Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK (HIPERTENSI)

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi
sangatlah penting karena dapat mecehgah timbulnya komplikasi pada
beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyakit
epidemiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan
erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler. (Arif,
2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Kardiovaskular Hal : 112).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90
mmHg (Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Hal : 896).

2. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
a. Hipertensi ringan   : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang  : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat     : Tekanan diastole > 130 mmHg
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
Klasifikasi Hipertensi menurut kelompok umur: (Tambayong. 2000.
Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Hal : 94)

Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)


Bayi 80 / 40 90 / 60
Anak 7-12 th 100 / 60 120 / 80
Remaja 12-17 th 115 / 70 130 / 80
Dewasa 20-45 th 120-125 / 75-80 135 / 90
45-65 th 135-140 / 85 140/90 – 160/95
>65 th 150 / 85 160 / 95

3. Golongan Hipertensi
Menurut (Lany Gunawan Hipertensi 2001 Hal :15). Klasifikasi
hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.
1) Endokrin
2) Ginjal

c. Hipertensi penyebab lain:


1) Chausing syndrome
Disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoid akibat
penyakit adrenal atau disfungsi hipofisis.
2) Tumor pituitary
3) Toxemia kehamilan
4) Stress jangka panjang
5) Cedera kepala
6) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi

4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun
factor dari hipertensi primer antara lain :
1) Usia
2) Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3) Gaya Hidup
4) Keturunan 75%
5) Emosi /stress
6) Merokok
7) Alkohol
8) Tinggi lemak
9) Tinggi sodium /garam
10) Obesitas atau kegemukan
b. Etiologi pada hipertensi sekunder :
1) Endokrin
a) DM
b) Hipertiroidisme
c) Hipotiroidisme
2) Ginjal
a) Glomerulonefritis
b) Pielonefritis
c) Nekrosis tubular akut
d) Tumor
c. Hipertensi penyebab lain:
1) Chausing syndrome
2) Tumor pituitary
3) Toxemia kehamilan
4) Stress jangka panjang
5) Cedera kepala
6) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi

5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun
telah banyak penyebab yang diidentifikasi seperti faktor :
a. Atherosclerosis
b. Meningkatnya intake sodium
c. Baroroseptor
d. Faktor genetic
e. Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat,
penurunan elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan
aorta & arteri dalam mengakomodasikan volume darah sehingga
terjadi Penurunan curah jantung dan Peningkatan tekanan perifer yang
menyebabkan tekanan darah meningkat.
f. Psikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf
simpatis melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan
berpengaruh kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
g. Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat
mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh
darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja
jantung dan tekanan darah meningkat.
h. Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
i. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan
dinding pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya
atherosclerosis, meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah
menjadi meningkat.

6. Manifestasi Klinis
a. Kelelahan , letih
b. Nafas pendek
c. Sakit kepala, pusing
d. Mual, muntah
e. Gemetar
f. Nadi cepat setelah aktivitas
g. Gangguan penglihatan
h. Sering marah
i. Mimisan
j. Kaku pada leher atau bahu
k. Kesadaran menurun

7. Komplikasi
a. Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada
retina.
b. Stroke
c. Penurunan fungsi ginjal
d. Kelainan jantung
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
e. Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
f. Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti
jeroan
g. Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
h. Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
i. Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan

10. Pencegahan
a. Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
b. Kurangi beban pikiran yang berat
c. Menurunkan berat badan
d. Olah raga secara teratur
e. Memperbanyak makan buah dan sayur
f. Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
g. Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
h. Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
11. WOC HIPERTENSI

Umur Gaya Hidup Merokok Alkohol Psikologi

> 50 tahun Mengkonsumsi makanan Komponen Toksik Bersifat dingin Stress/emosi


tinggi kolesterol (nikotin) dalam rokok mempengaruhi
mempengaruhi sekresi sekresi rennin
rennin

Terjadi perubahan Hiperlipidemia Merangsang


struktur dan fungsi hipotalamus
dari pembuluh darah Masuk ke pembuluh Kekakuan dinding mempengaruhi
darah pembuluh darah saraf simpatis
melepaskan
hormone adrenalin
Penumpukan lemak
Penumpukan flek pada Gangguan aliran
Hilangnya elastisitas jaringan dinding pembuluh darah
ikat, penurunan elastisitas otot darah ke jantung
pembuluh darah
Vasokontriksi
Penebalan dinding pembuluh
darah akibat plak Penurunan curah
jantung

Penurunan kemampuan aorta


& arteri dalam Penyempitan dinding pembuluh
Peningkatan
mengakomodasikan volume darah (Atherosclerosis)
tekanan perifer
darah

Vasokontriksi
Penurunan curah jantung

Peningkatan tekanan perifer HIPERTENSI

Kardiovaskuler Sistem Pernafasan


Neurosensori

Perubahan irama Dyspnea, nafas pendek,


Pusing, sakit
jantung, palpasi dan batuk, takiepnea
kepala
distritmia
Kurang Informasi
Rangsangan
Kebutuhan O2 dijaringan Nyeri mekanis
Penurunan kemampuan tidak terpenuhi (keletihan,
jantung mempompa darah kelemahan) Defisiensi Pengetahuan
Nosiseptor

Intoleransi Aktivitas Persepsi


Penurunan nyeri
Curah Jantung

Nyeri Akut
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan


fisik dan dokumentasi.
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama

Pada pasien hipertensi biasanya mengeluh sakit kepala


2) Riwayat penyakit sekarang

Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai


3) Riwayat penyakit sebelumnya

Tanyakan riwayat penyakit yang pernah dialami klien seperti


riwayat hipertensi, penyakit jantung, DM dll
4) Riwayat kesehatan keluarga

Pada klien hipertensi biasanya terdapat anggota keluarga yang


mengidap juga (bersifat menurun)
b. Pola Kebiasaan
1) Bernafas

Pasien biasanya mengalami dispnea yang berkaitan dari


kativitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputu dan riwayat merokok
2) Makan dan minum

Pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.


3) Eliminasi

Pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri


4) Pola aktifitas dan latihan

Pada klien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas, pusing,


kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun
5) Rasa Nyaman

Pasien biasanya mengeluh pening pening/pusing, berdenyut, sakit


kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan
secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis)
c. Pemeriksaan fisik

Berat badan dan tinggi badan


Mata : Retina, pupil
Leher : JVP, bising
Paru : Pernafasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas).
Jantung :
1) Denyut nadi
2) Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2
menit dalam posisi bebaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya
setelah 2 menit.
3) Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jika
nilainya berbeda makan nilai yang tertingi yang diambil.
4) Suara jantung.
5) Bising jantung.

Abdomen : Bising dan peristaltic.


Ekstrimitas : Refleks dan edema.
d. Pemeriksaan penunjang
1) EKG :

Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium


kiri, adanya peenyakit jantung atau aritmia.
2) Laboratorium :

Fungsi ginjal: urin lengkap(urinalisis) Ureum, creatinin, BUN dan


asam urat, serta darah lengkap lainnya.
3) Foto rontgen :
4) Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau
aorta yang lebar.
5) Ekokardiogram :

Tampak penebalan dinding ventrikel, mungkin juga sudah terjadi


dilatasi dan gangguan fungsi diastolic dan sistolik.
2. Diagnosa
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
3. Rencana Keperawatan (Intevensi)

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Penurunan curah jantung Setelah diberikan Mandiri :
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Pantau TD. Ukur pada 1. Perbandingan dari
vasokonstriksi selama …x24 jam kedua tangan/paha untuk tekanan memberikan
diharapkan masalah evaluasi awal. Gunakan gambaran yang lebih
penurunan curah ukuran manset yang tepat lengkap tentang
jantung dapat teratasi, dan teknik yang akurat. keterlibatan/bidang
dengan kriteria hasil : masalah vascular.
2. Catat keberadaan, 2. Denyutan karotis,
kualitas denyutan sentral jugularis, radialis dan
dan perifer. femoralis mungkin
teramati/terpalpasi.
Denyut pada tungkai
mungkin menurun,
mencerminkan efek dari
vasokuntriksi
(peningkatan SVR) dan
kongesti vena.
3. Auskultasi tonus jantung 3. S4 umum terdengar
dan bunyi napas. pada pasien hipertensi
berat karena adanya
hipertrofi atrium
(peningkatan
volume/tekanan
atrium). Perkembangan
S3 menunjukan
hipertrofi ventrikel dan
kerusakan fungsi.
Adanya krakles, mengi
dapat mengindikasikan
kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik.
4. Amati warna kulit,
4. Adanya pucat, dingin,
kelembaban, suhu, dan
kulit lembab dan masa
masa pengisiaan kapiler.
pengisiaan kapiler
lambat mungkin
berkaitan dengan
vasokonstriksi atau
mencerminkan
dekompensasi/penuruna
n curah jantung.
5. Catat edema 5. Dapat mengendikasikan
umum/tertentu. gagal jantung,
kerusakan ginjal atau
vascular.
6. Berikan lingkungan 6. Membantu untuk
tenang, nyaman, kurangi, menurunkan rangsang
aktivitas/keributan simpatis; meningkatkan
lingkungan, batasi jumlah relaksasi.
pengunjung dan lamanya
tinggal.
7. Menurunkan stress dan
7. Pertahankan pembatasan
ketegangan yang
aktivitas, spt., istirahat di
tempat tidur/kursi; jadwal mempengaruhi tekanan
periode istirahat tampa darah dan perjalanan
gangguan; bantu pasien penyakit hipertensi.
melakukan aktifitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan. 8. Mengurangi
8. Lakukan tindakan- ketidaknyamanan dan
tindakan yang nyaman, dapat menurunkan
spt., pijatan punggung rangsang simpatis.
dan leher, meninggikan
kepala tempat tidur.
9. Anjurkan tehnik 9. Dapat menurunkan
relaksasi, panduan ransangan yang
imajinasi, aktivitas menimbulkan stres,
penglihatan. membuat efek tenang,

10. Tiazid mungkin


Kolaborasi digunakan sendiri atau
dicampur dengan obat
10. Berikan obat-obat lain untuk menurunkan
sesuai indikasi, contoh : TD pada pasien dengan
Diuretic tiazid, mis., fungsi ginjal yang
klorotiazid (diuril); relative normal.
hidroklorotiazid Diuretic ini
(Esidrix/HidroDIURIL) memperkuat agent-
; bendroflumentiazid agent anti hipertensif
(Naturetin); lain dengan membatasi
retensi cairan.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


2 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan Mandiri :
peningkatan tekanan vascular keperawatan selama …. x 24 1. Kaji skala nyeri/rasa tidak 1. Menganjurkan pasien
serebral jam diharapkan masalah nyaman dengan untuk melokalisasi
Ditandai dengan : nyeri akut dapat teratasi, menggunakan skala 0-10. kuantitas nyeri yang
- pasien mengatakan terasa dengan kriteria hasil : Observasi adanya tanda- menunjukkan adanya
nyeri di kepala  Pasien mengatakan tanda nonverbal dari nyeri perubahan dan adanya
- penglihatan kabur, nyerinya berkurang tersebut (wajah tampak perbaikan.
- mual muntah,  Pasien tampak rileks menahan sakit, meringis,
- pasien tampak meringis,  Pasien tidak meringis menarik diri/menangis).
- pasien tampak  Skala nyeri 0 dari 0-10 2. Mempertahankan tirah 2. Meminimalkam
memegang kepalanya skala nyeri yang baring selama fase akut stimulasi / meningkatkan
diberikan 3. Berikan tindakan relaksasi
 Pasien tampak tidak nonfarmakologi untuk 3. Tindakan yang
memegangi matanya menghilangkan sakit menurunkan tekanan
lagi. kepala, misalnya kompres vaskuler dan yang
 Tanda-tanda vital dingin pada dahi, pijat memperlambat/memblok
dalam rentang normal : punggung dan leher, respon simpatis efektif
- Tekanan darah redupkan lampu kamar, dalam menghilangkan
(110/70-120/80mmHg) teknik relaksasi ( panduan sakit kepala dan
- Nadi (60-100x/mnt) imajinasi, distraksi ) dan komplikasinya
- Respirasi (16-20x/mnt) aktivitas waktu senggang
- Suhu (36,8 0C – 37,4 4. Ajarkan menggunakan tehnik
0
C) relaksasi dan distraksi 4. Pernafasan dalam dapat
(mendengarkan musik atau meningkatkan asupan O2
berbicara dengan keluarga) sehingga akan
menurunkan nyeri
sekunder dari iskemia
5. Gunakan pencahayaan jaringan otak.
yang lebih gelap dari yang 5. Cahaya dapat
diperlukan. menyebabkan nyeri pada
berbagai kondisi mata,
dank arena
pengistirahatan mata
dapat memfasilitasi
penyembuhan.
Kolaborasi :
6. Berikan obat analgetik
(lorezepam ( ativan ), 6. Dapat mengurangi
diazepam ( valium ) sesuai tegangan dan
kebutuhan. Hindari ketidaknyamanan yang di
penggunaan narkotika. perberat oleh stress.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


