Anda di halaman 1dari 29

 Merupakan suatu penyakit kardiovaskular dan

merupakan salah satu faktor resiko utama


gangguan jantung.
 Adalah suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri.
 Hiper : Berlebihan
 Tensi : Tekanan / tegangan
 Hipertensi merupakan gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkan kenaikkan
tekanan darah diatas nilai normal
Faktor – faktor yang memicu
terjadinya Hipertensi
1. Meningkatnya aktifitas sistem saraf
( berhubungan dengan meningkatnya respon
terhadap stress psikososial.
2. Produk yang berlebihan pada hormon yang
menahan natrium dan vasokonstriktor.
3. Asupan natrium (garam) berlebihan.
4. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium.
5. Meningkatnya sekresi renin sehingga
mengakibatkan meningkatnya produk
angiotensin II dan aldosteron.
PADA PEMERIKSAAN DARAH AKAN
DIDAPAT 2 ANGKA :

1. Angka yang tinggi ( saat jantung


berkontraksi ) disebut SISTOLIK
2. Angka yang lebih rendah ( saat
jantung berelaksasi ) disebut DIASTOLIK

CONTOH : 120/80 mmHg,


 Di AMERIKA diperkirakan 30 % penduduk (50 jt
jiwa) menderita tekanan darah tinggi (140/90
mmHg)
 Umumnya tekanan darah bertambah secara
perlahan dengan bertambahnya umur.
 Resiko untuk menderita hipertensi pada populasi
diatas 55 tahun yang tadinya normal adalah 90
%.
 Sampai dgn umur 55 tahun laki-laki lebih banyak
menderita dibandingkan perempuan.
 Dari umur 55 s/d 74 tahun , lebih banyak
perempuan.
 Tekanan sistolik terus meningkat sampai
usia 80 tahun.

 Tekanan diastolik terus meningkat sampai


usia 55-60 tahun
 Kemudian berkurang perlahan-lahan atau
bahkan menurun dratis.

 Bayi dan anak-anak secara normal


memiliki tekanan darah < dewasa
NORMAL NORMAL TINGGI
< 130 mmHg/ 85 mm Hg 130 -139 mmHg / 85-89 mmHg
Stadium 1
HIPERTENSI RINGAN
140-159 mmHg / 90-99 mmHg
Stadium 2

HIPERTENSI SEDANG
160-179 mmHg/ 100-109 mmHg
Stadium 3

HIPERTENSI BERAT
180-209 mmHg/ 110-119mmHg
Stadium 4

HIPERTENSI MALIGNA
> 210 mmHg/ >120 mmHg
Peningkatan tekanan darah dalam
arteri dapat melalui beberapa cara
1. Jumlah cairan yang mengalir lebih banyak per
detiknya.
2. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi
kaku. Karena dinding menebal dan kaku (tjd
arteriosklerosis).
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi.
pada kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air
dalam tubuh.
HIPERTENSI ESENSIAL (PRIMER)

Hipertensi yang penyebabnya tidak


diketahui. Terjadi pada sekitar 90 %
penderita hipertensi.
Sensitive garam Genetik (turunan)
Homeostatis Renin Umur
Resistansi Insulin Obesitas
Tidur Apneu
TIDAK DAPAT DISEMBUHKAN TETAPI
DAPAT DIKONTROL
HIPERTENSI SEKUNDER
*5 – 10 % penderita hipertensi, Penyebabnya
adalah penyakit ginjal dan penyakit
renovaskular.
*1 _ 2 % penderita hipertensi, Penyebabnya
adalah kelaianan hormonal dan pemakaian obat
tertentu.
Penyakit ginjal :
Stenosis arteri renalis Penyakit ginjal polikista
Pielonefritis Trauma pd ginjal (luka)
Glomerulonefritis Penyinaran pada ginjal
Tumor-tumor ginjal
 Kelainan Hormonal :
Hiperaldosteronisme
Sindrom Cushing (sekresi kortisol yang berlebihan)
Feokromositoma
Tumor pada kelenjar adrenal

 Obat-obatan
Pil KB Kokain
Kortikosteroid Alkohol
siklosporin Kayu manis (>>>)
Eritropoietin

 Penyebab Lain
Koartasio aorta Keracunan timbal
Preeklamsi pada kehamilan Porfiria intermiten
6. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO)
dan peptide natriuretik.

