Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPERTENSI

OLEH :

I KOMANG MINGGI SEGARA TAJI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mecehgah timbulnya komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyakit epidemiologis membuktikan
bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg

2. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
a. Hipertensi ringan   : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang  : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat     : Tekanan diastole > 130 mmHg

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)


Bayi 80 / 40 90 / 60
Anak 7-12 th 100 / 60 120 / 80
Remaja 12-17 th 115 / 70 130 / 80
Dewasa 20-45 th 120-125 / 75-80 135 / 90
45-65 th 135-140 / 85 140/90 – 160/95
>65 th 150 / 85 160 / 95

3. Golongan Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
- Endokrin
- Ginjal
c. Hipertensi penyebab lain:
Disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoid akibat penyakit adrenal
atau disfungsi hipofisis.
- Chausing syndrome
- Tumor pituitary
- Toxemia kehamilan
- Stress jangka panjang
- Cedera kepala
- Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi

4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun factor dari
hipertensi primer antara lain :
- Usia
- Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
- Gaya Hidup
- Keturunan 75%
- Emosi /stress
- Merokok
- Alkohol
- Tinggi lemak
- Tinggi sodium /garam
- Obesitas atau kegemukan
b. Etiologi pada hipertensi sekunder :
- Endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
- Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut
 Tumor
c. Hipertensi penyebab lain:
- Chausing syndrome
- Tumor pituitary
- Toxemia kehamilan
- Stress jangka panjang
- Cedera kepala
- Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi

5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun telah
banyak penyebab yang diidentifikasi seperti factor :
 Atherosclerosis
 Meningkatnya intake sodium
 Baroroseptor
 Raktor genetic
- Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan
elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan aorta & arteri dalam
mengakomodasikan volume darah sehingga terjadi Penurunan curah jantung
dan Peningkatan tekanan perifer yang menyebabkan tekanan darah
meningkat.
- Paikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf simpatis
melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan berpengaruh
kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
- Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat mempengaruhi
sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan
terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah
meningkat.
- Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
- Gaya HIdup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan dinding
pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi meningkat.

6. Manifestasi Klinis
- Kelelahan , letih
- Nafas pendek
- Sakit kepala, pusing
- Mual, muntah
- Gemetar
- Nadi cepat setelah aktivitas
- Gangguan penglihatan
- Sering marah
- Mimisan
- Kaku pada leher atau bahu
- Kesadaran menurun
7. Komplikasi
- Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada retina.
- Stroke
- Penurunan fungsi ginjal
- Kelainan jantung

8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab )
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
- Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
- Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti jeroan
- Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
- Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
- Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan

10. Pencegahan
- Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
- Kurangi beban pikiran yang berat
- Menurunkan berat badan
- Olah raga secara teratur
- Memperbanyak makan buah dan sayur
- Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
- Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
- Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
11. PATHWAY HIPERTENSI

Umur Gaya Hidup Merokok Alkohol Psikologi

> 50 tahun Mengkonsumsi makanan Komponen Toksik Bersifat dingin Stress/emosi


tinggi kolesterol (nikotin) dalam rokok mempengaruhi
mempengaruhi sekresi sekresi rennin
rennin
Terjadi perubahan Merangsang
Hiperlipidemia
struktur dan fungsi hipotalamus
dari pembuluh darah Masuk ke pembuluh Kekakuan dinding mempengaruhi
darah pembuluh darah saraf simpatis
melepaskan
Penumpukan lemak hormone adrenalin
Hilangnya elastisitas jaringan Penumpukan flek pada Gangguan aliran
ikat, penurunan elastisitas otot dinding pembuluh darah darah ke jantung
pembuluh darah
Vasokontriksi
Penebalan dinding pembuluh
Penurunan curah
darah akibat plak
jantung

Penurunan kemampuan aorta


& arteri dalam Penyempitan dinding pembuluh
Peningkatan
mengakomodasikan volume darah (Atherosclerosis) tekanan perifer
darah

Vasokontriksi
Penurunan curah jantung

Peningkatan tekanan perifer HIPERTENSI

Kardiovaskuler Neurosensori Perubahan status


Sistem Pernafasan
kesehatan

Kekurangan sumber
Perubahan irama Pusing, sakit
Dyspnea, nafas pendek, pengetahuan
jantung, palpasi dan kepala Penurunan Penglihatan
batuk, takiepnea
distritmia nafsu makan kabur

Rangsangan Kurangnya akses


Kebutuhan O2 dijaringan
Nyeri mekanis informasi
tidak terpenuhi Resti Gangguan
Penurunan kemampuan
Anoreksia
Persepsi Sensori :
jantung mempompa darah
Nosiseptor Penglihatan
keletihan, kelemahan Ketidak mampuan
Persepsi
Penurunan Intoleransi Aktivitas Intake nutrisi memberikan feedback
nyeri
Curah Jantung menurun terkait kondisi saat ini
Gangguan Perfusi Jaringan Tampak kebingungan
Nyeri Akut Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
Defisit pengetahuan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi.
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Pada pasien hipertensi biasanya mengeluh sakit kepala
2) Riwayat penyakit sekarang
Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai
3) Riwayat penyakit sebelumnya
Tanyakan riwayat penyakit yang pernah dialami klien seperti riwayat hipertensi,
penyakit jantung, DM dll
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pada klien hipertensi biasanya terdapat anggota keluarga yang mengidap juga
(bersifat menurun)

b. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Pasien biasanya mengalami dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok
2) Makan dan minum
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.
3) Eliminasi
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri
4) Pola aktifitas dan latihan
Pada klien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan,
kelemahan otot dan kesadaran menurun
5) Rasa Nyaman
Pasien biasanya mengeluh pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah
beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis)
c. Pemeriksaan fisik
Berat badan dan tinggi badan
Mata : Retina, pupil
Leher : JVP, bising
Paru : Pernafasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas).
Jantung :
1) Denyut nadi
2) Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam
posisi bebaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit.
3) Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jika nilainya berbeda
makan nilai yang tertingi yang diambil.
4) Suara jantung.
5) Bising jantung.
Abdomen : Bising dan peristaltic.
Ekstrimitas : Refleks dan edema.

d. Pemeriksaan penunjang
1) EKG :
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya
peenyakit jantung atau aritmia.
2) Laboratorium :
Fungsi ginjal: urin lengkap(urinalisis) Ureum, creatinin, BUN dan asam urat, serta
darah lengkap lainnya.
3) Foto rontgen :
4) Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.
5) Ekokardiogram :
Tampak penebalan dinding ventrikel, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi diastolic dan sistolik.
2. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
c. Penurunan curah jantung berhubungan denganketidak adekuatan jantung memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ditandai yang oleh tekanan
darah meningkat
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis yang ditandai oleh nafsu makan
menurun
e. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan yang ditandai
dengan respon tidak sesuai
3. Rencana Keperawatan (Intevensi)

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan Mandiri :


peningkatan tekanan vascular keperawatan selama …. x 24 1. Kaji skala nyeri/rasa tidak 1. Menganjurkan pasien
serebral jam diharapkan masalah nyaman dengan untuk melokalisasi
Ditandai dengan : nyeri akut dapat teratasi, menggunakan skala 0-10. kuantitas nyeri yang
- pasien mengatakan terasa dengan kriteria hasil : Observasi adanya tanda- menunjukkan adanya
nyeri di kepala  Pasien mengatakan tanda nonverbal dari nyeri perubahan dan adanya
- penglihatan kabur, nyerinya berkurang tersebut (wajah tampak perbaikan.
- mual muntah,  Pasien tampak rileks menahan sakit, meringis,
- pasien tampak meringis,  Pasien tidak meringis menarik diri/menangis).
- pasien tampak  Skala nyeri 0 dari 0-10 2. Mempertahankan tirah 2. Meminimalkam stimulasi
memegang kepalanya skala nyeri yang baring selama fase akut / meningkatkan relaksasi
diberikan 3. Berikan tindakan 3. Tindakan yang
 Pasien tampak tidak nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan
memegangi matanya menghilangkan sakit vaskuler dan yang
lagi. kepala, misalnya kompres memperlambat/memblok
 Tanda-tanda vital dingin pada dahi, pijat respon simpatis efektif
dalam rentang normal : punggung dan leher, dalam menghilangkan
- Tekanan darah redupkan lampu kamar, sakit kepala dan
(110/70-120/80mmHg) teknik relaksasi ( panduan komplikasinya
- Nadi (60-100x/mnt) imajinasi, distraksi ) dan
- Respirasi (16-20x/mnt) aktivitas waktu senggang
- Suhu (36,8 0C – 37,4 4. Ajarkan menggunakan tehnik 4. Pernafasan dalam dapat
0
C) relaksasi dan distraksi meningkatkan asupan O2

(mendengarkan musik atau sehingga akan

berbicara dengan keluarga) menurunkan nyeri


sekunder dari iskemia
jaringan otak.

5. Gunakan pencahayaan 5. Cahaya dapat

yang lebih gelap dari yang menyebabkan nyeri pada

diperlukan. berbagai kondisi mata,


dank arena
pengistirahatan mata
dapat memfasilitasi
penyembuhan.

Kolaborasi :
6. Berikan obat analgetik 6. Dapat mengurangi

(lorezepam ( ativan ), tegangan dan

diazepam ( valium ) sesuai ketidaknyamanan yang di

kebutuhan. Hindari perberat oleh stress.

penggunaan narkotika.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2. Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah diberikan asuhan Mandiri :


dengan ketidakseimbangan antara keperawatan selama …x24 1. Kaji respons pasien 1. Menyebutkan parameter
suplai dan kebutuhan oksigen. jam di harapkan masalah terhadap aktifitas, membantu dalam
intoleransi aktifitas dapat perhatikan frekuensi mengkaji respons
teratasi, dengan kriteria hasil nadi lebih dari 20 kali fisiologi terhadap stress
: per menit di atas sktifitas dan, bila ada
frekuensi istirahat; merupakan indicator
peningkatan TD yang dari kelebihan kerja
nyata selama/sesudah yang berkaitan dengan
aktifitas (tekanan sistolik tingkat aktifitas.
meningkat 40 mmHg
atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmHg);
dispenea atau nyri dada;
keletihan dan kelemahan
yang berlebihan;
diaforosis; pusing atau
pingsan.
2. Instruksikan pasien 2. Teknik menghadap
tentang teknik energi mengurangi
penghematan energy, penggunaan energy, juga
mis, menggunakan kursi membantu
saat mandi, duduk saat keseimbangan antara
menyisir rambut atau suplai dan kebutuhan
penyikat gigi, melakukan oksigen.
aktifitas dengan
perlahan.
3. Berikan dorongan untuk 3. Kemajuan aktifitas
melakukan bertahap mencegah
aktifitas/perawatan diri peningkatan jantung
bertahap jika dapat tiba-tiba. Memberikan
ditoleransi, berikan bantuan hanya sebatas
bantuan sesuai kebutuhan akan
kebutuhan. kur dan mendorong
pantau tanda-tanda vital kemandiriaan dalam
(suhu, respirasi, nadi) melakukan aktifitas.
ntuk mengetahui
perkembangan kondisi
pasien.
4. Implementasi
Menyesuaikan dengan intervensi yang direncanakan

5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP.
PENUGASAN PRAKTIK LABORATURIUM KLINIK KEPERAWATAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D DENGAN DIAGNOSA MEDIS

HIPERTENSI ”

OLEH
KELOMPOK : 02

I Komang Minggi Segara Taji (193213017)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGARAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA
TANGGAL 09-JANUARI 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indoneisa
Alamat : jln Melati No.05 Dps Utara
Tanggal Masuk : 10 Januari 2021
Tanggal Pengkajian ......................................................................................................:
10 Januari 2021
No. Register : 150672
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. s
Umur : 42 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln Melati No.05 Dps Utara

2. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama
Saat MRS : klien mengatakan mengeluh bengkak pada tungkai kaki
Saat pengkajian : klien mengatakan mengeluh tungkai kaki bengkak, nafas sesak dan
gatal-gatal pada saat ini
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien mengatakan alasanya masuk Rs kerena merasa tungkai kaki bengkak, nafas sesak
dan gatal-gatal sehingga pergi ke Rs agar medapatkan penanganan lebih intensif.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien mengatakan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dengan berobat ke
puskesmas terdekat

2. Satus Kesehatan Masa Lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan pernah mengalami deman, batuk, dan diare
2. Pernah dirawat
Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
3. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan,obat,cuaca atau
lingkungan
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
klien mengatakan adanya riwayat kesehatan keluarga seperti hipertensi
3. Riwayat Penyakit Keluarga
-
4. Diagnosa Medis dan therapy
-

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum MRS : klien mengatakan jika sakit biasanya berobat di puskesmas dan
menjaga kesehatannya dengan mengatur pola makan
Saat MRS : klien mengatakan mempercayakan pengobatannya kepada tenaga
kesehatan

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dan porsi makan
habis dengan nasi, lauk pauk, dan sayuran
 Saat sakit : klien mengatakan saat sakit nafsu makanan sedikit menurun
makan 3x sehari dan hanya habis ½ porsi makanan dengan menu bubur,lauk pauk, dan
sayuran

c. Pola Eliminasi
1) BAK
 Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit BAK sebanyak 3-5 X sehari
dengan warna urine jernih dan bau khas urine
 Saat sakit : klien mengatakan saat sakit BAK sebanyak 3-4 X sehari dengan
warna urine kekuningan dan bau khas urine
2) BAB
 Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum BAB 3X sehari dengan konsistensi
lunak, warna kecoklatan dan bau khas fases
 Saat sakit : klien mengatakan saat sakit BAB 3X sehari dengan warna
kecoklatan, dan bau khas fases

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri

Makan dan minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Berpindah √

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

2) Latihan
 Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien beraktivitas secara mandiri

 Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit aktivitas klien di bantu oleh keluarganya

e. Pola kognitif dan Persepsi


Klien mengatakan mengetahui tentang sakitnya yang dialami saat ini

f. Pola Persepsi-Konsep diri


Klien mengatakan merasa bahagia dengan kelurganya

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit tidur pada siang dan malam hari. Klien tidur pada
siang sekitar kurang lebih 2-3 jam dan pada malam hari sekitar kurang lebih 8-9 jam
dengan kualitas tidur baik

 Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit tidur pada siang hari dan malam hari. Klien tidur pada
siang hari sekitar kurang lebih 2-3 jam dan pada malam hari sekitar kurang lebih 7-8
jam dengan kualitas tidur baik

h. Pola Peran-Hubungan
Klien mengatakan sangat dekat dengan dengan istri dan anaknya

i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit :-
 Saat sakit :-
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Klien mengatakan jika mengalami stres, klien lebih banyak menghabiskan waktu dengn
istri dan anaknya

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Klien mengatakan beragama hindu, saat dirumah klien sembhyang setiap hari

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : keadaan umum klien lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal : 5 Psikomotor : 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 100x/menit Suhu = 36’C TD =180/100 RR =26x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
I : bentuk leher simetris, tidak ada lesi , tidak ada hiperpigmentasi tidak adanya
pembesaran pada vena juguralis

b. Dada :
 Paru
Inspeksi : dada kanan simetris tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan dan krepitasi
Perkusi : terdengar suara paru sanor
Auskultas : terdengar suara nafas vesikuler
 Jantung
Inspeksi : terlihat adanya iktus cardis
Palpasi : teraba adanya iktus cardis
Perkusi : terdengar suara redup
Auskultas: terdengar suara Bj 1 Bj 2 tunggal reguler

c. Payudara dan ketiak :


Tidak terkaji

d. abdomen :
inspeksi : tidak ada lesi , terlihat adanya distensi abdomen
Auskultas : terdengar suara bising usus 20x/ menit
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : terdengar suara tinpani

e. Genetalia :
Tidak terkaji
f. Integumen :
Tidak terkaji

g. Ekstremitas :
 Atas
I : tangan kanan dan kiri simetris,terpasan infus pada tangan kiri bawah,tidak
ada lesi turgor kulit elastis, akral hangat, CRT < 2 detik
P : tidak ada masa tidak ada nyeri tekanan
 Bawah
I : kaki kanan dan kiri tidak simetris, adanya bengkak pada tungkai kaki, tidak
ada lesi, turgor kulit elastis, akral hangat CRT< 2 detik
P: adanya nyeri tekan.

h. Neurologis :
 Status mental da emosi :
Tidak terkaji
 Pengkajian saraf kranial :
Tidak terkaji
 Pemeriksaan refleks :
Tidak terkaji

b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak terkaji

5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)

DS : klien mengatakan Neurosensori Nyeri Akut


mengeluh nyeri pada tungkai
kaki

P : nyeri dikarenakan proses Bengkak pada tungkai kaki


penyakit

Q : nyeri dirasakan seperti Rangsangan nyeri mekanis


tertusuk-tusuk

R : nyeri pada tungkai kaki


Nosiseptor persepsi nyeri
S : skla nyeri 4 dari 0-10

T : nyeri dirasakan hilang


timbul. Terlihat kesakitan

DO : klien tampak lemas

TD : 180/100 mmHg
Nyeri Akut
S : 36°C

RR : 26 x/ menit

N : 100x/ menit

DS : klien mengatakan lemas Dyspenea Intoleransi Aktivitas


hanya bisa berbaring di
tempat tidur kerena adanya
bengkak pada tungkai kaki Kebutuhan 02 dijaringan tidak
terpenuhi
DO : klien tampak hanya bisa
berbaring di tempat tidur < 2
detik
Keletihan,kelemahan

Intoleransi Aktivitas
Sistem pernapasan Gangguan perfusi
jaringan
DS : klien mengatakan sesak
nafas, lemas dan lesu
Sesak nafas
DO : klien terlihat lemas

TD : 180/100 mmHg
Kebutuhan O2 dijaringan tidak
terpenuhi

Keletihan dan kelemahan

Gangguan perfusi
jaringan

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

N TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


O JAM
DITEMUKAN TERATASI

10 januari 2021 Nyeri akut b/d proses penyakit d/d klien mengatakan 10 januari 2021
mengeluh nyeri pada tungkai kaki dan klien tampak 10.00 wita.
10.00 wita
lemas, nyeri dikarenakan proses penyakit, nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada tungkai
kaki, skla nyeri 4 dari 0-10, nyeri dirasakan hilang
timbu. TD : 180/100 mmHg, Suhu 36°c, RR
26x/menit, Nadi 100x/menit.

10 januari 2021

10 januari 2021 Gangguan perfusi jaringan. b/d penurunan komponen 10.00 wita.
seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen ke
10.00 wita
sel d/d klien mengatakan sesak nafas, lemas dan
lesu.dan klien terlihat lemas dan pucat, CRT< 2 detik,
turgor kulit tidak elastis. TD : 180/100 suhu: 36°c
RR: 26x/menit N : 100x/menit.

10 januari 2021

10.00 wita.
10 januari 2021
Intoleransi Aktivitas b/d penurunan pengiriman
10.00 wita.
oksigen ke jaringan d/d klien mengatakan lemas
hanya bisa berbaring di tempat tidur kerena adanya
bengkak pada tungkai kaki dan klien tampak hanya
bisa berbaring di tempat tidur < 2 detik.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Rencana Perawatan Ttd
Hari/ No
Tgl Dx Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil

Setelah diberikan asuhan 1. mengaji TTV dan mengaji 1. untuk mengetahui


keperawatan 1x24 skala nyeri klien keadaan umum klien
jam.diharapkan rasa dan memantau skala
nyeri klien dapat nyeri
berkurang dengan kriteria
2. berikan klien posisi yang 2. meningkatkan rasa
hasil: nyaman nyaman dan
meningkatkan aliran
- Melaporkan
balik vena dan
bahwa nyeri
mengurangi edema/nyeri
berkurang dengan
menggunakan
3. ajarkan klien menggunakan 3.mengalihkan perhatian
manajemen nyeri
teknik manajemen nyeri thd nyeri dan
- Menyatakan rasa
(teknik relaksasi nafas dalam) meningkatkan control
nyaman setelah
pada nyeri
rasa nyeri
berkurang
4. kolaborasikan dalam 4. menurunkan rasa
- Klien tampak
pemberian obat analgenik nyeri melalui
tenang dan gelih
sesuai dengan indikasi mekanisme penghambat
- TTV dalam batas
rangsangan nyeri balik
normal :
secara sentral.
TD : sistolik 110-
130 mmHg
Diastolic 70-90
mmHg
N:
60-100x/menit
S : 36,5-37,5°c
RR : 16-
1. Kaji TTV pengisian 1. untuk mengetahui
20x/menit
kapiler,warna membrane kondisi klien dan
Setelah diberikan asuhan mukosa memberi informasi
keperawatan selama 1x24 tentang keadekuatan
jam, diharapkan perfusi perfusi jaringan
jaringan adekuat, dengan
kriteria hasil :
2. tinggikan kepala tempat tidur 2. meningkatkan
- Menunjukan
ekspensi paru dan
perfusi jaringan
adekuat sesuai dengan toleransi memaksimalkan
- CRV < 2 detik oksigenesasi
- Kebutuhan O2
jaringan terpenuhi
- Pengisian kapiler 3. Vasokantriksi
baik 3. catat keluhan rasa dingin penurunan sirkulasi
- Tidak ada sianasis pertahanan suhu lingkungan dan perifer pemberian rasa
- Akral hangat tubuh sesuai dengan indikasi hangat harus seimbang
- TTV dengan dengan kebutuhan
batas normal
4. meningkatkan jumlah
4. kolaborasikan dalam sel pembawa oksigen
pemberian transfuse, agar transpart O2 ke
pemeriksaan Hb/Ht pemberian jaringan dpt maksimal.
oksigen sesuai indikasi
1. untuk mengetahui
1. kaji TTV saat periode respon klien terhadapat
Setelah diberikan asuhan
istirahat aktivitas
keperawatan selama 1x24
jam, diharapkan klien
2. agar kebutuhan O2
menunjukan
2. pertahankan posisi semi tetap terpenuhi
peningkatkan intoleransi
fowler dan berikan oksigen bila
aktivitas dengan kateria
terjadi sesak nafas setelah
hasil :
beraktivitas
- Dapat melakukan 3. imabilisasi yang lama
aktivitas tanpa 3. latih RAM bila keadaan klien akan menyebabkan
bantuan orang memungkinkan dekubitas
lain
- Mampu
berpindah dengan 4. menghemat energy
atau tanpa 4. kolaborasikan dengan klien klien agar tidak
bantuan alat teknik penghematan energy kelelahan
untuk beraktivitas dan
tingkatkan aktivitas klien
sesuai dengan kemampuan

D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

09/01/2021 DX 1,2,3 Mengkaji TTV dan kaji skala nyeri DS : klien mengatakan
klien serta keadaan umum klien . mengeluh nyeri pada tungkai
kaki.

P : nyeri dikarenakan proses


penyakit

Q : nyeri dirasakan seperti


tertusuk-tusuk
R : nyeri pada tungkai kaki

S : skla nyeri 4 dari 0-10

T : nyeri dirasakan hilang


timbul.

DO : klien tampak lemas

TD : 180/100 mmHg

S : 36°C

DX 3 Memberikan tindakan semifower RR : 26 x/ menit

N : 100x/ menit

DS : klien mengatakan
nyaman saat diberikan posisi
DX 2 Mengaji TTV .pengesian kapiler
semi fowler
warna membran mukosa klien
DO : klien terlihat rilex saat
diberikan posisi semi fowler

DS : klien mengatakan lemas


dan merasa lesu

DO : klien terlihat lemah dan


dan pucat, CRT< 2 detik
turgor kulit tidak elastis .

DX 3 Melatih ROM klien TD : 180/100 mmHg

S : 36°C
RR : 26 x/ menit

N : 100x/ menit

DS: klien mengatakan masih


sedikit lemas dan lesu

DO : klien tampak kooperatif


dalam mengikuti latihan
ROM yang diberikan.

ANALISA JURNAL MENGGUNAKAN PICOT

PENELITIAN Dody setyawan

( TAHUN ) 2015

JUDUL JURNAL PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA KAKI BENGKAK


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA TUNGKAI KAKI PASIAN
HIPERTENSI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PUPULATION Jumlah penderita hipertensi di Jawa Tengah pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan
dari 562.117 menjadi 634.860, sedangkan tahun 2012 jumlahnya mencapai 544.771 (Profil
Kesehatan Profinsi Jawa Tengah, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada
pasien hipertensi di Rumah Sakit Tugurejo Semarang

INTERVENSION Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan intervensi
kompres hangat pada leher. Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon sign test
didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) dan uji mann Whitney dengan p value 0,000
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat pada leher
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi, dimana kelompok yang
diberikan kompres hangat pada leher lebih efektif dibandingkan dengan kelompok yang
tidak diberikan kompres hangat pada leher

COMPARISON Nyeri tersebut dapat ditangani dengan penatalaksanaan nonfarmakologis, salah satunya yaitu
dengan menggunakan kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada
pasien hipertensi

OUTCOME melakukan kompres hangat pada leher. Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon
sign test didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) dan uji mann Whitney dengan p value 0,000
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat pada leher
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi.

