Kolesterol total
Normal : < 200 mg/dl
Tinggi : ≥ 200 mg/dl
LDL
Normal : < 100 mg/dl
Tinggi : 160-189 mg/dl
Sangat Tinggi : ≥ 160 mg/dl
HDL
Rendah : < 40 mg/dl
Tinggi : ≥ 60 mg/dl
Trigliserida
Normal : < 150 mg/dl
Tinggi : 200-499 mg/dl
Sangat tinggi : ≥ 500 mg/dl (Bulding healthy lifestyle, 2006; Shatta,
2015).
c. Angina
Angina terbagi atas dua angina pektoris yang stabil dan angina pektoris
yang tidak stabil, dimana untuk angina pektoris yang stabil nyeri akan
hilang saat istirahat, sedangkan angina pektoris tidak stabil ditandai
dengan nyeri yang akan timbul pada saat istirahat biasanya terjadi dipagi
hari. Menurut canadian cardiovaskular socciety classificatin angina
dibedakan menjadi 4 kelas :
1) Kelas 1 : aktivitas fisik tidak menimbulkan angina, seperti jalan, naik
tangga. Angina terjadi jika melakukan aktivitas berat.
2) Kelas 2 : ada sedikit batasan dalam beraktivitas. Angina dapat
terjadi dengan berjalan kaki atau naik tangga dengan cepat
3) Kelas 3 : terdapat batasan dalam beraktivitas fisik
4) Kelas 4 : angina dapat terjadi dalam keadaan istirahat (Dipiro,
2008; Etilogy and Posibel control, 2015).
d. Gagal jantung
Klasifikasi gagal jantung (Perki, 2015; Guidlines, 2015) :
3. Mahasiswa mampu memahami dsan menjelaskan Hubungan dari
hipertensi, hiperlipidemia, angina dan gagal jantung
Hipertensi terjadi ketika pasien hiperlipidemia mengalami
asteroskleresis, yaitu terjadi penimbunan lemak pada arteri. Selanjutnya
asteroskleresis tersebut menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit dan
terjadi vasokontriksi sehingga meningkatkan pembuluh darah. Kemudai
penyempitan pembuluh darah menyenyebabkan suplai darah ke otot jantung
menurun, sehingga ketika jantung bekerja berat dan suplai darah ke otot
jantung menurun dapat menyebabkan angina. Jika berlangsung dalam jangka
waktu yang lama dapat menyebabkan jantung menjadi tidak mampu lagi
untuk berfungsi dengan normal yang disebut dengan gagal jantung (National
Heart, Foundation of Australia, 2016; yancy, 2013; nuraini, 2014; harikumar
et.al, 2013; Dipiro ed 7, 2007).
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan terapi farmakologi dan
nonfarmakologi hipertensi, hiperlipidemia, angina dan gagal jantung
a. Hipertensi
Terapi farmakologi
- obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)
berkerja menghambat angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga
berkerja menghambat aktifitas saraf simpatis dengan menggunakan
pelepasan non adrenalin. Contoh golongan ACEI dalah captopril,
enlapril, dan lisinopril
- golongan obat angiotensin receptor blocker (ARB) menyebabkan
vasodilatasi peningkatan ekskresi Na + dan cairan (mengurangi plasma)
menurunkan hipertrofi vaskular sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Contoh golongan ARB adalah candesartan, losartan dan
valsartan
-golongan obat beta bloker berkerja dengan mengurangi isi sekuncup
jantung, slain itu juga menurunkan aliran simpatik dan SSP dan
menghambat pelepasan renin dari ginjal sehingga mengurangi sekresi
aldosteron. Contoh golongan obat betaa bloker adalah atenolol dan
metaprolol.
- golongan obat calcium canal bloker (CCB) memiliki efek vasodilatasi ,
memperlambat laju jantung dan menurunkan kontraktilitas miokard
sehingga menurunkan tekanan darah. Contoh golongan obat CCB
adalah nifedipine, amlodipine dan diltiazem.
- golongan thiazid diuretic bekera dengan meningkatkan ekskresi air
dan Na+ melalui ginjal yang menyebabkan berkurangnya preload dan
menurunnya cardiac output. Contoh golongan obatnya adalah
hidroclorotiazid dan indapamide (Yulanda, 2017; Dipiro, 2015; JnC,
2018).
Terapi nonfarmakologinya
Meliputi pengurangan berat badan untuk individu obesitas atau gemuk,
berhenti merokok, mengubah pola hidup menjadi sehat, mengadopsi
pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya
akan kalsium dan kalium, diet rendah natrium, aktivitas fisik dan
mengkonsumsi alkohol sedikit saja (Yulanda, 2017; Depkes, 2016).
b. Hiperlipidemia
Terapi farmakologi
- statin mekanisme kerjannya dengan mengurangi pembentukan
kolesterol di liver dengan menghambat secara kompetitif kerja dari
enzim HMG-CoA reduktase
- asam fibrat obat ini menurunkan trigiliserid plasma, selain
menurunkan trigliserid dihati. Obat ini berkerja dengan cara
mengaktifkan enzym lipoprotein lipase yang kerjanya memecahnkan
trigliserida. Contoh obatnya gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat dan
fenofibrat.
- asam nikotinik obat ini berkerja dengan menghambat enzym hormone
sensitive lipase dijaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi
jumlah asam lemak bebas
- ezetimibe
Obat golongan eztimibe dengan menghambat absorbsi kolesterol oleh
usus halus (Perkeni, 2015; Dipiro, 2008)
Terapi nonfarmakologi (Perkeni, 2015)
- aktivitas fisik
- terapi nutrisi
- berhenti merokok
c. Angina
Terapi farmakologi
- nitrat organik
mekanisme kerja : mengurangi kebutuhan oksigen pada
miokardium dengan menyebabkan vasodilatasi. Contoh obatnya
nitrogliserin, isosorbit dinitrat, isosorbit mononitrat (Koda Kimble,
2009)
- beta bloker
Mekanisme kerja : mengurangi kebutuhan oksigen pada
miokardium dengan mengurangi peningkatan denyut jantungyang
dimediasi ketokolamin. Contoh obat : atenolol dan propanolol
(Koda Kimble, 2009)
- Canal Calsium Bloker
Mekanisme kerja : mengurangi kebutuhan oksigen pada
miokardium dan meningkatkan suplai darah miokardium dengan
menghambat kontraksi otot polos, mengurangi resistesi aliran
darah. Contoh : amlodipin, nifedipin, verapamil, nicardipin,
diltiazem (Koda Kimble, 2009)
terapi nonfarmakologi
mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan tidak merokok,
menajaga berat badan, melakukan aktivitas fisik, mengurangi lemak
total dalam tubuh, tidak mengkonsumsi alkohol (National Heart
Foundation of Australia, 2016; Dipiro ed 10).
d. gagal jantung
Depkes RI, 2006, Pedoman Teknis Penemeuan Dan Tatalaksan Hipertensi, Bakti
Husada.
Gitawati Retno, Lucie Widowati, Frans Suharyanto., 2015, Penggunaan Jamu Pada
Pasien Hiperlipidemia Berdasarkan Data Rekam Medik, di Beberapa Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di Indonesia, Kementerian Kesehatan, Indonesia
Nuraini, B., 2015, Risk Factors of Hypertension, Jurnal Majority, Vol.4 No.5,
Lampung.
Putu Luh Febryanan Larasanty, 2014, Panduan Terapi Untuk Penyakit Kronis,
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
Ridwan Muhammad, Yusni, Nurkhalis., 2020, Analisis Karakteristik Nyeri Dada Pada
Pasien Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala.
Yancy, dkk, 2013, 2013nACCF/AHA Guideline for The Management of Heart Failure
: Executive Summary, Journal of the American College of Cardiology, Vol.62
No.16, America.
DISKUSI PANEL
1. Apa alasan menggunakan warfarin 5mg pada skenario Rezki Nurul Azizah
(15120190174_ Kelompok 6 ) ?
Jawab:
Nurmiati_kelompok 5
5-10 mg setiap hari selama 1-2 hari (Ansell, 2008) dan dosis pemeliharaan
biasa berkisar 2-10 mg setiap hari (DIH)
Tambahan jawaban :
Sitti hajar_Kel. 5
Warfarin dengan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan terjadinya resiko
pendarahan. Untuk pasien geriatri disarankan untuk menggunakan dosis
yang tidak terlalu tinggi agar menghindari efek samping dan juga interaksi
antar obat.
Jawab :
• Gagal jantung. Terapi non farmakologi untuk pasien penderita gagal jantung
disarankan untuk melakukan ketaatan pasien berobat, pemantauan berat
badan mandiri, menjaga asupan cairan, pengurangan berat badan (jika
obesitas IMT >30 kg/m2), melakukan Latihan fisik seperti olahraga,
melakukan aktifitas seksual (tidak direkomendasi untuk gagal jantung lanjut).
(Amit etal 2011: Hyperlipidemia: EtiologyandPossibleControl,
2015).Tambahan jawaban :
Tambahan Apriani Darma Pertiwi 15120190158 kelompok 5
- aktivitas fisik
- terapi nutrisi
- berhenti merokok
- asupan cairan
- latihan fisik
HIPERLIPIDEMIA
Patofisiologi primer :
Gejala :
Tanda :
Terapi nonfarmakologi :
Terapi farmakologi
Statin
Asam fibrat
Niasin
Resin
HIPERTENSI
Terapi farmakologi
Diuretik
ACEI
Beta bloker
ARB
CCB
Alfa bloker
Agonis beta 2