Anda di halaman 1dari 42

PATOFISIOLOGI GANGGUAN

PEMBULUH DARAH

KELOMPOK 3
Azzya Octaviani P3.73.34.2.19.008
Salma Nur Syahida P3.73.34.2.19.038
Wahyu Pamungkas Sari P3.73.34.2.19.044
Zahra Maharani P3.73.34.2.19.046
Hipertensi

Hipotensi

Hipoksia

Iskemia
APA SAJA YANG MAU KITA BAHAS?
HIPERTENSI

Tekanan Darah Tinggi

01
Definisi
HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan
angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun
alat digital lainnya.

Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap


dinding Arteri (pembuluh nadi) saat Jantung memompakan darah ke
seluruh tubuh manusia
KLASIFIKASI
MENURUT WHO
OPTIMAL : ‹ 120/80
NORMAL : ‹ 130/85
NORMAL-TINGGI : 130-139/85-89

HIPERTENSI RINGAN
SISTOL : 140 - 159
140 - 149
DIASTOL : 90 - 99
90 - 94

HIPERTENSI SEDANG : 160-179/100-109

HIPERTENSI BERAT : ≥ 180/110


EPIDEMIOLOGI

80%
Hipertensi
diperkirakan menjadi
penyebab kematian Diperkirakan sekitar 80% kenaikan
sekitar 7,1 juta orang kasus hipertensi terutama di negara
di seluruh dunia, yaitu berkembang Tahun 2025, dari
sekitar 13% dari total sejumlah 639 juta kasus di tahun
kematian
2000 diperkirakan menjadi 1,15
milyar kasus di tahun 2025.
ETIOLOGI
HIPERTENSI SEKUNDER
HIPERTENSI ESENSIAL
Meliputi 5-10% kasus hipertensi
Hipertensi essensial atau idiopatik merupakan hipertensi sekunder dari
adalah hipertensi tanpa kelainan penyakit komorbid atau obat-obat
dasar patologis yang jelas. Lebih tertentu yang dapat meningkatkan
dari 90% kasus merupakan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus,
hipertensi essensial. Penyebab disfungsi renal akibat penyakit ginjal
hipertensi meliputi faktor genetik kronis atau penyakit renovaskular
dan lingkungan. adalah penyebab sekunder yang paling
sering.

90-95 % kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya


ETIOLOGI

PENYEBAB HIPERTENSI PENYEBAB HIPERTENSI YANG


YANG BISA DIKENDALIKAN TIDAK BISA DIKENDALIKAN

kolesterol, rokok,
garam, stres, Usia dan Keturunan
olahraga, kafein

90-95 % kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya


PATOFISIOLOGI
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norpinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin, 2005).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Korteks
adrenal mengsekresikan kortisol dan steroid lainnya yang dapat
memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal dapat menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukkan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsangsekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner, 2002).
PATOFISIOLOGI
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh
darah perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan
darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahaan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang
menyebabkan penurunan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar mengalami
penurunan kemampuan dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehingga
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Corwin, 2005).
GEJALA
KLINIS
Gejalanya tidak diketahui dengan pasti.
Sebagian besar penderita baru menyadari jika
ia telah mengidap penyakt hipertensi setelah
terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal,
mata, otak, dan jantung. Sakit kepala,
mimisan,limbung dan mabuk sering dianggap
sebagai ciri-ciri hipertensi.
PENCEGAHAN DAN
PENGOBATAN
Beberapa prinsip pemberian obat
1. Menjaga berat badan ideal.
2. Berolahraga secara rutin. antihipertensi sebagai berikut :
3. Konsumsi makanan yang rendah 1.Pengobatan hipertensi sekunder adalah
lemak dan kaya serat. menghilangkan penyebab hipertensi.
4. Kurangi garam 2.Pengobatan hipertensi essensial
5. Kurangi konsumsi alkohol. ditunjukkan untuk menurunkan tekanan
6. Berhenti merokok. darah dengan harapan memperpanjang
7. Konsumsi kafein sesuai anjuran umur dan mengurang timbulnya
komplikasi.
3.Upaya menurunkan tekanan darah
dicapai dengan menggunakan obat
antihipertensi.
4.Pengobatan hipertensi adalah
pengobatan jangka panjang, bahkan
HIPOTENSI

Tekanan Darah Rendah

02
Definisi
HIPOTENSI
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari nilai
90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah,
sehingga menyebabkan gejala – gejala seperti pusing
dan pingsan (A.J. Ramadhan, 2010).
Hipotensi atau tekanan darah rendah ,terjadi jika
terdapat ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler
darah dan volume darah atau jika jantung terlalu
lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat
mendorong darah (Sherwood,2002).
EPIDEMIOLOGI HIPOTENSI
 Lebih sering terjadi pada wanita (55 berbanding 45)
dibandingkan pria.
 Orang dengan postur kecil dan kurus cendrung
memiliki tekanan darah lebih rendah.
 Pada olahragawan dapat terjadi hipotensi, tapi
merupakan kondisi sehat dan baik-baik saja.
 Di kota besar, sering terjadi pada orang yang
depresi dan tidak bersemangat menjalani hidupnya.
 Hipotensi menjadi bahaya bila sudah timbul keluhan
atau gejala yang merupakan manifestasi dari organ
yang kurang mendapatkan suplai darah.
ETIOLOGI • Berdiri dalam waktu lama
(postural hypotension).
HIPOTENSI • Kekurangan cairan dalam tubuh
(dehidrasi).
Banyak orang memiliki • Masalah kesehatan lain yang
tekanan darah sistolik di dapat mempengaruhi tekanan
bawah 100, tetapi beberapa darah seperti penyakit tiroid,
orang mengalami gejala infeksi yang parah, perdarahan
dengan tekanan yang rendah. dalam usus, atau penyakit-
Gejala tekanan darah rendah penyakit jantung.
terjadi karena satu atau lebih • Luka terbuka dan luka bakar
dari organ tubuh tidak • Obat-obatan yang dapat
mendapatkan pasokan darah membuat tekanan darah turun
yang cukup. (Benjamin C. seperti obat-obatan untuk
Wedro, MD, FAAEM 2015). penyakit cardiovascular.
PATOGENESIS HIPOTENSI
1. Jantung
• Jantung adalah suatu pompa listrik, yang bila terjadi masalah
pada pompa atau kelistrikannya akan mempengaruhi tekanan
darah.
• Bila jantung memompa terlalu cepat, maka tekanan darah
dapat turun karena tidak ada waktu yang cukup untuk mengisi
pompanya di antara degupan.
• Sebaliknya bila jantung memompa terlalu lambat, tekanan
darah bisa juga turun karena beban menjadi berat saat darah
kembali ke jantung.
• Bila otot jantung rusak atau bermasalah misalnya pada kasus
myocardial infarction, tekanan pompa menjadi rendah dan
terjadi hipotensi. Paling sering terjadi pada seorang perokok,
peminum alkohol dan yang menderita dislipidemi.
• Katup-katup dalam jantung juga dapat menyebabkan hipotensi
bila terjadi kerusakan atau kekakuan.
PATOGENESIS HIPOTENSI
2. Jumlah Cairan dalam Pembuluh Darah
• Kasus dehidrasi menurunkan volume darah membuat
kondisi hipotensi. Dapat terjadi pada kasus muntah dan
diare (GEA)
• Kasus pneumonia sering membuat penderita menjadi
dehidrasi dan terjadi hipotensi.
• Infeksi saluran kemih juga dapat menyebabkan volume
darah menjadi turun sehingga terjadi hipotensi.
• Demikian juga dengan perdarahan, luka terbuka, luka bakar
dan infeksi serius lainnya, bisa menyebabkan hipotensi.
PATOGENESIS HIPOTENSI
3.  Pembuluh Darah
• Diameter pembuluh darah dapat berubah-ubah dikarenakan
kontraksi dan relaksasi otot pembuluh darah. Saat diameter
melebar, dapat terjadi hipotensi.
• Dapat terjadi bila ada kerusakan sistem syaraf simpatik saat
terjadi kerusakan pada tulang punggung.
• Dapat juga terjadi bila stimulasi nervus vagus terlalu tinggi
yang disebut dengan vasovagal syncope.  Yang dapat
menyebabkannya adalah stimulasi mendadak seperti patah
tulang, emosi psikis yang terlalu berat, dll. Serta dapat juga
terjadi bila terlalu keras mengedan saat buang air besar.
4. Obat-obatan
5. Faktor hormonal
6. Kehamilan
7. Reaksi alergi
MANIFESTASI
KLINIS
Terdapat beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi :
1.Hipotensi, (Alo, 2014)
Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing,
lemas, mual, pinsan, pandangan buram dan
kehilangan keseimbangan
2.Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok
(Burton Etal, 2009)
Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah,
menguap, otot terasa kram, gelisah, pusing
kecemasan.
3.Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk, 2014)
Pusing hingga pingsan.
PENCEGAHAN DAN
PENGOBATAN
 Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
 Tambahkan lebih banyak garam dalam makanan,
kecuali sudah kondisi lain yang tidak
membolehkannya.
 Teratur berolahraga untuk membuat kondisi
jantung dan pembuluh darah menjadi lebih sehat.
 Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang
lain
HIPOKSIA

Penurunan Pemasokan Oksigen

03
Definisi
HIPOKSIA
Penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di
bawah tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh
darah memadai
Hipoksia adalah defisiensi oksigen pada tingkat jaringan
akibatnya sel-sel tidak cukup memperoleh oksigen
sehingga metabolisme sel akan terganggu
ETIOLOGI 1) transpor dan pelepasan oksigen yang tidak
memedai (inadekuat). Hal ini terjadi pada

HIPOKSIA anemia, penurunan sirekulasi umum,


penurunan sirkulasi lokal (perifer, serebral,
pembuluh darah jantung), edem jaringan
2) pemakaian oksigen yang tidak memadai
1) oksigenasi paru yang tidak memadai pada jaringan, misal pada keracunan
karena keadaan ekstrinsik, bisa enzim sel, kekurangan enzim sel karena
karena kekurangan oksigen dalam defisiensi vitamin B.1
atmosfer atau karena hipoventilasi 3) Gagal napas selalu disertai hipoksia
(gangguan syaraf otot)
2) penyakit paru, hipoventilasi karena Gagal nafas antara lain karena :
peningkatan tahanan saluran napas 1.Syaraf pusat, segala sesuatu yang
atau compliance paru menurun. menimbulkan depresi pada pusat napas akan
Rasio ventilasi –perfusi tidak sama menimbulkan gangguan napas misalnya obat-
(termasuk peningkatan ruang rugi obatan (anestesia, narkotik, tranquiliser),trauma
fisiologik dan shunt(memindahkan ) kepala, radang otak, strok, neoplasma
fisiologik). Berkurangnya membran
difusi respirasi
2. Syaraf Tepi :

a. Jalan napas, sumbatan jalan napas akan menganggu ventilasi dan


oksigenasi, tetapi setelah sumbatan jalan napas bebas masih tetap ada
gangguan ventilasi maka harus di cari penyebab yang lain.

b. Paru, kelainan di paru seperti radang, aspirasi, atelektasis, edem, contusio,


dapat menyebabkan gangguan napas.

c. Rongga pleura, normalnya rongga pleura kosong dan bertekanan negatif,


tetapi bila sesuatu yang menyebabkan tekanan menjadi positif seperti udara
(pneumothorak), cairan (fluidothorak), darah (hemothorak) maka paru dapat
terdesak dan timbul gangguan napas.

d. Dinding dada, patah tulang iga yang multipel apalagi segmental akan
menyebabkan nyeri waktu inspirasi dan terjadinya flail chest sehingga terjadi
hipoventilasi sampai atelektasis paru, scleroderma, kyphoscoliosis.
e. Otot napas, otot inspirasi utama adalah diafragma dan
interkostal eksternus. Bila ada kelumpuhan otot-otot tersebut misal
karena sisa obat pelumpuh otot, myastenia gravis, akan
menyebabkan gangguan napas. Tekanan intra abdominal yang
tinggi akan menghambat gerak diafragma.

f. Syaraf, kelumpuhan atau menurunnya fungsi syaraf yang


mengnervasi otot interkostal dan diafragma akan menurunkan
kemampuan inspirasi sehingga terjadi hipoventilasi. Misalnya: Blok
subarachnoid yang terlalu tinggi, cedera tulang leher
Hipoksia di bagi dalam 4 tipe :
1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik), dimana PO2 darah arteri
berkurang,
2. Hipoksia anemik, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah
hemoglobin yang tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang
3. Hipoksia stagnant atau iskemik, dimana aliran darah ke jaringan
sangat lambat sehingga oksigen yang adekuat tidak di kirim ke
jaringan walaupun PO2 konsentrasi hemoglobin normal
4. Hipoksia histotoksik dimana jumlah oksigen yang dikirim ke suatu
jaringan adalah adekuat tetapi oleh karena kerja zat yang toksik sel-
sel jaringan tidak dapat memakai oksigen yang disediakan
PATOFISIOLOGI
HIPOKSIA
• Pada keadaan dengan penurunan kesadaran: terjadi
relaksasi otot-otot termasuk otot lidah dan sphincter
cardia akibatnya bila posisi penderita terlentang maka
pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup orofaring,
sehingga menimbulkan sumbatan jalan napas

• Kegagalan respirasi mencakup kegagalan oksigenasi


maupun kegagalan ventilasi
Kegagalan oksigenase antara lain:

 ketimpangan antara ventilasi dan perfusi.


 hubungan pendek darah intrapulmoner
kanan-kiri.
 tegangan oksigen vena paru rendah
karena inspirasi yang kurang, atau karena
tercampur darah yang mengandung
oksigen rendah
 gangguan difusi pada membran kapiler
alveoler
 hipoventilasi alveoler
Kegagalan ventilasi :

Kelelahan otot-otot respirasi /kelemahan otot-


otot respirasi timbul bila otot-otot inspirasi
terutama diafragma tidak mampu
membangkitkan tekanan yang diperlukan
untuk mempertahankan ventilasi yang sudah
cukup memadai
PENATALAKSANAAN

Penilaian dari pengelolaan jalan napas


harus dilakukan dengan cepat, tepat dan
cermat. Tindakan ditujukan untuk membuka
jalan napas dan menjaga agar jalan napas
tetap bebas dan waspada terhadap
keadaan klinis yang menghambat jalan
napas
ISKEMIA

Sumbatan Aliran Darah

04
Definisi
ISKEMIA

Iskemik miokard adalah suatu keadaan terjadinya


sumbatan aliran darah yang berlangsung progresif, dan
suplai darah yang tidak adekuat yang ditimbulkannya
akan membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah
yang dibutuhkan untuk hidup (Smeltzer & Bare, 2001).
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang
bersifat sementara dan reversibel (Price & Wilson,1995).
ETOLOGI ISKEMIA
Penyebab yang paling sering pada iskemik
miokard adalah terjadi gangguan suplai darah dan
terdapat penyumbatan aliran darah sehingga
darah kekurangan suplai oksigen, kebutuhan
oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen
oleh pembuluh yang terserang penyakit
menyebabkan iskemia miokardium lokal.
• Tekanan darah tinggi
• Merokok
Faktor Penyebab yang • Gula darah tinggi (diabetes
memperberat penyakit mellitus)
ini, adalah : • Obesitas
• Inaktivitas fisik
• Riwayat keluarga • Stress
positif • Penggunaan kontrasepsi oral
• Peningkatan usia • Kepribadian
• Jenis Kelamin (terjadi
3 kali lebih sering
pada pria dibanding
wanita)
PATOFISIOLOGI ISKEMIA
Kebutuhan akan oksigen yang melebihi kapasitas
suplai oksigen oleh pembuluh yang terserang penyakit
menyebabkan iskemik miokardium lokal. Iskemia yang
bersifat sementara akan menyebabkan perubahan
reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan
fungsi miokardium. Berkurangnya kadar oksigen
memaksa miokardium mengubah metabolisme yang
bersifat aerobik menjadi metabolisme anaerobik.
Metabolisme anaerobik lewat lintasan glikolitik jauh
lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan
metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan
siklus krebs. Hasil akhir metabolisme anaerob, yaitu
asam laktat akan tertimbun sehingga menurun pH sel.
Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia,
serta asidosis dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri.
Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang
berkurang. Serabut-serabutnya memendek, dan daya serta
kecepatannya berkurang. Selain itu gerakan dinding segmen
yang mengalami iskemia menjadi abnormal ; bagian tersebut
akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi
Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung
mengubah hemodinamika. Perubahan hemodinamika bervariasi
sesuai ukuran segmen yang mengalami iskemia, dan derajat
respon refleks kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya
fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan
berkurangnya curah sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan
setiap kali jantung berdenyut). Berkurangnya pengosongan
ventrikel saat sistole akan memperbesar volume ventrikel
Akibatnya tekanan jantung kiri akan meningkat, tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan bagi dalam kapiler
paru-paru akan meningkat. Peningkatan tekanan diperbesar
oleh perubahan daya kembang dinding jantung akibat
iskemia. Dinding yang kurang lentur semakin memperberat
peningkatan tekanan pada volume ventrikel tertentu.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia
miokard. Reseptor saraf nyeri terangsang oleh metabolik
yang tertimbun oleh suatu zat kimia antara yang belum
diketahui, atau oleh stress mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal.
MANIFESTASI
KLINIS

 Nyeri dada seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk,


ditindih atau tertimpa barang berat (paling sering).
 Perasaan mual, muntah, sesak dan pusing.
 Keringat dingin dan berdebar-debar.
 Kulit yang pucat dan dingin.
 Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut nadi.
PENATALAKSANAAN
 Tirah baring, guna mengurangi kebutuhan
oksigen, hilangnya nyeri merupakan indikator
bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai
keseimbangan.
 Diet makanan lunak, serta rendah garam, rendah
lemak
 Pemberian oksigen 2-4 liter per menit
 Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg
per oral
 Atasi nyeri :
1.Morfin 2,5 – 5 mg IV atau pethidine 25-50 mg
IM
2.Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan
betablocker
 Anti koagulan :
1.Heparin 20.000 – 40.000 u / 24 jam IV tiap 4-6
jam atau drip IV dilakukan atas indikasi
2.Diteruskan asefakumarol atau warfarin.
3.Aspilet 81 mg QD.
 Trombolitik (streptokinase) ; melarutkan setiap
trombus yang telah terbentuk di arteri koroner,
memperkecil penyumbatan dan luasnya infark.
Thank you for Attention

Anda mungkin juga menyukai