TIME Bulan Maret- April 2014

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nyeri+dan+hipertensi&oq=nyeri+dan+h#d=gs_qabs&u=%23p
%3DDrlvjRcVqEsJ
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx valuasi TTd
Jam

1 Sabtu-09-01- DX 1 S : klien mengatakan masih sedikit


2021 merasa nyeri pada tungkai kaki

10:00 wita P : nyeri dikarenakan proses


penyakit

Q : nyeri dirasakan seperti


tertusuk-tusuk

R : nyeri pada tungkai kaki

S : skla nyeri 4 dari 0-10

T : nyeri dirasakan hilang


timbul.

O : klien tampak belum tenang

TD : 180/100 mmHg

S : 36°C

RR : 26 x/ menit

N : 100x/ menit

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
S : Klien mengatakan masih merasa
Sabtu 09-01- DX 2 lemas dan lesu lagi
2021
10:10 wita O : klien tampak tenang CRT<2
detik

TD : 180/100 mmHg

S : 36°C

RR : 26 x/ menit

N : 100x/ menit

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

S : klien merasakan masih merasa


Sabtu 09-01- DX 3
lemas dan lesu lagi
2021
10: 10 wita
O : klien dampak merasa nyaman
dan kooperatif dalam mengikuti
latihan ROM yang diberikan dank
lien mampu berpindah tanpa bantuan
orang lain

A : masalah belum teratasi


P : lanjut intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2015. Kamus Saku Keperawatan Ed. 31. Jakarta : EGC

Brunner and Suddarth.2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Gunawan, Lany. 2014. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius


Mary Baradero, dkk. 2016. Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta : 2017C

Muttaqin, Arif. 2017. Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta : EGC

Tambayong, Jan. 2017. Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. D
No RM : 265445
Umur : 50 Tahun
Tgl MRS : 10 Januari 2020
Jenis kelamin : Laki-laki
Dx Medis : hipertensi
Ruang : cendrawasih

A. Kondisi klien :
Alasan masuk RS : Sebelum dirawat pasien sering mengeluhkan bengkak pada kaki

B. Riwayat masuk panti


Keluarga pasien mengatakan beberapa hari sebelum dirawat pasien sering mengeluhkan
bengkak pada kaki kemudian keluarga mengantar pasien ke rumah sakit.
C. Data fokus
DS : Pasien mengeluhkan bengkak pada tungkai kaki

DO : klien tampa hanya bisa berbaring di tempat tidur < 2 detik


- RR: 26x/menit
- TD:180/80 mmHg
- Nadi: 100x/menit
- Suhu : 36°c

D. Diagnosa keperawatan (masalah)


- Gangguan perfusi jaringan
- Nyeri akut

E. Tujuan khusus : tujuan yang akan dicapai, kriteria hasil.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan pola nafas pasien
efektif, dengan kriteria hasil:

1. melaporkan bahwa nyering berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

F. Tindakan keperawatan : tindakan apa yang akan dilakukan, SOP tindakan tersebut

Memberikan posisi high fowler pada pasien

1) Definisi
Posisi high fowler adalah posisi duduk dimana kepala ditinggikan paling sedikit 60-900.

2) Tujuan
a. Membantu pasien beraktivitas (makan, minum dan lain-lain)
b. Menurunkan tekanan intra abdomen

3) Indikasi
a. Pasien dengan masalah kardiovaskuler atau pernafasan
4) Persiapan Pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan

5) Persiapan Alat
a. Bantal 5 buah
b. Guling 1 buah
c. Foot board/papan kaki/sandaran kaki
d. Trochantrol roll 2 buah
e. Kantong pasir 2 buah

6) Cara Kerja
Tahap Orientasi
a. Salam pembuka dan perkenalan diri
b. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan nama dan lihat No.RM/tanggal lahir)
c. Jelaskan prosedur
d. Kontrak waktu
e. Tujuan tindakan
f. Tanyakan keluhan klien
g. Berikan kesempatan klien untuk bertanya

Tahap Kerja

a. Jaga privasi klien


b. Cuci tangan efektif
c. Angkat serta dudukkan pasien
d. Atur bantal pada sandaran
e. Sandarkan pasien pada sandaran
f. Letakkan guling dibawah lipatan lutut
g. Letakkan kedua tangan diatas bantal
h. Pasang sandaran kaki (jika tidur agak lama pada posisi high fowler)
i. Rapikan tempat tidur

Tahap Terminasi

a. Evaluasi hasil kegiatan (Subjektif dan Objektif)


b. Berikan reinforcement positif pada pasien
c. Kontrak pertemuan selanjutnya
d. Salam penutup
e. Cuci tangan efektif

Tahap Dokumentasi

- Catat hasil tindakan dan respon klien didalam catatan keperawatan

Denpasar, 11 Januari 2021


Mahasiswa

(I komang minggi segara taji)

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat : “Selamat pagi Bapak, perkenalkan saya perawat minggi mahasiswa
keperawatan dari STIKes Wira Medika.
Pasien : “Selamat pagi”.

2. Evaluasi/validasi
Perawat : “Sebelumnya, boleh saya tahu nama serta tanggal lahir bapak?”.
Pasien : “Nama saya Bapak kevin tanggal lahir 14 Agustus 1969”.
Perawat : “Boleh saya lihat gelang tangannya pak?”.
Pasien : “Iya, silahkan sus”.

3. Kontrak
a. Topik
Perawat : “Baik bapak, kedatangan saya kemari yaitu untuk mengatur posisi bapak ke
posisi high fowler atau posisi duduk, dimana bertujuan agar bapak merasa
lebih nyaman serta membentu dalam pernafasan bapak”.

b. Waktu
Perawat : “Waktu yang saya perlukan 15 menit”

c. Tempat
Perawat : “Serta pengaturan posisi ini dilakukan di tempat tidur, bagaimana apakah
bapak bersedia?”.
Pasien : “Iya, bersedia”.
Perawat : “Baik jika memang bapak bersedia, sebelumnya apakah bapak memiliki
keluhan atau ada yang ingin bapak tanyakan terlebih dahulu?”.
Pasien : “Tidak pak ”.
Perawat : “Baik jika memang tidak, saya akan mempersiapkan alatnya terlebih dahulu
ya pak”.
Pasien : “Iya pak ”.

B. KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan) : komunikasi saat melakukan tindakan


- Tutup sampiran
- Cuci tangan efektif
Perawat : “Baik bapak sebelumnya bapak dapat duduk terlebih dahulu, saya bantu
pak”.
Pasien : “Baik pak ”.
Perawat : “Selanjutnya saya akan mengatur bantal pada sandarannya ya pak, permisi
bapak”.
Pasien : “Iya, silahkan pak ”.
Perawat : “Bapak dapat bersadar sekarang ya pak”.
Pasien : “Baik sus”.
Perawat : “Permisi bapak saya akan meletakkan guling pada lipatan lutut bapak”,
(Pasang sandaran kaki jika agak lama pada sikap fowler).
Pasien : “Iya pak”.
- Rapikan pasien

C. TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Perawat : “Baik bapak, saya sudah selesai melakukan pengaturan posisi terhadap
bapak, apa yang bapak rasakan saat ini?”.
Pasien : “Saya merasa lebih nyaman pak ”.

2. Berikan reinforcement positif


Perawat : “Terimakasih karena bapak telah mengikuti instrusi saya dengan baik”.
Pasien : “Iya pak ”.

3. Kontrak yang akan datang


Perawat : “Nanti sekitar 30 menit saya akan kemari lagi untuk memeriksa keadaan
bapak, sebelum saya tinggalkan keruangan, apakah bapak memiliki keluhan
atau ada yang ingin bapak tanyakan terlebih dahulu?”.
Pasien : “Tidak pak ”
Perawat : “Baik jika memang tidak, semisalnya nanti bapak memiliki keluhan, bapak
bisa memencet bel yang ada di sebelah bapak, atau menyuruh keluarga
memanggil perawat diruang perawat”.
Pasien : “Baik pak ”.
Perawat : “Bapak dapat beristirahat kembali, semoga bapak cepat sembuh ya, saya
permisi keruangan iya pak, selamat pagi”.
Pasien : “Iya silahkan pak , terima kasih”.
Perawat : “Iya sama-sama bapak”.

Denpasar 11 Januari 2021


Mahasiswa

(I Komang Minggi Segara Taji )

Anda mungkin juga menyukai