMIRI, KABUPATEN BARRU, PROVINSI

SULAWESI SELATAN

OLEH :
KELOMPOK 1.2
KELAS C11
ANGKATAN 2015

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DARTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud
D. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Uraian Tanaman
1 Klasifikasi Tanaman
2 Nama Daerah Tanaman
3 Morfologi Tanaman
4 Kandungan Kimia
5 Manfaat Tanaman
B. Parameter Standar Mutu (Standarisasi) Simplisia
BAB III PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
B. Cara Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LEMBARAN PENGESAHAN

Lembaran pengesahan ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti

ujian praktikum Farmakognosi 1

Disusun oleh :

KELOMPOK 1.2
KELAS C11
Angkatan 2015

Disetujui oleh
Asisten Kelompok

Suci Noviyanah Ansary, S.Farm

Mengetahui,
Koordinator Praktikum Farmakognosi

Aktsar Roskiana Ahmad, S.Farm., M.Farm., Apt


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan limpahan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporanlengkap ini dengan

tepat waktu. Kmai juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.


Kami menyusun laporan lengkap ini berisi pembahasan tentang

simplisia (Aleurites moluccana (L.) Willd) ini untuk syarat mengikuti ujian

praktikum Farmakognosi 1.
Kami mencoba menyusun laporan lengkap ini dengan sebaik-

baiknya. Laporan ini memang masih belum sempurna. Untuk itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.


Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Makassar, 22 Desember 2016

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai