OLEH :
2. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
a. Hipertensi ringan : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat : Tekanan diastole > 130 mmHg
3. Golongan Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
- Endokrin
- Ginjal
c. Hipertensi penyebab lain:
Disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoid akibat penyakit adrenal
atau disfungsi hipofisis.
- Chausing syndrome
- Tumor pituitary
- Toxemia kehamilan
- Stress jangka panjang
- Cedera kepala
- Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi
4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun factor dari
hipertensi primer antara lain :
- Usia
- Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
- Gaya Hidup
- Keturunan 75%
- Emosi /stress
- Merokok
- Alkohol
- Tinggi lemak
- Tinggi sodium /garam
- Obesitas atau kegemukan
b. Etiologi pada hipertensi sekunder :
- Endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
- Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
c. Hipertensi penyebab lain:
- Chausing syndrome
- Tumor pituitary
- Toxemia kehamilan
- Stress jangka panjang
- Cedera kepala
- Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi
5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun telah
banyak penyebab yang diidentifikasi seperti factor :
Atherosclerosis
Meningkatnya intake sodium
Baroroseptor
Raktor genetic
- Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan
elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan aorta & arteri dalam
mengakomodasikan volume darah sehingga terjadi Penurunan curah jantung
dan Peningkatan tekanan perifer yang menyebabkan tekanan darah
meningkat.
- Paikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf simpatis
melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan berpengaruh
kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
- Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat mempengaruhi
sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan
terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah
meningkat.
- Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
- Gaya HIdup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan dinding
pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi meningkat.
6. Manifestasi Klinis
- Kelelahan , letih
- Nafas pendek
- Sakit kepala, pusing
- Mual, muntah
- Gemetar
- Nadi cepat setelah aktivitas
- Gangguan penglihatan
- Sering marah
- Mimisan
- Kaku pada leher atau bahu
- Kesadaran menurun
7. Komplikasi
- Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada retina.
- Stroke
- Penurunan fungsi ginjal
- Kelainan jantung
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab )
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
- Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
- Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti jeroan
- Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
- Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
- Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan
10. Pencegahan
- Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
- Kurangi beban pikiran yang berat
- Menurunkan berat badan
- Olah raga secara teratur
- Memperbanyak makan buah dan sayur
- Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
- Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
- Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
11. PATHWAY HIPERTENSI
Vasokontriksi
Penurunan curah jantung
Kekurangan sumber
Perubahan irama Pusing, sakit
Dyspnea, nafas pendek, pengetahuan
jantung, palpasi dan kepala Penurunan Penglihatan
batuk, takiepnea
distritmia nafsu makan kabur
b. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Pasien biasanya mengalami dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok
2) Makan dan minum
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.
3) Eliminasi
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri
4) Pola aktifitas dan latihan
Pada klien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan,
kelemahan otot dan kesadaran menurun
5) Rasa Nyaman
Pasien biasanya mengeluh pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah
beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis)
c. Pemeriksaan fisik
Berat badan dan tinggi badan
Mata : Retina, pupil
Leher : JVP, bising
Paru : Pernafasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas).
Jantung :
1) Denyut nadi
2) Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam
posisi bebaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit.
3) Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jika nilainya berbeda
makan nilai yang tertingi yang diambil.
4) Suara jantung.
5) Bising jantung.
Abdomen : Bising dan peristaltic.
Ekstrimitas : Refleks dan edema.
d. Pemeriksaan penunjang
1) EKG :
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya
peenyakit jantung atau aritmia.
2) Laboratorium :
Fungsi ginjal: urin lengkap(urinalisis) Ureum, creatinin, BUN dan asam urat, serta
darah lengkap lainnya.
3) Foto rontgen :
4) Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.
5) Ekokardiogram :
Tampak penebalan dinding ventrikel, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi diastolic dan sistolik.
2. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
c. Penurunan curah jantung berhubungan denganketidak adekuatan jantung memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ditandai yang oleh tekanan
darah meningkat
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis yang ditandai oleh nafsu makan
menurun
e. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan yang ditandai
dengan respon tidak sesuai
3. Rencana Keperawatan (Intevensi)
Kolaborasi :
6. Berikan obat analgetik 6. Dapat mengurangi
penggunaan narkotika.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP.
PENUGASAN PRAKTIK LABORATURIUM KLINIK KEPERAWATAN
HIPERTENSI ”
OLEH
KELOMPOK : 02
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indoneisa
Alamat : jln Melati No.05 Dps Utara
Tanggal Masuk : 10 Januari 2021
Tanggal Pengkajian ......................................................................................................:
10 Januari 2021
No. Register : 150672
Diagnosa Medis : Hipertensi
2. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama
Saat MRS : klien mengatakan mengeluh bengkak pada tungkai kaki
Saat pengkajian : klien mengatakan mengeluh tungkai kaki bengkak, nafas sesak dan
gatal-gatal pada saat ini
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien mengatakan alasanya masuk Rs kerena merasa tungkai kaki bengkak, nafas sesak
dan gatal-gatal sehingga pergi ke Rs agar medapatkan penanganan lebih intensif.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien mengatakan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dengan berobat ke
puskesmas terdekat
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dan porsi makan
habis dengan nasi, lauk pauk, dan sayuran
Saat sakit : klien mengatakan saat sakit nafsu makanan sedikit menurun
makan 3x sehari dan hanya habis ½ porsi makanan dengan menu bubur,lauk pauk, dan
sayuran
c. Pola Eliminasi
1) BAK
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit BAK sebanyak 3-5 X sehari
dengan warna urine jernih dan bau khas urine
Saat sakit : klien mengatakan saat sakit BAK sebanyak 3-4 X sehari dengan
warna urine kekuningan dan bau khas urine
2) BAB
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum BAB 3X sehari dengan konsistensi
lunak, warna kecoklatan dan bau khas fases
Saat sakit : klien mengatakan saat sakit BAB 3X sehari dengan warna
kecoklatan, dan bau khas fases
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien beraktivitas secara mandiri
Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit aktivitas klien di bantu oleh keluarganya
Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit tidur pada siang hari dan malam hari. Klien tidur pada
siang hari sekitar kurang lebih 2-3 jam dan pada malam hari sekitar kurang lebih 7-8
jam dengan kualitas tidur baik
h. Pola Peran-Hubungan
Klien mengatakan sangat dekat dengan dengan istri dan anaknya
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Klien mengatakan jika mengalami stres, klien lebih banyak menghabiskan waktu dengn
istri dan anaknya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Klien mengatakan beragama hindu, saat dirumah klien sembhyang setiap hari
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : keadaan umum klien lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal : 5 Psikomotor : 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 100x/menit Suhu = 36’C TD =180/100 RR =26x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
I : bentuk leher simetris, tidak ada lesi , tidak ada hiperpigmentasi tidak adanya
pembesaran pada vena juguralis
b. Dada :
Paru
Inspeksi : dada kanan simetris tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan dan krepitasi
Perkusi : terdengar suara paru sanor
Auskultas : terdengar suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : terlihat adanya iktus cardis
Palpasi : teraba adanya iktus cardis
Perkusi : terdengar suara redup
Auskultas: terdengar suara Bj 1 Bj 2 tunggal reguler
d. abdomen :
inspeksi : tidak ada lesi , terlihat adanya distensi abdomen
Auskultas : terdengar suara bising usus 20x/ menit
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : terdengar suara tinpani
e. Genetalia :
Tidak terkaji
f. Integumen :
Tidak terkaji
g. Ekstremitas :
Atas
I : tangan kanan dan kiri simetris,terpasan infus pada tangan kiri bawah,tidak
ada lesi turgor kulit elastis, akral hangat, CRT < 2 detik
P : tidak ada masa tidak ada nyeri tekanan
Bawah
I : kaki kanan dan kiri tidak simetris, adanya bengkak pada tungkai kaki, tidak
ada lesi, turgor kulit elastis, akral hangat CRT< 2 detik
P: adanya nyeri tekan.
h. Neurologis :
Status mental da emosi :
Tidak terkaji
Pengkajian saraf kranial :
Tidak terkaji
Pemeriksaan refleks :
Tidak terkaji
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak terkaji
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
TD : 180/100 mmHg
Nyeri Akut
S : 36°C
RR : 26 x/ menit
N : 100x/ menit
Intoleransi Aktivitas
Sistem pernapasan Gangguan perfusi
jaringan
DS : klien mengatakan sesak
nafas, lemas dan lesu
Sesak nafas
DO : klien terlihat lemas
TD : 180/100 mmHg
Kebutuhan O2 dijaringan tidak
terpenuhi
Gangguan perfusi
jaringan
10 januari 2021 Nyeri akut b/d proses penyakit d/d klien mengatakan 10 januari 2021
mengeluh nyeri pada tungkai kaki dan klien tampak 10.00 wita.
10.00 wita
lemas, nyeri dikarenakan proses penyakit, nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada tungkai
kaki, skla nyeri 4 dari 0-10, nyeri dirasakan hilang
timbu. TD : 180/100 mmHg, Suhu 36°c, RR
26x/menit, Nadi 100x/menit.
10 januari 2021
10 januari 2021 Gangguan perfusi jaringan. b/d penurunan komponen 10.00 wita.
seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen ke
10.00 wita
sel d/d klien mengatakan sesak nafas, lemas dan
lesu.dan klien terlihat lemas dan pucat, CRT< 2 detik,
turgor kulit tidak elastis. TD : 180/100 suhu: 36°c
RR: 26x/menit N : 100x/menit.
10 januari 2021
10.00 wita.
10 januari 2021
Intoleransi Aktivitas b/d penurunan pengiriman
10.00 wita.
oksigen ke jaringan d/d klien mengatakan lemas
hanya bisa berbaring di tempat tidur kerena adanya
bengkak pada tungkai kaki dan klien tampak hanya
bisa berbaring di tempat tidur < 2 detik.
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
09/01/2021 DX 1,2,3 Mengkaji TTV dan kaji skala nyeri DS : klien mengatakan
klien serta keadaan umum klien . mengeluh nyeri pada tungkai
kaki.
TD : 180/100 mmHg
S : 36°C
N : 100x/ menit
DS : klien mengatakan
nyaman saat diberikan posisi
DX 2 Mengaji TTV .pengesian kapiler
semi fowler
warna membran mukosa klien
DO : klien terlihat rilex saat
diberikan posisi semi fowler
S : 36°C
RR : 26 x/ menit
N : 100x/ menit
( TAHUN ) 2015
PUPULATION Jumlah penderita hipertensi di Jawa Tengah pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan
dari 562.117 menjadi 634.860, sedangkan tahun 2012 jumlahnya mencapai 544.771 (Profil
Kesehatan Profinsi Jawa Tengah, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada
pasien hipertensi di Rumah Sakit Tugurejo Semarang
INTERVENSION Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan intervensi
kompres hangat pada leher. Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon sign test
didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) dan uji mann Whitney dengan p value 0,000
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat pada leher
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi, dimana kelompok yang
diberikan kompres hangat pada leher lebih efektif dibandingkan dengan kelompok yang
tidak diberikan kompres hangat pada leher
COMPARISON Nyeri tersebut dapat ditangani dengan penatalaksanaan nonfarmakologis, salah satunya yaitu
dengan menggunakan kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada
pasien hipertensi
OUTCOME melakukan kompres hangat pada leher. Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon
sign test didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) dan uji mann Whitney dengan p value 0,000
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat pada leher
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nyeri+dan+hipertensi&oq=nyeri+dan+h#d=gs_qabs&u=%23p
%3DDrlvjRcVqEsJ
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx valuasi TTd
Jam
TD : 180/100 mmHg
S : 36°C
RR : 26 x/ menit
N : 100x/ menit
P : lanjutkan intervensi
S : Klien mengatakan masih merasa
Sabtu 09-01- DX 2 lemas dan lesu lagi
2021
10:10 wita O : klien tampak tenang CRT<2
detik
TD : 180/100 mmHg
S : 36°C
RR : 26 x/ menit
N : 100x/ menit
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Christine. 2015. Kamus Saku Keperawatan Ed. 31. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2017. Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Nama : Tn. D
No RM : 265445
Umur : 50 Tahun
Tgl MRS : 10 Januari 2020
Jenis kelamin : Laki-laki
Dx Medis : hipertensi
Ruang : cendrawasih
A. Kondisi klien :
Alasan masuk RS : Sebelum dirawat pasien sering mengeluhkan bengkak pada kaki
F. Tindakan keperawatan : tindakan apa yang akan dilakukan, SOP tindakan tersebut
1) Definisi
Posisi high fowler adalah posisi duduk dimana kepala ditinggikan paling sedikit 60-900.
2) Tujuan
a. Membantu pasien beraktivitas (makan, minum dan lain-lain)
b. Menurunkan tekanan intra abdomen
3) Indikasi
a. Pasien dengan masalah kardiovaskuler atau pernafasan
4) Persiapan Pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
5) Persiapan Alat
a. Bantal 5 buah
b. Guling 1 buah
c. Foot board/papan kaki/sandaran kaki
d. Trochantrol roll 2 buah
e. Kantong pasir 2 buah
6) Cara Kerja
Tahap Orientasi
a. Salam pembuka dan perkenalan diri
b. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan nama dan lihat No.RM/tanggal lahir)
c. Jelaskan prosedur
d. Kontrak waktu
e. Tujuan tindakan
f. Tanyakan keluhan klien
g. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
Tahap Dokumentasi
A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat : “Selamat pagi Bapak, perkenalkan saya perawat minggi mahasiswa
keperawatan dari STIKes Wira Medika.
Pasien : “Selamat pagi”.
2. Evaluasi/validasi
Perawat : “Sebelumnya, boleh saya tahu nama serta tanggal lahir bapak?”.
Pasien : “Nama saya Bapak kevin tanggal lahir 14 Agustus 1969”.
Perawat : “Boleh saya lihat gelang tangannya pak?”.
Pasien : “Iya, silahkan sus”.
3. Kontrak
a. Topik
Perawat : “Baik bapak, kedatangan saya kemari yaitu untuk mengatur posisi bapak ke
posisi high fowler atau posisi duduk, dimana bertujuan agar bapak merasa
lebih nyaman serta membentu dalam pernafasan bapak”.
b. Waktu
Perawat : “Waktu yang saya perlukan 15 menit”
c. Tempat
Perawat : “Serta pengaturan posisi ini dilakukan di tempat tidur, bagaimana apakah
bapak bersedia?”.
Pasien : “Iya, bersedia”.
Perawat : “Baik jika memang bapak bersedia, sebelumnya apakah bapak memiliki
keluhan atau ada yang ingin bapak tanyakan terlebih dahulu?”.
Pasien : “Tidak pak ”.
Perawat : “Baik jika memang tidak, saya akan mempersiapkan alatnya terlebih dahulu
ya pak”.
Pasien : “Iya pak ”.
C. TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Perawat : “Baik bapak, saya sudah selesai melakukan pengaturan posisi terhadap
bapak, apa yang bapak rasakan saat ini?”.
Pasien : “Saya merasa lebih nyaman pak ”.