7. Perubahan dalam ekspresi sistem kliren yang


mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh
ginjal.

8. Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan


pada pembuluh darah kecil di ginjal.

9. Diabetes mellitus.
10. Resistensi insulin
11. Obesitas
12. Meningkatnya aktifitas vaskular growth faktor.
13. Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi
denyut jantung.

14. Berubahnya transpor ion dalam sel


Mekanisme Patofisilogi dari
Hipertensi
 Secara umum terlihat sehat atu beberapa
sudah mempunyai faktor resiko tambahan.
 Kebanyakkan Asimptomatik
 Pada sebagian besar hipertensi tidak
menimbulkan gejala, gejala yang mungkin
terjadi:

Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,


wajah kemerahan dan kelelahan.
(ini dapat terjadi pada penderita hipertensi atau
normal)
Gejala pada Hipertensi berat atau
menahun
 Sakit kepala , kelelahan
 Mual muntah
 Sesak napas, gelisah
 Pandangan menjadi kabur (terjadi karena
kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal).
 Penurunan kesadaran dan koma karena
terjadi pembengkakkan otak.
Ada tiga tujuan evaluasi pasien dengan
hipertensi :

1. Menilai gaya hidup dan identifikasi


faktor-faktor resiko yang mungkin
mempengaruhi.
2. Mencari penyebab tekanan darah tinggi.
3. Menentukan ada tidaknya kerusakkan
organ target dan penyakit kadiovaskular.
SUMBER DATA

1. Anamnesis mengenai keluhan pasien.


2. Riwayat penyakit dahulu dan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
4. Tes laboratorium rutin
5. Prosedur diagnostik lainnya
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Fundoskopi
 Perhitungan BMI ( Body mass index)
 Pemeriksaan abdominal
 Palpasi pada kelenjer tiroid
 Pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru
 Pemeriksaan abdomen untuk melihat ginjal
 Palpasi ekstremitas bawah unt melihat Adanya
edema dan denyut nadi
 Penilaian neurologis dan lain-lain
Hipertensi dalam jangka waktu lama menyebabkan
:
1. Rusaknya endotel artheri dan mempercepat
artherosklerosis.
2. Rusaknya organ tubuh spt jantung, mata, ginjal,
otak dan pembuluh darah besar.
3. Merupakan faktor resiko utama untuk penyakit
serebrovaskular (stroke ).
4. Mempunyai peningkatan resiko yang bermakna
untuk penyakit koroner, stroke, arteri perifer dan
gagal jantung.
 Modifikasi Gaya hidup
1. Penurunan Berat Badan
2. Memperbaiki Pola makan
3. Diet rendah sodium
4. Aktifitas fisik (aerobik)
5. Tidak minum alkohol dan berhenti
merokok
1. Diuretik ( Thiazid )
2. Penghambat adrenergik (alfa bolker,
beta bloker, alfa-beta bloker labetalol).
3. ACE inhibitor.
4. Antagonis kalsium
5. Vasodilator ( nitrogliserin, diazoxide dll)
OBAT-OBAT INI DAPAT DIBERIKAN
SENDIRI MAUPUN KOMBINASI
TERAPI KOMBINASI
Ada 6 alasan kenapa pengobatan kombinasi
dianjurkan :
1. Mempunyai efek aditif
2. Mempunyai efek sinergis
3. Mempunyai sifat saling mengisi
4. Penurunan efek samping masing-masing obat
5. Mempunyai daya kerja yang saling mengisi
pada organ target tertentu.
6. Peningkatan kepatuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai