HIPERTENSI
Hipertensi menurut Adip (2009) dapat dibedakan menjadi empat stadium sesuai
dengan tabel klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas yaitu
sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas
Kategori
Sistolik,
Diastolik,
mmHg
mmHg
Normal
Normal Tinggi
< 130
< 85
130 139
85 89
Stadium
(ringan)
140 159
90 99
Stadium
(sedang)
160 179
100 109
Stadium
(berat)
180 209
110 - 119
Sangat berat
> 210
>120
Sumber : Adib (2009)
Apabila tekanan diastolik dan sistolik pada kelompok yang berbeda, maka harus
dipilih kategori yang tertinggi untuk mengklasifikasikan status tekanan darah
seseorang. Misalnya 160/90 mmHg harus diklasifikasikan stadium 2 dan 180/120
mmHg harus diklasifikasikan stadium 4. hipertensi sistolik mandiri dinyatakan sebagai
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan diastoliknya kurang
dari 90 mmHg dan diklasifikasikan pada stadium yang sesuai (misal 170/85 mmHg
dianggap sebagai hipertensi sistolik mandiri).
Bila tekanan darah tinggi tidak terkontrol dengan baik, maka dapat terjadi
serangkaian komplikasi serius dan penyakit kardiovaskuler, sperti angina dan serangan
jantung, strol dan stroke ringan, gagal jantung, kerusakan ginjal dan masalah mata
(Palmer, 2007).
Jenis Hipertensi
Jenis tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis, yaitu (Palmer, 2007):
1.
Hipertensi esensial (primer) --- Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus
tekanan darah tinggi, sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan.
2.
Hipertensi sekunder --- Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari
seluruh kasus tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh
kondisi medis lain (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu
(misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui terutama yang
esensial, namun demikian terdapat beberapa faktor resiko terkena darah tinggi,
misalnya kelebihan berat badan, kurang berolahraga, mengkonsumsi makanan
berkadar garam tinggi, kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan terlalu
banyak minum alkohol
DIABETES
Diabetes atau Diabetes Mellitus (DM), dalam bahasa Yunani memiliki arti tembus atau
pancuran air, dan dari bahasa latin memiliki arti rasa manis, sedang di Indonesia DM
lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar glukosa (gula sederhana)
di dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi atau
mengeluarkan insulin secara cukup. Dan dari beberapa tes secara langsung, pada
umumnya air seni pengidap diabetes rasanya manis karena mengandung banyak gula.
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam
lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk
salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas
menghasilkaninsulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh.
Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk
menghasilkan
energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat
menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu
yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari
makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab
lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan
baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung.
Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel.
Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel.
Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam
sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi
penimbunan
gula
dalam
darah
sehingga
menyebabkan diabetes.
Penyebab penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis diabetes yang
diderita. Ada 2 jenis diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu
diabetes
tipe
1
dan
diabetes
tipe
2.
Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ pankreas tidak
dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 karena masalah jumlah insulin
yang kurang bukan karena pankreas tidak bisa berfungsi baik. Untuk melihat perbedaan
lebih detil, silahkan lanjutkan membaca.
b). Manfaat
Beta bloker, terutama beta-1 selektif agen, bermanfaat pada diabetes sebagai
bagian pada terapi beberapa obat, tetapi sebagai monoterapi nilai mereka kurang
jelas. Meskipun beta bloker menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada
homeostasis glukosa pada diabetes, termasuk sensitivitas insulin yang buruk, dan
penutup potensi epinefrin menengahi gejala dari hipoglikemia, masalah ini biasanya
mudah di tangani dan bukan kontraindikasi yang absolut untuk penggunaan beta
bloker (Chobanian et al., 2004)
(5). Calsium channel bloker (CCB)
(a). Mekanisme
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama
menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan
resistensi perifer ini sering diikuti oleh reflek takikardia dan vasokonstriksi, terutama
bila menggunakan golongan dihidropiridin kerja pendek (nifedipin). Sedangkan
diltiazem dan verapamil tidak menimbulkan takikardi karena efek kronotropik
negatif langsung pada jantung (Nafrialdi et al., 2007)
(b). Manfaat
Calsium channel bloker digunakan pada diabetes, sebagai bagian kombinasi
terapi untuk mengontrol tekanan darah. Calcium channel bloker menurunkan
kejadian penyakit kardiovaskular pada diabetes dibandingkan plasebo pada beberapa
hasil percobaan klinik (Chobanian et al., 2004)
Tabel 2. Petunjuk pemilihan obat pada Compelling indication (Chobanian et al.,2004)