3 Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah diberikan asuhan Mandiri :
dengan ketidakseimbangan keperawatan selama …x24 1. Kaji respons pasien 1. Menyebutkan
antara suplai dan kebutuhan jam di harapkan masalah terhadap aktifitas, parameter membantu
oksigen intoleransi aktifitas dapat perhatikan frekuensi nadi dalam mengkaji
teratasi, dengan kriteria hasil lebih dari 20 kali per respons fisiologi
: menit di atas frekuensi terhadap stress sktifitas
istirahat; peningkatan TD dan, bila ada
yang nyata merupakan indicator
selama/sesudah aktifitas dari kelebihan kerja
(tekanan sistolik yang berkaitan dengan
meningkat 40 mmHg atau tingkat aktifitas.
tekanan diastolic
meningkat 20 mmHg);
dispenea atau nyri dada;
keletihan dan kelemahan
yang berlebihan;
diaforosis; pusing atau
pingsan.
2. Instruksikan pasien 2. Teknik menghadap
tentang teknik energi mengurangi
penghematan energy, penggunaan energy,
mis, menggunakan kursi juga membantu
saat mandi, duduk saat keseimbangan antara
menyisir rambut atau suplai dan kebutuhan
penyikat gigi, melakukan oksigen.
aktifitas dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk 3. Kemajuan aktifitas
melakukan bertahap mencegah
aktifitas/perawatan diri peningkatan jantung
bertahap jika dapat tiba-tiba. Memberikan
ditoleransi, berikan bantuan hanya sebatas
bantuan sesuai kebutuhan akan
kebutuhan. kur dan mendorong
pantau tanda-tanda vital kemandiriaan dalam
(suhu, respirasi, nadi) melakukan aktifitas.
ntuk mengetahui
perkembangan kondisi
pasien.

1. Memastikan klien
4 Defisien pengetahuan Setelah diberikan asuhan 1. Kontrak waktu dengan
berhubungan dengan kurang keperawatan selama ….x 24 klien mempunyai waktu luang
informasi jam diharapkan klien paham dan kesiapan
kriteria hasil : 2. Kaji pengetahuan klien 2. Mengetahui tingkat
1. Menjelasakan pengertian tentang penyakitnya pengetahuan klien
hipertensi secara sehingga memudahkan
sederhana perawat dalam
2. Menyebutkan penyebab memberikan informasi
hipertensi 3. Jelaskan hal-hal yang 3. Memenuhi kebutuhan
3. Menyebutkan tanda dan ingin diketahui oleh klien belajar/pengetahuan klien
gejala hipertensi mengenai penyakitnya
4. Menyebutkan apa saja
yang boleh atau tidak 4. Adakan penyuluhan 4. Memberikan informasi
boleh dimakan dengan klien mengenai yang adekuat ke pasien
5. Menjelaskan cara penyakitnya tentang penyakitnya
pencegahan hipertensi 5. Pantau respon klien saat 5. Mengobservasi sikap
dengan kata-katanya pemberian materi klien terhadap pemberian
sendiri. 6. Dorong klien materi
mengekspresikan 6. Memberi kesempatan
ketidaktahuan/kecemasan klien untuk mengoreksi
dengan bertanya persepsi yang salah dan
7. Evaluasi kemampuan mengurangi kecemasan
pasien mengenai 7. Mengidentifikasi
Hipertensi keefektifan pemberian
8. Beri pujian terhadap materi
kemampuan klien 8. Reinforcement terhadap
9. Anjurkan klien sering kemampuan klien
kontrol ke petugas 9. Deteksi dini terhadap
kesehatan resiko komplikasi
hipertensi
4. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan


dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan. (Aziz, 2006).
5. Evaluasi
a. Nyeri akut dapat teratasi.
b. Intoleransi aktifitas teratasi
c. Penurunan curah jantung teratasi
d. Defisiensi pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2011. Kamus Saku Keperawatan Ed. 31. Jakarta : EGC
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :
EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta :
Kanisius
Mary Baradero, dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai