2. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
a. Hipertensi ringan : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat : Tekanan diastole > 130 mmHg
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
Klasifikasi Hipertensi menurut kelompok umur: (Tambayong. 2000.
Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Hal : 94)
3. Golongan Hipertensi
Menurut (Lany Gunawan Hipertensi 2001 Hal :15). Klasifikasi
hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.
1) Endokrin
2) Ginjal
4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun
factor dari hipertensi primer antara lain :
1) Usia
2) Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3) Gaya Hidup
4) Keturunan 75%
5) Emosi /stress
6) Merokok
7) Alkohol
8) Tinggi lemak
9) Tinggi sodium /garam
10) Obesitas atau kegemukan
b. Etiologi pada hipertensi sekunder :
1) Endokrin
a) DM
b) Hipertiroidisme
c) Hipotiroidisme
2) Ginjal
a) Glomerulonefritis
b) Pielonefritis
c) Nekrosis tubular akut
d) Tumor
c. Hipertensi penyebab lain:
1) Chausing syndrome
2) Tumor pituitary
3) Toxemia kehamilan
4) Stress jangka panjang
5) Cedera kepala
6) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi
5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun
telah banyak penyebab yang diidentifikasi seperti faktor :
a. Atherosclerosis
b. Meningkatnya intake sodium
c. Baroroseptor
d. Faktor genetic
e. Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat,
penurunan elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan
aorta & arteri dalam mengakomodasikan volume darah sehingga
terjadi Penurunan curah jantung dan Peningkatan tekanan perifer yang
menyebabkan tekanan darah meningkat.
f. Psikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf
simpatis melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan
berpengaruh kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
g. Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat
mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh
darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja
jantung dan tekanan darah meningkat.
h. Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
i. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan
dinding pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya
atherosclerosis, meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah
menjadi meningkat.
6. Manifestasi Klinis
a. Kelelahan , letih
b. Nafas pendek
c. Sakit kepala, pusing
d. Mual, muntah
e. Gemetar
f. Nadi cepat setelah aktivitas
g. Gangguan penglihatan
h. Sering marah
i. Mimisan
j. Kaku pada leher atau bahu
k. Kesadaran menurun
7. Komplikasi
a. Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada
retina.
b. Stroke
c. Penurunan fungsi ginjal
d. Kelainan jantung
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
e. Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
f. Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti
jeroan
g. Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
h. Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
i. Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan
10. Pencegahan
a. Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
b. Kurangi beban pikiran yang berat
c. Menurunkan berat badan
d. Olah raga secara teratur
e. Memperbanyak makan buah dan sayur
f. Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
g. Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
h. Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
11. WOC HIPERTENSI
Vasokontriksi
Penurunan curah jantung
Nyeri Akut
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
1. Memastikan klien
4 Defisien pengetahuan Setelah diberikan asuhan 1. Kontrak waktu dengan
berhubungan dengan kurang keperawatan selama ….x 24 klien mempunyai waktu luang
informasi jam diharapkan klien paham dan kesiapan
kriteria hasil : 2. Kaji pengetahuan klien 2. Mengetahui tingkat
1. Menjelasakan pengertian tentang penyakitnya pengetahuan klien
hipertensi secara sehingga memudahkan
sederhana perawat dalam
2. Menyebutkan penyebab memberikan informasi
hipertensi 3. Jelaskan hal-hal yang 3. Memenuhi kebutuhan
3. Menyebutkan tanda dan ingin diketahui oleh klien belajar/pengetahuan klien
gejala hipertensi mengenai penyakitnya
4. Menyebutkan apa saja
yang boleh atau tidak 4. Adakan penyuluhan 4. Memberikan informasi
boleh dimakan dengan klien mengenai yang adekuat ke pasien
5. Menjelaskan cara penyakitnya tentang penyakitnya
pencegahan hipertensi 5. Pantau respon klien saat 5. Mengobservasi sikap
dengan kata-katanya pemberian materi klien terhadap pemberian
sendiri. 6. Dorong klien materi
mengekspresikan 6. Memberi kesempatan
ketidaktahuan/kecemasan klien untuk mengoreksi
dengan bertanya persepsi yang salah dan
7. Evaluasi kemampuan mengurangi kecemasan
pasien mengenai 7. Mengidentifikasi
Hipertensi keefektifan pemberian
8. Beri pujian terhadap materi
kemampuan klien 8. Reinforcement terhadap
9. Anjurkan klien sering kemampuan klien
kontrol ke petugas 9. Deteksi dini terhadap
kesehatan resiko komplikasi
hipertensi
4. Implementasi
Brooker, Christine. 2011. Kamus Saku Keperawatan Ed. 31. Jakarta : EGC
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :
EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta :
Kanisius
Mary Baradero, dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC